Chapter 174 : Menunda Kemenangan

6 2 0
                                    


Ratusan panah itu terus menghujani arena satu persatu. Setiap panah itu memiliki kekuatan yang cukup untuk membuat lantai yang dikenainya menjadi retak dan hancur. Lalu apa jadinya jika ada ratusan panah yang menghujani arena itu ? Maka jawabannya adalah seluruh lantai arena menjadi hancur karena terkena hujan panah itu. Tidak hanya lantai arena, dinding arena yang berada di setiap sisi arena ini pun juga mengalami kerusakan akibat terkena panah-panah tersebut. Debu asap pun bermunculan menyelimuti arena meskipun hujan panah-panah itu belum selesai. Semakin banyak panah-panah itu mengenai lantai arena, debu asap yang ada di arena pun semakin pekat.
Lalu tidak lama kemudian, hujan panah itu pun berhenti. Kabut asap yang sebelumnya menyelimuti arena telah menyebar dan menghilang karena hujan panah tersebut. Sebagai gantinya, kali ini debu asap yang pekat yang menyelimuti arena itu. Karena debu asap itu sangat pekat, tidak diketahui bagaimana nasib senior Gretta maupun senior Alisha. Para penonton pun bertanya-tanya akan hal itu.
Beberapa menit kemudian, debu asap yang menyelimuti arena pun perlahan mulai menghilang. Di salah satu sisi arena, terdapat bayangan seseorang yang tengah berdiri di kepulan debu asap yang perlahan mulai menghilang. Bayangan seseorang itu ternyata adalah senior Gretta. Dia berdiri sambil memegang perut bagian kanannya dengan tangan kanannya. Sekujur tubuhnya sudah dipenuhi luka yang cukup parah. Selain itu, dia juga tampak sudah terengah-engah. Para penonton yang melihat senior Gretta masih berdiri di arena pun terkejut. Mereka tidak menyangka kalau senior Gretta masih bisa bertahan meskipun dengan luka yang separah itu.
"Haaaahhhh......haaaaahhhhhh.....karena teknik yang aku gunakan barusan, aku jadi tidak punya cukup tenaga untuk menghalau atau menghindari semua panah-panah itu. Alhasil aku terkena beberapa panah itu dan membuatku terluka seperti ini. Apanya yang tidak berniat membunuh ? Jika aku terkena semua panah itu, aku pasti akan langsung mati. Ketiga cloneku saja langsung hancur setelah terkena hujan panah itu,"
"Haaaahhh......yah aku memang terluka parah seperti ini karena tidak punya cukup tenaga untuk menghindari semua panah itu karena menggunakan teknik tadi, tapi sebagai hasilnya aku berhasil menebas wujud asli Alisha. Aku sempat melihat dia mau terjatuh ke lantai tadi, bukankah itu berarti ini adalah kemenanganku ?," ucap senior Gretta dengan terengah-engah.
"Kamu....nampak percaya diri sekali ya,.....Gretta," ucap senior Alisha.
Di sisi lain arena yang tidak jauh dari tempat senior Gretta, muncul bayangan seseorang dari balik debu asap yang ternyata itu adalah senior Alisha.
"Alisha ?!?!," senior Gretta pun terkejut.
Para penonton yang melihat itu pun juga terkejut. Mereka terkejut melihat senior Alisha juga masih bertahan meskipun banyak luka tebasan di tubuhnya karena serangan yang dilancarkan senior Gretta sebelumnya. Dia pun juga nampak terengah-engah sama seperti senior Gretta.
"Aku pikir kamu sudah tumbang dan terkena hujan panah buatanmu sendiri, Alisha," ucap senior Gretta.
"Aku.... memang hampir tumbang tadi, tapi aku.....langsung bangkit kembali dan menghindari hujan panah yang aku buat. Karena aku sendiri.....yang membuat hujan panah itu, aku bisa....dengan mudah menebak arah jatuhnya panah-panah itu dan menghindarinya hanya dengan menggunakan sedikit stamina," ucap senior Alisha.
"Jadi sekarang kamu bangkit kembali untuk menggagalkan kemenanganku ya," ucap senior Gretta sambil bersiap memegang pedangnya kembali.
"Tidak. 'Menggagalkan' bukan .....kata yang tepat,..... kata yang tepat adalah 'menunda'," ucap senior Alisha.
"Apa maksudmu ?," tanya senior Gretta.
"Aku bangkit kembali bukan untuk...... menggagalkan kemenanganmu, tapi untuk menunda.....kemenanganmu. Alasanku menunda kemenanganmu.....karena aku belum mengucapkan selamat.....kepadamu, Gretta. Selamat.....karena telah memenangkan turnamen.....ini," ucap senior Alisha.
Setelah mengatakan itu, senior Alisha perlahan mulai jatuh ke lantai arena. Dia pun jatuh ke lantai arena dan langsung tidak sadarkan diri. Para penonton yang melihat itu pun terkejut dan terdiam. Senior Gretta pun juga demikian. Senior Alisha benar-benar sudah tumbang karena tidak kembali bangun setelah beberapa menit. Melihat hal itu, nona Nora pun langsung mengumumkan hasilnya.
"Pertandingan final turnamen akademi khusus murid perempuan antara Gretta Schwartz melawan Alisha Lesher, dimenangkan oleh Gretta Schwartz," ucap nona Nora.
Para penonton yang mulanya terdiam, mulai bersorak setelah mendengar pengumuman itu.
Sementara itu, senior Gretta masih terdiam menatap ke arah senior Alisha yang tidak sadarkan diri. Lalu senior Gretta pun mulai berbicara.
"Aku akhirnya berhasil menang melawanmu ya ? tapi entah ini bisa disebut sebagai kemenangan atau tidak. Padahal kamu bisa langsung tumbang setelah terkena seranganku sebelumnya, tapi kamu mencoba bangkit hanya untuk mengucapkan selamat kepadaku. Sepertinya kamu sengaja melakukan itu ya, Alisha. Setelah mengucapkan selamat kepadaku, kamu langsung tumbang begitu saja. Seolah kamu sengaja membiarkanku menang. Ya ampun kamu ini,"
"Haaaaahhhh kemenangan ini tidak membuatku senang, sama seperti saat aku menang melawan Irene," ucap senior Gretta sambil menghela nafasnya.
Lalu beberapa saat kemudian, beberapa staff pun mulai datang ke arena. Staff-staff itu pun mulai menandu senior Alisha dan membawanya ke ruang perawatan. Sementara dua orang staff yang tersisa mendekati senior Gretta. Mereka menanyakan apakah senior Gretta mau ikut ke ruang perawatan atau tidak meskipun mereka sudah tahu kalau senior Gretta bisa menggunakan sihir penyembuhan. Mereka menanyakan itu sebagai tugas mereka karena melihat senior Gretta yang juga terluka cukup parah. Soal senior Gretta mau atau tidaknya itu hak senior Gretta, yang penting mereka sudah menjalankan tugas mereka.
"Aku akan ikut kalian menuju ruang perawatan. Aku sudah sangat kelelahan saat ini dan sepertinya aku tidak bisa memakai sihir penyembuhan untuk menyembuhkan lukaku saat ini," ucap senior Gretta.
Lalu senior Gretta pun juga pergi menuju ruang perawatan ditemani oleh kedua staff itu.
Sementara itu, karena arena turnamen saat ini sedang mengalami kerusakan berat, pertandingan selanjutnya pun ditunda selama beberapa menit.
-
Di bangku penonton tempat bangsawan tingkat atas berada.
"Melihat kemampuannya itu, aku jadi semakin ingin menjadikannya sebagai menantuku," ucap komandan Oliver.
"Beliau selalu seperti ini setelah melihat Gretta bertanding," ucap Ratu Kayana.
"Hahaha itu wajar saja, lagipula siapa yang tidak mau mempunyai menantu yang hebat. Ngomong-ngomong, selain Gretta, Alisha itu juga sangat kuat, bukankah lebih baik kita mengundang mereka untuk bergabung langsung menjadi prajurit kerajaan, sayang ? Apalagi mereka saat ini sudah tahun keempat. Sebentar lagi mereka akan lulus dari akademi ini, tentu setelah itu mereka akan mulai bekerja di masyarakat" tanya Raja Albert.
"Kamu benar juga, kerajaan kita sangat membutuhkan orang-orang kuat seperti mereka. Kita akan mencoba untuk mengundang mereka nanti, siapa tau mereka mau bekerja sebagai prajurit kerajaan setelah mereka lulus nanti," ucap Ratu Kayana.
"Maaf karena sudah menyela pembicaraan anda, Yang Mulia Ratu dan Raja Albert. Tapi saya juga ingin mengundang mereka berdua menjadi prajurit Duke San Quentine," ucap Duke Remy.
"Saya juga ingin mengundang mereka menjadi prajurit Duke San Minerva," ucap Duke Darwin.
"Mereka lebih cocok bergabung menjadi prajurit Duke San Angela," ucap Duke James.
"Sepertinya kalian bertiga juga tertarik untuk mengundang mereka menjadi prajurit kalian. Aku tidak masalah apabila kalian bertiga juga ingin mengundang mereka berdua. Tapi jangan dendam padaku apabila mereka berdua berhasil aku rekrut ya," ucap Ratu Kayana.
-
Di ruang tunggu peserta.
"Senior Gretta pada akhirnya berhasil memenangkan turnamen akademi untuk murid perempuan ya. Pertandingan mereka berdua sangat sengit," ucapku.
"Selanjutnya, akulah yang akan memenangkan turnamen akademi untuk murid laki-laki," ucap senior Vyn.
"Kamu sudah selesai membaca bukumu itu, senior ?," tanyaku.
"Iya, aku sudah melakukan persiapan untuk menghadapi pertandingan final. Aku takjub padamu yang tampak tidak bersiap-siap untuk menghadapi pertandingan final, Rid," ucap senior Vyn.
"Jika yang kamu maksud dengan persiapan itu adalah dengan berlatih dan mempelajari teknik-teknik yang lama ataupun yang baru, aku sudah melakukan persiapan itu tadi pagi. Dan kurasa itu sudah cukup untuk mengalahkanmu, senior," ucapku.
"Seperti biasa kamu sangat percaya diri," ucap senior Vyn.
-
Beberapa menit kemudian, arena pertandingan pun sudah kembali seperti semula. Di tengah arena saat ini sudah ada tuan Alan yang siap untuk mengumumkan pertandingan selanjutnya.
"Karena arena sudah diperbaiki, mari kita lanjut ke pertandingan selanjutnya. Pertandingan selanjutnya adalah pertandingan final turnamen akademi untuk murid khusus laki-laki dan juga pertandingan terakhir di turnamen ini. Mari kita lihat siapa yang akan bertanding di pertandingan ini," ucap tuan Alan.
Bagan pertandingan pun diperlihatkan di proyeksi. Aku dan senior Vyn yang ada di ruang tunggu langsung pergi menuju arena turnamen setelah melihat bagan pertandingan di proyeksi.
"Seperti yang kalian lihat di proyeksi, peserta yang akan bertanding di pertandingan final turnamen khusus murid laki-laki ini adalah Vyn Laterza dari tahun keempat melawan Rid Archie dari tahun pertama. Mari kita sambut kedua peserta ini," ucap tuan Alan.
Para penonton pun mulai bersorak dan bertepuk tangan. Lalu aku dan senior Vyn pun memasuki arena pertandingan. Kami pun langsung berhadapan satu sama lain.
"Sebelumnya kamu selalu percaya diri dan berkata kalau kamulah yang akan mengalahkanku, tapi biar kupertegas kalau akulah yang akan memenangkan turnamen ini untuk kedua kalinya," ucap senior Vyn.
"1 kemenangan di turnamen ini sudah cukup bagimu, senior. Kali ini adalah giliranku yang akan memenangkan turnamen ini," ucapku.
"Kamu mengatakan itu dengan wajah penuh percaya diri ya. Kita lihat apakah kamu masih bisa mempertahankan wajar percaya dirimu itu, karena aku akan menghapus wajah percaya dirimu itu nanti, Rid," ucap senior Vyn.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang