"Lebih baik kita mengirim seseorang yang setara dengan para Komandan Pasukan untuk menjaga akademi ini mulai sekarang," ucap Duke James.
"Seseorang yang setara dengan para Komandan Pasukan ya, aku akan memikirkannya," ucap Ratu Kayana.
Lalu Ratu Kayana dan yang lainnya pun berjalan perlahan memasuki kawasan akademi sambil melihat kondisi di sekelilingnya. Ratu Kayana terus berjalan sampai akhirnya beliau mendekati gedung lobi akademi. Beliau melihat ada beberapa prajurit di depan gedung yang tampak sudah lumayan hancur itu. Ratu Kayana lalu menghampiri mereka. Para prajurit yang melihat kedatangan Ratu Kayana pun langsung membungkuk memberi hormat.
"Apa yang sedang kalian lakukan disini ? Lalu, mana komandan Oliver ?," tanya Ratu Kayana.
"Kami diminta untuk berjaga disini oleh komandan, Yang Mulia Ratu. Sementara, komandan pergi ke arah sana untuk menemui kepala akademi ini dengan ditemani seorang murid. Tadi komandan sempat berbicara dengan murid itu dan kalau tidak salah namanya adalah Rid Archie," ucap salah satu dari prajurit itu sambil mengarahkan tangannya ke arah gedung penginapan.
"Rid Archie ?," ucap Ratu Kayana.
Sementara itu, Duke Remy, Duke Darwin dan Duke James tampak serius setelah mendengar nama Rid Archie disebutkan. Duke Louis pun juga ikut memasang wajah serius begitu nama Rid Archie disebutkan. Lalu Ratu Kayana melihat ada 4 pohon yang sedang dijaga oleh beberapa prajurit. Pohon-pohon itu sudah terbuka dan Ratu Kayana bisa melihat apa yang ada di dalam pohon itu. Beliau terkejut melihat Chloe dan Caroline sedang tidak sadarkan diri di dalam pohon itu.
"Chloe! Caroline!" ucap Ratu Kayana.
Ratu Kayana pun menghampiri mereka berdua ditemani dengan Raja Albert. Para Duke dan Duchess pun juga ikut menghampiri keempat pohon itu. Duke Louis pun juga ikut terkejut setelah melihat Irene yang tidak sadarkan diri di dalam salah satu dari empat. pohon itu.
"Irene!," ucap Duke Louis.
Duke Louis langsung menghampiri pohon tempat Irene tidak sadarkan diri dengan beberapa prajuritnya.
Ratu Kayana dan Raja Albert pun mengeluarkan Chloe dan Caroline dari dalam pohon itu dibantu dengan beberapa prajurit. Senior Gretta dan Irene pun juga ikut dikeluarkan dan mereka berempat pun diletakkan dengan saling berdekatan.
"Setidaknya mereka berempat termasuk Chloe dan Caroline sedang dalam kondisi yang tidak membahayakan. Mereka hanya pingsan saja, kamu tidak perlu khawatir, sayang," ucap Raja Albert.
"Iya. Daripada itu, kenapa mereka bisa sampai seperti ini ? Apa kamu tahu atau mendengar sesuatu tentang apa yang terjadi dengan mereka ?," tanya Ratu Kayana kepada para prajurit yang sebelumnya berjaga di depan gedung lobi akademi.
"Sebelum kami berjaga di tempat ini, murid bernama Rid Archie lah yang menjaga tempat ini termasuk menjaga mereka berempat. Lalu menurut percakapan yang saya dengar antara murid itu dengan komandan, mereka berempat sebelumnya terluka karena melawan seorang Demi-Human yang merupakan ketua dari kelompok penyerangan di akademi ini. Lalu saat mereka berempat sudah tumbang, kepala akademi pun datang dan langsung melawan Demi-Human itu. Sedangkan mereka berempat dilindungi di dalam pohon itu oleh kepala akademi. Luka-luka pada tubuh mereka sudah pulih karena sihir milik kepala akademi," ucap salah satu prajurit itu.
Tiba-tiba udara yang berada di sekitar tempat itu menjadi berat.
"Sayang...," ucap Raja Albert.
Udara yang berat itu berasal dari tekanan aura yang dikeluarkan Ratu Kayana. Ratu Kayana tampak marah setelah mendengar penjelasan prajurit itu.
"Beraninya mereka melukai anak-anakku, jika aku bertemu dengan mereka, aku akan melenyapkan mereka tanpa sisa," ucap Ratu Kayana.
Tekanan aura di sekitar itu lama-kelamaan menjadi lebih kuat. Tekanan itu membuat para prajurit baik itu prajurit kerajaan ataupun prajurit Duke ketakutan dan membuat mereka kesulitan untuk bernafas. Duke Darwin dan Duke James beserta Duchess Harriet dan Duchess Claret yang menemani mereka berdua pun juga tampak kesulitan bernafas. Tapi tekanan aura yang kuat itu tampak tidak berpengaruh kepada Raja Albert, Duke Remy, Duchess Arnett dan Duke Louis.
"Tenanglah, sayang. Aura yang kamu keluarkan itu membuat yang lainnya kesulitan untuk bernafas. Apa kamu mau membuat mereka pingsan dengan auramu itu ?," ucap Raja Albert.
Lalu tekanan Aura yang menyelimuti tempat itu pun perlahan mulai menghilang.
"Maafkan aku, aku tidak bisa menahan diriku begitu mendengar kalau Chloe dan Caroline terluka karena diserang oleh para penyerang itu," ucap Ratu Kayana.
"Aku tahu, aku juga marah begitu mendengar mereka terluka karena diserang. Tapi daripada itu, kita masih belum tahu apa tujuan mereka menyerang akademi ini. Selain melukai Chloe dan Caroline, mereka juga melukai murid-murid lainnya, para staf akademi dan juga tamu-tamu yang sedang menikmati festival ini. Dari percakapan murid bernama Rid Archie itu dengan komandan Oliver, apa kalian tahu sesuatu tentang alasan para penyerang itu menyerang akademi ini ? ," ucap Raja Albert.
"Saya mendengar kalau murid itu tahu tentang alasan para penyerang itu menyerang akademi tapi murid itu merasa tidak enak apabila membicarakannya langsung dengan komandan jadi murid itu meminta komandan membicarakan tentang itu dengan kepala akademi saja karena kepala akademi juga ingin membahas masalah penyerangan ini dengan komandan. Komandan lalu menyetujuinya dan pergi untuk menemui kepala akademi dengan diantar oleh murid itu," ucap salah satu prajurit itu.
"Begitu ya," ucap Raja Albert.
"Sepertinya kita harus menemui Karina agar tahu tentang alasan penyerangan ini. Dari arah yang ditunjuk prajurit itu, sepertinya komandan Oliver mengarah ke gedung penginapan staf dan tamu akademi. Ayo kita menuju kesana," ucap Ratu Kayana.
"Maaf, Yang Mulia Ratu, Yang Mulia Raja, saya baru mengingat kalau murid itu juga bilang sesuatu tentang alasan para penyerang itu," ucap salah satu prajurit itu.
"Apa itu ?," tanya Raja Albert.
"Murid itu bilang kalau alasan para penyerang itu menyerang akademi ini bisa membuat Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu menjadi lebih murka," ucap prajurit itu.
-
Di pertigaan jalan yang menghubungkan area pertokoan, asrama akademi dan taman akademi.
Terlihat nona Karina dan komandan Oliver sudah sampai di tempat itu.
"Tempat ini terlihat seperti baru saja terkena ledakan yang cukup besar. Apa yang terjadi disini ?," tanya nona Karina sambil melihat sekelilingnya.
"Kami baru saja mengalahkan sebuah clone ciptaan Demi-Human yang menyerupai seperti kucing. Saat Marco berhasil menebas kepala clone itu, tiba-tiba clone itu meledak dengan ledakan yang cukup besar. Kami terluka karena ledakan itu tapi Amelia menggunakan sihir mawarnya untuk menyembuhkan kami," ucap senior Vyn.
"Begitu ya, syukurlah kalau kalian tidak apa-apa," ucap nona Karina.
"Jadi selain di gedung penginapan, Peri itu juga membuat keributan di tempat ini ya," pikir nona Karina.
"Kamu tidak apa-apa, Marco ?," tanya komandan Oliver.
"Aku tidak apa-apa, ayahanda," ucap Marco.
"Ngomong-ngomong, apa kalian melihat Charles ?," tanya nona Karina.
"Apa anda mencari saya, nona Karina ?," tanya Charles yang tiba-tiba datang dari area pertokoan.
"Charles! kamu tidak apa-apa kan ?," tanya nona Karina.
"Saya tidak apa-apa, nona Karina. Memangnya ada apa ?," tanya Charles.
"Aku dan komandan Oliver sudah tahu alasan para penyerang itu menyerang akademi ini. Mereka menyerang akademi ini untuk membunuh ketiga target yaitu kamu, Chloe dan Caroline. Chloe dan Caroline saat ini sudah aman, tapi kami belum mengetahui kondisimu jadinya kami pergi untuk mencari kamu dan akhirnya menemukanmu disini. Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa," ucap nona Karina.
"Anda sudah bertemu dengan Chloe dan Caroline ? Dimana mereka berdua sekarang, nona ?," tanya Charles.
"Mereka ada di depan gedung lobi akademi. Mereka saat ini masih tidak sadarkan diri karena sebelumnya mereka berdua tumbang setelah melawan Demi-Human yang menjadi kelompok penyerangan akademi ini. Gretta dan Irene juga ada disana untuk membantu Chloe dan Caroline. Kondisi mereka juga sama dengan Chloe dan Caroline, mereka masih tidak sadarkan diri. Kamu tidak perlu khawatir, luka-luka mereka sudah aku pulihkan, tinggal menunggu mereka untuk bangun saja," ucap nona Karina.
"Begitu ya, syukurlah," ucap Charles.
-
Sementara itu, Ratu Kayana, Raja Albert dan yang lainnya telah tiba di gedung penginapan. Semua orang yang ada di tempat itu pun langsung membungkuk memberi hormat setelah melihat Ratu Kayana. Ratu Kayana yang melihatku sedang bersama Noa dan yang lainnya pun langsung menghampiriku.
"Selamat sore, Rid Archie," ucap Ratu Kayana
"Salam hormat, Yang Mulia Ratu dan selamat sore juga," ucapku sambil membungkuk.
"Aku dengar dari para prajurit yang berjaga di depan gedung lobi akademi kalau kamu mengantar komandan Oliver untuk menemui kepala akademi. Lalu kemana komandan Oliver pergi ? Aku tidak melihatnya di tempat ini," ucap Ratu Kayana.
"Komandan Oliver dan nona Karina sebelumnya berada di tempat ini, namun mereka berdua pergi berkeliling untuk mengecek situasi di seluruh akademi ini. Sepertinya mereka berdua pergi ke area pertokoan yang berada di belakang gedung akademi," ucapku.
"Begitu ya, bisakah kamu mengantarkanku untuk pergi menemui mereka berdua ?," tanya Ratu Kayana.
"Jika anda yang memintanya, maka saya bersedia untuk mengantarkan anda, Yang Mulia Ratu," ucapku.
Lalu aku pun pamit dengan Noa dan yang lainnya untuk mengantar Ratu Kayana, Raja Albert dan yang lainnya untuk pergi menemui komandan Oliver dan nona Karina. Selain Ratu Kayana dan Raja Albert, aku melihat ada Duke San Quentine, Duke San Angela dan Duke San Minerva beserta para Duchessnya. Untuk Duke dan Duchess San Minerva, aku tahu beliau karena pernah bertemu dengannya di kota San Minerva. Dan untuk Duke & Duchess San Quentine dan Duke & Duchess San Angela, aku mengetahui tentang mereka karena Irene yang memberitahuku. Selain itu, aku juga pernah bertemu dengan Duke San Quentine saat dia mengobrol dengan Irene sebelumnya. Tapi ada seorang pria paruh baya yang tidak aku kenal. Rambut pria paruh baya itu berwarna putih seperti salju. Warnanya sama seperti warna rambut Irene. Mungkinkah itu Duke San Lucia yang juga merupakan ayahnya Irene ? Jika iya, aku berniat untuk menyapa dan berkenalan dengannya tapi saat ini aku sedang melaksanakan tugas untuk mengantarkan Yang Mulia Ratu untuk bertemu dengan komandan Oliver dan nona Karina.
-
Lalu beberapa menit kemudian, kami pun sampai di pertigaan jalan yang menghubungkan area pertokoan, taman akademi dan asrama akademi. Terlihat nona Karina dan komandan Oliver sedang berada di tempat itu. Ada Charles, senior Vyn dan para anggota Elevrad lainnya yang sedang berada di sekitar nona Karina dan komandan Oliver. Tetapi di antara orang-orang yang berada di sekitar nona Karina dan komandan Oliver, ada seorang murid yang tidak aku kenal. Murid itu mengenakan lencana platinum yang berarti murid itu adalah murid tahun keempat.
Melihat aku yang sedang mengantarkan Yang Mulia Ratu, nona Karina dan yang lainnya pun melihat ke arahku. Mereka pun langsung membungkuk dan memberi hormat setelah melihat Yang Mulia Ratu.
"Nona Karina, aku datang kesini untuk mengantarkan Yang Mulia Ratu yang ingin bertemu dengan anda," ucapku.
"Terima kasih, Rid," ucap nona Karina.
"Karina, ada yang ingin kubicarakan denganmu, tapi sebelum itu aku ingin mengobrol dulu dengan Charles," ucap Ratu Kayana sambil melihat ke arah Charles yang berada di dekat nona Karina.
"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap nona Karina.
Ratu Kayana dan Raja Albert pun menghampiri Charles.
"Charles, aku senang kalau kamu baik-baik saja," ucap Ratu Kayana.
"Aku juga, syukurlah kamu baik-baik saja, Charles," ucap Raja Albert.
"Terima kasih karena telah mengkhawatirkanku, ayahanda, ibunda," ucap Charles.
"Aku sudah melihat kondisi Chloe dan Caroline, mereka saat ini masih tidak sadarkan diri tapi selain itu mereka baik-baik saja. Karena itu, aku khawatir kalau kondisi kamu akan sama seperti mereka berdua," ucap Ratu Kayana.
"Ibunda tidak perlu khawatir, seperti yang ibunda lihat, saat ini aku baik-baik saja," ucap Charles.
"Iya," ucap Ratu Kayana.
Lalu Ratu Kayana melihat ke arah nona Karina.
"Aku dengar kalau anda tahu alasan para penyerang itu menyerang akademi ini, Karina. Katakan kepadaku apa alasan mereka menyerang akademi ini," ucap Ratu Kayana.
"Aku akan mengatakannya kepada anda, Yang Mulia Ratu. Tapi sebelum itu.....," ucap nona Karina.
~Earth Creation Magic : Ground Meeting Table~
Lalu nona Karina pun membuat sebuah meja yang besar disertai kursi dari tanah. Meskipun terbuat dari tanah, meja dan kursi itu tampak bersih.
"Alangkah baiknya jika kita membicarakan ini dengan duduk santai," ucap nona Karina.
-
Beberapa menit kemudian.
"Jadi tujuan mereka yang sebenarnya adalah untuk membunuh Charles, Chloe dan Caroline ? Dan tujuan mereka melakukan itu untuk mengumandangkan perang dengan kerajaan San Fulgen ?," tanya Ratu Kayana.
Tiba-tiba udara menjadi berat, bahkan lebih berat dari udara yang kami rasakan sebelumnya. Ratu Kayana mengeluarkan tekanan Aura yang sangat kuat sampai membuat beberapa objek yang berada di sekitar Ratu Kayana menjadi rusak. Bahkan meja dan kursi-kursi yang digunakan Ratu Kayana dan yang lainnya untuk duduk mulai retak. Tapi nona Karina langsung menggunakan sihir tanahnya lagi untuk memperkuat meja dan kursi itu.
Tekanan aura itu membuat takut semua orang yang berada di sekitar Ratu Kayana. Tapi ada beberapa orang yang nampak tidak terpengaruh dengan tekanan aura itu. Raja Albert nampak diam dan tidak berusaha untuk menenangkan Ratu Kayana kali ini. Sepertinya beliau juga marah dengan alasan penyerangan akademi ini.
"Aku tahu kalau anda saat ini sedang sangat marah, Yang Mulia Ratu. Tapi tolong perhatikan sekitar anda," ucap nona Karina.
Lalu tekanan aura itu pun perlahan mulai mengecil sampai akhirnya menghilang.
"Maafkan aku, aku hilang kendali lagi," ucap Ratu Kayana.
Ratu Kayana pun terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu. Lalu tak lama kemudian, beliau pun mulai berbicara lagi.
"Jika para penyerang itu menyerang akademi ini lagi, akademi ini akan dalam masalah lagi. Duke James, usulan anda tentang mengirim seseorang yang kekuatannya setara dengan para komandan pasukan untuk menjaga akademi ini akan aku terima. Ini semua untuk menjaga Charles dan Chloe selama berada di akademi ini dan juga demi pertahanan dan keamanan akademi ini untuk kedepannya," ucap Ratu Kayana.
"Mengirim seseorang yang kekuatannya setara dengan para komandan pasukan untuk menjaga akademi ini ?," tanya nona Karina.
"Iya, anda tidak keberatan kan, Karina ?," tanya Ratu Kayana.
"Saya tidak keberatan, Yang Mulia Ratu. Tapi siapa orang yang memiliki kekuatan setara dengan para komandan pasukan selain komandan pasukan itu sendiri ?," tanya nona Karina.
"Aku mengingat satu orang yang kekuatannya setara dengan para komandan pasukan. 2 tahun yang lalu, komandan Asier yang saat ini menjabat sebagai komandan pasukan 'Frost Wolf' bersaing untuk memperebutkan posisi komandan dengan orang ini. Karena ada satu posisi komandan yang kosong, Duke San Lucia berniat untuk mengajukan putranya untuk menjadi komandan pasukan, tapi disaat yang sama Duke San Quentine juga mengirim seseorang untuk menjadi komandan pasukan. Karena ada dua orang yang diajukan untuk menjadi komandan sedangkan posisi komandan yang kosong hanyalah satu, makanya diadakanlah duel untuk menentukan posisi komandan. Apalagi sepak terjang diantara mereka berdua sangat bagus dan mereka berdua dinyatakan cocok untuk menjadi salah satu komandan berikutnya, makanya duel diantara mereka tidak terhindarkan untuk memilih siapa yang akan menjadi komandan. Dalam duel itu, komandan Asier menang tipis atas orang itu dan dirinya berhak menjadi komandan selanjutnya. Tapi komandan Asier dan orang itu sama-sama terluka parah dalam duel itu,"
"Namun dari yang kuingat, sekarang orang ini telah menjadi salah satu Holy Knights di Holy Kingdom, Svetais. Benarkah begitu, tuan Remy ? Soalnya orang yang kubicarakan ini adalah putri tertua anda dan juga merupakan kakak Amelia, Violetta Laterza San Quentine," ucap Ratu Kayana.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasyPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...