"Aku tidak tahu apa yang aku lihat, sebelumnya aku melihat Rid dilahap oleh serigala besar, lalu Rid keluar dari tubuh serigala itu dengan menebasnya dengan pedang api dan sekarang tiba-tiba muncul banyak serigala dan juga seekor naga yang besar. Apa-apaan yang sebenarnya terjadi ?," ucap salah satu murid yang menonton.
Beberapa murid nampak terkejut dengan yang terjadi di arena sekarang. Karena kemunculan seekor naga besar di arena itu. Walaupun bukan naga asli karena hanya naga yang terbuat dari sihir, tapi tetap saja membuat para murid terkejut.
"Na-naga itu naga loh,"
"Jangan panik, itu hanya naga yang terbuat dari sihir," ucap murid-murid itu.
"Sepertinya teknikmu itu membuat heboh di arena ini, senior," ucapku.
"Padahal aku belum mengeluarkan semua teknikku loh, tapi sudah seheboh ini. Kalau begitu bagaimana kalau kita mulai saja," ucap senior Vyn.
Serigala-serigala itu pun mulai menyerangku. Namun aku menebas serigala itu satu per satu menggunakan pedang apiku. Setiap serigala itu kutebas, serigala itu terbelah menjadi dua lalu berubah menjadi uap air.
"Aku dengar kamu belum pernah memakai sihir di pertandingan. Tapi akhirnya kamu memakai sihir juga," ucap senior Vyn.
"Itu karena pedang yang ku pakai sebelumnya sudah hancur. Aku terpaksa menggunakan pedang yang terbuat dari sihir," ucapku.
"Heeee begiru ya, normalnya sihir api tidak akan bisa melawan sihir air. Tapi pedang apimu itu bahkan mampu menebas ciptaanku yang terbuat dari air dan membuatnya menguap. Pasti pedang api itu lebih panas dari api biasa," ucap senior Vyn.
"Apa kamu mau merasakannya langsung dengan tubuhmu, senior ?," tanyaku.
"Silahkan saja tapi itu jika kamu bisa mengenaiku," ucap senior Vyn.
Kawanan serigala itu pun mencoba menyerangku lagi.
"Aku baru sadar tapi bukannya ini pertama kalinya Rid memakai sihir di pertandingan ?,"
"Iya, kamu benar. Mungkin karena pedang yang dia pakai sebelumnya patah jadinya dia memakai pedang yang terbuat dari sihir,"
"Dan lagi dia memakai sihir api, bukannya saat ujian kedua dia memakai sihir air ? apa itu berarti dia bisa memakai 2 elemen dengan baik ?," ucap para murid yang memerhatikan pertarunganku dengan senior Vyn. Sepertinya mereka sudah tidak panik lagi dengan kemunculan naga itu dan malah asik menonton pertarunganku dengan senior.
"Setiap aku berhasil menebas beberapa serigala air itu, serigala yang lainnya pun muncul. Sepertinya senior itu dengan mudah menciptakan makhluk-makhluk ini karena ada banyak air yang membanjiri arena ini. Daripada membuat makhluk ciptaan memakai elemen ciptaannya sendiri, dia lebih memilih membuat makhluk ciptaannya memakai elemen yang sudah ada yaitu air ini. Selagi air di arena ini masih ada, dia bisa membuat banyak makhluk semaunya. Tapi kalaupun air di arena ini sudah habis, dia pasti juga bisa membuat makhluk ciptaannya memakai elemennya buatannya sendiri. Seseorang yang bisa menggunakan sihir penciptaan benar-benar merepotkan ditambah lagi sepertinya dia juga belum mengeluarkan semua tekniknya. Satu-satunya cara untuk menghentikan dia membuat banyak ciptaan lainnya adalah dengan langsung menyerangnya," pikirku.
Serigala-serigala itu pun mulai menyerang kembali tapi kali ini aku bersiap menyiapkan teknikku agar bisa menghancurkan semua serigala itu.
~Flame Sword Art, Great Flame Slash~
Aku menciptakan tebasan api berukuran besar dan tebasan api itu langsung menebas semua serigala yang datang menyerangku. Serigala-serigala itu pun langsung lenyap menjadi uap air.
"Wah, benar-benar tebasan api yang luar biasa," ucap senior Vyn.
Setelah itu, aku dengan cepat melesat ke arah senior Vyn yang sedang duduk di atas kepala naga yang dibuatnya.
"Aku sudah tau kalau kamu akan langsung mengincarku jadi aku sudah menyiapkan hal ini," ucap senior Vyn.
Dari bawah tempat ku melangkah muncul serigala besar yang bersiap melahapku kembali. Tapi aku berhasil menghindari sergapan serigala itu dengan berputar ke depan. Setelah aku berputar ke depan, tiba-tiba aku dihempaskan oleh ekor naga ciptaan senior Vyn. Aku berhasil mempersiapkan kuda-kuda untuk bertahan sebelum hempasan ekor itu mengenaiku, namun hempasan ekor itu sangat kuat dan membuatku terhempas menghantam dinding arena.
*DUMMMMMM
Bunyi dentuman diriku yang menghantam arena pun terdengar sangat kuat. Asap pun bermunculan di tempatku menghantam dinding. Murid-murid lainnya nampak terkejut melihat itu.
"Rid itu, dia menghantam dinding arena,"
"Bukankah ini pertama kalinya Rid menghantam dinding arena ?,"
"Jadi inikah kekuatan dari murid tahun ke 4 ?!?!," ucap murid-murid itu.
"Aku yakin kamu bisa bertahan dari hempasan itu, karena itu aku akan menambahkan sedikit serangan," ucap senior Vyn.
~Water Creation Magic, Water Spike~
Dari genangan air di dekat tempatku menghantam dinding, muncul duri-duri yang langsung menusukku ketika aku menghantam dinding.
"Meskipun namanya ~Water Spike~ tapi duri-duri itu tidak tajam kok. Jadi meskipun kamu ditusuk oleh banyak duri itu, itu tidak akan membunuhmu. Tapi setidaknya itu cukup untuk melumpuhkanmu," ucap senior Vyn.
Murid yang lainnya pun nampak terkejut lagi setelah senior Vyn melakukan hal itu.
"Bahkan Rid pun yang merupakan murid terbaik di tahun kita, tidak berkutik melawan seorang dari tahun ke 4 ? Apa sekuat itukah mereka ?," ucap salah satu murid.
Mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Rid!!!! Aku akan membantumu, Rid," ucap Charles.
~Water Creation Magic, Water Prison~
Senior Vyn menahan Charles dengan penjara air yang dibuatnya.
"Tidak boleh begitu loh pangeran, bukannya pangeran sedang terluka parah ? Dengan luka seperti itu, pangeran tidak boleh bergerak leluasa," ucap senior Vyn yang sepertinya sedang memperingatkan pangeran untuk tetap berpura-pura sedang terluka, agar sihir penyembuhan milik Rid tidak diketahui murid lainnya.
"Tch," ucap pangeran yang nampak kesal.
Sementara itu, Noa tiba-tiba melompat dari bangku penonton ke arena.
"Aku tidak tahu apa yang kamu inginkan dari Rid, tapi kalau kamu melukai temanku, mana mungkin aku tinggal diam. Ini bukanlah pertandingan harian, jadi aku berhak untuk ikut campur," ucap Noa.
~Water Prison~
Saat Noa sudah menginjakkan kakinya di arena, tiba-tiba dia langsung terkurung di penjara air.
"Wah, wah pertemanan kalian sungguh indah ya. Tapi aku tidak punya urusan dengan orang lain selain Rid Archie. Kalian semua juga, aku tidak masalah jika kalian ingin menonton permainan ini namun jangan coba-coba untuk ikut campur urusanku," ucap senior Vyn dengan nada mengancam.
Murid-murid yang mendengar ancaman itu langsung merinding ketakutan.
"Aku harap kamu mengerti juga, putri Chloe," ucap senior Vyn.
Senior Vyn menyadari kalau Chloe tengah membidiknya menggunakan busur panah. Setelah mendengar perkataan senior Vyn, Chloe pun menurunkan busur panahnya.
Setelah itu, tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang telah dipotong. Itu adalah aku yang berhasil memotong semua duri-duri yang menusuk tubuhku. Lalu aku keluar dari kepulan asap yang mengelilingiku karena benturan sebelumnya.
"Bahkan kamu bisa bertahan dari itu dan tanpa luka sama sekali. Yah kamu tadi berada di balik asap, jadi aku tidak tahu pasti apakah kamu benar-benar tidak terluka atau sebenarnya kamu terluka tapi melakukan sesuatu dibalik asap itu," ucap senior Vyn.
Senior Vyn bersiap untuk melancarkan serangan berikutnya. Mulut naga ciptaan senior Vyn tiba-tiba terbuka dan dari mulut naga itu keluar semburan air yang sangat dahsyat.
~Secred Flame Sword Art, Aqua Slayer Slash~
Aku pun menebas semburan air yang dahsyat itu. Berbeda dengan ~Aqua Slayer Slash~ biasanya yang menebas sihir air menjadi dua dan membuat teknik itu menjadi 'mati' dan menjadi air biasa, ~Aqua Slayer Slash~ saat memakai pedang api membuat sihir air itu menguap seluruhnya. Semburan air yang dahsyat itu pun menguap seluruhnya setelah ku tebas menggunakan teknik itu.
"Jika itu sihir air dengan kekuatan yang kecil, menggunakan tebasan apiku yang biasa sudah cukup untuk membuat sihir air itu menguap, tapi semburan air itu sangat dahsyat jadi terpaksa aku menggunakan teknik itu," pikirku.
Setelah menebas semburan air itu, aku melompat dan melesat ke arah senior Vyn.
"Sepertinya ciptaanku saja tidak cukup untuk menghentikanmu. Kalau begitu, sepertinya aku harus turun tangan sendiri ya," ucap senior Vyn.
~Water Magic, Create Magic Weapon, Water Sword~
Senior Vyn menciptakan pedang dengan sihir airnya. Dia bersiap untuk menyerang menggunakan pedang airnya sambil berdiri di atas naga ciptaannya.
"Nadine, tolong kamu tembak kepala naga itu, biar aku yang menghajar ketua bod*h itu," ucap seorang perempuan.
"Baik, nona," ucap seorang perempuan lagi yang ternyata adalah Nadine Emerald, sepupu dari putri Irene.
Dia berada di dekat tangga lantai kedua dan sedang membidik ke arena menggunakan senapan panjangnya. Dia lalu menembakkan peluru dari senapan itu dan peluru itu mengenai kepala naga yang ditunggangi oleh senior Vyn. Kepala Naga itu pun meledak setelah terkena peluru tersebut.
"Apa?!," ucap senior Vyn yang terkejut karena kepala naga yang ditungganginya meledak.
Sebelum kepala naga itu hancur seluruhnya, senior Vyn langsung melompat dari kepala naga itu dan menuju ke arahku untuk menyerang.
"Aku tidak tahu siapa yang menyerang nagaku tapi bersiaplah Rid Archie," ucap senior Vyn.
Aku dan senior Vyn bersiap untuk melancarkan serangan dari senjata kami.
Namun tiba-tiba, senior Vyn terhempas menghantam dinding arena. Dia terlihat seperti sedang dihajar oleh seseorang yang tidak terlihat wujudnya. Meski aku tidak bisa melihat wujudnya, tapi aku bisa melihat auranya. Aura dari 3 orang namun aura ketiga orang itu terlihat sama. Normalnya bentuk aura setiap orang berbeda-beda.
Setelah itu, orang itu pun menampakan wujudnya yang sebelumnya tidak terlihat. Seorang perempuan berlencana platinum dan 2 orang lainnya yang memiliki wujud yang sama dengan perempuan itu.
"Aku mencarimu kemana-mana tapi apa yang sedang kamu lakukan disini, ketua bod*h ?," ucap perempuan itu.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasiaPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...