Chapter 113 : Akhir Pertandingan Rid vs Irene

6 1 0
                                    

Ketujuh rapier es itu pun menyerang tubuhku dengan telak di 1 titik yaitu tepat di badanku. Serangan itu pun membuat tubuhku mengalami luka yang lumayan parah. Darah pun mengalir dari luka tebasan yang diakibatkan Irene. Semua orang yang menonton pertandingan itu pun terkejut. Mereka terkejut karena melihatku terluka untuk yang pertama kalinya.
"Aku tidak percaya. Selama ini aku tidak pernah melihat Rid terluka tapi kali ini putri es berhasil membuatnya terluka,"
"Kamu benar, tapi bukannya luka yang dialaminya itu lumayan parah ? Darah terus mengalir dari tubuhnya Rid,"
"Apakah dengan ini dapat disimpulkan kalau pertandingan ini dimenangkan oleh putri es ?,"
"Itu belum pasti, karena Rid masih berdiri dan tidak tumbang setelah terluka parah seperti itu. Dan disisi lain, kondisi putri es terlihat seperti tidak bisa melanjutkan pertandingan ini lagi," ucap murid-murid yang saling mengobrol.
Mereka benar, meskipun Irene berhasil melukaiku dengan sangat telak dengan tekniknya yang barusan tapi kondisinya saat ini sangat amat kelelahan. Bahkan dia menarik nafas dengan sangat cepat yang menandakan dia sudah sangat kelelahan. Meskipun dia menggunakan banyak teknik melawanku sebelumnya, tapi dia tidak pernah kelelahan setelah memakai banyak teknik itu. Tapi teknik yang satu ini, sepertinya menghabiskan mana dan tenaga Irene dengan sangat banyak. Ya itu sangat wajar, karena Irene mengalirkan banyak mananya ke 7 rapier es nya itu untuk meningkatkan kekuatannya dan hasilnya serangan itu berhasil melukaiku.
"Haaaahhh.....Haahhhh....Haaaaahhhh...sepertinya seranganku yang barusan belum cukup untuk mengalahkanmu, Rid," ucap Irene dengan terengah-engah.
"Seranganmu yang barusan sangat hebat, Irene. Bahkan seranganmu dapat melukaiku hingga seperti ini. Tapi.....," ucapku.
Aku memegang perut Irene dengan satu tanganku.
~Mana Shock~
Aku mengalirkan Mana ke telapak tanganku dan melancarkan serangan kejutan Mana ke Irene. Serangan itu sama seperti serangan kejutan listrik. Irene yang sudah kelelahan dan kehabisan mana pun langsung tumbang karena serangan itu. Jika Irene sedang dalam keadaan prima, serangan seperti ini tidak cukup untuk menumbangkannya.
"......Seranganmu yang barusan belum cukup untuk menumbangkanku," ucapku melanjutkan perkataanku yang sebelumnya.
Sebelum Irene jatuh ke lantai karena tumbang, aku langsung memegangnya dan memeluknya dengan satu tanganku yang lain. Murid-murid yang melihat kejadian itu pun terdiam. Mereka semua terdiam tapi tuan Alan paham apa yang terjadi. Beliau langsung mengumumkan hasil pertandingan ini.
"Pemenang pertandingan terakhir ini adalah Rid dan Julie. Dengan kemenangan ini, pasangan Rid dan Julie telah mendapatkan 4 kemenangan berturut-turut dan akan mendapatkan total 3000 poin," ucap tuan Alan.
Murid-murid lainnya yang sebelumnya hanya diam pun mulai saling berbicara kembali.
"Jadi pada akhirnya Rid tetap menang ya,"
"Sepertinya memang sulit untuk mengalahkan Rid, bahkan putri es pun tidak mampu. Tapi putri es patut diberi pujian karena menjadi orang pertama yang bisa melukai Rid sejauh ini,"
"Kamu benar, bahkan saat melawan ketua Elevrad dan putri Amelia pun dia tidak mengalami luka," ucap murid-murid yang lain.
Aku mengamati luka pada tubuhku yang darahnya terus mengalir. Lalu aku menggunakan ~Camouflage Healing~ untuk menyembuhkan lukaku itu tanpa menghilangkan darah yang sudah keluar dari tubuhku agar orang lain tidak tahu kalau aku bisa menggunakan sihir pemulihan.
"Ini ketiga kalinya aku terluka di akademi ini. Pertama saat melawan senior Vyn, ketika aku terpental menghantam dinding dan diserang oleh duri-duri buatannya. Tapi aku dengan cepat menyembuhkankan diriku disaat aku masih diselimuti asap. Lalu yang kedua saat aku melawan putri Amelia dan kakiku terkena batang mawar yang sangat tajam. Saat itu juga aku langsung menyembuhkan kakiku karena tidak ada orang lain yang melihatnya. Tapi saat ini, aku terluka dan dilihat oleh yang lainnya. Jadi wajar kalau mereka menganggap ini adalah pertama kalinya aku terluka. Ini adalah kelengahanku. Kelengahan memang adalah sumber kekalahan dan aku hampir mengalami itu,"
Aku percaya diri sekali bisa menahan serangan Irene yang barusan dan mengakibatkan aku terluka seperti ini. ~7 Tebasan Pembunuh Naga Es~ ya ? Itu tadi teknik yang sangat berbahaya. Aku yakin teknik yang Irene lakukan tadi belum sempurna, karena jika teknik itu sudah sempurna pasti aku sudah kalah oleh serangan tadi. Apalagi jika Irene menggunakan senjata asli saat menggunakan teknik itu, pasti teknik itu akan lebih berbahaya,"
Lalu aku menggunakan satu tanganku yang lain untuk menyembuhkan Irene dengan sihirku. Aku menggunakan sihir penyembuhan yang sama dengan yang aku gunakan.
"Tuan Alan, apakah aku boleh membawa Irene ke ruang perawatan di gedung tengah ? Karena ini adalah pertandingan terakhir, aku takut tidak diperbolehkan karena tuan Alan harus melakukan penutupan untuk ujian kedua ini," ucapku.
"Penutupan ujian bisa dilakukan nanti, kondisi kalianlah yang paling penting. Aku mengizinkanmu untuk membawa Irene ke ruang perawatan tapi apakah kamu tidak apa-apa membawanya sendiri, Rid ? Maksudku dengan lukamu yang seperti itu, apakah kamu kuat membawanya sendiri ?," tanya tuan Alan.
"Tidak apa-apa kok, tuan Alan. Aku masih sanggup membawanya sendiri, cuma untuk Noa mungkin aku perlu bantuan orang lain. Aku akan meminta Charles untuk membawanya. Dia juga harus dirawat," ucap.
"Baiklah, kalau begitu. Setelah kamu dan yang lainnya selesai dirawat. Pastikan untuk kembali kesini lagi. Kita akan mengadakan penutupan untuk ujian kedua ini," ucap tuan Alan.
"Baiklah, tuan. Julie, aku pergi untuk mengantar Irene ke ruang perawatan dulu ya. Memang di pertandingan ini kita menang tapi maaf kalau tidak bisa merayakan kemenangan ini bersama," ucap Rid.
"Tidak apa-apa, Rid. Lagipula kondisi kalian lah yang terpenting. Cepat sana, kamu juga harus buru-buru ke ruang perawatan," ucap Julie.
Aku langsung pergi meninggalkan tempat latihan sambil menggendong Irene untuk membawanya ke ruang perawatan. Tidak lupa juga sebelum meninggalkan tempat pelatihan itu, aku minta tolong kepada Charles untuk membopong Noa menuju ruang perawatan juga. Charles pun mengiyakan dan Kotaro juga bersedia membantu. Dua orang lebih baik untuk membopong Noa. Sementara itu, Lily dan Leandra bersikeras untuk ikut juga ke ruang perawatan untuk mengantar Irene. Tapi aku berkata kepada mereka untuk tidak perlu.
Lalu sampai akhirnya aku sampai di ruang perawatan dan beberapa staff disana nampak terkejut melihat badanku yang dipenuhi oleh banyak darah. Mereka pun langsung berusaha memulihkanku dengan sihir dan bekas-bekas darah yang sudah keluar dari tubuhku pun menghilang. Irene pun juga sudah dipulihkan dan berhasil sadar setelah sebelumnya dia pingsan. Sebenarnya saat Irene tadi kupulihkan sendiri, dia langsung sadar tapi aku menyuruhnya untuk pura-pura pingsan sampai dia berhasil dipulihkan di ruang perawatan. Tak berselang lama, Noa pun juga berhasil diantar ke ruang perawatan. Dan beberapa staff disana terkejut lagi melihat kondisi Noa yang terdapat bongkahan es yang menempel pada tubuhnya. Mereka juga langsung menyembuhkan Noa dengan sihir api untuk melelehkan bongkahan es tersebut. Lalu setelah kami berhasil dipulihkan dan disembuhkan, kami pun memutuskan kembali ke tempat latihan untuk mengikuti acara penutupan untuk ujian kedua ini.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang