Chapter 62 : Tarian Pedang Salju

8 2 0
                                    

"Rid Archie, apakah kamu mau latih tanding denganku ?," tanya putri Irene.
"Latih tanding dengan putri Irene ? yah aku tidak masalah sih. Tapi apa putri Irene tidak apa-apa bertanding denganku ?," tanyaku.
"Justru aku ingin mencoba rasanya bertarung melawan peringkat 1, walaupun aku yakin tidak akan menang," ucap putri Irene.
"Putri Irene terlalu merendah, aku harap aku tidak dibekukan di latih tanding ini," ucapku.
Di tengah tempat latihan itu ada area luas yang tidak ada apa-apa disana, jadi ku anggap di tengah itu adalah untuk tempat latih tanding. Kamu berdua pun memutuskan pergi ke tengah untuk latih tanding disana.
"Maaf putri Irene, ini memang cuma latihan tanding tapi apakah syarat menang kalahnya sama dengan di pertandingan harian ?," tanyaku.
"Ya, syaratnya sama. Yang membedakan tidak ada poin yang bertambah atau berkurang di latihan tanding ini," ucap putri Irene.
"Baiklah, kalau begitu aku yang akan menghitung waktu dimulainya latih tanding ini," ucapku.
"Iya silahkan," ucap putri Irene.
Kami berdua pun bersiap-siap untuk memulai tanding. Lalu aku pun mulai menghitung waktu untuk memulai latih tanding tersebut.
"3, 2, 1-," ucapku.
Lalu tiba-tiba.
~Glacier Strike~
Putri Irene langsung melancarkan serangan dari rapiernya kepadaku. Aku pun langsung menebas serangan itu dengan pedangku dan serangan itu langsung terbelah menjadi dua melewatiku.
"Sebuah serangan sihir dari senjatanya ? ah begitu ya, pantas aku tidak melihat dia mengubah senjatanya menjadi senjata sihir terlebih dahulu. Ternyata sejak tadi senjatanya sudah diubah menjadi senjata sihir. Tidak heran kalau dia bisa langsung menyerangku dengan serangan sihir. Lumayan juga, putri Irene," pikirku.
"Serangan tiba-tibaku bisa dipatahkan bahkan membuat seranganku terbelah menjadi dua. Seperti yang diharapkan dari peringkat 1," ucap putri Irene.
Aku baru menyadari kalau aku menebas serangan putri Irene karena reflek, biasanya aku hanya menahan atau menghindari serangan.
~Ice Magic, Create Magic Weapon, Sixtuple Ice Rapier~
Putri Irene melanjutkan serangannya dengan mengeluarkan 6 Rapier es yang mengelilingi tubuhnya.
"Teknik itu sama dengan yang digunakannya di ujian masuk tahap kedua. Membuat sebuah sihir mengelilinginya seperti itu, apakah putri Irene sudah bisa menyebarkan Mananya disekitarnya ?," pikirku.
~Magic Boost~
~Power Boost~
~Speed Boost~
Putri Irene memakai boost untuk meningkatkan kemampuannya.
~Ice Skating~
Putri Irene bergerak dengan cepat ke arahku dengan berseluncur seperti di medan es, walaupun lantai tempat latihan ini tidak terbuat dari es.
~San Lucia Art, Snow Blade Dance Technique~
Putri Irene lalu berusaha menyerangku dengan Rapier di tangannya namun berhasil aku tahan dengan pedangku. Setelah aku menahan rapier di tangannya, 6 rapier es yang mengelilinginya pun berusaha menyerangku satu persatu. Aku pun mendorong putri Irene menggunakan pedangku agar menjauh dan berusaha menghindari serangan dari 6 rapier es yang mengelilinginya. 6 Rapier itu menyerangku bertubi-tubi. Ada rapier yang berusaha menebasku dan ada juga yang berusaha menusukku. Aku pun menghindari 6 rapier itu satu persatu. Selain 6 rapier es itu, putri Irene juga terus menyerangku menggunakan rapiernya. Di situasi ini, aku seperti melawan 7 orang pengguna rapier sekaligus.
"Saat putri Irene menyerang langsung menggunakan rapiernya ataupun tidak menyerang, 6 rapier itu tetap menyerangku terus menerus. Dan lagi, pola serangan keenam rapier itu berbeda-beda. Bagaimana bisa putri Irene mengendalikan keenam rapier itu sekaligus ? Apa putri Irene juga ahli dalam ~Mind Magic~ ?," pikirku.
Karena aku hanya menggunakan 1 pedang, aku cuma bisa menahan 1 serangan dan menghindari serangan lainnya. Aku memutuskan untuk terus menahan serangan rapier yang digunakan langsung oleh putri Irene dan menghindari keenam rapier lainnya.
~Glacier Thrust~
Putri Irene menyerangku dengan menusukkan rapiernya ke arahku, namun aku berhasil menahannya dengan pedangku meskipun terdorong mundur beberapa langkah kebelakang. Disaat aku terdorong mundur, keenam rapier yang mengelilinginya pun menyerangku bertubi-tubi namun aku berhasil menghindarinya.
"Sepertinya keenam rapier ini tidak akan berhenti apabila tidak dihancurkan," pikirku.
Lalu putri Irene menyerangku langsung menggunakan rapiernya tapi aku langsung menahannya dengan pedangku. Aku tau pola ini, apabila putri Irene menyerangku dengan rapiernya langsung dan berhasil kutahan. 6 rapier yang mengelilinginya akan langsung menyerangku saat ku menahan serangan langsung putri Irene. Dan benar saja, 6 rapier itu langsung menyerangku. Aku pun langsung mendorong mundur putri Irene dengan pedangku dan berniat langsung menghadapi 6 rapier itu. Sebuah rapier es mulai mendekat untuk menebasku, lalu aku pun menyiapkan serangan dari pedangku.
~Ice Crusher~
Aku menebas sebuah rapier es yang mengarah kepadaku itu dan langsung menghancurkan rapier es itu. Rapier es yang lain pun mulai mengarah kepadaku satu persatu. Lalu aku menggunakan ~Ice Crusher~ setiap kali rapier es itu menyerangku sampai akhirnya keenam rapier es itu hancur semua.
"Sepertinya rapier es yang kamu buat sudah tidak tersisa lagi, putri Irene," ucapku.
"Ya, kamu benar. Padahal aku yakin kalau rapier es yang aku buat itu lumayan keras. Tapi aku tidak terkejut kalau kamu bisa menghancurkannya," ucap putri Irene.
"Mari kita akhiri latih tanding ini pada serangan terakhir ini," ucap putri Irene.
Sepertinya putri Irene berniat untuk menyudahi latih tanding ini secepatnya.
"Baiklah," ucapku.
Putri Irene nampak menarik nafas dan mengeluarkannya lagi dan bersiap untuk melakukan serangannya.
~Ice Magic, Frozen Rapier~
Putri Irene mengubah rapiernya menjadi rapier yang membeku.
"~Frozen Rapier~ ? Jadi dia mau memakai teknik itu untuk serangan terakhir ini ya," pikirku.
~Ice Skating~
Putri Irene bergerak cepat ke arahku sambil berseluncur.
"Sepertinya menahan teknik itu dengan cara yang biasa bukan ide yang bagus, lebih baik aku juga menggunakan teknikku untuk beradu dengan teknik itu," pikirku
Putri Irene pun akhirnya berhasil mendekat ke arahku dan mengeluarkan serangannya.
~San Lucia Art, Freezing Air Slash~
Aku pun juga mengeluarkan teknik pedangku.
~Sword Art, Half Moon Slash~
Kedua teknik kami pun beradu dan mengakibatkan benturan yang sangat kuat. Karena serangan dari putri Irene, pedangku perlahan mulai membeku. Namun sebelum pedangku membeku sepenuhnya, aku menguatkan seranganku dan berhasil mendorong mundur putri Irene beberapa langkah ke belakang.
Sebagian pedangku membeku dan lintasan tebasan yang dilakukan putri Irene juga membeku di udara. Di tempat latihan itu pun muncul sedikit kabut es yang sepertinya efek dari benturan serangan kami berdua.
"Bahkan serangan ini pun berhasil kamu tahan ya, seperti yang diharapkan dari peringkat pertama," ucap putri Irene.
"Walaupun aku peringkat pertama, perbedaan poin kita berdua hanya 5 poin saja, putri Irene. Kamu juga mendapatkan poin sempurna di ujian masuk tahap kedua dan ketiga. Itu menandakan kalau kamu juga kuat," ucapku.
"Ya, memang perbedaan poin kita berdua hanya 5 poin. Tapi di latihan tanding ini aku jadi menyadari kalau perbedaan kekuatan kita sangat besar, bahkan kamu tidak memakai sihir di latihan tanding kita," ucap putri Irene.
"Aku menyerah, aku mengaku kalah di latihan tanding ini," ucap putri Irene.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang