Chapter 39 : Asrama Murid

7 2 0
                                    

Setelah aku keluar dari lobi tersebut sambil membawa barang-barangku. Aku melihat Charles, Chloe dan Noa yang sedang menungguku di air mancur.
"Itu dia Rid," ucap Chloe.
"Apa kamu sudah membawa semua barang-barangmu ?," tanya Charles.
"Iya sudah, maaf membuat kalian menunggu lama,* ucapku.
"Santai saja, tidak terlalu lama juga. Yuk kita segera menuju asrama. Kalau tidak salah asrama ke arah kanan ya ?," ucap Noa.
"Ya benar, untuk asrama para murid ada di sebelah kanan setelah keluar dari lobi. Dan untuk mereka yang menginap di asrama tamu, mereka menuju ke kiri setelah keluar dari lobi. Begitu yang dikatakan pengawas yang sebelumnya kutanya," ucap Charles.
Kami pun segera berjalan menuju asrama. Di sepanjang jalan, banyak calon murid lain yang berjalan menuju ke asrama juga setelah makan malam dari kantin. Setelah beberapa saat berjalan, kami bisa melihat deretan bangunan yang berada di depan kami. Itu adalah asrama untuk murid San Fulgen Akademiya.
"Wah, banyak juga ya bangunannya," ucap Chloe.
"Tidak mengherankan sih, untuk kita yang baru masuk aja berjumlah 200 orang. Jika digabung dengan tahun ajaran yang lain mungkin bisa sekitar 800 orang. Tidak heran kalau jumlahnya banyak," ucap Charles.
Aku melihat bangunan asrama di depan ku. Asrama itu memiliki 5 lantai dan setiap lantai mempunyai 8 pintu yang berarti di tiap lantai ada 8 kamar untuk para murid. Jadi di setiap bangunan ada 40 kamar bagi para murid. Tapi di bagian belakang asrama yang ku lihat. Ada lagi 4 bangunan dengan ukuran yang sama. Jika dihitung total berarti ada 5 bangunan dengan total 200 kamar. Sepertinya 5 asrama itu diperuntukkan untuk kami.
Selain di belakang, di sampingnya juga terdapat 3 bangunan lagi yang model berjejernya sama dengan asrama kami. Sepertinya itu asrama punya tahun ajaran yang lain.
Terdapat pagar yang mengelilingi 5 asrama untuk tahun ajaran kami, asrama tahun ajaran lain juga dikelilingi pagar. Sepertinya itu untuk memisahkan asrama untuk tahun ajaran satu dengan tahun ajaran yang lainnya.
"Seperti rumah susun saja," ucap ku.
"Hahaha, kamu benar Rid," ucap Noa menanggapi.
Kami pun segera memasuki pagar asrama kami. Disana terdapat pengawas yang sepertinya bertugas untuk memberitahu calon murid dimana kamar mereka berada. Aku menghampiri pengawas tersebut.
"Permisi pengawas, apa benar bangunan ini merupakan asrama untuk murid baru ?," ucapku untuk mengkonfirmasi.
Padahal aku sudah tahu kalau bangunan ini untuk murid baru, tapi tidak ada salahnya untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
"Ya itu memang benar asrama ini untuk murid baru. Kalau tidak salah kamu itu Rid Archie ya ?," ucap pengawas tersebut.
Lagi-lagi, pengawas tersebut tau namaku sama seperti pengawas di lobi tersebut.
"Iya itu benar," ucap pengawas tersebut.
"Selain itu ada putri Chloe dan pangeran Charles juga, sebuah kehormatan untuk bertemu kalian berdua," ucap pengawas tersebut.
"E-eh," ucap Chloe yang terkejut.
"Sudah, sudah pengawas. Memang kami ini pangeran dan putri, tapi sekarang ini kami adalah murid di akademi ini. Jadi tidak perlu bersikap seperti itu," ucap Charles.
"Hahaha, baiklah. Lalu apa ada yang ingin kamu tanyakan lagi ?," tanya pengawas tersebut.
"Tentang itu, kami ingin tahu dimana letak bangunan dan kamar kami berada," ucapku.
"Oh, kamu itu kan berada di nomor satu. Untuk asrama no. 1 ada di bangunan paling belakang dan berada di lantai paling atas di kamar yang paling kanan," ucap pengawas tersebut.
"Owh begitu ya, terima kasih banyak," ucapku.
"Sama-sama," ucap pengawas tersebut.
"Kalau begitu, kami permisi dulu," ucapku.
Kami pun segera melangkah pergi.
"Tunggu sebentar, aku mau mengingatkan sesuatu," ucap pengawas tersebut.
Kami pun yang awalnya sudah berjalan, langsung berhenti.
"Aku cuma ingin mengingatkan lagi agar tidak lupa besok untuk berkumpul kembali jam 18.00 di lobi. Dan besok kalian bisa berdiam saja di asrama atau berkeliling akademi ini. Kalian bisa ke pasar, toko, taman, hutan akademi ataupun taman," ucap pengawas tersebut.
"Pasar dan toko di akademi ? kenapa bisa ada pasar di akademi ini, aku tidak membawa uang ke akademi ini," ucap Noa.
"Tentu saja ada pasar karena itu untuk membeli kebutuhan pokok kalian seperti makanan. Apa kalian kira kalian hanya akan makan gratis di kantin ? Memang kalian masih akan mendapatkan makanan gratis di kantin tapi itu saat kalian belajar saja dan itu hanya untuk makan siang saja. Jadi sisanya kalian menyiapkan makanan kalian sendiri atau membelinya. Untuk uangnya, Akademi ini akan memberi uang saku setiap bulannya sebagai apresiasi karena kalian berhasil masuk di akademi ini. Uang itu akan terus diberikan setiap bulannya sampai kalian lulus atau dikeluarkan karena suatu masalah. Uang itu bisa digunakan untuk membeli bahan makanan, makanan jadi, pakaian kasual atau kebutuhan lainnya. Karena selama kalian belajar disini kalian tidak boleh keluar dari komplek akademi ini, jadi uang itu untuk menghidupi kalian selama disini. Uang ini akan diberikan besok saat kalian disuruh berkumpul kembali dan sepertinya ketua Alan akan menjelaskan tentang penggunaan uang ini lagi," ucap pengawas tersebut.
"Begitu ya, enak juga ya setiap bulan diberi uang oleh akademi," ucap Noa yang tampaknya senang.
"Pengawas, aku ingin bertanya. Kami kan akan selalu diberi uang setiap bulannya tapi kami belum tentu akan menghabiskan uang itu setiap bulannya. Nah jika sampai kita lulus, uang yang diberikan akademi masih tersisa, apakah kita masih boleh mengambil uang itu untuk keperluan kita setelah lulus dari akademi ?," tanyaku.
"Boleh kok selama kalian lulus dan masih mempunyai sisa uang dari yang diberikan akademi, kalian boleh untuk menyimpan dan membawa uang tersebut. Tapi jika kalian dikeluarkan dari akademi karena suatu masalah, kalian tidak boleh membawa sisa uang tersebut. Sisa uang yang kalian punya akan diambil kembali oleh akademi," ucap pengawas tersebut.
"Begitu ya, terima kasih atas penjelasannya," ucapku.
"Sama-sama," ucap pengawas tersebut.
"Wah enak sekali, bahkan kita bisa menyimpan uang tersebut ketika kita sudah lulus dari sini. Aku jadi semakin bersemangat," ucap Noa yang senang.
Charles dan Chloe tampak biasa saja tapi mereka berdua tampak tersenyum melihat kelakuan Noa.
"Tapi aku tidak menduga kalau ada hutan dan danau juga di akademi ini," ucapku.
"Hahaha kamu tidak menyangka ya ? mungkin menurutmu San Fulgen Akademiya ini kecil, tapi sebenarnya San Fulgen Akademiya ini sangat luas. Yah kamu akan tahu setelah melihatnya sendiri. Kamu tinggal pergi ke arah kiri setelah keluar dari asrama, di ujung jalan ini kamu bisa menemukan toko dan pasar. Nah di sebelah kanan dari toko dan pasar itu atau lebih tepatnya di belakang tempat belajar akademi, itu terdapat taman. Di belakang dan sebelah kanan taman itu ada hutan akademi dan di dalam hutan itu nanti kamu bisa menemukan danau. Di danau itu terdapat banyak ikan, kamu bisa memancing di danau tersebut dan membawa ikan itu untuk dimakan. Tapi kamu harus membeli alat pancingnya terlebih dahulu. Dilarang menggunakan sihir berbahaya di danau tersebut karena nanti akan membunuh banyak ikan di danau tersebut,"
"Begitu ya, jadi kami bisa memancing juga di danau tersebut. Aku jadi penasaran, aku jadi ingin berkeliling besok," ucapku.
"Aku juga mau berkeliling besok, sepertinya banyak tempat bagus di akademi ini," ucap Chloe.
"Benar, kalian pergi berkeliling saja daripada hanya di asrama. Ya sudah, sekarang kalian pergi ke kamar kalian masing-masing lalu istirahat," ucap pengawas tersebut.
"Baiklah pengawas, kalau begitu kami permisi dulu," ucapku.
"Ya silahkan," ucap pengawas tersebut.
Kami pun segera menuju ke asrama kami dan kamar kami masing-masing
-
Di ruangan kepala akademi.
*Tok *Tok *Tok
"Masuk," ucap nona Karina.
Seseorang masuk ke dalam ruangan, dan ternyata orang itu adalah pengawas Alan.
"Sepertinya nona sedang sibuk ya," ucap pengawas Alan.
Dia melihat nona Karina sedang menulis beberapa dokumen.
"Ya begitulah tapi kerjaanku sudah banyak berkurang karena tadi ada tuan Frederick yang membantuku. Jadi ada keperluan apa kamu kemari ?," tanya nona Karina.
"Nona masih berhutang penjelasan kepada saya soal pertandingan Rid melawan Javier sebelumnya," ucap pengawas Alan.
"Benar juga," ucap nona Karina.
Nona Karina tiba-tiba berhenti menulis.
"Nah, aku harus menjelaskan darimana ya ?," ucap nona Karina
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang