Chapter 147 : Sebuah Keyakinan

4 2 0
                                    

Keesokan paginya, di tempat latihan kelas A tahun pertama.
Aku dan Irene baru saja selesai latih tanding di tempat latihan itu.
"Hei Rid, apa menurutmu aku yang sekarang bisa memenangkan turnamen akademi khusus murid perempuan ?," tanya Irene.
"Hmmmm entahlah. Selain murid perempuan tahun pertama, aku belum pernah melihat kekuatan murid perempuan tahun yang lainnya. Mungkin hanya putri Amelia saja yang pernah aku lihat kekuatannya karena pernah bertarung secara langsung. Jadi aku tidak bisa berasumsi apakah kamu sudah cukup kuat untuk memenangkan turnamen akademi apa belum,"
"Yah yang penting jika kamu ingin menjuarai turnamen ini kamu harus yakin terlebih dahulu. Aku pun juga belum mengetahui kekuatan murid pria tahun yang lainnya. Meskipun aku sebelumnya pernah melawan senior Vyn, tapi aku yakin saat itu dia belum mengeluarkan seluruh kekuatannya. Tapi meski begitu, aku yakin kalau aku masih bisa memenangkan turnamen ini. Jika aku berhasil memenangkan turnamen akademi ini, orang lain tidak akan ragu lagi tentang kenapa kamu memilihku sebagai pasangan," ucapku.
"Apa maksudmu, Rid ? bukankah saat ini sudah tidak ada lagi yang meragukan aku dan kamu yang menjadi pasangan ?," tanya Irene.
"Yah itu kan hanya di lingkungan akademi. Kamu itu kan putri dari seorang Duke dan kamu sebelumnya juga peserta ~Matchmaking Battle~ bersama putri Amelia. Jika kamu tiba-tiba mendapatkan pasangan di akademi, sudah pasti kabar itu juga akan menyebar ke luar akademi. Di turnamen akademi, banyak orang yang akan menonton. Bukan hanya para murid lainnya tetapi juga orang-orang penting dan para bangsawan. Mereka pasti datang ke turnamen untuk mencari tahu siapa yang saat ini menjadi pasanganmu. Mereka pasti akan menilai apakah aku memang orang yang pantas sampai bisa menjadi pasangannya putri seorang Duke. Jika aku berhasil memenangkan turnamen ini, orang lain akan menyadari kalau diriku ini sangat kuat dan memang pantas untuk menjadi pasangan dari putri seorang Duke Meskipun aku tidak memiliki status bangsawan. Meskipun hubungan kita hanyalah pura-pura, tapi kita harus membuat orang lain menganggap hubungan kita ini beneran," ucapku.
"Begitu ya, ucapanmu sangat masuk akal, Rid," ucap Irene.
"Aku pastikan aku akan memenangkan turnamen ini dan membuat orang lain tidak meragukanku karena menjadi pasanganmu," ucapku.
"Selain itu, orang-orang yang mengincarku saat ini mungkin menganggap diriku lemah. Jika aku berhasil memenangkan turnamen ini, mereka pasti akan berpikir ulang untuk mengincarku. Yah walaupun mereka pasti akan tetap mengincarku juga nantinya," pikirku.
-
Beberapa hari pun telah berlalu dan kini hari telah berganti ke hari Minggu yang mana merupakan 1 hari sebelum turnamen akademi dimulai.
Di ruangan utama Elevrad.
Meskipun hari ini adalah hari minggu yang merupakan hari libur, kami yang merupakan anggota Elevrad tetap berkumpul di ruangan itu untuk membahas tentang turnamen dan festival.
"Kerja bagus kalian semua, sebelumnya kita sudah menyelesaikan persiapan untuk turnamen akademi dan kali ini kita juga telah menyelesaikan persiapan untuk festival akademi," ucap senior Vyn.
"Akhirnya kita bisa bersantai dan fokus untuk mengikuti turnamen," ucap senior Gretta.
"Turnamen akan dimulai besok jam 10 pagi. Mungkin sekitar jam 7-8 pagi orang-orang dari luar akademi sudah mulai berdatangan. Aku mungkin masih bisa untuk menyambut mereka jika jam segitu tapi jika sudah lewat jam 8 aku tidak akan bisa menyambut mereka. Karena aku akan mengikuti turnamen jadi aku akan menunggu di ruang tunggu peserta, jadi tidak bisa menyambut mereka. Untuk itu, karena kalian berdua tidak ikut turnamen, aku serahkan penyambutannya kepada kalian, Sophie, wakil ketua," ucap senior Vyn.
"Baik, ketua," ucap senior Florian dan senior Sophie.
Perlu diketahui, banyak anggota Elevrad yang akan mengikuti turnamen akademi. Untuk tahun keempat, senior Vyn, senior Gretta dan senior Alisha memutuskan untuk ikut turnamen. Untuk tahun ketiga, senior Darryl dan satu senior perempuan memutuskan untuk ikut turnamen, sedangkan senior Florian dan satu senior perempuan lainnya memutuskan untuk tidak ikut turnamen itu. Untuk tahun kedua, putri Amelia, senior Nadine dan senior Vanina memutuskan untuk ikut turnamen, sementara itu dua senior lainnya yang merupakan perempuan memutuskan tidak ikut turnamen. Sementara untuk tahun pertama, semua anggotanya memutuskan ikut turnamen. Karena semua anggota Elevrad yang memutuskan ikut turnamen berhasil lolos kualifikasi, maka keikutsertaan di turnamen sudah dipastikan.
"Kami sebagai anggota tahun pertama sepertinya merasa bersalah karena kami semua memutuskan untuk ikut turnamen. Padahal para senior ada yang tidak mengikuti turnamen," ucap Charles.
"Santai saja, pangeran. Kita tidak melarang kalian yang mau ikut ataupun tidak pada turnamen ini. Bahkan jika seluruh anggota Elevrad mengikuti turnamen pun tidak ada masalah. Memang kita sebagai Elevrad ditugaskan untuk melakukan persiapan untuk turnamen dan festival tapi untuk pelaksanaannya, akademi lah yang akan mengambil alih. Nona Karina dan para stafnya lah yang akan mengurus pelaksanaan ini. Kita juga diizinkan untuk membantu mereka apabila kita sedang luang, seperti Sophie dan wakil ketua, aku menyuruh mereka karena mereka memang tidak akan mengikuti turnamen. Jadi kalian yang merupakan tahun pertama tidak perlu merasa bersalah apabila kalian semua memutuskan untuk ikut turnamen," ucap senior Vyn.
"Begitu ya, terima kasih atas perhatiannya, senior," ucap Charles.
Setelah itu kami semua pun mulai meninggalkan ruangan Elevrad. Aku menjadi orang terakhir yang meninggalkan ruangan itu sebelum senior Vyn. Saat hendak meninggalkan ruangan itu, senior Vyn berbicara kepadaku.
"Aku menantikan turnamen akademi besok, Rid. Tapi aku harap aku tidak bertemu denganmu di awal pertandingan. Akan lebih baik untuk melawanmu di final tapi itu jika kamu bisa mencapai final," ucap senior Vyn.
"Tenang saja, senior. Aku yakin kalau aku akan sampai di final turnamen dan menjuarai turnamen ini. Meskipun jika aku bertemu denganmu di awal pertandingan, aku yakin akan menang dan menjuarai turnamen ini," ucapku.
"Kamu percaya diri sekali," ucap senior Vyn.
-
Keesokan paginya, di gerbang akademi.
Banyak kereta kuda yang mulai berdatangan ke akademi. Kereta kuda itu ditumpangi oleh para bangsawan dan orang penting lainnya yang berada di kerajaan ini. Meski turnamen ini boleh ditonton oleh orang luar akademi, tapi hanya para bangsawan dan orang penting saja yang bisa menonton turnamen itu. Jika orang biasa hadir juga untuk menonton, dikhawatirkan bangku penonton yang tersedia tidak cukup untuk menampung mereka.
Disaat para bangsawan dan orang penting itu turun dari kereta kuda mereka dan mulai berjalan ke dalam wilayah akademi, tiba-tiba datang sebuah kereta kuda mewah yang dikawal oleh banyak prajurit. Kereta kuda itu pun berhenti tepat di depan gerbang akademi.
"Kereta kuda itu kan ?!?!,"
"Kalian semua minggir, beri jalan untuk Yang Mulia Ratu," ucap orang-orang yang berada disana.
Ternyata kereta kuda mewah itu merupakan kereta kuda milik Yang Mulia Ratu Kayana. Mengetahui itu, orang-orang yang awalnya berada di jalan menuju wilayah akademi, mulai menepi ke pinggir jalan. Para prajurit yang sebelumnya mengawal kereta kuda itu, mulai bergerak dan berpindah ke depan pintu kereta kuda itu. Lalu seorang pria paruh baya membuka pintu kereta kuda itu. Pintu kereta kuda itu pun terbuka, Yang Mulia Ratu pun turun dari kereta kuda itu. Yang Mulia Ratu saat ini mengenakan busana gaun kerajaannya. Dia mengenakan mahkota di kepalanya dan memegang tongkat di tangan kanannya. Tongkat yang dia pegang bukanlah tongkat biasa, melainkan sebuah tongkat sihir. Yang Mulia Ratu pun mulai berjalan menuju wilayah akademi dengan dikawal para prajurit yang ada di sekelilingnya. Sementara itu, orang-orang yang sebelumnya menepi ke pinggir jalan, mulai membungkuk dan memberi penghormatan kepada Yang Mulia Ratu.
"Padahal hanya menonton turnamen saja, tapi kenapa aku harus memakai busana seperti ini. Merepotkan saja," ucap Ratu Kayana.
"Apa yang anda bicarakan, Yang Mulia ? Busana itu adalah gaun kehormatan Ratu, sudah sepantasnya anda harus selalu memakai itu ketika berpergian ke suatu tempat agar anda bisa menunjukkan wibawa anda sebagai seorang Ratu," ucap seorang pria paruh baya.
Pria paruh baya ini mengikuti Ratu Kayana dibelakangnya. Dia berbadan tegap dan lumayan berotot, dia juga membawa pedang di pinggangnya. Seragam yang dia kenakan berbeda dengan prajurit lain yang mengelilingi mereka.
"Hentikan itu, tuan Oliver. Apa tugas seorang komandan tertinggi kerajaan adalah mengatur busana yang dikenakan Ratu ?," tanya Ratu Kayana.
Pria paruh baya yang bersamanya ternyata adalah Komandan Tertinggi Kerajaan San Fulgen, Oliver Stabile.
"Maafkan saya, Yang Mulia," ucap Komandan Oliver.
-
Sementara itu, kereta kuda mewah lainnya pun tiba di depan gerbang akademi. Meskipun kereta kuda itu tidak semewah yang ditumpangi oleh Ratu Kayana, tapi kereta kuda itu tetaplah mewah. Kereta kuda itu juga dikawal oleh beberapa prajurit. Seragam para prajurit yang mengawal kereta kuda itu terlihat berbeda dengan seragam para prajurit yang mengawal Yang Mulia Ratu. Setelah turun dari kuda mereka masing-masing, para prajurit itu langsung bergegas ke depan pintu kereta kuda mewah tersebut. Mereka terlihat berbaris di kanan dan kiri untuk memberikan pengawalan sama seperti yang dilakukan prajurit sebelumnya kepada Yang Mulia Ratu. Lalu salah satu prajurit membuka pintu kereta kuda tersebut. Seorang pria berkacamata pun turun dari kereta kuda tersebut. Penampilannya sangat muda meskipun seharusnya dia sudah paruh baya.
"Sudah lama sekali aku tidak datang ke akademi ini. sepertinya akademi ini tidak ada yang berubah sejak terakhir aku datang kesini,"
"Aku memutuskan untuk datang kesini karena putriku dan keponakanku akan mengikuti turnamen ini, jadi aku harus melihat pertandingan mereka berdua. Dan juga, aku harus memantau sendiri murid bernama Rid Archie di turnamen ini untuk menentukan apa yang harus kami lakukan selanjutnya," ucap Duke San Quentine, Remy Laterza San Quentine.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang