Chapter 74 : Kerja Sama Antara Rid dan Irene

7 2 0
                                    


"Jadi bagaimana Rid Archie, apakah kamu mau menjadi pasangan kekasihku ?," tanya putri Irene.
Aku masih terdiam mendengar perkataan putri Irene. Aku sedang berpikir untuk mengambil keputusan apa yang tepat atas permintaan putri Irene, menerimanya atau menolaknya.
"Sepertinya kamu belum tau ya harus menjawab apa. Apa yang membuatmu sangat lama untuk menentukan keputusanmu itu, Rid Archie ?," tanya putri Irene.
"Maaf putri Irene, meskipun permintaanmu itu hanyalah agar aku bisa menjadi kekasih palsumu. Tapi aku sedang berpikir tentang keuntungan dan kerugian jika aku memutuskan untuk menerima atau menolak permintaanmu. Jika di kedua pilihan itu, keuntungannya lebih besar daripada kerugiannya, aku akan memilih pilihan itu. Tapi aku belum menentukan pilihanku jadi maaf kalau aku belum bisa membuat keputusan," ucapku.
"Keuntungan dan kerugian ya, hmmm benar juga. Aku lupa soal itu," ucap putri Irene.
"Aku memintamu menjadi kekasih palsuku dan jika kamu menerimanya itu akan menjadi keuntungan bagiku karena aku jadi tidak akan berpartisipasi dalam ~Matchmaking Battle~, tapi aku tidak kepikiran soal keuntungan apa yang akan kamu dapatkan jika menerima permintaanku. Maafkan aku soal itu," lanjut putri Irene.
"Jadi Rid Archie, apa yang mau kamu inginkan sebagai keuntungan apabila kamu menerima untuk menjadi kekasihku ?," tanya putri Irene.
"Huh, tidak maksudku bukan berarti aku mengharapkan sesuatu dari putri Irene," ucapku.
"Tidak apa-apa, hubungan kekasih palsu ini kita anggap saja sebagai kontrak kerja sama. Yang namanya kerja sama masing-masing dari kita harus mendapatkan keuntungan kan ? Aku sudah mendapatkan keuntungan langsung apabila kamu menerima hubungan kekasih palsu ini. Akan tidak adil kalau hanya aku saja yang mendapatkan keuntungan, jadi apa yang kamu inginkan sebagai keuntunganmu ini ? Aku berharap pemberian keuntungan ini kepadamu agar kamu memilih jawaban 'iya' atas tawaranku," ucap putri Irene.
Aku pun terdiam dan mencoba berpikir kembali. Keuntungan apa yang bisa aku dapatkan dari putri seorang Duke apabila aku menerima tawarannya.
"Apa kamu ingin uang ? tapi melihat dari sifatmu itu sepertinya kamu tidak terlalu tertarik dengan uang. Kamu boleh meminta apapun dan aku akan menyanggupinya selama aku mampu," ucap putri Irene.
Aku pun terus berpikir kembali sampai akhirnya aku mendapatkan jawabannya.
"Putri Irene, aku akan menerima permintaanmu untuk menjadi kekasihmu tapi jika kamu bisa menyanggupi tentang permintaanku," ucapku.
"Permintaan apa itu ?," tanya putri Irene.
"Aku harap itu bukan permintaan yang aneh-aneh, Rid," ucap Lily.
"Mana mungkin aku melakukan permintaan yang aneh kepada putri seorang Duke," ucapku.
Lalu aku menjelaskan tentang permintaanku.
"Permintaanku, sebenarnya aku mempunyai tujuan atau impian yang harus aku raih setelah lulus dari akademi ini namun sebelum menggapai cita-cita itu, aku harus memiliki jabatan dan pengaruh yang bagus di kerajaan ini. Untuk itu, apa putri Irene bisa menjamin kalau aku akan bisa mendapatkan jabatan yang bagus di kerajaan ini nanti setelah aku lulus ?," ucapku.
Putri Irene serta Leandra dan Lily nampak sedikit terkejut mendengar permintaanku ini.
"Sebenarnya aku tidak ingin menggunakan cara ini untuk masuk ke lingkungan kerajaan karena kesannya seperti menggunakan jalur orang dalam. Namun mengingat banyaknya bangsawan-bangsawan yang memegang jabatan penting di kerajaan, aku ragu kalau orang biasa sepertiku akan terpilih untuk memegang jabatan penting seperti mereka jika aku menggunakan cara biasa," pikirku.
"Jabatan di kerajaan ini ya ? bukankah harusnya kamu meminta ini kepada pangeran Charles dan putri Chloe yang merupakan anggota keluarga kerajaan ?," tanya putri Irene.
"Aku berteman dengan mereka bukan untuk mengharapkan sesuatu seperti ini. Tapi karena putri Irene mengajukan kerja sama yang saling menguntungkan, makanya aku mengajukan permintaan seperti ini. Apa putri Irene bisa mengabulkannya ?," tanyaku.
Putri Irene pun terdiam dan mencoba berpikir, lalu putri Irene pun mulai berbicara.
"Jabatan yang kamu mau itu jabatan apa, jujur saja jabatan di kerajaan itu sangat banyak jadi aku tidak tahu jabatan apa yang kamu mau," ucap putri Irene.
"Menurut putri Irene dari banyaknya jabatan di kerajaan, jabatan apa yang bisa putri Irene pilihkan untukku ?," tanyaku.
"Hmmmm," ucap putri Irene yang sedang berpikir kembali.
"Komandan Prajurit," ucap putri Irene.
Aku sedikit terkejut mendengar jawaban putri Irene.
"Komandan Prajurit ? aku memang ingin menjadi komandan prajurit tapi tidak kusangka putri Irene bisa menjamin kalau aku dapat memegang posisi itu," pikirku.
"Namun aku tidak dapat menjamin kamu akan langsung menjadi Komandan Prajurit begitu kamu lulus karena proses untuk menjadi komandan prajurit tidaklah cepat. Setelah lulus nanti, kamu harus memulai dari menjadi prajurit biasa terlebih dahulu lalu mengumpulkan banyak prestasi sampai akhirnya kamu menjadi salah satu kandidat yang cocok untuk menjadi komandan prajurit. Disinilah peranku karena komandan prajurit yang baru ditentukan oleh para Duke. Duke lah yang memilih mereka. Jika kamu setuju tentang itu, aku bisa menyuruh ayahku untuk memilihmu saat kamu sudah menjadi kandidat komandan prajurit. Bagaimana ?," tanya putri Irene.
Aku lalu terdiam dan mencoba berpikir tentang tawaran putri Irene.
"Memang tidak bisa langsung menjadi komandan prajurit, ya aku paham soal itu. Namun jika pemilihan komandan prajurit ditentukan oleh para Duke, setidaknya aku bisa mendapatkan suara dari Duke San Lucia. Sepertinya tawaran ini tidak begitu buruk," pikirku.
"Jika hanya dengan itu tidak cukup, bagaimana jika setelah lulus nanti, daripada kamu mendaftar sebagai prajurit biasa di kerajaan, bagaimana jika kamu bergabung sebagai prajurit di San Lucia ? Tidak hanya kerajaan saja yang punya prajurit, para Duke pun juga punya prajurit. Selain memilih para kandidat dari prajurit kerajaan yang cocok untuk menjadi Komandan prajurit berikutnya, para Duke juga bisa mengajukan prajuritnya sendiri untuk menjadi komandan prajurit kerajaan. Sebagai contohnya adalah kakakku. Sebelumnya dia adalah prajurit Duke San Lucia dan sekarang dia adalah salah satu dari komandan prajurit Kerajaan," ucap putri Irene.
"Aku baru mengetahui kalau putri Irene memiliki kakak dan kakaknya merupakan salah satu komandan prajurit," pikirku.
"Tergantung situasinya, jika kamu bergabung dengan prajurit Duke San Lucia, aku bisa langsung menaikkan pangkatmu saat kamu baru bergabung. Jadi kamu tidak perlu memulai dari prajurit biasa. Jika kamu mempunyai hasil kerja dan reputasi yang sangat baik sebagai prajurit Duke, ayahku pasti akan langsung mengajukanmu sebagai komandan prajurit berikutnya. Mungkin komandan prajurit, masih terlalu kecil untukmu tapi dengan menjadi komandan prajurit, bukan tidak mungkin kalau nanti kamu akan dinaikkan pangkatnya menjadi Komandan Tertinggi," ucap putri Irene.
"Sebenarnya posisi komandan prajurit sudah cukup untukku, tapi komandan tertinggi ya ? dengan posisi setinggi itu, aku sangat yakin kalau bisa mengubah kerajaan ini," pikirku.
"Bagaimana, bukankah tawaran ini tidak terlalu buruk ?," ucap putri Irene.
"Tawaran yang sebelumnya tidak begitu buruk menurutku, tapi kali ini putri Irene menawarkan tambahannya lagi. Mana mungkin aku menolak tawaran ini," pikirku.
Aku terdiam dan berusaha menarik nafas, lalu menghembuskannya.
"Baiklah, aku menerima tawaran ini," ucapku.
"Kalau begitu, kita sepakat," ucap putri Irene sembari mengulurkan tangannya.
"Akhirnya kalian sepakat ya," ucap Leandra.
"Hore akhirnya nona punya pacar," ucap Lily.
"Yah meskipun cuma pura-pura," ucap Leandra.
"Memang tidak ada kontrak tertulis dalam kerja sama kita, tapi aku berjanji akan memenuhi keinginanmu," ucap putri Irene.
"Aku juga berjanji akan melakukan tugasku," ucapku.
Aku pun meraih tangan itu dan menjabatnya. Kerja samaku dengan putri Irene pun tercipta.
"Mungkin aku telat mengatakan ini karena kesepakatan telah terjadi, tapi kenapa kamu memberiku banyak keuntungan seperti itu, putri Irene ? padahal keuntungan yang kamu dapatkan hanyalah seorang kekasih palsu yang membuatmu tidak jadi berpartisipasi dalam ~Matchmaking Battle~," ucapku.
"Begitu saja sudah cukup. Aku cuma tidak mau terlibat dalam permainan politik kerajaan. Lagipula aku memberimu banyak keuntungan karena kamu akan menjadi kekasihku paling tidak sampai lulus nanti atau saat ~Matchmaking Battle~ dibatalkan. Tapi menurutku ~Matchmaking Battle~ ini tidak akan dibatalkan meskipun hanya tersisa 1 putri Duke saja yang ikut," ucap putri Irene.
"Jadi begitu ya, aku akan menjadi kekasihmu dalam waktu yang cukup lama. Walaupun begitu, selama aku menjadi kekasihmu, aku akan berusaha menjadi kekasih yang baik," ucapku.
"......," putri Irene hanya terdiam.
"Ri-Rid, kamu, jangan-jangan kamu itu sebenarnya orang yang romantis ya ? Omonganmu barusan entah kenapa membuatku luluh," ucap Lily.
"A-aku juga, aku tidak menyangka kamu bisa mengatakan hal seperti itu," ucap Leandra.
"Yah meskipun hubungan ini hanya pura-pura, tetapi setidaknya kita berdua harus kelihatan romantis agar orang-orang tidak curiga kepada kita. Makanya aku mencoba memakai kata-kata yang romantis," ucapku.
"Kamu benar juga, tapi sepertinya omonganmu barusan tidak membuat nona Irene luluh," ucap Leandra.
"Seperti yang diharapkan dari, putri es," ucap Lily.
Mereka berdua pun menatap putri Irene, namun putri Irene hanya terdiam.
"Daripada itu, aku penasaran soal impianmu itu, Rid Archie. Kenapa untuk menggapai impianmu itu, kamu membutuhkan jabatan dan posisi penting di kerajaan ini ? Apakah kamu tidak keberatan untuk memberitahuku apa impianmu itu ?," tanya putri Irene.
"Aku juga sedikit penasaran tentang cita-citamu," ucap Leandra.
"Aku juga," ucap Lily.
"Impianku ya, yah aku tidak keberatan sih untuk memberitahu kalian tentang impianku. Kalian tahu kan kalau dunia tempat kita tinggal ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu satu bagian yang dipimpin oleh malaikat dan satu bagian lainnya dipimpin oleh iblis," ucapku.
"Iya, bahkan tadi tuan Alan juga menceritakan soal malaikat dan iblis," ucap putri Irene.
Leandra dan Lily pun mengangguk.
"Impianku adalah..... membuat dunia ini kembali menjadi satu dan membawa kedamaian sepenuhnya ke dunia yang indah ini," ucapku.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang