Chapter 143 : Suasana Yang Sama

5 1 0
                                    


Ngomong-ngomong, ada hal lain yang ingin kubicarakan," ucap Duke Darwin.
"Apa itu, tuan Darwin ?," tanya Duke Remy.
"2 hari yang lalu, komandan pasukan Silver Peacock memberiku laporan kalau saat malam hari sebelum dia memberiku laporan ini, dia sempat melawan seorang Demi-Human yang dia duga sebelumnya adalah seorang pembunuh bayaran. Dia mendengar kalau Demi-Human itu membicarakan tentang 'target' yang akan dia bunuh. Dia berhasil mengalahkan Demi-Human itu tapi teman-temannya yang merupakan Demi-Human juga datang untuk menyelamatkan Demi-Human yang berhasil dia kalahkan. Dia pun kehilangan jejak mereka,"
"Aku ingin bertanya kepada kalian berdua, apa para Demi-Human itu adalah orang yang kalian utus untuk menghabisi 'target' yang mungkin itu adalah Rid Archie ? Karena kemunculan Demi-Human itu bertepatan dengan murid tahun pertama akademi yang sedang berada di San Minerva," tanya Duke Darwin.
"Tidak, aku tidak mengutus dia, tuan Darwin. Kan aku sudah bilang sebelumnya untuk jangan terlalu terburu-buru, jadi aku juga tidak terburu-buru sampai harus mengutus seorang pembunuh bayaran," ucap Duke Remy.
"Aku juga tidak mengutus seorang pembunuh bayaran," ucap Duke James.
"Jika kalian berdua tidak mengutus Demi-Human itu, lalu siapa yang mengutus Demi-Human itu ? Dan siapa target yang Demi-Human itu incar sebenarnya ?," tanya Duke Remy.
-
Setelah beberapa jam perjalanan dari kota San Minerva, kami pun akhirnya sampai kembali di ibukota San Estella. Setelah melewati gerbang Ibukota, kami bergegas melaju ke Akademi. Sesampainya disana, sudah ada kereta kuda lain yang berhenti dan sedang menurunkan murid-murid yang lain, sepertinya itu adalah kereta kuda untuk murid senior yang sudah sampai duluan di akademi.
Kereta kuda kami pun juga ikut berhenti dan mulai menurunkan para murid beserta barang bawaan yang dibawa masing-masing.
"Perhatian semuanya, setelah membereskan semua barang-barang kalian di kereta kuda, kalian harus segera membawa barang-barang kalian ke asrama. Setelah itu, kalian bebas mau melakukan apa saja di akademi. Dan sampai bertemu di hari Senin," ucap tuan Alan.
"Siap, tuan," ucapku.
Para murid pun langsung menurunkan barang-barang yang mereka punya termasuk aku.
~Earth Creation Magic : Earth Trolley~
Aku membuat sebuah troli dorong dengan sihirku dan menaruh barang-barangku di troli itu agar lebih mudah dan cepat untuk membawanya ke asrama. Beberapa murid terkejut saat melihatku membuat troli itu dari sihir tanah.
"Tunggu, sihir tanah ?,"
"Rid juga bisa sihir tanah ?,"
"Sepertinya rumor kalau dia bisa menggunakan kelima sihir elemen dasar memang benar," ucap para murid itu.
Selain terkejut, beberapa dari murid itu justru iri karena aku bisa menggunakan sihir itu. Mereka juga mau bisa menggunakan sihir itu untuk membuat sesuatu yang bisa mempermudah mereka mengangkut barang-barang mereka yang banyak.
"Bisa saja aku menyimpan barang-barangku di ~Storage~ seperti aku menyimpan buku dan kedua pedang peninggalan orang tuaku. Tapi mereka akan terkejut jika mengetahui aku bisa menyimpan barang-barang di ruang dimensi. Mengetahui aku bisa menciptakan troli dari sihir tanah saja mereka terkejut, apalagi jika mereka mengetahui aku menggunakan ~Storage~," pikirku.
Sementara itu, Irene terlihat sudah membawa barang-barangnya duluan dengan troli yang dia buat dari sihir es. Aku penasaran apakah barang-barang yang dia bawa akan menjadi dingin atau tidak jika ditaruh di troli itu.
Tidak lama berselang, aku juga membawa barang-barangku ke asrama menggunakan troli yang kubuat. Sesampainya di gerbang akademi, aku bertemu dengan senior Alisha. Dia terlihat sedang memegang troli yang kemungkinan dia buat juga menggunakan sihirnya dan di atas troli itu ada banyak barang yang dia beli. Tapi dia hanya diam saja di gerbang akademi seperti sedang menunggu seseorang.
"Halo, senior Alisha," ucapku.
"Oh.. Rid ya, halo juga," ucap senior Alisha.
"Sepertinya kamu juga baru kembali dari tempat ujian terakhir ya, senior ?," tanyaku.
"Ya, sepertinya kita datang berbarengan ya," ucap senior Alisha.
"Sepertinya begitu, ngomong-ngomong, kenapa kamu hanya berdiam diri disini, senior ? kamu tidak bergegas pergi ke asramamu ?," tanyaku.
"Aku sedang menunggu Gretta, dia sedang menurunkan barang-barangnya," ucap senior Alisha sambil memandang ke suatu tempat.
Aku mengikuti pandangan senior Alisha dan melihat senior Gretta sedang menurunkan barang-barangnya yang sangat banyak dari kereta kuda.
"Begitu ya, kalau begitu aku pergi ke asrama duluan ya, senior," ucapku.
"Iya, Rid," ucap senior Alisha.
Aku pun melanjutkan langkahku menuju asrama.
Sesampainya di kamar asramaku, aku langsung menaruh semua barang-barang yang ku bawa dengan rapi. Oleh-oleh yang kubeli aku tempatkan di satu tempat agar tidak repot saat ingin membawa semuanya.
-
Keesokan harinya.
Aku dan semua anggota Elevrad berkumpul di ruangan utama Elevrad di lantai 7 bangunan tengah.
"Selamat kepada kalian semua karena telah menyelesaikan ujian terakhir di tahun ajaran ini," ucap senior Vyn.
"Selamat kalian semua, yah meskipun itu berarti ujian itu juga merupakan ujian terakhir bagi kami yang merupakan tahun keempat," ucap senior Gretta yang tampak sedih.
"Kenapa kamu membicarakan hal yang menyedihkan begitu, Gretta ?," tanya senior Alisha.
"Sudah, sudah, ngomong-ngomong, kami murid tahun keempat punya oleh-oleh yang ingin dibagikan ke kalian," ucap senior Vyn.
"Oh iya, itu benar," ucap senior Gretta.
Senior Vyn dan anggota Elevrad tahun keempat lainnya pun mulai membagikan oleh-oleh yang mereka beli di San Lucia yang merupakan tujuan mereka di ujian terakhir.
"Kami juga ada oleh-oleh yang mau kami bagikan," ucap senior Florian.
"Kami juga ada," ucap putri Amelia.
"Ah kami juga ada oleh-oleh yang mau kami bagikan juga," ucap Charles.
Lalu anggota tahun ketiga, kedua dan pertama pun mulai membagikan oleh-oleh yang mereka beli di tempat mereka menjalani ujian terakhir. Acara perkumpulan itu jadi ajang saling membagikan oleh-oleh.
"Aku membelikan banyak oleh-oleh untuk kalian dan berakhir mendapatkan banyak oleh-oleh juga dari kalian," ucap senior Vyn.
"Tidak apa-apa kan ? kita mendapatkan banyak oleh-oleh dari 3 wilayah lainnya. Karena kita sudah membeli oleh-oleh dari 1 wilayah, lalu mendapatkan oleh-oleh dari 3 wilayah lainnya, itu berarti kita jadi punya oleh-oleh dari 4 wilayah berbeda," ucap Senior Gretta.
"Yah kamu benar juga," ucap senior Vyn.
Setelah saling membagikan oleh-oleh, kami semua pun saling mengobrol dengan anggota Elevrad lainnya.
-
"Pertemuan kali ini kita akhiri sampai disini dulu. Karena kalian juga baru selesai menjalani ujian terakhir, aku tidak enak kalau kita langsung mengerjakan pekerjaan Elevrad. Kita akan memulai kembali pekerjaan Elevrad di hari senin," ucap senior Vyn.
"Sepertinya di hari Senin kita akan mulai kerja paksa lagi," ucap senior Gretta.
Setelah itu kami semua pun keluar dari ruangan Elevrad dan pergi ke tempat tujuan kami masing-masing. Karena hari ini masih siang hari, Charles berencana untuk mengajak kami semua pergi ke danau untuk bermain-main. Aku dan yang lainnya setuju karena memang tidak ada aktifitas lain yang mau kami lakukan. Lalu aku dan yang lainnya mulai mengumpulkan teman-teman kami yang lain untuk bermain bersama di danau. Ketika mengetahui kalau kita akan bermain di danau, Noa langsung mengambil alat pancing yang dia punya di asramanya.
Sesampainya di danau, Noa langsung mulai memancing sementara kami hanya duduk-duduk di pinggiran danau.
"Kita hanya meninggalkan akademi selama beberapa hari, tapi rasanya aku kangen sekali dengan suasana seperti ini," ucap Charles.
"Yah itu karena kita sudah hampir setahun berada di akademi, wajar jika kita terasa kangen dengan suasana yang sering kita rasakan," ucapku.
"Kamu benar, Rid," ucap Charles.
"Aku juga merasa kangen dengan suasana di akademi. Meskipun kita sudah mengunjungi kota San Minerva yang lebih luas dari akademi ini, tapi aku tidak merasakan suasana yang sama yang kurasakan di akademi ini," ucap Noa yang tiba-tiba ikut mengobrol dengan kami.
"Ya tadi kan sudah ku bilang itu karena kita sudah berada di akademi ini selama satu tahun, jadi kalau kita pergi ke suatu tempat dan meninggalkan akademi, kita jadi kangen suasana akademi. Jika kamu tinggal di kota San Minerva selama hampir satu tahun lalu pergi ke tempat lain, kamu juga akan kangen suasana kota San Minerva," ucapku.
"Hahaha maaf Rid, sepertinya tadi aku tidak mendengar dengan jelas apa yang kamu bicarakan sebelumnya karena sedang fokus dengan alat pancingku. Tapi jika baru mau setahun saja kita kangen dengan suasana akademi, bagaimana jika kita sudah 3 sampai 4 tahun berada disini ya ? Jika kita lulus dan meninggalkan akademi ini selamanya, pasti kita akan merasa sangat sedih," ucap Noa.
"Itu sudah pasti, tapi kalau kamu tidak mau merasa sedih, kamu bisa menjadi murid di akademi ini selamanya," ucapku.
"Tentu saja aku tidak mau," ucap Noa.
Kami pun tertawa.
-
Lalu hari Senin pun tiba.
Kami para anggota Elevrad saat ini tengah berada di ruangan utama Elevrad.
"Sepertinya semua sudah berkumpul ya ?,"
ucap senior Vyn.
"Sudah, ketua," ucap kami semua.
"Baiklah. Seperti yang kalian tahu, ini sudah memasuki bulan Mei dan di bulan ini akan diadakan turnamen akademi dan festival akademi. Sebagai Elevrad, kita harus menyelenggarakan kedua acara ini dengan baik,"
"Kalau begitu, mari kita mulai persiapan untuk menyambut turnamen dan festival akademi di tahun ini," ucap senior Vyn.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang