Chapter 155 : Pertandingan Terakhir di 8 Besar

7 2 0
                                    

Charles terbaring tidak sadarkan diri dengan banyak luka pada tubuhnya. Beberapa bagian tubuhnya pun juga tertimbun pasir. Sementara senior Darryl tengah berdiri menatap Charles tidak jauh dari tempat Charles terbaring. Senior Darryl terlihat cukup kelelahan dan di tubuhnya juga terdapat beberapa luka.
"Aku memang berhasil mengalahkan Charles tapi aku tidak menyangka kalau dia lumayan kuat juga. Sepertinya aku tidak boleh meremehkan mereka yang merupakan murid tahun pertama," ucap senior Darryl.
Lalu tuan Elgin pun kembali ke arena turnamen dan langsung mengumumkan hasil pertandingannya.
"Pertandingan turnamen akademi khusus murid laki-laki antara Charles Estella San Fulgen melawan Darryl Lachman, dimenangkan oleh Darryl Lachman," ucap tuan Elgin.
"Bagaimana mungkin bisa sepert ini ?!?!?!,"
"Sebelumnya putri Chloe yang kalah, dan sekarang pangeran Charles yang kalah,"
"Sepertinya memang sulit bagi tahun pertama untuk menang melawan senior mereka. Walaupun sebelumnya mereka bisa mengalahkan beberapa senior mereka tapi babak saat ini merupakan babak 8 besar yang mana murid yang lolos pada babak ini merupakan murid-murid terkuat di angkatan mereka,"
"Yang Mulia Ratu pasti sedih melihat kedua anaknya harus kalah, apalagi kedua anaknya kalah dalam kondisi tidak sadarkan dengan banyak luka pada tubuh mereka," ucap para penonton.
Para staf yang lainnya pun mulai datang untuk menandu Charles yang terbaring tidak sadarkan diri untuk menuju ruang perawatan. Senior Darryl pun juga diajak oleh 1 orang staff untuk menuju ruang perawatan karena di tubuhnya juga terdapat beberapa luka.
-
Karena arena saat ini sudah berubah menjadi lautan pasir. Arena pun harus diperbaiki dan dikembalikan lagi seperti semula. Karena itu, pertandingan selanjutnya pun harus ditunda selama beberapa menit.
Di bangku penonton khusus tempat Yang Mulia Ratu berada.
"Sangat disayangkan ya, Yang Mulia Ratu. Putra dan putri anda gagal lolos ke babak semifinal," ucap Duke Remy.
"Memang sangat disayangkan tapi bisa sampai di babak ini saja sudah pencapaian bagus bagi mereka berdua, lagipula mereka masih tahun pertama. Aku hanya tidak tega melihat mereka tidak sadarkan diri dan terluka seperti itu. Untungnya aku tidak mengajak Carol, kalau dia ikut dan melihat kedua kakaknya tidak sadarkan diri dengan banyak luka pada tubuh mereka, dia pasti akan sangat sedih," ucap Ratu Kayana.
"Benar juga, saya tidak pernah menanyakan tentang kabar putri Caroline selama ini. Apa dia sehat-sehat saja, Yang Mulia Ratu ?," tanya Duke Remy.
"Dia sangat sehat kok. Dia saat ini tengah fokus belajar dan berlatih sendiri dengan para pengajar di istana. Dia bertekad untuk masuk ke akademi ini juga tapi mungkin dia baru bisa masuk ke akademi ini 6 tahun kemudian saat usianya sudah 17 tahun," ucap Ratu Kayana.
"Begitu ya," ucap Duke Remy.
"Ya, aku mau pergi ke ruang perawatan lagi untuk menjenguk Charles kali ini. Aku akan kembali lagi saat pertandingan selanjutnya dimulai. Aku permisi dulu, tuan Duke," ucap Ratu Kayana.
"Silahkan, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.
Ratu Kayana, komandan Oliver dan para prajurit lainnya pun pergi meninggalkan bangku penonton.
-
Di ruang tunggu peserta tahun pertama.
"Jadi sekarang peserta tahun pertama yang tersisa hanya tinggal kita bertiga saja ya," ucap Irene.
