Chapter 189 : Flame Slasher

5 1 0
                                    

Sementara itu, di depan gedung lobi akademi, di waktu yang sama dengan pertandingan Rid melawan Ludmila di chapter sebelumnya.
Terlihat di sekitar tempat itu sudah dipenuhi oleh api. Api itu membakar halaman, pohon-pohon dan bahkan sebagian gedung lobi akademi.
Sementara itu, terlihat tubuh Demi-Human beruang yang dihadapi oleh nona Karina sedang diselimuti oleh sihir api yang sangat pekat. Sihir api yang menyelimuti tubuhnya membentuk sebuah wujud seperti beruang yang lumayan besar. Teknik yang digunakan Demi-Human beruang itu sama seperti teknik yang digunakan Ludmila ketika menghadapi Rid.
Demi-Human beruang itu terlihat sedang meniup udara, lalu dari mulut wujud beruang yang menyelimutinya, muncul semburan api yang sangat dahsyat yang membakar apapun yang ada di depannya. Beberapa ksatria pohon dan pohon-pohon yang tercipta karena sihir nona Karina pun langsung terbakar setelah terkena semburan api itu.
Sementara itu, nona Karina terlihat sedang melayang di udara dan memperhatikan tempat di bawahnya yang sudah dipenuhi oleh api.
"Terus menyemburkan api seperti itu, memangnya kamu seekor Naga ?," tanya nona Karina.
Setelah selesai menyemburkan api dari wujud beruang yang menyelimutinya, Demi-Human beruang itu pun mulai berbicara dengan nona Karina.
"Kamu sendiri daritadi hanya melayang saja di atas sana. Turunlah kesini dan lawanlah aku, kepala akademi," ucap Demi-Human beruang itu.
"Yah, melihat tempat di bawahku sudah dipenuhi oleh api, sepertinya bukan tindakan yang bagus untuk turun ke tempat itu. Meskipun sudah berulang kali aku padamkan dengan sihir air milikku, kamu masih terus menyemburkan api ke sekitar yang membuat api-api itu muncul kembali," ucap nona Karina.
Setelah nona Karina berkata seperti itu, tiba-tiba sebuah semburan api mengarah kepadanya. Nona Karina tidak terkejut dan langsung bersiap menahan semburan api itu dengan pedangnya yang sudah diselimuti oleh sihir air yang bergejolak secara tidak beraturan.
~Great Waves Slash~
Sebuah tebasan yang membentuk seperti ombak besar tercipta dari ayunan pedang yang dilancarkan nona Karina. Tebasan ombak itu langsung melenyapkan semua semburan api yang mengarah kepadanya. Tidak hanya itu, tebasan ombak itu pun menuju ke arah Demi-Human beruang itu. Tapi Demi-Human beruang itu langsung menghindar dan tebasan ombak itu hanya menghantam tanah. Setelah menghantam tanah, tebasan itu pun hancur dan menyebar yang membuat kobaran api yang memenuhi tempat itu langsung padam.
Setelah melancarkan tebasan ombak itu, nona Karina pun berbicara kepada Demi-Human beruang itu.
"Setidaknya balaslah perkataanku tadi sebelum kamu memutuskan untuk menyerangku," ucap nona Karina.
"Aku datang kesini untuk menyerang akademi ini dan bukan untuk mengobrol denganmu. Jadi aku tidak punya kewajiban untuk membalas setiap perkataan yang kamu ucapkan," ucap Demi-Human beruang itu.
Dia pun kembali menyemburkan api ke arah nona Karina yang sedang melayang di udara. Tapi nona Karina kembali berhasil melenyapkan semburan api itu dengan tebasan ombaknya.
"Benar-benar tebasan air yang hebat. Tidak hanya melenyapkan semburan apiku, tapi juga masih bisa menyerangku setelah melenyapkan semburan apiku," ucap Demi-Human beruang itu.
Nona Karina pun terdiam mendengar perkataan Demi-Human beruang itu.
"Sepertinya dia tidak tahu tentang teknikku tadi. Aku beruntung dia tidak mengetahui tentang ~San Fulgen Art~ jadinya aku bisa menggunakan teknik ini tanpa khawatir kalau dia akan mengetahui identitasku sebenarnya," pikir nona Karina.
Setelah itu, Demi-Human beruang itu dengan cepat meloncat dan melesat ke arah nona Karina. Nona Karina menyadari hal itu dan bersiap untuk menyerangnya saat Demi-Human itu mau mendekatinya. Ketika Demi-Human beruang itu mulai mendekati nona Karina, dia pun mulai membuka mulutnya.
~Bear Roar~
Dia mengaum dengan sangat keras sampai menggetarkan bangunan dan tanah yang berada di sekitarnya. Nona Karina yang mendengar raungan itu pun tidak bisa bergerak. Disaat nona Karina sudah tidak bisa bergerak, Demi-Human beruang itu pun bersiap menyerang nona Karina dengan serangan cakarnya.
~Fire Magic : Great Fire Bear Claw~
Ketika serangan cakar itu mulai mengenai nona Karina, tiba-tiba nona Karina bisa bergerak kembali dan dengan cepat mengarahkan pedangnya untuk menahan serangan itu. Serangan itu pun berhasil ditahan namun karena serangan itu memiliki kekuatan yang lebih besar dari pertahanan nona Karina, nona Karina pun terhempas ke bawah ke arah gedung lobi akademi.
*DUMMMMM
Suara benturan terdengar keras. Debu asap mulai mengelilingi gedung lobi akademi yang dihantam oleh nona Karina. Sementara itu, Demi-Human beruang yang sebelumnya sedang berada di udara untuk menyerang nona Karina pun mulai turun kembali ke bawah.
"Padahal aku yakin kalau sudah membuatnya berhenti bergerak dengan raunganku, tetapi tiba-tiba dia bisa bergerak kembali. Apakah itu berarti dia lebih kuat dariku ?," pikir Demi-Human beruang itu.
Disaat dia sedang berpikir seperti itu, tiba-tiba di dekatnya muncul beberapa pohon yang berbentuk seperti pedang yang cukup besar. Pohon-pohon itu pun langsung berusaha menebas Demi-Human beruang itu, tapi Demi-Human beruang itu dengan cepat langsung menghindari serangan tebasan yang dilancarkan pohon-pohon itu. Meski dia terus menghindari tebasan yang dilancarkan pohon-pohon itu, pohon-pohon itu terus bergerak dengan meliuk-liuk ke manapun Demi-Human itu pergi.
Ketika Demi-Human itu terus berusaha menghindari serangan dari pohon-pohon itu, dia sempat melihat ke arah gedung lobi akademi. Terlihat nona Karina sudah berdiri kembali tetapi di tubuhnya terdapat beberapa luka yang kemungkinan terjadi akibat dirinya yang menghantam gedung lobi akademi. Nona Karina terlihat sedang menggerakkan pedangnya seperti sedang menebas. Setiap dia menggerakkan pedangnya untuk menebas, pohon-pohon yang berbentuk seperti pedang itu juga ikut menebas. Tebasan pohon-pohon itu pun mengarah ke Demi-Human beruang itu namun lagi-lagi dia berhasil menghindari serangan itu.
"Jadi pohon-pohon itu bisa bergerak karena ayunan pedangnya. Dan melihat dia terluka seperti itu, sepertinya dia bukan clone," pikir Demi-Human beruang itu.
Setelah berhasil menghindari serangan pohon-pohon itu, Demi-Human beruang itu langsung mengarahkan tangan kanannya untuk menyentuh tanah di bawahnya. Sementara itu, pohon-pohon berbentuk pedang yang ada di sekitarnya mulai bergerak kembali untuk menyerangnya.
~Fire Magic : Exploding Ground~
Demi-Human beruang itu melancarkan serangan yang membuat tanah di sekitarnya meledak. Pohon-pohon berbentuk pedang yang berada di sekitarnya pun ikut hancur terkena ledakan itu. Asap pun bermunculan memenuhi tempat itu.
Disaat tempat itu sudah dipenuhi oleh asap, Demi-Human beruang itu langsung menyemburkan serangan apinya kembali ke arah nona Karina. Dia berharap serangan kali ini berhasil mengenai nona Karina karena serangan yang dia lakukan adalah serangan tiba-tiba. Semburan api itu pun mengarah langsung ke gedung lobi akademi tanpa ada sesuatu yang menahan ataupun melenyapkan semburan api itu. Lalu semburan api itu pun mengenai gedung itu dan membakarnya.
Karena semburan api itu berhasil mengenai gedung lobi akademi, Demi-Human beruang itu mengira kalau nona Karina tidak sempat untuk menahan semburan api itu karena serangan itu datang secara tiba-tiba dan membuat nona Karina beserta gedung lobi akademi terkena semburan api itu.
Setelah itu, tiba-tiba muncul sebuah pohon yang cukup besar di samping Demi-Human beruang itu. Demi-Human beruang itu terkejut melihat kemunculan pohon itu secara tiba-tiba. Dia lebih terkejut lagi ketika dari pohon itu keluar nona Karina dan langsung menebasnya dengan pedangnya yang sudah diselimuti sihir air.
~Water Slash : Flame Slasher~
Tebasan itu berhasil melukai tubuh Demi-Human beruang itu dengan cukup dalam meskipun Demi-Human itu saat ini diselimuti sihir api yang cukup pekat yang meningkatkan pertahanannya. Saat ini, di tubuh Demi-Human beruang itu sudah terdapat 2 luka tebasan setelah sebelumnya juga terkena tebasan dari nona Karina. Demi-Human beruang itu pun terus memegang luka tebasan yang baru saja dia dapatkan.
"Sialan, aku tidak menyangka kalau kamu bisa berpindah tempat menggunakan pohon-pohon yang kamu buat. Sudah 2 kali aku ceroboh dalam melawanmu yang mengakibatkan aku terkena 2 serangan ini," ucap Demi-Human beruang itu.
"Santai saja, lagipula tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak pernah melakukan kecerobohan," ucap nona Karina.
Lalu nona Karina mulai menyerang Demi-Human itu lagi. Demi-Human itu pun juga bersiap untuk menyerang nona Karina. Mereka pun saling menyerang dalam jarak dekat. Nona Karina menyerang Demi-Human itu menggunakan pedangnya sedangkan Demi-Human itu menyerang nona Karina menggunakan cakar dari tangan dan kakinya. Pertarungan mereka dalam jarak dekat sangatlah sengit, mereka terlihat setara namun sedikit demi sedikit nona Karina mulai mendominasi pertarungan itu. Demi-Human beruang itu berkali-kali terkena tebasan pedang milik nona Karina sedangkan nona Karina tidak sedikitpun terkena serangan cakar Demi-Human beruang itu.
Setelah berkali-kali melakukan serangan jarak dekat, nona Karina pun melancarkan sebuah serangan yang sangat kuat ke arah Demi-Human itu.
~Storm Wave Slash~
Demi-Human itu pun terkena serangan itu dengan telak dan membuatnya terlempar cukup jauh. Dia pun juga memuntahkan sejumlah darah setelah terkena serangan itu. Demi-Human beruang itu pun terbaring di tanah setelah terhempas oleh serangan itu, namun serangan itu tidak cukup untuk membuatnya tumbang karena Demi-Human beruang itu langsung berdiri kembali.
"Jika aku tidak menggunakan teknik ini, sepertinya aku akan langsung tumbang setelah terkena serangan itu. Jadi rumor kalau dia memang setara dengan para komandan prajurit kerajaan San Fulgen itu bukanlah sebuah kebohongan. Malah kenyataannya, kelihatannya dia lebih kuat daripada para komandan itu. Kelihatannya dia bahkan belum mengeluarkan semua kekuatannya. Sepertinya aku terlalu percaya diri menganggap kalau aku bisa menghadapinya," pikir Demi-Human beruang itu.
Sementara itu, setelah menghempaskan Demi-Human beruang itu, terlihat beberapa pohon muncul di sekitar nona Karina. Pohon-pohon itu pun bergerak menyelimuti seluruh nona Karina. Demi-Human beruang yang melihat itu pun terkejut.
"Apa yang sedang dia lakukan ?," pikir Demi-Human beruang itu.
Tidak lama kemudian, pohon-pohon yang menyelimuti nona Karina pun mulai melepaskan diri dari tubuh nona Karina. Pohon-pohon itu pun masuk kembali ke dalam tanah. Sementara itu, setelah diselimuti oleh pohon-pohon itu, tubuh nona Karina tampak pulih seperti belum terkena serangan sama sekali. Luka-luka yang sebelumnya diterimanya sudah menghilang sepenuhnya.
"Jadi tadi dia melakukan sihir penyembuhan pada dirinya ya. Tapi sepertinya bukan hanya sihir penyembuhan saja yang dia lakukan. Setelah dia melakukan itu, aku bisa merasakan kalau tekanan Mana yang dia keluarkan semakin kuat. Melihat dia bisa melakukan sihir penyembuhan, sepertinya aku harus membunuhnya langsung dengan satu serangan yang sangat kuat," pikir Demi-Human beruang itu.
Demi-Human beruang itu pun langsung menarik nafasnya dalam-dalam. Sementara itu, wujud beruang yang menyelimutinya mulai membuka mulutnya. Setelah menarik nafasnya dalam-dalam, dia pun menahannya selama sekitar satu menit. Nona Karina yang memperhatikan apa yang dilakukan Demi-Human beruang itu nampak bingung. Setelah menahan selama satu menit, Demi-Human beruang itu pun mulai menghembuskan nafasnya. Dan dari mulut wujud beruang yang menyelimuti Demi-Human beruang itu pun mulai mengeluarkan sesuatu.
Tetapi saat wujud beruang itu mulai mengeluarkan sesuatu, tiba-tiba sebuah objek mengarah ke arah Demi-Human beruang itu dengan cepat. Melihat itu, Demi-Human beruang itu pun langsung menghindar dan dia gagal untuk mengeluarkan sesuatu dari wujud beruangnya itu. Sementara itu, objek yang seharusnya mengarah kepada Demi-Human itu pun menghantam tanah dan membuat tanah yang dihantamnya hancur. Asap pun mulai bermunculan di tempat itu. Tidak lama kemudian, asap itu pun mulai menghilang dan terlihat jelas objek apa yang menghantam tanah itu. Ternyata itu adalah Ludmila yang sudah tidak sadarkan diri dengan mulutnya yang terus mengeluarkan darah. Melihat itu, Demi-Human beruang itu pun terkejut.
"Ludmila ?! Bagaimana mungkin ?! Siapa yang membuatnya hingga seperti ini ?," tanya Demi-Human beruang itu.
Sementara itu, aku yang mengikuti kemana Ludmila terhempas pun mendarat di atap gedung lobi akademi yang sudah lumayan rusak dan beberapa bagiannya sudah hangus terbakar. Aku melihat nona Karina dan seorang Demi-Human berwujud beruang. Nona Karina dan Demi-Human beruang itu pun menyadari kehadiranku dan langsung menoleh ke arahku.
"Rid ? Apa yang kamu lakukan disini ?," tanya nona Karina.
"Aku hanya mengikut kemana lawanku itu terhempas, nona. Aku hanya berjaga saja siapa tau dia belum tumbang setelah terkena seranganku itu," ucapku.
"Jadi Demi-Human itu kamu yang mengalahkannya ?," tanya nona Karina.
"Iya," ucapku.
Demi-Human beruang itu tampak memperhatikanku dengan serius.
"Seragamnya itu, sepertinya dia seorang murid akademi. Dia bilang dialah yang mengalahkan Ludmila ? Itu tidak mungkin kan ? Meskipun bukan seorang 'eksekutif', tapi Ludmila merupakan salah satu dari petarung terbaik yang kami punya. Mustahil dia kalah melawan seorang murid akademi," pikir Demi-Human beruang itu.
Aku yang sebelumnya berada di atap gedung lobi akademi pun mulai turun ke bawah dan berjalan menghampiri nona Karina.
"Daripada itu, nona. Sepertinya yang anda lawan saat ini merupakan bos atau ketua dari penyerangan ke akademi ini. Bolehkah aku membantu anda untuk mengalahkannya ?," tanyaku.
-
Sementara itu, di sebuah jalan yang berada di depan gerbang akademi.
Terlihat di sekitar tempat itu sudah dipenuhi oleh kabut yang sangat tebal. Di dalam kabut itu, terlihat sejumlah orang terbaring di jalan dengan banyak darah yang keluar dari tubuh mereka. Lalu dua orang Demi-Human perempuan terlihat sedang berjalan di jalanan itu. Demi-Human yang satu memiliki telinga dan ekor seperti seekor kucing, tetapi dia terlihat tidak seperti kucing pada umumnya karena dia memiliki 2 ekor. Sementara Demi-Human yang satunya memiliki telinga dan ekor seperti seekor kucing pada umumnya. Mereka berdua berjalan perlahan menuju gerbang akademi.
"Sudah hampir satu jam setelah mereka menyerang akademi itu, tapi mereka belum keluar juga dari akademi itu," ucap Demi-Human kucing berekor satu.
"Iya, sepertinya mereka mendapatkan masalah disana. Karena itulah 'tuan' menyuruh kita berdua untuk datang kesini,"
"Ayo segera kita periksa apa yang terjadi di dalam sana. Dengan begitu kita bisa langsung pulang dan aku bisa kembali tidur dengan nyaman," ucap Demi-Human kucing berekor dua.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang