Benturan antara serangan yang dilancarkan mereka berdua pun masih berlangsung. Benturan itu cukup dahsyat sampai membuat lantai arena dan bongkahan-bongkahan es yang berada di sekitar mereka perlahan mulai retak. Sementara itu, baik Irene maupun senior Nadine belum ada yang mau mengalah dalam adu kekuatan ini. Masing-masing dari mereka terus berusaha untuk mendominasi dalam adu kekuatan ini.
Lalu beberapa saat kemudian, lantai arena dan bongkahan-bongkahan es yang ada di sekitar mereka pun mulai hancur karena tekanan dari adu serangan yang dilakukan mereka yang telah berlangsung cukup lama. Selain itu, walaupun mereka sudah cukup lama beradu kekuatan, tapi itu tidak membuat Irene melemah. Irene terus mendominasi senior Nadine dalam adu kekuatan ini. Justru senior Nadine yang tampak melemah karena perlahan dia terus terdorong dalam adu kekuatan ini. Kedua tangannya yang digunakan untuk beradu serangan dengan Irene pun sedikit-sedikit mulai membeku.
"Ugghhhh, kekuatannya besar sekali. Sepertinya kamu sudah bertambah kuat selama di akademi ya, Irene," pikir senior Nadine.
Mereka berdua terus beradu serangan dan senior Nadine semakin terdorong mundur menjauhi tempat awal mereka beradu serangan. Di tengah adu serangan itu, senior Nadine mulai berbicara ke Irene.
"Izinkan aku bertanya sesuatu, Irene. Kenapa kamu bisa menjadi sekuat ini ? Sebelumnya kamu kalah telak dari putri Amelia, tapi di turnamen ini, kamu bahkan bisa mengalahkan dia. Pasti ada sesuatu yang membuatmu bisa menjadi sekuat yang sekarang," ucap senior Nadine.
"Itu karena hasil latihanku dengan, Rid. Rid lah yang mengajari hingga bisa menjadi sekuat ini," ucap Irene.
"Jadi karena Rid ya," ucap senior Nadine.
"Tapi, meski kamu menganggap aku saat ini sudah kuat, tapi itu belumlah cukup. Aku masih kalah oleh senior Gretta di babak semifinal. Meski begitu, aku akan bertambah lebih kuat lagi dari yang sekarang. Aku akan terus bertambah kuat sampai aku bisa menemukan dan membunuh naga es yang bersembunyi di pegunungan Orokho. Aku harus membunuh naga itu dan mengembalikan iklim di wilayah San Lucia seperti semula serta aku harus membalaskan dendam pada naga itu atas apa yang menimpa Ibundaku," ucap Irene.
"Kamu memiliki tujuan yang besar ya, Irene. Sepertinya kamu sekarang sudah bersikap selayaknya putri seorang Duke," ucap senior Nadine.
"Aku memanglah putri seorang Duke," ucap Irene.
"Sekarang kamu sudah mulai banyak bicara ya, beda seperti kamu yang dulu," ucap senior Nadine.
Mendengar itu, Irene pun terdiam. Adu serangan diantara mereka masih berlangsung tapi sepertinya adu serangan ini sudah mencapai puncaknya karena kedua tangan senior Nadine sudah mau membeku sepenuhnya.
"Sepertinya ini kekalahanku," ucap senior Nadine.
Kedua tangan senior Nadine pun membeku sepenuhnya. Karena itu, dia tidak bisa mempertahankan serangan yang dia gunakan untuk menyerang Irene. Rapier milik Irene pun bergerak bebas melewati kedua tangan senior Nadine karena sudah tidak ada yang menahannya. Rapier itu mengenai badan senior Nadine dengan telak dan membuatnya kembali terlempar menghantam dinding arena. Asap pun kembali bermunculan.
Sementara itu, setelah Irene menebas senior Nadine menggunakan rapiernya, rapiernya langsung retak dan hancur. Irene pun nampak kelelahan setelah beradu serangan dengan senior Nadine.
"Haaaahhhhh......Haaahhh.....sepertinya aku terlalu banyak menyalurkan Mana ke rapierku sehingga aku jadi kelelahan seperti ini. Dan lagi, rapierku jadi hancur setelah beradu serangan dengan Nadine. Haaahhhh.....jika adu serangan tadi berlangsung lebih lama lagi, sepertinya aku yang akan kalah," ucap Irene.
Lalu tiba-tiba, dari mulut Irene keluar darah yang cukup banyak. Irene pun menyadari itu setelah menyentuh bibirnya dengan tangannya.
"Darah ? Apa mungkin ini karena gelombang kejut yang tercipta dari serangan Nadine tadi ? Serangan itu benar-benar berbahaya, tidak terkena secara langsung saja membuat darah keluar dari mulutku, apalagi jika terkena secara langsung," ucap Irene.
Lalu beberapa saat kemudian, asap yang muncul di tempat senior Nadine menghantam dinding pun perlahan mulai menghilang. Terlihat senior Nadine sudah tidak sadarkan diri dengan bersandar di dinding yang dia hantam. Dari mulutnya keluar darah yang cukup banyak, sepertinya senior Nadine mengalami luka di dalam tubuhnya karena tertebas rapier milik Irene serta menghantam dinding arena dengan cukup keras. Ada bongkahan es yang cukup besar yang menempel di tubuhnya dan memanjang hingga dinding arena akibat serangan yang dilakukan Irene. Nona Nora yang melihat kondisi senior Nadine yang seperti itu, langsung mengumumkan hasil pertandingannya.
"Pertandingan perebutan juara ketiga turnamen akademi khusus murid perempuan antara Irene Emerald San Lucia melawan Nadine Emerald, dimenangkan oleh Irene Emerald San Lucia," ucap nona Nora.
Mendengar pengumuman itu, sebagian penonton mulai bersorak.
"Hebat, putri es,"
"Kamu luar biasa,"
"Tadi pertandingan yang menakjubkan," ucap para penonton.
Irene yang tampak kelelahan pun melihat ke arah para penonton yang bersorak kepadanya. Lalu tidak lama kemudian, beberapa staf mulai datang ke arena. Mereka datang untuk membawa senior Nadine yang terluka untuk menuju ruang perawatan. Pertama-tama mereka berusaha mencairkan bongkahan es yang terdapat di badannya dan juga mencairkan kedua tangan senior Nadine yang membeku. Setelah berhasil dicairkan, senior Nadine pun ditandu dan dibawa ke ruang perawatan. Sementara itu, dua orang staff lainnya menghampiri Irene dan menawarkan untuk mengantar Irene menuju ruang perawatan. Karena Irene juga terluka cukup parah, makanya kedua staf itu juga menghampiri Irene.
"Aku memang sudah bisa menggunakan sihir penyembuhan tapi sihir penyembuhan yang kugunakan belum sebagus milik Rid. Jadi mustahil menyembuhkan luka-luka ini hanya dengan mengandalkan sihir penyembuhanku. Sepertinya aku memang harus pergi ke ruang perawatan, sama seperti saat aku menang melawan putri Amelia," pikir Irene.
Irene pun menyetujui tawaran dari kedua staf itu. Lalu Irene langsung pergi menuju ruang perawatan bersama kedua staf itu.
-
Di bangku penonton tempat para bangsawan tingkat atas berada.
"Benar-benar benturan serangan yang luar biasa. Aku tidak menyangka kalau Irene bisa memenangkan pertandingan ini dan mendapatkan juara ketiga. Sepertinya nanti aku harus mengucapkan selamat kepadanya secara langsung saat penutupan turnamen akademi dan penyerahan hadiahnya," ucap Ratu Kayana.
"Irene sangat kuat dan cantik, mirip seperti Ibunya. Aku harap dia segera memutuskan pacarnya saat ini dan mengikuti ~Matchmaking Battle~ agar dia bisa menjadi calon pasangan Charles," ucap Raja Albert.
"Aku puji keberanianmu karena memuji kecantikan wanita lain saat istrimu sedang berada di sampingmu," ucap Ratu Kayana.
"Bukan seperti itu maksudnya," ucap Raja Albert.
"Aku tahu kok, aku hanya menggodamu saja tadi. Ngomong-ngomong, bukannya kamu mendukung Amelia untuk menjadi pasangan Charles ? kenapa kamu malah mau agar Irene mengikuti ~Matchmaking Battle~ lagi ? Jika Irene tidak mengikuti acara itu, Amelia lah yang sudah pasti menjadi pasangan Charles tanpa diadakannya pertarungan lagi," ucap Ratu Kayana.
"Memang aku mendukung Amelia, tapi tujuan utama diadakannya ~Matchmaking Battle~ adalah agar keempat Duke akur kembali. Jadi wajar kalau aku mengharapkan Irene mengikuti acara itu lagi karena dengan adanya Irene, sudah pasti Duke San Lucia juga akan hadir di acara itu," ucap Raja Albert.
"Hmmm begitu ya," ucap Ratu Kayana.
-
Di ruang tunggu peserta.
"Waw, Irene berhasil mengalahkan Nadine. Dengan begitu dia menempati juara ketiga di turnamen akademi khusus murid perempuan ya. Sekarang tinggal mencari tahu siapa yang akan menjadi juara pertama dan keduanya. Menurutmu siapa yang akan menjadi juara pertama di turnamen murid perempuan, Rid ?," tanya senior Gretta.
"Hmmmm entahlah, baik kamu dan senior Alisha itu sangat kuat. Sulit untuk menebak siapa yang akan mendapatkan juara pertama," ucapku.
"Kamu cari aman ya ? Padahal kamu bisa saja menebak kalau Alisha lah yang akan menjadi juara pertama karena di turnamen sebelumnya dia berhasil mengalahkanku," ucap senior Gretta.
Lalu beberapa menit kemudian, terlihat di proyeksi kalau tuan Alan sudah berada di arena yang sudah kembali seperti semula.
"Karena arena pertandingan sudah kembali seperti semula, mari kita lanjutkan pertandingannya. Sebelumnya kita sudah menonton dua pertandingan perebutan juara ketiga dari turnamen akademi khusus murid laki-laki dan murid perempuan. Dan kali ini, kita akan menonton pertandingan final turnamen akademi dimulai dari pertandingan khusus murid perempuan terlebih dahulu," ucap tuan Alan.
Para penonton pun bersorak lalu bagan pertandingan pun diperlihatkan. Senior Gretta dan senior Alisha pun melihat ke arah proyeksi.
"Sudah waktunya, Alisha," ucap senior Gretta.
"Iya," ucap senior Alisha yang langsung menutup buku yang dia baca sebelumnya.
Setelah itu mereka berjalan menuju arena pertandingan.
"Semangat, senior Gretta dan senior Alisha," ucapku.
"Terima kasih, Rid," ucap senior Gretta.
"Terima kasih," ucap senior Alisha.
-
Kembali ke arena turnamen.
"Seperti yang kalian lihat di bagan pada proyeksi yang ditampilkan, peserta yang akan bertanding di pertandingan final turnamen akademi khusus murid perempuan adalah Gretta Schwartz dari tahun keempat melawan Alisha Lesher dari tahun keempat. Mari kita sambut kedua peserta ini," ucap tuan Alan.
Para penonton pun mulai bertepuk tangan dan bersorak.
Lalu senior Gretta dan senior Alisha pun memasuki arena turnamen dan mulai saling berhadapan.
"Karena pertandingan kita dimulai lebih dulu, sepertinya aku harus waspada agar tidak tumbang seandainya aku kalah olehmu, Alisha. Jika aku tumbang, aku akan melewatkan pertandingan antara ketua melawan Rid," ucap senior Gretta.
"Jangan khawatir, Gretta. Aku akan merekam pertandingannya untukmu seandainya kamu tumbang," ucap Alisha.
"Kamu benar, kamu bisa melakukan itu untukku. Tapi hal itu bisa terjadi jika kamu berhasil mengalahkanku, Alisha. Dulu memang aku selalu kalah darimu, tapi kali ini akulah yang akan mengalahkanmu," ucap senior Gretta.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasyPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...