Saat aku keluar asrama, aku melihat Charles dan Chloe yang sedang menuju kemari.
"Kebetulan sekali, aku baru mau menghampirimu, Rid," ucap Charles.
"Apa kalian sudah menghampiri Noa ?," tanyaku.
"Belum, karena awalnya kami mau menghampiri kamu dulu baru ke tempat Noa," ucap Charles.
"Oh begitu, ya sudah kita ke asrama Noa sekarang," ucapku.
Kami pun bergegas ke asrama Noa dan mengetuk pintunya. Setelah itu Noa keluar dari asrama, dia juga sudah bersiap untuk menghadiri penyambutannya.
Setelah kami menghampiri Noa, tiba-tiba Enzo keluar dari kamarnya.
"Apa kalian mau berangkat ke lobi akademi ?," tanya Enzo.
"Iya," ucapku.
"Kalau begitu, boleh aku ikut juga ?," tanyanya.
"Boleh, yuk kita pergi sekarang," ucapku.
Kami pun segera turun dari asrama dan pergi menuju gerbang asrama untuk menuju lobi akademi. Di sepanjang jalan kami pun berbincang.
"Ngomong-ngomong Enzo, darimana saja kamu baru kelihatan ?," tanya Charles.
"Akhir-akhir ini aku hanya berdiam diri saja di asrama dan sesekali pergi ke kantin untuk makan," ucap Enzo.
"Owh begitu," ucap Charles.
Kami pun akhirnya sampai di air mancur di depan lobi dan segera masuk ke lobi tersebut. Di dalam lobi tersebut, sudah berkumpul lumayan banyak orang. Sepertinya mereka lebih memilih datang lebih awal daripada terlambat. Kami pun menuju ke tengah lobi sambil menunggu dimulainya penyambutan murid baru. Waktu terus berlalu, para murid pun mulai berdatangan ke lobi. Lobi itu pun mulai ramai dipenuhi banyak murid baru. Sampai akhirnya waktupun menunjukkan pukul 18.00. Penyambutan akan dimulai. Setelah itu, pengawas Alan datang dan berdiri di depan kami semua.
"Mohon semuanya untuk tenang dan tertib karena acara penyambutannya akan dimulai," ucap pengawas Alan.
Murid-murid yang awalnya berbicara satu sama lain pun mulai diam. Setelah itu muncul orang-orang yang diperkirakan adalah pengajar di akademi ini. Selain itu ada nona Karina juga di antara mereka. Dia berpakaian formal seperti seorang kepala akademi, beda sekali saat dia menghampiriku tadi yang hanya mengenakan pakaian kasual. Mereka berdiri berjejer di hadapan kami.
"Baiklah. Karena kalian sudah tenang, untuk penyambutan murid baru San Fulgen Akademiya dengan ini saya nyatakan dimulai" ucap pengawas Alan.
"Pertama-tama, ada sambutan dari kepala akademi San Fulgen Akademiya. Silahkan, nona," ucap pengawas Alan.
Nona Karina pun maju untuk menyampaikan sambutannya.
"Halo para murid baru di akademi. Pertama-tama aku ucapkan selamat kepada kalian karena telah berhasil lolos dari ujian masuk yang diadakan oleh akademi ini. Kalian yang berada disini adalah orang-orang terbaik dari 500 orang yang mengikuti ujian masuk ini. Meski begitu, perjalanan kalian baru akan dimulai. Di akademi ini, kalian akan ditempa untuk menjadi orang yang berpengalaman agar saat kalian lulus nanti kalian bisa menjadi orang yang hebat. Tapi pembelajaran di akademi ini mungkin tidak akan semudah yang kalian kira dan mungkin kalian akan berpikiran untuk menyerah di tengah jalan. Tapi aku ingin kalian ingat perjuangan kalian saat di ujian masuk. Kalian sudah bersaing dengan ratusan orang lainnya untuk mendapatkan posisi sebagai murid baru di akademi ini dan kalianlah yang mendapatkan posisi itu. Jadi aku harap meski di akademi nanti kalian sedang kesulitan, aku harap kalian tidak menyerah. Selain itu, aku harap kalian tidak saling mendiskriminasi satu sama lain. Aku tau status kalian mungkin berbeda, ada bangsawan dan rakyat biasa. Tapi di akademi ini, status kalian sama. Kalian itu sama-sama murid. Lebih baik kalian mencari teman daripada mencari musuh. Hmmm yah sepertinya itu saja sambutan dariku. Aku tidak terlalu suka berbicara panjang lebar. Tapi sebelum itu, untuk para murid baru, aku ucapkan selamat datang di San Fulgen Akademiya!!," ucap nona Karina.
Kami pun bertepuk tangan dengan sambutan nona Karina.
"Baiklah, silahkan lanjutkan Alan. Jangan lupa untuk menjelaskan soal itu," ucap nona Karina.
"Baik, nona," ucap pengawas Alan.
"Barusan kita sudah mendengarkan sambutan dari kepala akademi. Kali ini, saya akan menjelaskan sesuatu ke kalian tentang apa yang harus kalian lakukan di akademi," ucap pengawas Alan.
"Saat belajar di akademi, kalian harus mengenakan seragam pelajar akademi. Seragam kalian nanti akan dibagikan setelah kalian makan malam dari kantin. Dan untuk makanan, sejauh ini kalian boleh makan 3x sehari di kantin secara gratis. Tapi mulai besok, kalian hanya disediakan makanan gratis untuk makan siang saja. Kalian mungkin bertanya-tanya bagaimana dengan makan pagi dan makan malamnya ? Untuk makan pagi dan makan malam kalian bisa buat sendiri atau membelinya di toko-toko yang berada di belakang akademi lebih tepatnya di samping taman. Bagaimana cara membelinya, kami kan tidak membawa uang ? Tentang itu, tenang saja karena Akademi akan memberikan uang kepada setiap murid sebanyak 100.000 Larx setiap bulannya. Dengan uang itu, kalian bisa membeli bahan atau barang untuk keperluan kalian sehari-hari. Selain itu kalian juga bisa menabungnya dan kalian bisa mengambil tabungan dari uang saku bulanan kalian saat kalian lulus," ucap pengawas Alan.
Larx adalah mata uang yang digunakan di San Fulgen. Tidak hanya San Fulgen, ada beberapa kerajaan dan negara yang menggunakan Larx sebagai mata uang mereka selain menggunakan koin tembaga, perak dan emas.
"Tapi 100.000 Larx, lumayan banyak juga untuk uang saku akademi," pikirku.
Setelah mendengar itu, ada banyak murid yang tidak menyangka akan mendapatkan uang dengan nominal segitu dalam sebulan dan ada juga yang kecewa karena nominalnya terlalu sedikit.
"Uang itu kalian gunakan untuk menghidupi kalian sendiri. Mungkin ada dari kalian terutama yang bangsawan, mempunyai budak di rumah kalian. Tapi, kalian tidak boleh membawa budak kalian kemari. Kalian harus benar-benar hidup sendiri saat di akademi ini," ucap pengawas Alan.
Mendengar itu, rasa kecewa dari murid baru yang bangsawan pun muncul. Mereka mengomentari keputusan tersebut.
"Kalian memang harus hidup sendiri. Tapi jika kalian punya partner atau pasangan saat di akademi, akademi tidak mempermasalahkan apabila kalian tinggal bersama," ucap pengawas Alan.
"Jadi itu alasan kenapa tempat tidurnya lumayan besar, padahal tempat tidur untuk 1 orang tidak sebesar itu," pikirku.
Mendengar itu banyak dari para siswa yang langsung bersemangat termasuk Noa.
"Maaf Rid. Kamu mungkin adalah temanku, tapi aku memutuskan untuk mencari partner lain untuk tinggal denganku," ucap Noa.
"Aku pun juga tidak mau tinggal bareng denganmu," ucapku.
"Untuk jam belajar saat di akademi, kalian akan mulai belajar dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore. Istirahat makan siang jam 12 siang sampai jam 1 siang. Kalian belajar dari hari Senin sampai Jum'at. Untuk gedung tempat kalian belajar itu berada di samping kiri yang jalan dari lobi dan jalan gedungnya membentuk sudut 60°. Untuk peraturan dan ketentuan selama di akademi sepertinya akan dijelaskan saat di kelas masing-masing. Dan untuk murid setiap kelasnya, kalian sudah dibagi berdasarkan posisi kalian di kertas hasil ujian yang kemarin. Setiap kertas berisi 40 daftar murid dan 40 murid di kertas itu akan berada di 1 kelas. Mungkin akan lebih baik bila ku jelaskan lebih rinci. Posisi 1-40 di daftar peserta yang lulus akan menempati kelas A, posisi 41-80 kelas B, posisi 81-120 kelas C, posisi 121-160 kelas D dan posisi 161-200 kelas E," ucap pengawas Alan.
"Sepertinya sudah tidak ada lagi yang mau dijelaskan. Untuk pengajar yang lain ada tambahan ? nona Karina juga apa ada tambahan ?," tanya pengawas Alan.
Pengajar-pengajar itu dan nona Karina menggelengkan kepala sebagai tanda kalau tidak ada yang mau ditanyakan.
"Baiklah jika tidak ada tambahan lagi. Penyambutan Murid baru San Fulgen Akademiya dengan ini saya nyatakan telah selesai," ucap pengawas Alan.
Kami pun bertepuk tangan.
"Karena sekarang sudah malam hari, lebih baik kalian makan malam dulu di kantin. Setelah itu kalian kembali kesini untuk mengambil seragam kalian dan juga uang saku kalian," ucap pengawas Alan.
Kami berlima pun segera menuju ke kantin untuk makan malam. Setelah itu, kami berlima kembali ke lobi untuk mengambil seragam kami dan juga uang saku. Kami masing-masing diberikan seragam sebanyak 5 buah. Untuk uang saku diberikan dalam kantung yang lumayan besar. Sepertinya diberikan dengan uang nominal kecil dalam jumlah banyak agar kami tidak memusingkan tentang kembalian apabila memakai uang nominal besar.
Setelah mengambil seragam dan uang saku bulanan, kami kembali ke asrama untuk menaruh seragam dan uang saku kami terlebih dahulu. Setelah itu kami berniat berbelanja untuk kebutuhan besok. Sesampainya di toko, aku membeli bahan masakan yang aku butuhkan. Tidak lupa aku juga membeli barang-barang lain yang aku butuhkan. Mereka ber 4 pun juga membeli banyak barang dan bahan, apalagi Noa yang nampaknya langsung membeli alat pancing. Setelah berbelanja kamipun kembali ke asrama kami masing-masing. Aku menaruh bahan dan barang di tempat yang sudah disediakan. Lalu aku masuk ke kamar dan duduk di tempat tidur.
"Besok aku sudah mulai belajar di akademi ini, aku tidak sabar untuk menantikannya. Aku harap tidak akan ada masalah selama aku belajar disini," ucapku.
-
Sementara itu di suatu tempat di Rovinj, daerah di San Quentine.
"Aku tidak percaya kalau Javier bisa kalah dan tidak lolos ujian masuk akademi padahal dia sudah mendapatkan transplantasi jantung dari prajurit elit elf. Aku harap beliau tidak mengetahui ini," ucap seorang pria paruh baya.
Tiba-tiba sebuah bola kristal yang ada didekatnya bercahaya. Dia tahu kalau itu adalah panggilan komunikasi. Melihat panggilan itu, dia nampak pucat tapi dia segera menjawabnya.
"Ha-halo. a-da apa ya menghubungiku, tuan ?," ucap pria paruh baya tersebut.
"Tuan Marcelo, aku dengar putramu gagal lolos ujian masuk akademi. Apa kamu bisa menceritakan lebih jelasnya padaku," ucap orang itu.
-Bersambung
Arc San Fulgen Akademiya dimulai!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasyPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...