Chapter 76 : Perpustakaan Akademi

8 2 0
                                    

Aku pun kembali ke asramaku. Setelah masuk ke dalam asrama, aku pun pergi ke kamarku dan duduk di atas tempat tidur.
"Tidak kusangka kalau aku akan disuruh untuk menjalin hubungan kekasih dengan putri seorang Duke. ~Matchmaking Battle~ kah ? sepertinya berat sekali untuk Charles karena pasangannya sudah ditentukan oleh politik. Yah itu sudah wajar karena Charles merupakan keluarga kerajaan juga bangsawan, tidak aneh kalau bangsawan selalu melakukan pernikahan politik untuk kepentingan keluarga mereka," ucapku.
"Kira-kira Charles akan marah nggak ya setelah tau kalau calon pasangannya itu malah menjadi pasanganku, yah meskipun aslinya cuma pura-pura. Semoga saja dia tidak marah, lagipula aku melakukan ini juga untuk keuntunganku sendiri," ucapku.
"Jika ~Matchmaking Battle~ ini akan tetap dilaksanakan meskipun Irene sudah mempunyai pasangan, berarti setidaknya aku akan tetap menjadi pasangan kekasih Irene sampai ~Matchmaking Battle~ ini selesai dilaksanakan. Kalau aku memutuskan hubungan dengan Irene saat ~Matchmaking Battle~ ini belum dilaksanakan, Irene pasti akan otomatis menjadi peserta acara itu lagi," ucapku.
"Aku harap tugasku sebagai kekasih palsu Irene akan berjalan lancar dan tanpa ada hambatan. Yah meskipun baru dipublikasikan 1 bulan lagi," ucapku.
-
Keesokan harinya.
Aku menjalani keseharianku di pagi hari seperti biasa. Aku bangun jam 5 pagi lalu bersiap-siap untuk olahraga dan sekalian membawa pedangku untuk latihan di tempat latihan tahun pertama. Setelah selesai olahraga lari berkeliling akademi, aku pun menuju gedung tahun pertama untuk latihan di lantai bawah. Sesampainya di tempat latihan, aku bertemu dengan Irene yang sedang latihan sama seperti kemarin.
"Selamat pagi, Irene," ucapku.
"Selamat pagi, Rid," ucap Irene.
Aku memanggilnya lagi dengan Irene saja dan sepertinya Irene tidak terganggu dengan panggilanku itu, dia juga memanggilku hanya dengan Rid saja.
"Kamu latihan pagi lagi ya Irene," ucapku.
"Ya, lagipula aku suka latihan pagi disini karena masih sepi. Kedepannya pun aku akan melakukan latihan pagi terus," ucap Irene.
"Begitu ya, aku pun juga ingin latihan pagi terus kedepannya jadi kita mungkin akan sering bertemu di tempat ini," ucapku.
"Lagipula kita juga sering bertemu di kelas," ucap Irene.
"Bukan itu maksudku, maksudku kita akan sering bertemu dan mengobrol disini. Memang kita juga sering bertemu di kelas tapi kan kita tidak mengobrol," ucapku.
"Begitu ya, kamu benar juga. Tapi sebulan lagi kita juga bisa mengobrol dimana saja, tidak hanya di tempat ini," ucap Irene.
"Yah kamu benar juga," ucapku.
"Kalau begitu Rid, apa kamu mau latih tanding denganku lagi hari ini ?," tanya Irene.
"Baiklah," ucapku.
-
"Lagi-lagi kamu menyerah, Irene," ucapku.
"Latih tanding yang barusan sudah cukup makanya aku memilih menyerah. Kalau begitu aku mau kembali duluan, terima kasih atas latih tandingnya, Rid," ucap Irene.
"Iya, sampai jumpa," ucapku.
Irene pun pergi meninggalkan tempat latihan, tak berselang lama aku pun juga meninggalkan tempat latihan untuk kembali ke asrama. Lalu aku pun mandi dan bersiap untuk pergi ke akademi.
Sesampainya di kelas, seperti biasa kalau aku merupakan salah satu murid yang datang awal, kelas pun nampak sepi, lalu beberapa menit kemudian datang Charles, Chloe dan Noa.
"Kalian bertiga selalu berangkat bersamaan ya," ucapku.
"Yah itu karena kami sudah janjian untuk datang bersama, beda denganmu yang selalu datang sendiri, Rid," ucap Noa.
"Yah aku memang lebih suka datang lebih awal, jadi maaf kalau aku tidak bisa menunggu kalian. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan hasil mancingmu kemarin ?," tanyaku kepada Noa.
"A-aku tidak mendapatkan ikan satupun," ucap Noa yang nampak sedih.
"Kemarin saking kesalnya dia tidak dapat ikan, hampir saja dia berniat menggunakan sihir di danau itu untuk menangkap ikan-ikan itu," ucap Charles.
"Hahahaha, yah mungkin kemarin itu bukan hari keberuntunganmu," ucapku.
"Selanjutnya aku pasti akan mendapatkan ikan-ikan itu," ucap Noa.
Lalu beberapa saat kemudian datanglah tuan Alan ke kelas. Lalu kelaspun dimulai.
-
Lalu kelas hari ini pun telah selesai.
"Entah kenapa pelajaran di tiga hari ini hanya menjelaskan tentang dasar-dasar sihir dan Mana itu sendiri. Apakah karena baru awal pembelajaran di akademi jadinya materi yang disampaikan yang mudah terlebih dahulu ?," pikirku.
"Atau memang pembelajaran yang disampaikan oleh guru-guru di akademi ini hanya mengajarkan dasarnya saja, lanjutannya harus murid sendiri yang mencari tahu," pikirku.
"Kalau dipikir-pikir, selama di akademi ini aku belum pernah mengunjungi perpustakaan. Sepertinya hari ini aku akan kesana untuk melihat buku-buku tentang sihir yang ada di perpustakaan ini," pikirku.
"Hei Rid, apa yang kamu lamunkan ? ayo kita pergi ke arena, kita semua belum melakukan pertandingan harian hari ini," ucap Noa.
"Ah maaf, kamu benar ayo kita pergi ke arena," ucapku.
-
Lalu kami semua pun telah selesai melakukan pertandingan harian hari ini. Aku mendapatkan lawan murid lain yang kebetulan katanya ingin melawanku dan aku berhasil menang lagi. Mereka pun juga mendapatkan lawan dari murid lain yang mengajukan pertandingan ke mereka. Dan mereka semua juga berhasil memenangkan pertandingan harian hari ini.
"Aku lapar, bagaimana kalau kita membeli makanan terlebih dahulu sebelum kembali ke asrama," ucap Noa.
"Kamu membeli makanan terus Noa ? apa kamu tidak takut uang pemberian dari akademi akan habis ?," tanya Charles.
"Kita kan mendapatkan uang dari akademi setiap bulan, lagipula aku tidak membeli makanan yang mahal, yang murah saja cukup buatku," ucap Noa.
"Hmm ya sudah aku ikut denganmu," ucap Charles.
"Kalau kalian ingin membeli makanan kalian duluan saja, aku ada keperluan di suatu tempat," ucapku.
"Hmmm kamu tiba-tiba jadi seperti Enzo, Rid, tiba-tiba ada keperluan rahasia," ucap Noa.
"Baru pertama kali kan aku ada keperluan seperti ini ? lagipula sebelumnya aku tidak pernah. Tenang saja aku hanya pergi sebentar, nanti aku akan menyusul kalian," ucapku.
"Baiklah, kalau begitu kami pergi duluan ya," ucap Noa.
"Iya," ucapku.
Aku pun berpisah dengan Noa yang lainnya. Lalu aku pergi untuk menuju perpustakaan. Sebenarnya aku bisa aja untuk mengajak mereka pergi ke perpustakaan bersama. Tapi aku merasa ada yang sedang mengikuti kami, dilihat dari auranya ini merupakan orang baru yang belum ku temui sebelumnya. Aku berinisiatif untuk memisahkan diri dari mereka untuk memeriksa apakah orang ini mengikuti salah satu dari kami atau mengikutiku. Dan ternyata orang ini memilih untuk mengikutiku.
"Karena aku ingin pergi ke perpustakaan, sekalian saja aku periksa siapa orang yang mengikutiku ini," pikirku.
-
Aku pun sampai di gedung tengah yang merupakan kantin, aku bertanya kepada staff disana di lantai berapa perpustakaan berada. Ternyata perpustakaan berada di lantai bawah, aku pun segera menuju tangga untuk pergi ke lantai bawah.
Setelah menuruni tangga, aku pun terkejut dengan luasnya perpustakaan itu. Perpustakaan itu terbagi menjadi beberapa tingkat/lantai.
"Sepertinya perpustakaan ini terdiri dari 5 lantai, tapi aku tidak menyangka kalau perpustakaannya akan seluas ini. Bahkan dari lantai teratas perpustakaan bisa melihat lantai yang berada di bawahnya," ucapku.
Lalu aku pun memutuskan untuk berkeliling untuk mencari buku yang menarik perhatianku. Dimulai dari lantai teratas sampai lantai terbawah.
"Buku-buku yang kulihat sangat menarik, ada buku tentang teknik, sihir dan lainnya. Ada juga tentang sejarah dunia dan ras-ras yang ada di dunia ini. Aku akan membaca tentang buku itu nanti. Tapi sekarang aku ingin memergoki siapa orang yang mengikutiku ini," ucapku.
Orang yang mengikutiku ini sejak tadi tidak berniat untuk menampaki diri, dia hanya bersembunyi di belakang rak buku. Karena itu aku memutuskan untuk menghampirinya duluan. Aku pun pergi menghampirinya tapi lewat belakangnya. Menyadari aku yang sudah tidak ada di tempatku sebelumnya, dia pun mencari-cari keberadaanku. Aku yang telah tiba dibelakangnya lalu memegang pundaknya. Tau kalau pundaknya tiba-tiba dipegang oleh seseorang. Orang itu pun terkejut.
"Kyahhh-," teriak orang itu.
Orang itu hampir teriak tapi aku dengan sigap menutupi mulutnya dengan tanganku karena ini merupakan perpustakaan, jadi tidak boleh berisik. Lalu aku memperhatikan orang yang mengikutiku itu.
"Seorang perempuan ya ?," pikirku.
Setelah tau kalau orang yang mengikutiku adalah perempuan, aku melepaskan tanganku dari mulutnya dan meminta maaf.
"Maafkan aku karena mengagetkanmu dan bersikap tidak sopan," ucapku.
"A-ah tidak apa-apa, justru aku berterima kasih karena telah mencegahku berteriak. Hampir saja aku menarik perhatian," ucap perempuan itu.
"Begitu ya," ucapku.
"Ka-kalau begitu, aku permisi ya," ucap perempuan itu.
"Tunggu sebentar, bukankah kamu ada perlu denganku ?," ucapku.
"E-eh ?," ucap perempuan itu terkejut.
"Habisnya daritadi kamu mengikutiku kan ?," ucapku.
"S-sepertinya aku ketahuan ya. Y-ya kamu benar, aku ada perlu denganmu makanya aku mengikutimu tapi aku tidak berani untuk berbicara denganmu jadinya sejak tadi aku hanya bersembunyi untuk melihatmu saja," ucap perempuan itu.
"Karena sekarang aku sudah ada disini, bukannya kamu tinggal bilang saja ingin mengatakan apa ?," ucapku.
"B-benar juga, kalau begitu izinkan aku untuk memperkenalkan diriku terlebih dulu. Namaku adalah Lillian Aurora Nielba," ucap perempuan itu.
"Lillian Aurora Nielba ? Nielba ya, sepertinya aku pernah mendengar nama ini," pikirku.
"R-rid Archie, aku ingin meminta bantuanmu," ucap perempuan itu.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang