Irene terkejut ketika mengetahui aku bisa menggunakan teknik yang sama dengannya. Tidak hanya Irene, murid-murid yang menonton pertandingan itu pun juga terkejut.
"Kenapa Rid bisa memakai teknik milik putri es ?,"
"Ini bukan pertama kalinya kan ? Saat Rid melawan putri Amelia, dia juga menggunakan teknik milik putri es juga. Sudah pasti Rid bisa menggunakan teknik itu karena diajari oleh putri es sendiri yang merupakan pasangannya,"
"Tidak, aku rasa tidak begitu. Karena putri es pun terlihat terkejut juga begitu mengetahui Rid bisa menggunakan teknik itu," ucap murid-murid yang sedang mengobrol.
"Kenapa kamu terkejut seperti itu, Irene ? Sebelumnya aku juga pernah memakai teknik ~Freezing Air Slash~ milikmu kan ? Bukankah itu wajar kalau aku bisa menggunakan ~San Lucia Art, Snow Blade Dance Technique~ juga ? Apalagi aku sudah sering melihatmu memakai teknik ini di latihan tanding," ucapku.
"Begitu ya. Aku pikir saat kamu bisa memakai ~Freezing Air Slash~, itu hanya suatu kebetulan. Jadi itu merupakan salah satu keahlianmu ya. Kamu bisa meniru teknik orang lain yang kamu liat. Sepertinya ini kecerobohanku karena memperlihatkan teknik keluargaku kepadamu," ucap Irene.
"Tidak apa-apa kan ? lagipula kita pasangan," ucapku.
Irene lalu mengayunkan rapiernya di tangannya lagi ke arahku. Namun aku dengan sigap menahan rapier itu dengan pedangku. Lalu kami pun saling menyerang menggunakan senjata kami dari jarak dekat. Rapier-rapier es yang mengelilingi kami berdua pun juga ikut saling menyerang. Pertempuran di antara kami berdua berlangsung sangat sengit.
"Pertarungan antar pasangan itu sangat sengit sekali," ucap Noa yang melihat pertandingan kami.
~Electric Shock Arrow~
Tiba-tiba Julie menembakkan panah listriknya ke arah Noa. Namun Noa menyadari itu dan langsung menghindarinya.
"Lawanmu kali ini ada di depanmu. Bukankah itu tidak sopan apabila kamu berpaling dari lawanmu ?," ucap Julie.
"Kamu benar juga, kalau begitu maafkan aku. Mari kita bertarung lagi," ucap Noa.
Noa langsung mengaktifkan mode ~Magic Martial Art~ miliknya dan seluruh tubuhnya langsung dipenuhi oleh sihir angin. Setelah itu, Noa langsung melesat dengan cepat ke arah Julie. Dengan tombak angin di panahnya, dia langsung berniat melancarkan serangan ke arah Julie.
~Great Wind Thrust~
Sebuah tusukan dari tombak angin miliknya pun di arahkan ke Julie. Namun Julie berhasil menghindari serangan itu dan bersiap untuk melakukan serangan balik.
~Electric Conductor Shock Arrow~
Julie menembakkan panahnya ke arah Noa namun dia menahan panah itu dengan tombaknya. Ketika panah itu menyentuh tombak milik Noa, tiba-tiba Noa langsung menjatuhkan tombak yang dia pegang.
"Tiba-tiba tombak yang ku pegang mempunyai aliran listrik dan membuat kedua tanganku tersetrum. Sepertinya itu berasal dari serangan panahmu yang barusan ya," ucap Noa.
"Kamu benar, panahku yang barusan itu bisa menghantarkan listrik ke objek yang disentuhnya. Tidak peduli apakah objek tersebut normalnya bisa menghantarkan listrik atau tidak," ucap Julie.
"Benar-benar teknik yang merepotkan, tanganku jadi mati rasa karena seranganmu yang barusan. Tapi serangan tersebut tidak cukup untuk menghentikanku," ucap Noa.
Noa langsung maju kembali menuju Julie dan langsung menyerangnya dengan teknik pukulan dan tendangan miliknya. Namun Julie dengan lincah menghindari semua serangan itu. Meskipun semua serangan Noa berhasil dihindari, kombo serangannya akan tetap terhitung. Dan akhirnya Noa mencapai kombo ke 49 nya.
"Kamu tak mungkin bisa menghindari serangan ini. Rasakan ini ~Wind Champ-," ucap Noa.
Noa berniat menyerang Julie dengan pukulan angin terkuatnya. Namun sebelum sempat menyerang Julie, dia terkena serangan milikku.
~Glacier Strike~
Noa pun terhempas sampai menabrak dinding tempat latihan akibat seranganku itu. Asap pun bermunculan di tempat Noa menabrak dinding.
"Rid ? bagaimana bisa kamu ada disini ?," tanya Julie yang terkejut karena kehadiranku.
Ya, wajar saja kalau dia terkejut karena sejak tadi aku sedang beradu serangan sengit dengan Irene. Saat Noa sedang melancarkan kombonya, aku langsung pergi mendekati Julie dan Noa, dan meninggalkan Irene yang sedang bertarung dengan rapier-rapier es yang kubuat. Aku ingin menjelaskan tentang itu kepada Julie tapi aku tidak sempat karena Irene dengan cepat menyusulku dan bersiap menyerangku lagi.
~Glacier Strike~
~Glacier Strike~
Irene menyerangku dengan tekniknya itu dan aku membalas serangan Irene dengan teknik yang sama. Kedua serangan kami pun beradu. Saat aku dan Irene sedang beradu serangan, tiba-tiba dari tempat Noa yang menabrak dinding, muncul sebuah tombak angin yang sangat cepat menuju ke arahku.
"~Wind Ballista~ ya, disaat begini," ucapku.
Aku langsung menguatkan seranganku untuk menghempaskan Irene dari adu serangan ini. Dan akhirnya Irene pun terhempas ke belakang. Sementara itu, ~Wind Ballista~ milik Noa sudah hampir mengenaiku. Namun, aku dengan cepat menebas tombak itu dengan teknik pedangku.
~Secret Sword Art, Wind Slayer Slash~
Karena tombak yang Noa gunakan untuk ~Wind Ballista~ ini adalah tombak yang terbuat dari sihir anginnya, aku pun dengan mudah bisa memotong tombak itu. Tombak itu pun terbelah dan menghilang menjadi angin yang berhembus.
"Yang benar saja ? Kali ini dia bisa menebas sihir angin ?," ucap tuan Alan yang terkejut sambil menonton pertandingan kami.
Lalu Noa pun keluar dari kepulan asap di tempatnya menabrak dinding.
"~Wind Ballista~ yang kubuat dari sihir anginku dengan mudahnya kamu hancurkan. Putri Irene, tidak ada gunanya melawan Rid sendiri-sendiri. Kita harus menyerangnya bersama-sama dengan seluruh kekuatan kita," ucap Noa.
"Kamu benar," ucap Irene.
Noa bersiap dengan ~Magic Martial Arts~ nya, dia pun kembali memegang tombak anginnya yang sebelumnya dia lepaskan karena terkena panah milik Julie. Sedangkan Irene bersiap dengan rapier-rapier es yang mengelilinginya. Mereka berdua dengan cepat datang menghampiriku.
"Sepertinya target mereka kali ini adalah aku. Mundurlah ke belakangku, Julie," ucapku.
"Baiklah, aku akan membantumu dari belakang," ucap Julie.
Noa dan Irene mulai menyerangku dengan serangan-serangan mereka. Namun aku bisa menahan serangan mereka semua apalagi aku dibantu dengan rapier-rapies yang aku buat dari meniru teknik milik Irene. Sementara itu, Julie terus menembakkan panah-panah listriknya dari belakangku ke arah Irene dan Noa. Panah-panah itu sukses membuat mereka kehilangan fokus ketika menyerangku dan membuatku bisa menyerang mereka ketika lengah meskipun hanya serangan kecil.
"Panah-panah ini benar-benar menjengkelkan. Sepertinya memang lebih baik kalau kita mengalahkan dia terlebih dahulu," ucap Noa.
Noa berhenti menyerangku dan pergi bergerak melewatiku untuk menuju Julie.
"Tunggu, Noa," ucap Irene berusaha menghentikan Noa.
Noa bergerak dan meloncat ke arah Julie. Dia terlihat sedang bersiap-siap untuk melemparkan tombaknya itu.
"Dengan jarak sedekat ini, mustahil kamu bisa menghindari ini. Rasakan ini ~Wind Ballista~," ucap Noa.
Noa segera melemparkan tombaknya itu. Namun ketika hampir melepaskan tombak itu dari tangannya, aku dengan cepat mendekatinya dan menendang pinggangnya hingga dia terpental menghantam lantai arena yang ada di bawahnya. Walaupun sempat terjatuh saat menghantam lantai, Noa langsung bangkit kembali.
"Padahal hanya tendangan biasa tapi entah kenapa sakit sekali. Bagaimana Rid bisa disini ? Apa yang terjadi dengan putri Irene ?," ucap Noa.
Noa langsung menengok dan melihat kalau Irene sedang kerepotan menghadapi rapier-rapier es yang ketinggalkan untuk merepotkannya.
"Padahal ini adalah teknik keluargaku, tapi kenapa aku sangat kesusahan sekali menghadapi rapier-rapier es ini," pikir Irene.
"Kalau begitu, aku yang akan melawan Rid sendirian," ucap Noa.
Aku pun langsung maju ke arah Noa dan Noa juga maju ke arahku. Kami saling menyerang dalam jarak dekat.
~Great Wind Slash~
Noa melancarkan tebasan angin dari tombaknya.
~Water Sword Art : Great Water Slash~
Sedangkan aku melancarkan tebasan air dari pedangku yang kuubah menjadi pedang air.
Kedua serangan kami pun beradu dan menimbulkan efek yang lumayan dahsyat. Namun adu serangan kami tidak berlangsung lama karena Noa terhempas beberapa meter ke belakang. Saat Noa terhempas aku langsung bergegas menghampirinya untuk segera mengalahkannya. Ketika aku hampir mendekatinya, aku langsung menyiapkan seranganku tetapi Noa juga terlihat sedang melakukan sesuatu.
"Aku tau kalau kamu akan menghampiriku, Rid. Ini kesempatanku untuk mengalahkanmu. Rasakanlah ~Wind Ballista~ ini dari jarak dekat," ucap Noa.
Noa pun melemparkan ~Wind Ballista~ nya dari jarak yang lumayan dekat. Mungkin hanya sekitar 2-3 detik untuk ~Wind Ballista~ itu agar bisa mengenaiku. Tetapi aku bereaksi dengan cepat dan menyiapkan teknikku untuk mengatasi ~Wind Ballista~ itu.
~Secret Sword Art, Wind Slayer Slash~
Aku menebas ~Wind Ballista~ itu dan membuat sihir angin yang melapisi tombak itu menghilang dan kehilangan kekuatannya. Karena tombak itu adalah tombak asli yang tidak terbuat dari sihir angin, tombak itu tidak terbelah setelah terkena seranganku barusan.
"Aku tau kalau kamu memang bisa mengatasi ~Wind Ballista~ milikku, tapi tidak kusangka kalau kamu bisa bereaksi dengan cepat untuk mengatasi itu dalam jarak dekat," ucap Noa.
"Ini kekalahanmu, Noa," ucapku.
Aku mengubah pedangku menjadi pedang es yang membeku lalu melancarkan serangan ke arah Noa.
~Freezing Air Slash~
Noa terkena telak oleh seranganku itu dan terhempas sampai menghantam dinding tempat latihan. Noa pun tumbang dengan luka tebasan es di tubuhnya. Sementara itu, Irene terlihat berhasil menghancurkan semua rapier-rapier es yang kubuat, sedangkan rapier-rapier es miliknya sendiri masih mengelilinginya.
"Sepertinya rapier-rapier es milikku berhasil kamu hancurkan. Apa seharusnya aku membuat pedang-pedang es saja ya agar lebih kuat ? karena meniru teknikmu, aku jadi ikutan membuat rapier-rapier es," ucapku.
Lalu aku pun kembali membuat rapier-rapier es yang mengelilingiku.
"Aku sudah merasa lelah, mari kita segera akhiri pertandingan ini, Rid. Aku akan mengalahkanmu dengan teknik rahasia keluargaku yang belum pernah kupakai sebelumnya," ucap Irene.
"Kamu mau memakai teknik baru ya ?," tanyaku.
Irene bersiap untuk menyerangku. Aku bisa merasakan rapier yang dia pegang dan rapier-rapier yang mengelilinginya dialiri oleh mana yang sangat kuat. Lalu Irene dengan cepat melesat ke arahku.
~San Lucia Art Secret Technique : Ice Dragon Slayer's Seven Slashes~
Rapier yang dipegang oleh Irene dan 6 rapier yang mengelilinginya menyerangku disaat yang bersamaan. Namun aku juga bersiap untuk menahan serangan itu dengan serangan lainnya.
~Flame Sword Art, Great Flame Slash~
Pedang apiku beradu serangan dengan rapier es yang Irene pegang, sedangkan serangan 6 rapier es milik Irene berhasil kutahan dengan 6 rapier es milikku. Efek benturan yang kami lakukan sangat dahsyat hingga membuat gedung ini bergetar.
Tapi efek benturan ini tidak berlangsung lama, karena rapier-rapier es milikku tiba-tiba retak dan pedang api milikku pun juga sama. Sampai akhirnya semua rapier es milikku yang menahan rapier es milik Irene pun hancur. Pedang yang ku gunakan untuk menahan rapier es yang dipegang Irene pun juga hancur. Sudah tidak ada apapun yang bisa menahan serangan yang Irene lakukan. Ketujuh rapier es itu pun berhasil menyerangku dan melukaiku dengan telak.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasyPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...