"Kalau begitu, apakah bisa kita langsung mulai pelajarannya ?," tanya wali kelas Alan.
"Tunggu sebentar pengaw- maksudnya pengajar Alan. Bukannya saat pertama kali mengajar harusnya kita saling berkenalan antar murid dulu ? Dan juga pengajar Alan belum memberi tahu peraturan dan ketentuan di sekolah ini," ucap salah satu siswa.
"Kamu bisa memanggilku "pak Alan" atau "tuan Alan" saja. Tapi kamu benar, saat pertama kali mengajar harusnya kita saling berkenalan dulu. Karena aku sudah perkenalan tadi, sekarang giliran kalian sekalian aku akan mengabsen siapa saja yang hadir. Untuk peraturan dan lainnya akan aku jelaskan nanti setelah perkenalan ini," ucap tuan Alan.
Kami pun mulai berkenalan satu persatu. Dimulai dari aku yang berada di no. 1 lalu putri Irene dan selanjutnya sampai no. 40. Karena perkenalan ini, aku jadi tau nama kedua asisten putri Irene. Asisten Elf bernama Leandra Sylein dan asisten demi-human yang menyerupai rubah bernama Lily Sionnach. Leandra berasal dari suatu desa di negeri Elf, Seleria. Sedangkan Lily berasal dari suatu desa di negeri Demi-Human, Sedona. Kedua negara itu merupakan tetangga dari kerajaan San Fulgen. Tidak hanya mereka berdua yang berada dari luar San Fulgen tapi juga ada murid lain yang berasal dari luar San Fulgen. Tapi hanya mereka berdua yang bukan ras manusia di kelas ini.
"Baiklah, karena kalian semua sudah memperkenalkan diri. Aku akan lanjut ke peraturan di akademi ini. Sebenarnya peraturan di akademi ini sangat simpel.
1. Jangan berbuat kriminal seperti kerusuhan, as*sila, pemb*nuhan, mencuri dan lain-lain.
2. Jangan mendiskriminasi orang lain.
3. Jangan membully orang lain.
4. Jangan berkelahi atau bertarung secara ilegal.
5. Mengikuti jam belajar akademi dengan baik.
Sudah itu saja sih. Kalian diperbolehkan untuk mempunyai pasangan di akademi ini. Sebelumnya kan aku sudah pernah bilang jika kalian punya pasangan, kalian bahkan boleh untuk tinggal 1 asrama. Selain itu kalian juga boleh melakukan kegiatan romantis bersama pasangan kalian tapi kalian harus tau tempat saat melakukan itu. Kondisi ini diperbolehkan agar kalian semangat belajar di akademi selama 4 tahun. Tapi apabila ada pemaksaan saat melakukan itu maka akan dianggap sebagai perbuatan as*sila. Jika kalian melanggar peraturan maka akan diberi peringatan atau bahkan bisa langsung dikeluarkan jika pelanggaran yang kalian lakukan termasuk pelanggaran berat menurut kepala akademi. Apa ada yang mau kalian tanyakan tentang peraturan ini ?," tanya tuan Alan.
Charles mengangkat tangannya yang menunjukkan dia ingin bertanya tentang sesuatu.
"Mau bertanya apa, Charles ? maafkan aku karena memanggilmu tanpa memakai embel-embel Pangeran karena status apapun itu tidak berlaku saat belajar di akademi ini," ucap tuan Alan.
"Tidak apa-apa, tuan Alan. Saya malah lebih senang jika dipanggil dengan nama saja. Ngomong-ngomong saya ingin bertanya, tuan Alan bilang bahwa di peraturan akademi "Tidak boleh berkelahi atau bertarung secara ilegal", apa maksudnya itu ? apa mungkin akademi ini memfasilitasi pertarungan antar murid secara legal dan jika para murid bertarung tanpa izin akademi itu berarti pertarungan yang mereka lakukan adalah ilegal ?," tanya Charles.
"Kamu peka juga Charles. Itu memang benar, ada pertarungan antar murid yang diizinkan oleh akademi. Tapi aku akan menjelaskannya setelah ini. Apa cuma itu saja pertanyaanmu tentang peraturan ini ?," tanya tuan Alan.