"Tapi nanti peserta tahun pertama akan berkurang menjadi dua karena aku akan melawan Rid di pertandingan nanti. Dan aku yakin kalau Rid yang akan melaju ke babak semifinal," ucap Enzo.
"Kenapa kamu selalu pesimis terus, Enzo ? Saat kita bertanding di ujian kedua juga kamu terlihat pesimis ketika melawanku," ucapku.
"Aku tidak pesimis, aku hanya sadar diri. Buktinya aku benar-benar kalah saat melawanmu di ujian kedua dulu," ucap Enzo.
"Hmmm begitu," ucapku.
"Dan juga peserta tahun pertama bisa saja hanya tersisa 1 orang saja nanti, tergantung dengan hasil pertarunganmu melawan putri Amelia, putri Irene," ucap Enzo.
-
Beberapa menit kemudian, pertandingan pun dilanjutkan kembali. Kali ini adalah pertandingan antara senior Gretta menghadapi senior Vanina.
"Aku tidak percaya kalau aku harus menghadapi senior Gretta di babak 8 besar ini. Tolong jangan terlalu keras ketika melawanku, senior," ucap senior Vanina.
"Ahahahaha, santai saja Vanina. Aku akan melawanmu dengan lembut kok," ucap senior Gretta.
Lalu pertandingan antara mereka pun dimulai. Pertandingan antara mereka berdua berlangsung cukup sengit. Lalu sekitar 10 menit kemudian, bertandingan antara mereka berdua pun selesai. Senior Gretta berhasil membuat senior Vanina tidak sadarkan diri dengan banyak luka pada tubuhnya. Senior Gretta pun berhasil memenangkan pertandingan ini.
Lalu pertandingan pun dihentikan sementara karena sudah memasuki jam istirahat.
-
Setelah istirahat, pertandingan pun dilanjutkan kembali.
"Kita sudah memasuki pertandingan terakhir khusus murid laki-laki di babak 8 besar ini. Seperti yang kalian lihat di bagan pertandingan pada proyeksi, peserta yang akan bertanding di pertandingan terakhir ini adalah Rid Archie dari tahun pertama melawan Enzo William San Angela dari tahun pertama. Mari kita sambut kedua peserta ini," ucap tuan Alan.
Para penonton pun mulai bersorak menyambut kehadiran kedua peserta ini. Lalu kami berdua pun mulai memasuki arena turnamen. Karena kami berdua sama-sama dari tahun pertama. Kami keluar dari lorong yang sama. Lalu kami pun mulai saling berhadapan.
"Tolong jangan terlalu keras ketika melawanku Rid," ucap Enzo.
"Jika aku tidak melawanmu dengan keras, apa berarti kamu yang akan melawanku dengan keras kali ini ?," tanyaku.
"Apa kalian berdua sudah siap ?," tanya tuan Elgin.
"Siap!," ucap kami berdua.
"Kalau begitu, pertandingan dimulai," ucap tuan Elgin.
Aku langsung melesat menuju Enzo, disaat yang sama Enzo pun juga melesat ke arahku.
~Flame Sword Art : Great Flame Slash~
~Rumbling Electric Slash~
Kami pun saling beradu serangan masing-masing.
Benturan serangan antara kami berdua menimbulkan ledakan yang cukup besar. Setelah saling beradu serangan, kami berdua memutuskan mundur beberapa langkah ke belakang untuk menyiapkan serangan berikutnya.
"Aku memang tidak yakin bisa menang melawanmu, Rid. Tapi bukan berarti aku tidak akan memberikan perlawanan," ucap Enzo.
"Perkataanmu sama seperti yang kamu katakan di ujian kedua," ucapku.
Enzo lalu mengarahkan ujung pedangnya yang dilapisi sihir listrik ke lantai turnamen.
~Electric Magic : Electrical Conductor~
Sihir listrik yang awalnya berada di pedangnya mulai mengalir ke lantai arena dan mengarah kepadaku. Melihat listrik itu sudah mau menjalar ke tempatku berpijak, aku langsung melompat dengan tinggi dan langsung menerjang ke arah Enzo. Enzo pun terkejut melihat aksiku.
"Apa-apaan lompatan itu ?," ucap Enzo yang terkejut.
Aku langsung menyiapkan seranganku sebelum menerjangnya.
~Flame Sword Art : Flame Explosion Slash~
Aku mengarahkan seranganku dari udara ke arah Enzo. Enzo langsung mengangkat pedangnya lagi yang sebelumnya menyentuh lantai arena. Karena hal ini, sihir listrik yang menjalar di arena pun menghilang. Setelah mengangkat pedangnya, Enzo pun bersiap untuk menahan seranganku dengan serangannya.
~High Voltage Slash~
Saat kedua serangan kami saling bersentuhan, tercipta ledakan hebat dari benturan serangan itu. Ledakan itu tercipta dari seranganku dan juga karena reaksi antara sihir api dan listrik. Karena ledakan itu, Enzo pun terhempas beberapa meter ke belakang. Di tubuhnya saat ini sudah terdapat beberapa luka bakar akibat ledakan tadi. Sementara aku tidak mendapatkan luka sama sekali karena ledakan tadi.
"Seperti yang diduga, kamu sangat kuat, Rid. Ayo kita lanjutkan pertandingan ini lagi meskipun aku tidak yakin bisa memenangkan pertandingan ini," ucap Enzo.
-
Sekitar 10 menit kemudian.
Enzo terbaring tidak sadarkan diri dengan banyak luka khususnya luka bakar pada tubuhnya. Tuan Elgin pun langsung mengumumkan hasil pertandingannya.
"Pertandingan turnamen akademi khusus murid laki-laki antara Rid Archie melawan Enzo William San Angela, dimenangkan oleh Rid Archie," ucap tuan Elgin.
Para penonton pun bersorak.
"Orang itu hebat juga bukan ?,"
"Dia masih tahun pertama tapi penampilannya sudah sehebat ini,"
"Dia juga belum mengalami satu lukapun sejak 32 besar dan sekarang dia berhasil lolos ke semifinal," ucap para penonton.
Para staf yang lainnya pun mulai datang ke arena untuk menandu Enzo yang tidak sadarkan diri untuk menuju ruang perawatan. Saat Enzo sedang ditandu untuk menuju ruang perawatan, aku pun terus melihatnya sambil memikirkan sesuatu.
"Sama seperti ujian tahun kedua. Enzo terlihat tidak serius dalam pertandingan ini. Dia terlihat seperti sedang menahan kekuatannya yang sesungguhnya. Dan lagi, dia selalu menegaskan kalau dia akan kalah melawanku. Untuk apa dia selalu menegaskan hal itu ketika kami akan bertanding ? Sebenarnya apa tujuannya ?," pikirku.
Sebelum kembali ke ruang tunggu peserta tahun pertama, aku melihat ke arah bangku khusus tempat Yang Mulia Ratu berada. Tapi aku tidak melihat ke arah Yang Mulia Ratu, melainkan ke arah Duke Remy yang berada di sampingnya. Ketika aku melihat ke arah beliau, beliau juga sedang melihat ke arahku dengan tatapan yang tajam.
-
Setelah itu, pertandingan pun dilanjutkan kembali.
"Sekarang kita sudah berada di pertandingan terakhir khusus murid perempuan di 8 besar ini sekaligus pertandingan terakhir di hari ini. Seperti yang kalian lihat di bagan pertandingan pada proyeksi, peserta yang akan bertanding di pertandingan terakhir ini adalah Amelia Laterza San Quentine melawan Irene Emerald San Lucia. Mari kita sambut kedua peserta ini," ucap tuan Alan.
Para penonton pun mulai bersorak. Karena pertandingan ini adalah pertandingan antara kedua putri Duke, para penonton bersorak lebih meriah dari biasanya. Lalu Irene dan putri Amelia pun mulai memasuki arena pertandingan. Mereka pun mulai berhadapan.
"Kita berhadapan lagi ya, putri Irene," ucap putri Amelia.
"Iya," ucap Irene.
"Terakhir kali kita bertanding, aku menang telak melawanmu. Apa menurutmu aku akan menang telak lagi kali ini ?," tanya putri Amelia.
"Itu tidak akan terjadi, kali ini aku yang akan menang dan membalaskan kekalahanku sebelumnya," ucap Irene.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang