Kami berempat pun kembali ke arena. Kami pergi ke tempat Chloe dan Kotaro berada.
"Kakak, apa kamu tidak apa-apa ? Bagaimana dengan luka setelah bertanding melawan Rid ?," tanya Chloe yang sepertinya khawatir.
"Tidak apa-apa kok, lukaku sudah disembuhkan oleh senior perempuan yang ke arena tadi," ucap Charles.
"Syukurlah, kakak mungkin kalah tapi kakak tidak boleh murung ya," ucap Chloe.
"Iya," ucap Charles.
"Lalu Rid, kamu juga tidak apa-apa kan ? Tadi kamu sempat kena serangan senior itu," ucap Chloe.
"Tidak apa-apa kok," ucapku.
"Begitu ya," ucap Chloe
"Ngomong-ngomong, kalian hanya berdua saja ? kemana Enzo," tanyaku.
"Setelah pertandinganmu dan kakak selesai, Enzo langsung pergi. Katanya dia ada janji bertemu dengan seseorang," ucap Chloe.
"Begitu ya," ucapku.
"Padahal dia belum melakukan pertandingan harian kan hari ini ? tapi dia sudah pergi saja," ucap Noa.
"Biarkan saja, mungkin dia akan melakukan pertandingan hariannya nanti," ucapku.
Karena pertandinganku dengan Charles sudah selesai, beberapa murid nampak meninggalkan arena. Entah mereka ingin pergi ke arena lain atau ingin ke suatu tempat.
"Karena aku dan Charles sudah bertarung, tinggal Noa, Kotaro dan Chloe saja ya yang belum melakukan pertandingan harian hari ini," ucapku.
"Iya, aku belum tau mau melawan siapa," ucap Chloe.
"Aku juga belum tau, aku mungkin nanti memilih lawan secara acak saja. Sebenarnya aku ingin mencoba melawan Kotaro tapi poin ku yang sekarang sedang minus karena kekalahan melawan Charles kemarin. Kalau aku kalah sekarang, poinku tambah minus," ucap Noa.
"Tu- maksudku Noa terlalu merendah, ada kemungkinan kalau kita berduel akulah yang akan kalah," ucap Kotaro.
"Apa kalian ingin ke lantai arena yang di atas ? sepertinya sebagian murid juga pergi ke lantai arena yang diatas," ucapku.
"Kita tunggu disini saja dulu, lagian disini juga masih ada murid-murid lain yang sepertinya ingin melakukan pertandingan harian juga. Jika sudah tidak ada murid di arena ini, baru kita pergi ke arena di lantai atasnya," ucap Chloe.
"Baiklah," ucapku.
Kami pun memutuskan untuk menunggu di arena lantai 2. Sambil menunggu arena tersebut dapat digunakan kembali juga karena saat ini pengawas Elgin tengah memperbaiki arena itu dengan sebuah Artifact.
Tidak lama kemudian arena itu pun sudah kembali seperti semula.
"Nah karena arena sudah dapat kembali digunakan, siapa yang akan melakukan pertandingan harian selanjutnya ?," ucap pengawas Elgin.
-
Sementara itu, putri Irene dan kedua asistennya pergi meninggalkan arena lantai 2. Mereka menuju ke arena yang berada di atas lantai 2.
"Kenapa kita tidak melakukan pertandingan harian di arena lantai 2 saja, nona ?," tanya Leandra
"Di arena lantai 2 masih terlalu banyak orang gara-gara pertandingan Rid Archie melawan pangeran Charles," ucap putri Irene.
"Bukankah itu bagus ? Jika banyak orang berarti setidaknya kita akan cepat mendapatkan lawan tanding ?," ucap Leandra.
"Aku tidak terlalu suka berada di arena yang banyak penontonnya," ucap putri Irene.
"Tapi saat di ujian masuk, di ujian pertandingan juga banyak penontonnya kan nona ?," ucap Leandra.
"Ya, tapi itu situasi yang tidak dapat diubah karena sudah ditentukan. Kalau harus memilih, aku lebih memilih bertanding di arena yang tidak banyak orang," ucap putri Irene.
"Begitu ya," ucap Leandra.
"Ayo segera kita lakukan pertandingan harian sore ini, karena malam nanti aku ada janji," ucap putri Irene.
-
Noa, Chloe dan Kotaro telah selesai melakukan pertandingan harian dengan lawannya masing-masing. Mereka semua kompak mendapatkan kemenangan. Sementara itu, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore.
"Karena kita semua sudah melakukan pertandingan, yuk kita pergi," ucapku.
Kami berlima pun meninggalkan arena pertandingan lantai 2.
"Karena pedang milikku sudah hancur, aku berencana ke lobi dulu untuk meminta pedang baru. Bagaimana denganmu, Charles ?," tanyaku.
"Iya, aku juga mau meminta pedang baru. Aku ikut denganmu," ucap Charles.
"Kami juga ikut, nanti kami akan tunggu di air mancur setelah kalian berdua mendapatkan senjata baru kalian," ucap Noa.
Lalu kami pun pergi ke lobi akademi dan bertanya kepada staf disana. Setelah itu, kami berdua diarahkan untuk pergi lantai 3 lobi akademi, tempat dilaksanakannya ujian masuk tahap kedua sebelumnya. Setelah sampai di lantai 3, kami disuruh mengambil senjata yang kami inginkan. Aku dan Charles tetap memilih pedang sebagai senjata kami. Setelah mengambil senjata baru kami, kami pun turun kembali ke lantai 1 dan berterima kasih kepada staff disana. Setelah itu, kami pun keluar dari lobi akademi.
"Bagaimana kalau kita beli makanan dulu sebelum kembali ke asrama masing-masing ?," tanya Charles.
"Kenapa tidak sekalian kita jalan-jalan saja sampai malam ? seperti pergi ke danau ?," tanya Noa.
"Aku setuju kalau untuk beli makanan, tapi kalau jalan-jalan sampai malam sepertinya aku tidak ikut. Aku mau istirahat lebih awal malam ini, jadi kalau kalian mau jalan-jalan malam ya silahkan pergi tanpaku," ucapku.
"Begitu ya, bagaimana dengan kalian ? apakah kalian mau jalan-jalan malam ?," tanya Noa.
"Aku sih mau-mau aja," ucap Charles.
"Aku juga," ucap Chloe.
"Aku juga ikut deh kalau begitu," ucap Kotaro.
"Baiklah, kalau begitu kita jalan-jalan malam ber 4 saja," ucap Noa.
"Maafkan aku karena tidak bisa ikut," ucapku.
"Santai saja, Rid. Nanti habis beli makan aku ingin kembali ke asrama dulu deh, aku ingin mengambil alat pancing. Karena kita ingin jalan-jalan ke danau jadi aku sekalian mancing saja," ucap Noa.
Lalu kami pun pergi meninggalkan gedung tahun pertama dan pergi meninggalkan akademi lalu menuju area pertokoan. Kami pun membeli makan di area pertokoan itu dan memutuskan makan disana.
Setelah selesai makan disana, aku pun pamit kepada mereka untuk pulang lebih dahulu. Noa ikut bersamaku untuk kembali ke asrama karena ingin mengambil alat pancingnya terlebih dahulu, sedangkan Charles, Chloe dan Kotaro memutuskan untuk menunggu di taman. Sesampainya di asrama, aku pun pamit kepada Noa.
"Aku pulang dulu Noa, semoga kamu dapat banyak ikan dari hasil mancingmu," ucapku
"Iya, terima kasih atas doanya," ucap Noa.
Lalu kami berpisah dan masuk ke asrama kami masing-masing. Setelah masuk ke dalam asrama ku, aku memutuskan untuk langsung mandi. Setelah itu, aku berganti pakaian dan bersiap untuk pergi ke asrama putri Irene seperti yang dijanjikan.
Waktu masih menunjukkan pukul 18.55, 5 menit lebih awal dari waktu yang dijanjikan. Namun aku memilih untuk keluar dari asramaku untuk melihat situasi terlebih dahulu. Aku harus memastikan tidak ada orang yang melihatku masuk ke asrama putri Irene. Saat aku keluar dari asramaku, tidak ada orang yang berada di lantai yang sama dengan asramaku, kehadiran mereka yang ingin datang ke lantai ini juga tidak ada. Aku memutuskan untuk menunggu di luar asramaku sampai waktu menunjukkan pukul 7 malam.
Setelah waktu menunjukkan pukul 7 malam, aku mendekati kamar asrama putri Irene sambil memantau situasi. Setelah ku pastikan aman dan tidak ada orang, aku mengetuk kamar putri Irene.
*Tok *Tok *Tok *Tok *Tok
Memang putri Irene bilang tidak perlu mengetuk sampai 5 kali karena putri Irene tau siapa orang yang akan mengetuk pintu asramanya, namun aku memilih tetap mengetuk pintu selama 5 kali. Setelah beberapa saat menunggu, pintu asrama itu pun terbuka.
"Selamat malam, Rid Archie," ucap putri Irene dari balik pintu itu.
Dia memakai pakaian kasual.
"Selamat malam, putri Irene," ucapku.
"Silahkan masuk," ucap putri Irene.
Aku pun masuk ke asrama putri Irene.
"Ini pertama kalinya aku masuk ke asrama orang lain. Teman-temanku saja belum pernah aku masuki asramanya," pikirku.
Dari pintu masuk asrama terdapat lorong yang diujung lorong itu adalah ruang makan, sama seperti asramaku.
"Aku tidak mengira kamu akan datang jam 7 tepat," ucap putri Irene.
"Yah aku lebih suka datang lebih awal jika ada janji," ucapku.
"Begitu ya," ucap putri Irene.
Lalu kami pun sampai di ruang makan.
"Silahkan tunggu disini, aku ingin masuk ke kamarku sebentar" ucap putri Irene.
Aku pun menunggu di meja di ruang makan. Setelah itu, terdengar suara ketukan pintu dari luar asrama putri Irene. Putri Irene pun keluar dari kamarnya dan menuju ke pintu tersebut. Setelah itu putri Irene kembali ke ruang makan sambil membawa 2 tamunya.
"Loh Rid sudah datang toh," ucap Lily.
"Selamat malam," ucap Leandra.
"Kalian berdua.... Leandra dan Lily ya. Selamat malam juga," ucapku.
"Wah aku tidak menyangka kalau Rid akan mengingat namaku," ucap Lily.
"Yah bukannya hal yang wajar untuk mengingat nama teman sekelas ?," ucapku.
"Begitu ya," ucap Lily.
"Tadi kamu bilang kalau aku sudah datang, apa itu berarti kamu tau kalau aku diundang oleh putri Irene ?," tanyaku.
"Yahh itu karena kami adalah asistennya, jadi kami tau
apa yang nona kami lakukan. Dan kami hadir disini juga untuk melindungi nona kami tapi aku tidak mengira kalau kamu akan datang lebih dulu dari kami," ucap Lily.
"Maafkan aku, Rid Archie. Padahal aku berniat membicarakan ini berdua denganmu, tapi mereka tetap ngotot ingin menemani," ucap putri Irene.
"Tidak apa-apa, santai saja. Lagian itu sudah jadi tugas mereka untuk melindungi nona mereka," ucapku.
Lalu mereka bertiga pun mulai ikut duduk di meja makan.
"Sebelum itu, apa kamu ingin makan terlebih dahulu ?," tanya putri Irene.
"Ah aku sudah makan, kalau putri Irene dan lainnya belum makan silahkan makan saja terlebih dahulu," ucapku.
"Tidak, aku juga sudah makan," ucap putri Irene.
Leandra dan Lily hanya diam.
"Kalau begitu, aku akan langsung ke intinya. Jadi apa yang ingin kamu bicarakan denganku, putri Irene ?," tanyaku.
Putri Irene sejenak terdiam lalu mulai berbicara.
".....Rid Archie......Apa kamu mau menjadi pasanganku ?," ucap putri Irene.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasíaPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...