"Ya cuma itu saja pertanyaan saya," ucap Charles.
"Yang lainnya apakah ada pertanyaan tentang peraturan ini ?," tanya tuan Alan lagi.
Tidak ada yang ingin berbicara maupun mengangkat tangan, sepertinya tidak ada yang mau ditanyakan lagi.
"Baiklah kalau begitu. Aku akan menjelaskan tentang apa yang bakal kalian lakukan di akademi ini seperti tentang belajar, ujian, turnamen atau hal apa yang dibutuhkan untuk naik kelas atau lulus," ucap tuan Alan.
"Untuk pembelajaran di akademi, kalian akan dibagi menjadi pembelajaran teori dan praktek. Sedangkan untuk ujian, semuanya adalah praktek. Untuk semester pertama, ada 2 ujian, yang pertama dilaksanakan di akhir September dan kedua dilaksanakan di pertengahan Desember. Untuk semester kedua, juga ada 2 ujian yang pertama dilaksanakan di akhir Maret dan ujian keduanya dilaksanakan 1 bulan setelahnya yaitu di akhir April. Jadi kalian akan mengerjakan 4 ujian di tahun pertama ini. Tidak hanya tahun pertama, tahun-tahun setelahnya juga mengerjakan 4 ujian setiap tahun. Untuk bulan Mei akan diadakan turnamen antar para siswa di akademi ini. Lalu selama bulan Juni kalian akan libur selama sebulan. Lalu awal Juli kalian masuk kembali sebagai murid tahun kedua lalu kalian akan mengulangi siklus ini sampai kalian lulus," ucap tuan Alan.
"Kalian pasti bertanya-tanya, bagaimana agar kalian bisa menjadi murid tahun kedua atau lebih tepatnya cara agar kalian naik kelas. Di akademi ini, setiap siswa akan diberikan sistem poin. Poin ini yang akan membuat kalian naik ke kelas berikutnya," ucap tuan Alan.
"Poin ?," ucap para murid yang bingung.
"Aku akan menjelaskan sistem poin ini. Tapi pertama-tama aku akan memberikan ini kepada kalian," ucap tuan Alan.
Tuan Alan membagikan sebuah benda kepada semua murid di kelas. Aku memegang benda yang dibagikan tuan Alan.
"Sebuah lencana perunggu ?," pikirku.
Murid-murid yang lain nampak kebingungan dengan lencana tersebut.
"Pasang lencana tersebut di seragam kalian," ucap tuan Alan.
Lalu kami pun mulai memasang lencana tersebut di seragam kami.
"Lencana tersebut adalah bukti bahwa kalian merupakan murid tahun pertama di akademi ini. Saat ini, poin kalian masih berjumlah 0 poin. Untuk naik kelas sebagai tahun kedua, kalian memerlukan lencana baru yaitu lencana perak. Dan lencana perak tersebut bisa kalian dapatkan jika poin kalian sudah mencapai 30.000 poin," ucap tuan Alan.
"30.000 poin ?,"
"Bagaimana cara mendapatkan poin-poin tersebut ?," ucap murid yang lain.
"Cara mendapatkan poinnya yaitu yang pertama melalui ujian. Tadi sudah dijelaskan kalau kalian akan melalui 4 ujian setiap tahun. Untuk ujian pertama di bulan September jika kalian berhasil menyelesaikannya, kalian akan mendapatkan 2000 poin. Ujian kedua yang akan berlangsung di pertengahan Desember akan mendapatkan 3000 poin. Ujian ketiga di bulan Maret akan mendapatkan 2000 poin. Lalu ujian terakhir yaitu ujian ke empat di bulan April akan mendapatkan 5000 poin," ucap tuan Alan.
"Kenapa ujian terakhir bakal mendapatkan poin yang lebih besar ? karena saat ujian terakhir itu tidak akan dilaksanakan di akademi ini melainkan di salah satu dari tempat ke 4 Duke. Kalian akan melaksanakan ujiannya disana. Untuk tahun pertama kalian akan melaksanakan di tempat Duke San Minerva," ucap tuan Alan.
"Ujian di tempat Duke ?,"
"Aku berharapnya ini sebagai kegiatan wisata tapi ternyata kita ke tempat Duke sebagai ujian," ucap murid yang lainnya.
"Untuk itu tenang saja. Setelah ujian selesai kalian boleh untuk berwisata di tempat-tempat yang diperbolehkan tetapi tetap dalam pengawasan Akademi agar kalian tidak berkeliaran sembarangan. Lagipula dibuatnya ujian seperti ini juga agar kalian mengenal tempat-tempat di San Fulgen, termasuk tempat-tempat yang didiami ke 4 Duke," ucap tuan Alan.
"Tetapi tuan Alan. Setelah ku hitung jumlah poin yang di dapat barusan, poinnya tidak mencapai 30.000, hanya 12.000 saja. Bagaimana cara mendapatkan sisanya ?," tanya salah satu murid.
"Kamu benar. Jika hanya mengandalkan poin dari ujian saja tidak akan cukup untuk mendapatkan 30.000 poin agar bisa mendapatkan lencana perak. Tapi kalian masih bisa mendapatkan poin melalui pertarungan antar murid," ucap tuan Alan.
"Pertarungan antar murid ?,"
"Ini yang ditanyakan pangeran tadi," ucap murid yang lainnya.
"Kamu benar. Aku akan menjelaskan tentang pertarungan legal yang Charles tanya tadi. Di akademi ini, kalian bisa bertanding antar murid lewat 3 cara. Yang pertama adalah melalui ujian. Dari ke 4 ujian itu, ada ujian yang akan membuat murid bertanding satu sama lain. Yang kedua adalah melalui turnamen. Tentu saja, diadakannya turnamen adalah untuk menentukan siapa murid terbaik di akademi ini. Yang ketiga adalah melalui pertandingan harian," ucap tuan Alan.
"Pertandingan harian ?," ucap para murid yang bingung.
"Benar, sesuai namanya. Pertandingan ini berlangsung secara harian. Kalian boleh menantang salah satu murid untuk bertarung 1 kali sehari dan meminta pengajar atau pengawas sebagai juri. Jadi pertarungan ini adalah legal karena diawasi oleh akademi. Jika kalian menang di pertandingan harian ini, kalian akan mendapatkan poin sedangkan jika kalian kalah di pertandingan ini, poin kalian akan berkurang. Berbeda dengan ujian dan turnamen yang tentu tetap mendapatkan poin tapi tanpa pengurangan poin," ucap tuan Alan.
"Jika ada pengurangan poin, bukankah berarti jadi tidak banyak murid yang mengikuti pertandingan harian itu ?," tanya salah satu murid.
"Tetap banyak kok, karena pertandingan harian ini sifatnya wajib," ucap tuan Alan.
"Wajib ?," ucap murid yang lain.
"Benar, kalian awalnya dipersilahkan untuk memilih lawan kalian sendiri baik itu dari tahun yang sama atau tahun diatas kalian. Tapi jika kalian tidak menemukan lawan untuk kalian, akademi akan secara acak memilih lawan untuk kalian. Jika kalian ditawari oleh murid tertentu untuk bertanding, kalian boleh menolaknya. Tapi jika yang menyuruh kalian bertanding adalah akademi, kalian tidak boleh menolak," ucap tuan Alan.
"Tuan Alan, aku ingin bertanya. Bagaimana jika sampai akhir semester, poinku tidak mencapai 30.000 dan tidak bisa mendapatkan lencana perak ?," tanya salah satu murid.
"Tentu saja kalian akan berada di tahun pertama lagi sampai kalian berhasil mendapatkan lencana perak di akhir semester berikutnya," ucap tuan Alan.
"Di ujian pertandingan ini kan ada pengurangan poin, poin kita yang sekarang itu masih 0. Berarti jika kita kalah poin kita jadi minus. Jika sampai akhir semester, poin kita masih minus lalu bagaimana ?," tanya murid yang lainnya.
"Tentu saja....kalian akan dikeluarkan dari akademi," ucap tuan Alan.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasiPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...