Chapter 162 : Tebasan Air Beruntun

6 2 0
                                    


~San Fulgen Art Water Technique : Rain Swords~
Aku memunculkan banyak pedang air di atas ku, pedang-pedang air itu pun bergerak mengelilingiku.
Setelah itu, aku langsung melesat ke arah senior Darryl dan menyerangnya menggunakan pedangku. Senior Darryl pun menggunakan greatswordnya untuk menahan seranganku. Kedua senjata kami pun saling beradu.
"Bagaimana bisa kamu menggunakan teknik itu, Rid ? Bukannya itu teknik keluarga kerajaan ?," tanya senior Darryl yang tampak terkejut.
"Anggap saja kalau aku mempelajarinya dari Charles," ucapku.
"Tidak mungkin Charles mengajari teknik keluarganya kepada orang asing yang bukan berasal dari keluarganya," ucap senior Darryl.
Ketika senjata kami saling beradu, pedang-pedang air yang mengelilingiku satu persatu mulai bergerak untuk menyerang senior Darryl. Senior Darryl pun memilih berhenti untuk melakukan adu senjata dan bergerak mundur lalu mulai menghancurkan pedang-pedang air yang ingin menghujaninya dengan greatswordnya itu. Pedang-pedang itu langsung hancur setelah terkena serangan greatsword senior Darryl. Tapi pedang-pedang air yang baru kembali muncul mengelilingiku.
Aku lalu kembali menyerang senior Darryl dengan serangan jarak dekat menggunakan pedangku. Tetapi serangan pedangku selalu berhasil ditahan oleh senior Darryl. Namun setiap serangan pedangku berhasil ditahan, pedang-pedang air yang mengelilingiku pun secara otomatis langsung menyerang senior Darryl dan itu membuatnya kesulitan. Karena arena saat ini tengah dipenuhi oleh air hingga ketinggian lutut, membuat senior Darryl kesulitan untuk bergerak lebih jauh untuk menghindari seranganku. Aku terus mengulangi pola serangan ini sampai akhirnya berhasil membuat senior Darryl terluka dengan pedang-pedang air yang kuciptakan.
"Bagaimana bisa aku diserang terus-terusan seperti ini oleh seorang junior. Jika bukan karena air di arena ini, aku pasti sudah menghindari serangan-serangan itu dengan mudah," pikir senior Darryl.
Senior Darryl terus bertahan dengan pola serangan yang aku lakukan. Luka di tubuhnya pun perlahan bertambah banyak.
"Aku tidak bisa seperti ini terus, aku harus menyerang balik," pikir senior Darryl.
Senior Darryl tiba-tiba mengubah kuda-kudanya dari bertahan ke menyerang. Dia berusaha untuk menyerangku secara tiba-tiba ketika aku hendak menyerangnya. Sepertinya senior Darryl berpikir aku akan lengah dalam bertahan karena mencoba untuk menyerangnya terus-menerus.
~Ground Splitting Slash~
Senior Darryl pun mengayunkan pedang besarnya itu tepat ke badanku tapi aku dengan cepat berjongkok untuk menghindari tebasan itu.
"Aku sudah menunggu momen ini dimana kamu tiba-tiba menyerangku, senior," ucapku.
"Apa ?!?!," ucap senior Darryl terkejut.
Aku langsung berdiri dan melancarkan pukulan telapak tangan ke arah perut senior Darryl.
~Great Mana Strike~
Senior Darryl pun terkena serangan itu dengan telak. Dia memuntahkan lumayan banyak darah dari mulutnya dan setelah itu dia terhempas sampai menghantam dinding arena di belakangnya.
*DUMMMM
Asap pun bermunculan di tempat senior Darryl menghantam dinding. Tidak lama kemudian, asap itu pun menghilang. Terlihat senior Darryl yang terduduk sambil bersandar di dinding arena yang baru saja dihantamnya. Dia terduduk sambil menunduk jadi belum diketahui apakah dia sudah tidak sadarkan diri atau belum. Karena senior Darryl tidak mengubah posisinya lumayan lama, tuan Elgin mengira kalau senior Darryl sudah tumbang. Tuan Elgin pun langsung mengumumkan hasil pertandingannya.
"Pertandingan semifinal turnamen akademi khusus murid laki-laki antara Darryl Lachman me-," ucap tuan Elgin.
Tapi belum sempat tuan Elgin melanjutkan omongannya, tiba-tiba ada suara seseorang yang memotong omongannya.
"Tunggu sebentar," ucap suara seseorang yang ternyata adalah senior Darryl.
Senior Darryl perlahan bangkit kembali setelah sebelumnya terduduk.
"Siapa bilang kalau pertandingan ini sudah selesai ?," tanya senior Darryl.
Meskipun tubuhnya sudah dipenuhi luka bahkan darah juga keluar dari mulutnya, tapi senior Darryl masih ingin melanjutkan pertandingan ini.
"Pertandingan boleh berakhir apabila aku sudah tumbang dan tidak sadarkan diri," ucap senior Darryl.
Tuan Elgin terdiam sesaat, lalu beliau mulai berbicara kembali.
"Baiklah, silahkan lanjutkan pertandingannya," ucap tuan Elgin.
Aku mengamati kondisi senior Darryl. Selain tubuhnya yang sudah dipenuhi luka, dia juga tampak sedikit kelelahan.
"Aku mengira kalau dia akan langsung tumbang setelah aku serang begitu tapi dia masih bisa bangkit kembali. Sepertinya kemampuan fisiknya sangat bagus," pikirku.
"Ayo kita lanjutkan pertandingan ini, Rid,' ucap senior Darryl.
Senior Darryl mengarahkan greatswordnya kembali ke lantai arena. Ujung greatswordnya pun mengenai lantai arena.
~Earth Magic : Dance of the Ground's Spikes~
Tiba-tiba dari bawahku, muncul kembali duri-duri berukuran cukup besar yang terbuat dari tanah. Aku dengan cepat menghindar ke tempat yang aman, meskipun ada air yang menggenangi arena ini hingga selutut, tapi aku masih bisa bergerak dengan cepat ke tempat yang aman. Tapi duri-duri itu masih terus muncul di tempatku berpijak.
"Ini sepertinya yang sebelumnya. Kalau begitu aku harus menyerang senior Darryl sampai ujung greatswordnya tidak menyentuh lantai arena kembali agar duri-duri ini tidak muncul lagi. Aku akan menembakkan pedang-pedang air ini ke senior Darryl," pikirku.
Awalnya aku berniat melakukan itu tapi aku terkejut ketika melihat senior Darryl sedang dalam posisi untuk menyerang menggunakan greatswordnya.
"Greatswordnya tidak menyentuh lantai arena lagi, tapi duri-duri ini masih terus bermunculan. Bagaimana bisa ?," pikirku.
Aku terus menghindari duri-duri yang muncul dari tempatku berpijak. Ketika aku sedang bergerak menghindari duri-duri itu, senior Darryl langsung menyerangku dengan serangan tebasan jarak jauhnya.
~Ground Splitting Slash~
Serangan itu cukup cepat tapi aku dengan mudah menghindari serangan itu. Tapi senior Darryl masih terus melancarkan serangan tebasan itu ke arahku. Kali ini aku harus menghindari dua serangan milik senior Darryl, yaitu serangan tebasan yang berasal dari greatswordnya dan serangan duri-duri yang muncul di tempat aku berpijak.
"Ini memang merepotkan tapi aku tidak bisa seperti ini terus. Aku harus melawan balik," pikirku.
Pada serangan duri-duri berikutnya, aku menghindari serangan itu dengan melompat lalu aku berpijak kembali di permukaan air yang menggenang.
~Water Walk~
Aku berdiri di atas permukaan air yang menggenang lalu mulai bergerak ke arah senior Darryl. Senior Darryl nampak terkejut melihatku bisa berdiri dan berlari di atas permukaan air.
"Bagaimana bisa dia berdiri dan berlari di atas air ? Meskipun begitu, duri-duri itu akan tetap muncul walaupun kamu tidak berpijak langsung di lantai arena," ucap senior Darryl.
Perkataan senior Darryl benar, meskipun aku berlari di atas permukaan air dan tidak berpijak langsung di lantai arena, duri-duri itu tetap muncul di bawahku. Tapi aku tetap dengan mudah menghindari duri-duri itu. Sementara senior Darryl terlihat bersiap untuk melakukan serangan tebasannya lagi. Aku juga bersiap untuk melakukan serangan untuk menghadapi tebasan itu.
~Secret Sword Art : Elemental Flow~
Aku berlari sambil menyeret pedangku ke bawah sampai menyentuh permukaan air.
~Ground Splitting Slash~
Senior Darryl pun melancarkan serangan tebasannya ke arahku.
~Consecutive Water Great Slash~
Pedang yang kuseret sampai menyentuh permukaan air, langsung ku ayunkan ke atas dan membentuk sebuah tebasan air yang besar. Tebasan air itu pun membentur tebasan yang dilancarkan senior Darryl. Kedua serangan itu pun beradu sampai akhirnya meledak dengan cukup hebat. Asap pun menyelimuti arena saat ini.
Sementara itu, senior Darryl terlihat mulai bersiap untuk melakukan serangan tebasan lagi. Tapi aku dengan cepat melancarkan tebasan air ke arahnya seperti yang aku lakukan sebelumnya. Karena saat ini arena tengah diselimuti asap, senior Darryl tidak tahu kalau aku sudah melakukan serangan. Tiba-tiba tebasan air itu muncul dari balik asap dan membuat senior Darryl terkejut. Senior Darryl langsung menggunakan greatswordnya untuk menahan tebasan air itu. Tebasan airku pun berhasil ditahan tapi aku terus melakukan tebasan air ke arah senior Darryl berturut-turut. Senior Darryl terus bertahan menggunakan greatswordnya itu, setiap tebasan yang berhasil senior Darryl tahan membuatnya bergerak mundur beberapa meter ke belakang dan kini jaraknya hanya tinggal beberapa meter saja dari dinding arena.
Aku terus melancarkan tebasan air berturut-turut meskipun tebasan itu berhasil ditahan oleh senior Darryl. Sampai beberapa saat kemudian, karena terus menahan tebasan airku menggunakan greatswordnya, greatsword milik senior Darryl pun perlahan mulai retak sampai akhirnya hancur. Senior Darryl terkejut melihat greatswordnya yang hancur, tapi keterkejutannya itu tidak berlangsung lama setelah dia melihat ada tebasan air lagi yang mengarahnya. Karena sudah tidak ada sesuatu yang bisa dia gunakan untuk menahan tebasan itu, senior Darryl pun terkena tebasan air itu dengan telak. Senior Darryl pun kembali menghantam dinding arena bersama tebasan air itu.
Tapi aku tidak berhenti sampai disitu, aku terus melancarkan tebasan airku meskipun saat ini senior Darryl sudah menghantam dinding arena. Aku terus melancarkan tebasan itu ke arah senior Darryl yang 'menempel' di dinding. Sampai kira-kira sudah 10 tebasan air yang ku lancarkan ke senior Darryl, aku pun memutuskan berhenti. Senior Darryl yang awalnya 'menempel' di dinding, perlahan mulai jatuh ke lantai arena yang masih digenangi air. Dia pun tergeletak di lantai arena dengan kondisi tidak sadarkan diri.
Melihat situasi itu, kali tuan Elgin dengan mantap langsung mengumumkan hasil pertandingannya.
"Pertandingan semifinal turnamen akademi khusus murid laki-laki antara Darryl Lachman melawan Rid Archie, dimenangkan oleh Rid Archie," ucap tuan Elgin.
-Bersambung 

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang