"Tidak bisa dipercaya, Vyn bisa kalah dari murid tahun pertama. Apalagi murid tahun pertama itu hanyalah seorang rakyat jelata dan bukan keturunan bangsawan. Ini merupakan penghinaan,"
"Ya, bisa-bisanya seorang keturunan bangsawan kalah dari rakyat jelata,"
"Hebat, anak muda. Kamu adalah orang yang pertama kali bisa menjuarai turnamen ini saat masih menjadi murid tahun pertama,"
"Kerja bagus, anak muda," ucap para penonton.
Reaksi mereka berbeda-beda setelah aku diumumkan sebagai pemenang dari pertandingan final ini. Aku bisa merasakan ada cukup banyak aura kebencian yang ditujukan kepadaku. Terutama dari sekitar bangku penonton tempat Yang Mulia Ratu berada. Dengan kemenanganku ini, sepertinya mereka tambah membenciku.
Beberapa saat kemudian, beberapa staff pun mulai berdatangan ke arena. Mereka segera bergegas menuju senior Vyn yang mengalami luka parah. Mereka lalu menandu senior Vyn dan langsung membawanya menuju ruang perawatan. Sementara itu, kedua orang staff yang lain pun mendatangiku. Sepertinya mereka mendatangiku karena melihat aku yang terluka di pundak kananku. Sebenarnya kaki kananku juga terluka setelah tertusuk pedang yang muncul di arena saat aku menghentakkan kaki kananku untuk membuat sihir es area, tapi entah mereka tahu tentang hal itu atau tidak. Setelah mereka mendatangiku, mereka pun menawarkanku untuk ikut ke ruang perawatan karena melihat aku yang terluka. Karena aku menyembunyikan tentangku yang bisa menggunakan sihir penyembuhan, aku pun ikut dengan mereka untuk menuju ruang perawatan.
-
Setelah aku meninggalkan arena pertandingan untuk menuju ruang perawatan, tuan Alan pun berjalan menuju arena. Dia berjalan secara santai di arena yang membeku itu dan kemudian berhenti di tengah arena.
"Pertandingan perebutan juara ketiga dan final turnamen khusus murid perempuan dan laki-laki telah kita saksikan bersama. Namun acara turnamen ini masih belumlah selesai karena masih ada sesi pemberian hadiah untuk juara 1 sampai 3 turnamen ini dan acara penutupan turnamen akademi ini. Tapi, karena arena turnamen sedang mengalami kerusakan, kami harus memperbaiki dan mengembalikan arena ini seperti semua terlebih dahulu dan mengingat ada peserta yang masih dalam pemulihan, maka sesi pemberian hadiahnya akan dimulai nanti jam 2 siang. Saya harap penonton masih bersedia untuk mengikuti acara turnamen akademi ini sampai selesai nanti. Nah karena sekarang sudah waktunya jam makan siang, para penonton dipersilahkan untuk meninggalkan arena terlebih dahulu untuk makan siang dan kembali lagi jam 2 siang nanti,"
"Itu saja yang bisa saya sampaikan saat ini, terima kasih atas perhatiannya," ucap tuan Alan.
Tuan Alan pun meninggalkan arena pertandingan. Para penonton yang lain pun satu persatu juga mulai meninggalkan arena pertandingan.
-
Sementara itu, di lorong yang menghubungkan lantai 10 dengan bangku penonton.
Terlihat senior Florian dan senior Sophie sedang mengobrol berdua tanpa memperdulikan orang-orang yang lewat di lorong tersebut.
"Aku tidak percaya kalau ketua akan kalah melawan, Rid," ucap senior Florian.
"Aku juga tidak menyangkanya. Itu berarti, bukankah Rid secara resmi menjadi murid terkuat di akademi ini ?," tanya senior Sophie.
"Mungkin begitu," ucap senior Florian.
"Jika kamu melawan Rid, apakah kamu yakin akan menang melawannya, wakil ketua ?," tanya senior Sophie.
"Entahlah. Tapi aku selalu menghindari mengikuti turnamen jika ketua mengikuti turnamen itu karena aku tau kalau aku tidak bisa menang melawan ketua. Jika aku melawan Rid yang mana bisa menang melawan ketua, secara logika aku pasti akan kalah melawan Rid. Meski begitu, aku masih tidak yakin apakah aku akan kalah melawan dia atau tidak," ucap senior Florian.
-
Di bangku penonton tempat Charles berada.
Mereka terlihat masih duduk di bangku penonton itu padahal penonton yang lain sudah mulai beranjak meninggalkan arena turnamen.
"Aku memang tau kalau Rid itu sangat kuat, tapi aku tidak menyangka kalau dia berhasil mengalahkan senior ketua itu dan menjuarai turnamen akademi ini. Padahal dia baru tahun pertama sama seperti kita," ucap Noa.
"Yah yang kita bicarakan ini adalah Rid. Sepertinya kita harus mulai terbiasa dengan apa yang akan dia lakukan ke depannya," ucap Charles.
"Sepertinya begitu. Karena sudah waktunya makan siang, ayo kita makan siang bersama," ucap Noa.
"Untuk hari ini aku dan Chloe sudah ada janji makan siang bersama Ayahanda dan Ibundaku. Jadi kami berdua minta maaf karena tidak bisa makan bersama dengan kalian," ucap Charles.
"Benar juga, Yang Mulia Ratu dan Yang Mulia Raja juga hadir di pertandingan hari terakhir ini. Ya sudah kalau begitu, tidak perlu minta maaf, Charles," ucap Noa.
Lalu Charles dan Chloe pun pergi duluan meninggalkan Noa dan yang lainnya.
"Ayo kita pergi juga.... tapi tunggu sebentar. Entah kenapa aku seperti melupakan tentang sesuatu," ucap Noa.
-
Di bangku penonton tempat para bangsawan tingkat atas berada.
"A-aku tidak menyangka kalau Vyn akan kalah. A-ayahnya akan marah tidak ya jika dia melihat Vyn kalah seperti itu ?," tanya Duchess Arnett.
"Entahlah," ucap Duke Remy.
Duke Remy, Duke Darwin dan Duke James terlihat sedang memikirkan sesuatu setelah pertandingan itu selesai. Tidak hanya ketiga Duke itu, Raja Albert juga tampak sedang memikirkan sesuatu.
"Aku tidak menyangka kalau dia benar-benar bisa menggunakan ~San Fulgen Art~ seperti perkataanmu," ucap Raja Albert.
"Sekarang kamu baru percaya kan setelah melihatnya secara langsung. Dia benar-benar murid yang hebat, bisa memenangkan turnamen akademi ini saat masih menjadi murid tahun pertama. Sepertinya ini adalah rekor terbaru," ucap Ratu Kayana.
"Kamu benar, aku jadi mengerti kenapa Irene bisa jatuh hati kepadanya. Namun apakah kamu tidak masalah dengan ini ? seorang yang bukan anggota keluarga ~San Fulgen~ malah bisa menggunakan ~San Fulgen Art~ ?," tanya Raja Albert.
"Tidak masalah. Selama dia tidak menggunakan teknik itu untuk tindakan kriminal, aku tidak akan mempermasalahkannya," ucap Ratu Kayana.
"Baiklah jika kamu berkata seperti itu. Ngomong-ngomong, ayo kita segera pergi untuk makan siang bersama Charles dan Chloe," ucap Raja Albert.
"Ah kamu benar juga," ucap Ratu Kayana.
Raja Albert, Ratu Kayana, komandan Oliver dan para prajurit yang mengawal mereka pun pergi meninggalkan arena turnamen.
"Ayo kita pergi makan dulu, tuan Darwin, tuan James. Kita bisa memikirkan apa yang akan kita lakukan selanjutnya setelah makan," ucap Duke Remy.
-
Di bangku penonton yang berada di paling atas.
Bangku penonton itu sudah nampak sepi dan hanya ada dua orang saja yang masih berada di bangku penonton itu.
"Pada akhirnya senior Vyn juga kalah melawan Rid," ucap Enzo.
"Rid, dia benar-benar monster," ucap putri Amelia.
Ternyata dua orang yang masih berada di bangku penonton itu adalah Enzo dan putri Amelia.
"Jika kamu membicarakan tentang monster, kita berdua juga merupakan monster karena kita menggunakan inti Mana dari ras lain sebagai inti Mana kita, begitupun juga dengan senior Vyn. Aku penasaran jika senior Vyn sampai mengeluarkan semua kekuatannya dan menggunakan inti Mana Elf miliknya itu sampai habis, apakah senior Vyn dapat mengalahkan Rid atau tidak ?," tanya Enzo.
"Bukankah jawabannya sudah jelas ? Jika kakak Vyn menggunakan inti Mananya itu dan mengeluarkan semua kekuatannya, pemenangnya adalah kakak Vyn. Mungkin Rid bisa tewas jika melawan kakak Vyn dengan kondisi seperti itu," ucap putri Amelia.
"Yah sudah cukup pengandaiannya. Karena sekarang senior Vyn sudah kalah melawan Rid, sepertinya para Duke sedang berpikir keras tentang bagaimana cara untuk menyingkirkan Rid," ucap Enzo.
-
Di ruang perawatan tahun pertama.
Aku dan Irene sedang mengobrol setelah melakukan perawatan di ruangan ini.
"Bagaimana dengan lukamu, Irene ?," tanyaku.
"Aku sudah pulih total. Bagaimana denganmu, Rid ?," tanya Irene.
"Aku juga, lagipula lukaku hanyalah luka ringan jadi cepat untuk disembuhkan," ucapku.
"Padahal kamu bisa menyembuhkan luka itu sendiri, kenapa kamu harus ikut ke ruang perawatan juga ?," tanya Irene.
"Kamu tahu kan kalau aku menyembunyikan tentang aku yang bisa menggunakan sihir penyembuhan ? makanya aku memutuskan untuk ikut ke ruang perawatan ini," ucapku.
"Benar juga. Ngomong-ngomong, selamat karena telah menjuarai turnamen akademi ini, Rid," ucap Irene.
"Terima kasih, kamu juga selamat karena mendapatkan juara ketiga, Irene," ucapku.
"Iya, terima kasih," ucap Irene.
"Dengan aku yang berhasil menjuarai turnamen ini, sekarang orang-orang tidak akan ragu lagi tentang kita yang berpacaran. Karena aku adalah orang yang kuat sampai bisa menjuarai turnamen ini, sudah sewajarnya kalau kamu tertarik kepadaku dan mengajakku untuk menjadi pacarmu terlepas dari status sosialku. Setidaknya itu yang mereka pikirkan," ucapku
"Kamu benar-benar sudah memikirkan tentang ini ya, Rid. Ngomong-ngomong, tadi saat aku masih dirawat di ruangan ini, ada seseorang yang menjengukku dan dia berkata ingin bertemu denganmu, Rid," ucap Irene.
"Bertemu denganku ? siapa orang itu ?," tanyaku.
Saat aku hendak bertanya kepada Irene tentang orang itu, tiba-tiba pintu ruang perawatan terbuka. Lalu masuklah seorang pria dewasa yang mengenakan jubah panjang ke dalam ruangan itu. Di belakangnya juga ada seorang pria dewasa lainnya yang menemaninya. Aku dapat melihat gambar rubah yang kecil yang terdapat di bagian depan jubahnya tersebut.
"Halo, pacar Irene, ini pertama kalinya kita bertemu. Perkenalkan, namaku adalah Asier Emerald San Lucia, aku adalah kakak kandung Irene," ucap komandan Asier.
"Kakak kandung Irene ?," tanyaku sedikit terkejut.
"Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu. Apakah kamu benar-benar bisa mengalahkan Naga ?," tanya komandan Asier.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
خيال (فانتازيا)Perhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...