Chapter 16 : Freezing Air Slash

8 2 0
                                    

"Meskipun kelihatannya sulit untuk menang melawanmu, aku akan tetap berusaha. Aku tidak akan menahan diri, putri es," kata Jeremy.

"........," Putri Irene hanya terdiam.

"Ya ampun, kukira sifatmu yang sedingin es hanya omongan orang saja, ternyata memang benar ya. Bahkan sejak tadi aku hanya dicuekin," kata Jeremy.

"Yah wajar sih, lagipula aku ini bukan bangsawan. Mana mungkin rakyat biasa sepertiku diajak berbicara," lanjut Jeremy.

"Aku tak peduli dengan bangsawan ataupun rakyat biasa. Ini adalah pertandingan, sudahi omonganmu dan berbicaralah lewat senjatamu," ucap Putri Irene yang tiba-tiba berbicara.

"Ah benar juga, maaf aku sudah terlalu banyak bicara," kata Jeremy

"......," lagi-lagi putri Irene hanya diam.

"Baiklah, aku akan mulai,"

~Water Magic, Apply Magic Weapon, Water Sword~

~Magic Boost~

~Water Slash~

Jeremy menyerang putri Irene dengan tebasan air.

I~ce Magic, Apply Magic Weapon, Ice Rapier~

Putri Irene bersiap menghalau tebasan air itu. Putri Irene memegang Rapiernya menghadap kebawah lalu mengarahkan Rapier itu ke atas saat tebasan air itu hampir mengenainya. Tebasan air itu menghilang di bagian tengahnya saat bersentuhan dengan Rapier milik putri Irene dan hanya menyisakan bagian samping dari tebasan air itu yang hanya melewati putri Irene.

-

"Apa yang terjadi barusan ?,"

"Aku juga tidak tahu, bagian tengah tebasan itu harusnya mengenai putri Irene, tapi tiba-tiba menghilang dan hanya menyisakan bagian samping tebasan yang melewati putri Irene tanpa mengenainya," kata para peserta yang menonton tapi dilanda kebingungan.

"Sepertinya tidak ada yang tahu apa yang terjadi barusan," kataku.

"Apa kamu tahu Rid apa yang terjadi ?," tanya Charles.

"Menurutku, tebasan air itu membeku karena bersentuhan dengan Rapier milik putri Irene. Karena Rapier itu sudah dilapisi sihir es, putri Irene hanya perlu menahannya saja dengan Rapiernya tanpa menggunakan serangan lanjutan. Air akan langsung membeku setelah bersentuhan dengan es, saat Putri Irene mengarahkan Rapiernya ke bagian tengah tebasan itu, bagian tengah tebasan itu langsung membeku tapi disaat yang sama tebasan yang membeku itu langsung hancur berkeping-keping. Jadi seolah bagian tengah tebasan itu menghilang padahal itu karena membeku dan hancur secara langsung dan cepat," kataku menjelaskan.

"Heee hebat juga kamu bisa tau keadaan yang sebenarnya Rid," kata Charles.

"Yang barusan tadi hanya perkiraan ku saja, aku tidak benar-benar melihat apa yang terjadi sebenarnya," ucapku.

"Halo, halo, aku kembali," kata Noa yang baru saja kembali dari pemulihannya.

"Noa, kamu sudah pulih ?," tanya Charles.

"Iya, lukaku tidak terlalu parah sih jadi pemulihannya berlangsung cepat," kata Noa.

"Walaupun tadi aku sudah bilang sebelumnya, tapi aku akan mengucapkannya lagi. Selamat karena sudah lulus ujiannya, Noa," kata Charles.

"Ya, selamat Noa," kataku mengucapkan selamat juga.

"Selamat, selamat," Enzo juga mengucapkan selamat.

"Terima kasih, semua, yah tadi itu benar-benar pertandingan yang lumayan menegangkan, untungnya aku berhasil menang," kata Noa.

"Aku tidak menyangka si Alfred itu ternyata adalah anak buahnya putra Marquess itu. Karena tadi aku tidak sempat menghajar putra Marquess itu tapi setidaknya aku bisa melampiaskan ke anak buahnya, haha," lanjut Noa.

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang