Chapter 135 : Komandan Pasukan Silver Peacock

4 1 0
                                    


"Apakah kamu adalah pelaku kejahatan yang selalu beraksi di kota ini ?," tanya wanita berjubah panjang itu.
"Aku ? Tidak, aku baru saja tiba di kota ini. Aku tadi sedang berjalan berkeliling tapi malah diserang mereka. Mau tak mau aku harus melawan mereka untuk pertahanan diri dan berakhir malah jadi membunuh mereka semua. Mohon maaf kalau aku membuat kekacauan di kota ini," ucap perempuan Demi-Human.
"Begitu ya, kamu baru tiba di kota ini. Kamu sepertinya belum tau kalau setiap malam di kota ini selalu ada tindak kejahatan," ucap wanita berjubah panjang.
"Aku tidak tau akan hal itu, aku malah baru tau setelah kamu menjelaskannya barusan," ucap perempuan Demi-Human.
"Begitu ya, sepertinya aku salah sangka, maafkan aku. Kalau begitu, sepertinya orang-orang yang kamu habisi itu merupakan para penjahat yang selalu melakukan kejahatan di kota ini. Anak buahku akan mengurus mereka," ucap wanita berjubah panjang.
"Begitu ya, kalau begitu aku permisi dulu, aku ada urusan mendesak," ucap perempuan Demi-Human.
"Tunggu, siapa bilang kalau pembicaraan kita sudah selesai ? Masih ada sesuatu yang harus aku tanyakan kepadamu," ucap wanita berjubah panjang.
Perempuan Demi-Human yang awalnya mau pergi malah kembali diam. Kali ini raut wajahnya menunjukan kegelisahan.
"Mau menanyakan apa lagi ya ?," tanya perempuan Demi-Human.
"Kalung besi yang kamu pakai itu, itu kalung budak kan ? Dimana tuanmu berada ? Apa tuanmu tidak menemanimu pergi di malam hari begini ?," tanya wanita berjubah panjang.
"Tuanku sedang istirahat di penginapan, tapi beliau menyuruhku untuk membeli sesuatu makanya aku pergi sendiri malam-malam begini," ucap perempuan Demi-Human.
"Membeli sesuatu ? bukannya tadi kamu bilang ingin menghabisi 'target' atau semacamnya ?," tanya wanita berjubah panjang.
Mendengar itu, perempuan Demi-Human itu semakin gelisah dan panik.
"Aku ini masih muda jadi pendengaranku masih bagus. Setelah kamu menghabisi orang-orang itu, aku dengar kamu mengeluh kalau kamu jadi membuang-buang waktu ketika menghabisi orang-orang itu. Kamu harus segera pergi untuk menghabisi 'target',"
"Kamu itu sebenarnya seorang pembunuh bayaran kan ?," tanya wanita berjubah panjang.
Setelay wanita berjubah panjang bertanya seperti itu, perempuan Demi-Human itu langsung melancarkan serangan ke arah wanita berjubah panjang itu dengan pukulan telapak tangannya. Pukulan telapak tangan itu sama seperti saat dia membunuh prajurit yang patroli di luar dinding akademi. Pukulan itu mengenai wanita berjubah panjang itu.. Karena dampak serangan wanita itu yang begitu kuat, bangunan yang berada di belakang wanita berjubah panjang itu pun juga mengalami retak karena terkena efek pukulan yang dilakukan perempuan Demi-Human tersebut.
"Bukankah tidak sopan langsung menyerang begitu ketika seseorang baru saja menyelesaikan omongannya ?," tanya wanita berjubah panjang itu.
Perempuan Demi-Human itu baru menyadari kalau pukulan telapak tangan yang dilancarkannya itu ditahan oleh pedang besar yang saat ini sedang di pegang oleh wanita berjubah panjang itu.
"Aku rasa aku menyerang dia dengan cepat tapi bagaimana bisa dia masih sempat untuk memegang senjata untuk menahan pukulanku ? Dan lagi, bahkan pedang yang dia pegang tidak hancur atau mengalami retak sedikitpun setelah aku pukul," pikir perempuan Demi-Human.
"Pukulan dengan dilapisi Mana yang kamu lancarkan barusan benar-benar kuat, bahkan dampak serangannya membuat bangunan di belakangku mengalami retak. Jika aku menerima langsung serangan itu dengan tubuhku tanpa sihir pertahanan, pasti organ dalamku akan hancur. Serangan itu benar-benar berbahaya. Melihatmu langsung menyerangku saat aku menanyakanmu tentang pembunuh bayaran, sepertinya benar kalau kamu adalah pembunuh bayaran," ucap wanita berjubah panjang.
Setelah pukulannya ditahan oleh wanita itu, perempuan Demi-Human itu pun mundur beberapa langkah ke belakang. Lalu mulai menyerang wanita itu lagi dengan pukulannya. Kali ini wanita itu menghindari pukulan dari perempuan Demi-Human itu.
"Kamu memukul kemana ? Pukulan yang benar itu seperti ini," ucap wanita berjubah itu.
Melihat ada celah, wanita berjubah itu langsung memukul perempuan Demi-Human itu tepat di perutnya. Perempuan Demi-Human itu pun terpental ke belakang sambil mengeluarkan sedikit darah dari mulutnya. Dia terpental sampai menghantam bangunan di belakangnya dan membuat dinding bangunan itu menjadi hancur. Asap pun bermunculan di tempat dia menghantam dinding bangunan tersebut. Suara benturan juga terjadi di tempat itu dan terdengar di sekitar. Para prajurit di sekitar yang mendengar suara benturan itu langsung menuju lokasi suara tersebut.
"Apa yang terjadi disini ? Siapa yang membuat keributan di tempat ini ?," tanya salah satu prajurit yang datang ke tempat itu.
"Santai saja, itu aku," ucap wanita berjubah itu.
"Eh, komandan. Apa yang sedang kamu lakukan disini ?," tanya prajurit itu.
"Hanya sedang mengurus peliharaan yang sedang mengamuk. Ngomong-ngomong, ada sejumlah orang yang sudah tewas disana. Tolong kamu urus, sepertinya mereka adalah pelaku kejahatan yang selalu bikin masalah di kota ini saat malam," ucap wanita berjubah itu sambil menunjuk tempat dimana sejumlah orang itu berada.
"Siap, komandan," ucap prajurit itu.
"Bila bertemu dengan prajurit lainnya, bilang pada mereka untuk jangan mendekati tempat ini. Aku masih harus mengurus peliharaan yang mengamuk dan tidak butuh bantuan," ucap wanita berjubah itu.
"Siap, komandan," ucap prajurit itu.
Prajurit itu pun pergi bersama para prajurit lainnya yang sejak tadi ada di belakangnya.
"Jadi kamu adalah seorang Komandan ya ? sepertinya aku bertemu dengan orang yang merepotkan," ucap perempuan Demi-Human itu.
Dia baru saja bangkit dan muncul dari balik asap itu.
"Aku kira kamu sudah tau siapa aku, kalau begitu biar ku perkenalkan diriku ini. Namaku adalah Keira Rauch dan seperti yang kamu bilang tadi, aku adalah Komandan Pasukan 'Silver Peacock' yang bertugas di wilayah San Minerva," ucap komandan Keira.
"Kenapa seorang Komandan ada di tempat ini ?," tanya perempuan Demi-Human.
"Yah seperti yang ku bilang tadi kalau setiap malam di kota ini selalu ada tindak kejahatan. Karena masalah ini terjadi di kota tempat tinggal Duke, makanya aku sendiri juga harus turun tangan untuk mengatasinya," ucap Komandan Keira.
"Begitu ya," ucap perempuan Demi-Human.
"Jadi karena aku sudah memperkenalkan diriku, sekarang adalah giliranmu untuk memperkenalkan dirimu," ucap Komandan Keira.
"Mana mungkin aku akan sukarela untuk memberitahu namaku," ucap perempuan Demi-Human.
Dia langsung bergegas menuju Komandan Keira untuk menyerangnya lagi.
"Sayang sekali, aku kira kamu akan bersikap seperti prajurit dengan saling menyebutkan nama masing-masing," ucap Komandan Keira.
Perempuan Demi-Human itu menyerang dengan pukulan Mananya lagi namun Komandan Keira bisa menghindari pukulan itu. Dia pun terus mencoba memukul Komandan Keira dengan pukulan beruntun tapi lagi-lagi Komandan Keira berhasil menghindari semua pukulan itu.
"Mau itu pukulan tunggal ataupun pukulan beruntun, pukulanmu tidak akan bisa mengenaiku," ucap Komandan Keira.
Komandan Keira pun memegang pedang besarnya dengan satu tangan dan ketika melihat ada celah di pertahanan perempuan Demi-Human tersebut, dia langsung mengayunkan pedang besar tersebut ke arah perempuan itu. Perempuan itu terkena sisi pedang yang tumpul dengan telak dan membuatnya terhempas menghantam dinding bangunan yang lain sampai hancur.
Meskipun terhempas kembali, perempuan itu langsung bangkit kembali.
"Aku terkejut melihat kondisi fisikmu. Kamu sudah 2 kali aku hempaskan sampai menghancurkan dinding bangunan tapi kamu tidak mengalami luka berat sedikitpun. Ah benar juga, aku lupa kalau ras Demi-Human mempunyai teknik peningkatan fisik. Jadi itu alasan yang membuat kamu tidak mengalami luka berat sedikitpun," ucap Komandan Keira.
"Ini buruk, aku sepertinya tidak bisa lepas dari dia tapi disaat yang sama aku juga tidak mampu untuk melawannya. Apa yang harus aku lakukan ?," pikir perempuan Demi-Human itu.
"Tubuhmu memang kuat tapi kira-kira kamu bisa bertahan tidak dari serangan ini ?," ucap Komandan Keira.
Dia menciptakan sebuah benda cair yang terlihat kental di tangan kanannya. Lalu dia menggenggam benda cair itu di tangannya.
~Silver Magic, Silver Marbles~
Komandan Keira melempar sesuatu dari tangannya yang sebelumnya dia gunakan untuk menggenggam benda cair yang dia buat. Ternyata sesuatu itu adalah bola-bola kecil seperti kelereng yang dia lempar ke arah perempuan Demi-Human tersebut. Lemparan kelereng itu sangat cepat seperti sebuah peluru tapi perempuan Demi-Human itu dengan sigap langsung menghindar setelah Komandan Keira melempar kelereng itu. Kelereng-kelereng itu menembus bangunan-bangunan yang berada di belakang perempuan Demi-Human itu dengan mudahnya. Dinding bangunan itu pun dipenuhi oleh banyak lubang kecil akibat kelereng-kelereng itu.
"Jika aku telat menghindari serangan itu, pasti tubuhku saat ini sudah dipenuhi banyak lubang," pikir perempuan Demi-Human tersebut.
"Tidak kusangka kalau reflekmu cepat juga dan langsung bisa menghindari kelereng-kelereng itu, tapi tidak semua kelereng berhasil kamu hindari kan ?," tanya Komandan Keira.
Komandan Keira mengetahui itu setelah melihat beberapa luka gores pada tubuh perempuan Demi-Human tersebut.
"Ada sesuatu yang mengganjal pikiranku sejauh ini. Aku awalnya memang bilang kalau kamu adalah pembunuh bayaran tapi setelah melihatmu sejauh ini, aku yakin kalau kamu sebenarnya bukanlah pembunuh bayaran. Pergerakanmu terlalu mencolok untuk seorang pembunuh bayaran. Dan lagi, kalung budak yang kamu pakai itu hanyalah hiasan saja kan ? Aku tidak yakin orang seahli dirimu yang bisa membunuh sejumlah orang tadi menjadi budak orang lain," ucap Komandan Keira.
".....," perempuan Demi-Human itu hanya terdiam.
"Tapi cara bertarungmu sejauh ini, mengingatkanku dengan beberapa prajurit kerajaan Sedona yang pernah aku lawan dulu,"
"Kamu itu sebenarnya adalah prajurit dari kerajaan Sedona kan ? Siapa yang mengirimmu kesini dan apa yang kamu lakukan di kerajaan San Fulgen ?," tanya Komandan Keira.
"....," perempuan Demi-Human itu tetap hanya terdiam.
"Lebih baik kamu segera menjawabnya, jika tidak, aku akan melubangi seluruh tubuhmu sama seperti dinding tadi," ucap Komandan Keira sambil menciptakan benda cair di tangannya lagi.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang