"Perkenalkan namaku adalah Kayana Estella San Fulgen, Ratu dari kerajaan ini," ucap wanita itu.
"Yang Mulia Ratu ?!?!," ucapku terkejut.
"Benar," ucap Ratu Kayana.
Mendengar itu, aku langsung berlutut memberi hormat.
"Tunggu, apa yang kamu lakukan ?," tanya Ratu Kayana.
"Tentu saja saya ingin memberi hormat," ucapku.
"Tidak perlu sekaku itu. Lagipula ini bukanlah acara resmi dan juga tidak ada orang lain di sekitar kita. Bangunlah," ucap Ratu Kayana.
"Baiklah kalau begitu," ucapku.
Aku pun melepaskan sikap berlututku lalu kembali berdiri.
"Duduklah di kursi yang ada dihadapanmu," ucap Ratu Kayana.
"Tidak, saya.....," ucapku.
"Sudah, duduk saja," ucap Ratu Kayana.
Lalu aku pun mengikuti perintah Ratu untuk duduk di kursi yang ada di depannya.
"Nah, mari kita mengobrol. Pertama-tama apa ada yang ingin kamu tanyakan ?," tanya Ratu Kayana.
"Maaf kalau saya bertanya begi-," ucapku.
Namun ucapanku dipotong oleh Ratu Kayana.
"Berhenti bicara formal seperti itu, ini hanyalah obrolan biasa jadi tidak perlu seformal itu," ucap Ratu Kayana.
"Baiklah kalau begitu. Lalu aku ingin bertanya, kenapa Yang Mulia Ratu bisa ada di akademi ini dan kenapa memanggilku untuk mengobrol berdua ?," tanyaku.
"Kenapa aku bisa ada di akademi ini ? Karena aku sedang ada hal yang perlu dibicarakan dengan Karina, maksudnya kepala akademi. Dan alasanku memanggilmu kesini itu karena......hmmm anggap saja iseng. Sebenarnya aku pergi kesini dari awal tidak ada tujuan untuk ingin bertemu denganmu. Kebetulan saja karena Karina juga sedang tidak ada dan aku sedang gabut," ucap Ratu Kayana.
"Kemana perginya nona Karina ?," tanyaku.
"Dia sedang ada urusan, tapi sebentar lagi juga kembali. Mendengar kamu memanggilnya dengan 'Nona Karina', sepertinya kamu akrab ya dengan dia," ucap Ratu Kayana.
"Ya begitulah. Tapi aku tidak menyangka akan bertemu dengan Yang Mulia Ratu secara langsung di tempat ini. Awalnya aku tidak percaya karena Yang Mulia Ratu hanya mengenakan pakaian kasual saja tapi setelah melihat wajah anda yang mirip dengan Chloe dan rambut anda yang mempunyai warna yang sama dengannya membuatku percaya kalau anda adalah Yang Mulia Ratu," ucapku.
"Karena kunjunganku kesini bukanlah kunjungan formal, jadinya aku tidak perlu mengenakan pakaian ratuku. Lagipula pakaian kasual lebih baik," ucap Ratu Kayana.
"Begitu ya, Yang Mulia Ratu dan nona Karina juga sepertinya sangat akrab," ucapku.
"Ya tentu saja, lagipula dia adalah adikku," ucap Ratu Kayana.
Aku sedikit terkejut mendengar itu.
"Padahal warna rambut kalian berdua berbeda," ucapku.
"Itu karena Karina mengubah rambutnya menjadi hitam, rambut awalnya Karina adalah pirang keemasan sepertiku. Tapi sejak dia memutuskan untuk keluar dari keluarga kami, baru dia mengubah warna rambutnya. Coba saja kamu bayangkan Karina yang ada dipikiranmu mempunyai rambut pirang sepertiku, pasti dia akan mirip sepertiku," ucap Ratu Kayana.
Aku pun mencoba membayangkan sesuai yang dikatakan Yang Mulia Ratu dan ternyata benar. Wajah nona Karina mirip dengan Yang Mulia Ratu jika beliau berambut pirang.
"Nama Stella di belakang nama Karina berasal dari nama Estella yang dimilikinya dulu. Terdengar simpel memang karena dia hanya menghapus huruf E di depan nama Estella dan menjadi Stella. Tapi orang juga tidak akan tau kalau dia dulunya adalah mantan keluarga Estella karena banyak juga yang memakai nama Stella di belakang namanya," ucap Ratu Kayana.
"Kenapa nona Karina meninggalkan keluarga Estella ?," tanyaku.
"Karena dia tidak mau tunduk pada aturan keluarga dan dia menganggap menjadi bangsawan itu menyusahkan. Makanya dia memutuskan untuk meninggalkan bangsawan," ucap Ratu Kayana.
"Begitu ya, apa Charles dan Chloe tau kalau nona Karina adalah bibi mereka ?," tanyaku.
"Tidak, mereka tidak tau. Lagipula Karina yang berasal dari keluarga Estella sudah dikabarkan meninggal. Ini untuk menutupi kepergian Karina dari keluarga Estella dan agar dia tidak terhubung dengan para bangsawan lagi. Jadi Charles dan Chloe pun juga beranggapan kalau bibi mereka ini sudah meninggal. Apa kamu pernah melihat atau mendengar kabar kalau Karina memanggil Charles dan Chloe untuk berbicara ?," tanya Ratu Kayana.
"Tidak, aku belum pernah melihat atau mendengarnya," ucapku.
"Begitu ya, aku menyuruhnya untuk menjaga Charles dan Chloe selama di akademi ini dan sesekali untuk mengobrol dengan mereka berdua tapi sepertinya tidak dia lakukan," ucap Ratu Kayana.
Situasi pun mendadak hening.
"Yah sudah cukup membahas Karina. Aku lebih tertarik mengobrol tentangmu karena Karina bilang kalau kamu adalah murid yang menarik," lanjut Ratu Kayana.
"Aku pernah dengar kalo aku dicurigai sebagai suatu 'subjek' oleh nona Karina dan pada akhirnya nona Karina mencabut kecurigaan itu dan akhirnya melaporkannya lagi kepada anda. Jadi dari situ ya anda mulai tertarik kepadaku ?," tanyaku.
"Ah, masalah 'subjek' itu ya. Sepertinya Karina sudah banyak bercerita tentang itu kepadamu. Tapi ketika aku berbicara dengan Karina tentangmu, kami tidak hanya membahas masalah 'subjek' saja. Dan lagi maaf kalau aku tidak sopan, tapi sebenarnya aku tertarik denganmu karena aku melihat pertandingan-pertandingan yang kamu lalui dari rekaman yang dikirimkan oleh Karina. Seperti saat kamu bertanding saat melawan Javier di ujian ketiga dan ketika kamu melawan Charles dan Amelia di pertandingan harian juga. Aku menonton pertandinganmu dari rekaman. Kamu menampilkan pertandingan yang luar biasa sebagai seorang murid tahun pertama. Itulah yang membuatku tertarik kepadamu," ucap Ratu Kayana.
"Aku tidak tahu kalau setiap aku melakukan pertandingan, aku selalu direkam oleh nona Karina," ucapku.
"Yah tidak semua pertandinganmu direkam sih, hanya yang penting-penting saja. Sepertinya Karina tidak pernah memberitahumu jadi karena itu aku ingin meminta maaf mewakiliku dan Karina karena merekam pertandinganmu secara diam-diam," ucap Ratu Kayana.
"Ah tidak apa-apa, Yang Mulia Ratu. Lagipula aku tidak terlalu memikirkannya," ucapku.
"Kamu benar-benar anak yang baik. Terima kasih juga karena telah berteman dengan Charles dan Chloe," ucap Ratu Kayana.
"Tidak perlu dipikirkan soal itu, Yang Mulia Ratu. Malah kadang saya merasa tidak pantas untuk berteman dengan mereka berdua karena aku hanyalah rakyat biasa," ucapku.
"Aku tidak pernah mengajari mereka untuk membeda-bedakan status sosial orang lain. Aku mengajari mereka untuk bertemanlah dengan orang yang baik tanpa memperdulikan status mereka. Mau itu bangsawan ataupun rakyat biasa," ucap Ratu Kayana.
"Anda ibu dan pemimpin yang baik, Yang Mulia Ratu. Andai semua bangsawan memiliki pemikiran yang sama seperti anda," ucapku.
"Aku bukanlah pemimpin yang baik seperti yang kamu kira. Kalau aku adalah pemimpin yang baik, aku pasti bisa mengubah pola pikir semua bangsawan agar sama sepertiku," ucap Ratu Kayana.
"Meskipun begitu dengan anda sebagai sosok pemimpin yang berpikir seperti itu, mungkin nanti ada bangsawan lain yang mengikuti pemikiran anda," ucapku.
"Ya, mungkin saja. Mari kita ganti topik, aku ingin membicarakan tentang 'subjek' denganmu. Tentu kamu sudah dijelaskan soal ini oleh Karina karena kamu mengalahkan Javier yang merupakan 'subjek' dan membuatnya gagal untuk masuk ke dalam akademi ini. Tapi aku mencurigai ada 'subjek' lain selain Javier yang masuk di tahun pertama ini atau mungkin ada 'subjek' lain di tahun sebelumnya. Menurutmu sejauh ini, apakah kamu pernah bertemu 'subjek' lainnya ?," tanya Ratu Kayana.
Aku terdiam dan berpikir sebentar, lalu mulai berbicara.
"Ketika aku melawan putri Amelia, di tengah-tengah pertandingan aku merasakan aura putri Amelia berubah dan aura itu sama seperti yang kurasakan ketika melawan Javier di ujian masuk. Tapi aku tidak yakin apakah dia itu 'subjek' juga atau tidak," ucapku.
"Amelia ya. Hmm yah tidak masalah, terima kasih karena telah memberitahuku informasi ini," ucap Ratu Kayana.
"Sama-sama, Yang Mulia Ratu," ucapku.
"Tapi kamu bisa melihat aura juga ya, yah dengan ini aku jadi tahu kenapa kamu bisa membongkar penyamaranku. Tapi aku yakin sekali kalau penyamaranku tidak bisa dibongkar semudah itu oleh orang yang bisa melihat aura. Sepertinya penglihatan auramu itu sudah di tingkat tertinggi ya," ucap Ratu Kayana.
"Aku tidak tahu, aku mendapatkan penglihatan ini sejak aku kecil. Bisa dibilang kalau penglihatan ini mungkin turunan dari orang tuaku. Tapi, tadi Yang Mulia Ratu bilang 'bisa melihat aura juga' apa itu berarti Yang Mulia Ratu juga bisa melihat aura ?," tanyaku.
"Ya itu benar meski sepertinya tidak setinggi penglihatan auramu. Jika itu turunan dari orang tuamu, sepertinya orang tuamu adalah orang yang hebat," ucap Ratu Kayana.
"Entahlah, sejak kecil aku tidak pernah bertemu mereka," ucapku.
"Begitu ya, sudah-sudah mari kita ganti topik lagi. Aku dengar kamu berkencan dengan Irene, putri dari Duke San Lucia ?," tanya Ratu Kayana.
"Iya, aku tidak menyangka kalau Yang Mulia Ratu tau soal itu," ucapku.
"Ya itu karena Karina yang memberitahuku. Pokoknya hal-hal yang menarik di akademi pasti Karina lah yang memberitahuku. Tapi sepertinya informasi ini juga telah menyebar ke luar akademi dan sudah diketahui oleh para Duke. Sepertinya kedepannya situasi ini akan sangat gawat," ucap Ratu Kayana.
"Gawat kenapa, Yang Mulia Ratu ?," tanyaku.
Tapi bukannya menjawab pertanyaanku, Yang Mulia Ratu malah menanyakan sesuatu kepadaku.
"Ngomong-ngomong, Rid Archie. Jika aku memberimu sebuah perintah, apa kamu akan menurutinya ?," tanya Ratu Kayana.
"Perintah apa itu, Yang Mulia Ratu ?," tanyaku.
Tiba-tiba aura Yang Mulia Ratu berubah menjadi lebih kuat. Suasana di ruangan ini pun terasa seperti mencekam, udara di ruangan ini terasa menyesakkan. Itu karena Mana dari Yang Mulia Ratu terasa meluap-luap memenuhi ruangan ini, sepertinya Yang Mulia Ratu sengaja mengintimidasiku menggunakan Mananya yang melimpah itu. Luapan Mana itu terasa seperti sedang menekanku dari segala arah.
"Jika aku menyuruhmu untuk putus dengan Irene, apa kamu mau menurutinya ?," tanya Ratu Kayana.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasiaPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...