Beberapa saat sebelumnya, di suatu ruangan.
Ruangan itu sangat besar dan terdapat beberapa murid berlencana perak sampai platinum. Terlihat seorang perempuan yang memakai lencana platinum sedang mondar-mandir seperti sedang mencari seseorang.
"Kemana perginya ketua ? apa kamu melihat ketua ?," ucap perempuan itu kepada salah satu murid disana.
"Aku tidak lihat," ucap murid yang ditanya itu.
"Wakil ketua juga tidak ada, kemana perginya mereka. Yah aku tidak terlalu peduli dengan keberadaan wakil ketua, aku harus menemukan ketua terlebih dahulu," ucap perempuan itu.
Lalu seorang perempuan berlencana perak, menghampiri perempuan berlencana platinum itu. Perempuan tersebut adalah Nadine Emerald
"Apa kamu sedang mencari ketua, nona ?," tanya Nadine.
"Nadine ya, apa kamu melihat ketua, Nadine ?," tanya perempuan itu
"Sebelumnya aku melihatnya pergi ke arah gedung tahun pertama. Tapi aku tidak tau apa yang mau dilakukan ketua karena aku hanya melihatnya dari jauh dan tidak berpapasan dengannya," ucap Nadine.
"Untuk apa ketua pergi ke gedung tahun pertama ? Apa dia mau mencari anggota baru disana ?," ucap perempuan itu.
Perempuan itu pun berpikir sejenak lalu sepertinya ia mendapat sebuah kesimpulan.
"Aku juga tidak tahu pasti apa yang akan dilakukan dia itu tapi sepertinya dia akan melakukan sesuatu yang bod*h di gedung tahun pertama. Ayo, Nadine ikut aku, kita seret ketua bod*h itu dari sana," ucap perempuan itu.
"Baiklah, nona," ucap Nadine.
Mereka berdua pun bergegas pergi menuju gedung tahun pertama. Ketika sedang berlari di koridor yang menghubungkan gedung tahun pertama dengan gedung tengah, mereka pun bertemu dengan tuan Alan.
"Hmmm, apa yang mau dilakukan kedua anggota Elevrad di gedung tahun pertama ? Oh, apa kalian sedang mencari ketua kalian ?," tanya tuan Alan.
"Apakah anda melihatnya, tuan ?," tanya perempuan itu.
"Tadi aku menonton pertandingan harian antara murid tahun pertama di arena lantai 2 bersamanya. Tapi saat aku ingin meninggalkan arena itu, aku tidak melihatnya lagi di dekatku. Aku sedang buru-buru untuk meninggalkan arena jadi tidak ada waktu untuk memastikan apakah dia masih ada di arena itu atau sudah pergi," ucap tuan Alan.
"Informasi ini sudah cukup, tuan. Biar kami berdua yang memastikannya sendiri," ucap perempuan itu.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Aku ada urusan mendadak," ucap tuan Alan.
"Iya, terima kasih tuan," ucap perempuan itu.
Tuan Alan pun bergegas pergi menuju lokasi urusannya, sementara itu mereka berdua juga bergegas untuk memasuki gedung tahun pertama. Saat mereka sudah masuk ke gedung tahun pertama, mereka pun bergegas menuju arena lantai 2. Setelah tiba di lantai 2, mereka melihat ketua mereka sedang bertanding dengan murid tahun pertama.
"Sepertinya perkiraanku benar, ketua bod*h itu," ucap perempuan itu.
-
Kembali ke saat ini.
"Aku mencarimu kemana-mana tapi apa yang sedang kamu lakukan disini, ketua bod*h ?," ucap perempuan itu.
Senior Vyn terhempas hingga menghantam dinding dan tiba-tiba muncul 3 orang perempuan di arena secara tiba-tiba. Sementara itu, naga air yang kehilangan kepalanya itu pun mulai jatuh dan menjadi air kembali. Kejadian ini membuat murid yang menonton menjadi terkejut.
"Ketiga perempuan yang memiliki postur dan wajah yang sama, jadi kedua perempuan lainnya merupakan clone ya ? tapi aku tidak tahu apakah itu clone yang tercipta dari suatu sihir elemen atau itu merupakan ~Mirage Magic~, sementara itu sihir menghilang yang digunakan sebelumnya itu sudah pasti itu ~Stealth Magic~," pikirku.
Perempuan itu terus menatap ke tempat dimana senior Vyn menghantam dinding. Tempat itu sementara dipenuhi oleh debu asap. Setelah beberapa saat menatap tempat itu, kini perempuan itu pun menatapku. Tidak hanya menatapku, dia juga menatap ke arah Charles dan Noa yang sedang dikurung di penjara air. Lalu perempuan itu menggerakkan 2 clonenya ke arah penjara air yang mengurung Charles dan Noa. Penjara air itu dengan mudah dihancurkan oleh 2 clone itu. Charles dan Noa pun akhirnya bisa terbebas dari penjara air itu. Setelah menghancurkan dua penjara air itu, kedua clone itu lalu membawa Noa dan Charles dengan hati-hati menuju ke arahku. Charles dan Noa nampak baik-baik saja dan tidak terluka. Meski begitu, kedua clone itu tetap membawa Charles dan Noa dengan hati-hati. Mereka berdua pun kelihatan menurut saja ketika dibantu oleh clone itu dan berjalan ke arahku. Setelah membawa Noa dan Charles kepadaku, kedua clone itu mengeluarkan semacam kabut/asap dari dalam tubuhnya. Dengan perlahan-lahan, tubuh clone itu pun mulai menghilang menjadi kepulan asap.
Murid-murid yang menyaksikan itu mulai menyadari kalau kedua perempuan yang mirip dengan perempuan yang satunya itu merupakan sebuah clone.
"Perempuan itu, dia bisa membuat clone,"
"Dilihat dari lencana platinum yang dikenakannya, dia pasti juga sangat kuat seperti ketua elevrad,"
"Apa semua murid tahun keempat sangat kuat seperti itu ya ?," ucap murid-murid lainnya.
Setelah clonenya menghilang, perempuan itu pun mendekati kami.
"Sepertinya ketua kami memberikan masalah kepada kalian. Aku mewakili ketua kami ingin menyampaikan permintaan maaf," ucap perempuan itu.
"Ketua ? apa kamu juga anggota Elevrad juga, senior ?," tanyaku.
Aku menggunakan senior karena tahu kalau dia merupakan seniorku hanya dengan melihat lencananya saja.
"Ah maaf aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Gretta Schwartz. Aku adalah sekretaris di Elevrad saat ini," ucap perempuan itu.
"Gretta Schwartz ? aku belum pernah mendengar nama itu," ucap Charles.
"Ya tentu saja, keluargaku bukanlah seorang bangsawan yang namanya harus diingat oleh seorang pangeran. Keluargaku hanyalah orang biasa, ya meskipun keluargaku cukup berada," ucap senior Gretta.
"Meskipun dia bukan seorang bangsawan, tapi keterampilan sihirnya bisa dibilang menyamai atau bahkan melebihi bangsawan. Selain membuat clone dan ~Stealth Magic~ tadi, pasti dia mempunyai kemampuan yang lain," pikirku.
"Apa yang kamu lakukan, Gretta ? menyerangku seperti itu. Bagaimana jika aku terluka parah akibat seranganmu tadi ?," ucap senior Vyn yang tiba-tiba berbicara dibalik asap tempatnya menghantam dinding arena.
"Jangan lebay begitu, ketua. Aku tau bahkan kamu tidak terluka sama sekali akibat serangan itu," ucap senior Gretta.
Senior Vyn pun muncul dari balik debu asap itu. Dan sesuai ucapan senior Gretta, dia terlihat baik-baik saja setelah diserang tiba-tiba seperti itu.
"Kamu mengganggu pertarunganku saja," ucap senior Vyn.
"Setidaknya jika kamu mau pertarunganmu tidak diganggu, lakukanlah di pertandingan harian. Tapi melihatmu yang sedang fokus mengejar poin, sepertinya kamu tidak tertarik untuk melakukan pertandingan harian dengan murid tahun dibawahmu," ucap senior Gretta.
"Jadi kamu tau ya kalau pertarunganku barusan bukan pertandingan harian. Tapi ya kamu benar, aku tidak tertarik untuk melakukan pertandingan harian dengan tahun yang lain karena kalaupun menang poin yang didapat sedikit," ucap senior Vyn.
"Maaf kalau aku menyela, memang benar kalau murid tahun keempat bisa lulus dengan mengumpulkan 150.000 poin, tapi apakah senior sekalian tidak mencoba cara lain untuk lulus ? yaitu dengan mengalahkan komandan prajurit," ucapku.
"Kamu harus paham, Rid Archie. Level komandan prajurit itu sudah berada di tingkat yang sangat berbeda. Meskipun menurutmu kami murid tahun keempat sangat kuat, tapi komandan prajurit lebih kuat lagi. Aku pernah menyaksikan kemampuan mereka di sebuah pelatihan dan memang kemampuan mereka bisa dibilang diluar nalar. Makanya selama ini tidak pernah ada murid tahun keempat yang lulus dengan menang melawan komandan prajurit," ucap senior Vyn.
"Begitu ya," ucapku.
"Huh, jadi kamu ya yang bernama Rid Archie. Murid tahun pertama yang mendapatkan nilai sempurna di ketiga ujian masuk. Pantas saja kalau ketua ingin mencoba melawanmu. Tapi sayang sekali ketua, waktu permainanmu sudah habis dan sekarang kamu harus ikut kami untuk kembali ke ruangan Elevrad," ucap senior Gretta.
"Iya, iya, baiklah. Padahal sedang seru-serunya tadi," ucap senior Vyn.
"Kamu bilang begitu tapi lihat apa yang kamu lakukan terhadap arena ini. Dengan kekuatanmu itu, kamu bahkan membuat arena ini dibanjiri air," ucap senior Gretta.
"Bukan aku yang melakukan itu. Arena ini dibanjiri air karena pertandingan antara Rid Archie dan pangeran Charles," ucap senior Vyn.
"Pertandingan antara murid tahun pertama sampai membuat arena seperti ini ?," ucap senior Gretta yang sedikit terkejut.
"Jika dilihat dari peringkat ujian masuk, Rid Archie menempati peringkat 1 dan pangeran Charles menempati peringkat 3. Pertandingan antara 3 teratas di tahun pertama menurutku wajar jika membuat arena menjadi seperti ini," ucap senior Vyn.
"Sepertinya kamu benar, ketua. Jika dilihat dari kondisi kalian berdua, sepertinya Rid Archie yang menang ya tapi tunggu dilihat dari kondisinya, bukannya luka pangeran itu lumayan parah. Tega sekali kamu ketua, membiarkan pangeran terkurung disaat keadaanya seperti itu," ucap senior Gretta.
Senior Gretta tidak tahu kalau sebenarnya Charles sudah kusembuhkan.
"Sini pangeran, biar kusembuhkan," ucap senior Gretta yang mendekati pangeran.
~Heal~
Senior Gretta mulai menyembukan luka pangeran. Aku sedikit terkejut karena senior itu juga bisa sihir penyembuhan. Luka Charles memang sudah pulih karena kupulihkan, tapi noda-noda seperti darah yang menempel di tubuh Charles pun juga ikut menghilang. Kali ini Charles terlihat sudah pulih sepenuhnya.
"Sudah selesai," ucap senior Gretta sambil tersenyum.
"Te-terima kasih, senior," ucap Charle.
Setelah mengobati Charles pun senior Gretta belum menyadari kalau Charles itu sejak awal sudah pulih dari luka.
"Kita pergi sekarang, Gretta," ucap senior Vyn.
"Baiklah," ucap senior Gretta.
Sebelum pergi, senior Vyn berbalik dan menatapku.
"Rid Archie, pertandingan barusan belum selesai karena ada yang mengganggu dan aku juga tidak bisa menantangmu di pertandingan harian. Tapi aku menantikan pertandingan serius antara kamu dan aku, di turnamen Akademi," ucap senior Vyn.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasyPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...