Chapter 111 : Noa & Irene vs Rid & Julie

6 1 0
                                    

Kekalahan Charles membuat murid-murid yang menonton menjadi heboh. Padahal menurut peringkat yang ada pada ujian masuk, perbedaan peringkat mereka hanyalah 1 peringkat saja. Tapi Charles berhasil dikalahkan Irene dengan mudah tanpa bantuan Noa karena Noa hanya melihat pertandingan mereka saja. Mereka mungkin bisa terima jika Charles kalah setelah pertandingan sengit dan mereka berdua sama-sama sudah terluka dan kelelahan. Tapi nyatanya, Irene berhasil mengalahkan Charles tanpa mengalami luka atau kelelahan sedikitpun. Pendapat mereka terbagi, ada yang menganggap kalau Charles tidak serius karena melawan wanita dan ada yang menganggap kalau Charles dengan mudah kalah karena melawan Irene yang mana dia merupakan pengguna sihir elemen kelemahan Charles. Tapi beberapa dari mereka ada yang merasakan kalau alasan Charles dikalahkan semudah itu adalah karena Irene sudah bertambah lebih kuat dari sebelumnya. Pendapat inilah yang paling benar. Tentu ini berkat latihan rutin yang dia lakukan setiap pagi bersama Rid, Leandra dan Lily. Sementara itu, Charles dan Lotta yang mengalami luka tebasan es yang menempel pada tubuhnya, langsung dibawa ke ruang perawatan di gedung tengah. Karena tidak mungkin mereka hanya dipinggirkan saja tanpa perawatan setelah di badan mereka menempel sebuah tebasan es. Dan ini sekaligus mengakhiri ujian di hari ketiga ini.
-
Keesokan harinya.
"Ini adalah hari terakhir di ujian hari kedua ini. Sejauh ini banyak tim di kelas ini yang sudah mengalami kekalahan dan hanya 3 tim saja yang belum mengalami kekalahan di kelas ini yaitu tim Ray & Leandra, Noa & Irene dan Rid & Julie. Ketiga tim ini berpeluang untuk mendapatkan total 3000 poin di akhir ujian ini apabila berhasil memenangkan pertandingan di hari terakhir ini. Kalau begitu mari kita mulai saja pengundiannya. Perwakilan tim, silahkan maju," ucap tuan Alan.
Aku menyuruh Julie kembali untuk mengambil undian tersebut. Semua perwakilan tim pun sudah berkumpul dan mengambil kertas yang ada di wadah. Setelah itu mereka pun membuka kertas itu dan menunjukkan nomornya. Julie mendapatkan nomor 10, lalu aku mencari nomor yang sama dengan yang didapat Julie. Dan aku menemukan nomor itu tertera pada kertas yang dipegang Irene, yang berarti aku akan melawan mereka di pertandingan terakhir dan di hari terakhir ini. Mengetahui aku dan Irene akan bertanding membuat murid-murid yang lainnya menjadi heboh.
"Apa menurutmu Rid akan mengalah karena melawan pacarnya ?,"
"Aku rasa tidak. Aku pikir Rid bukan orang seperti itu, dan putri es apalagi, dia tidak akan mengalah hanya karena melawan Rid,"
"Karena Rid ada di peringkat 1, aku mendukung Rid lah yang akan menang,"
"Aku juga, apalagi Rid belum pernah kalah sejauh ini,"
"Tidak peduli siapa yang kalian dukung, pertandingan ini pasti akan seru apalagi tim mereka belum kalah selama ujian ini. Hasil dari pertandingan ini akan membuat salah satu dari mereka gagal mendapatkan poin sempurna di ujian ini. Dan yang membuatnya lebih seru, pertandingan ini akan menjadi pertandingan penutup untuk ujian kedua ini," ucap para murid yang saling mengobrol.
-
Beberapa pertandingan di hari terakhir ini sudah dilaksanakan. Chloe & Mauro, Enzo & Lucy serta Lily & Kotaro berhasil mendapatkan kemenangan di ujian terakhir ini. Leandra dan Ray juga berhasil mendapatkan kemenangan di hari terakhir ini dan membuat mereka mendapatkan poin sempurna di ujian kedua ini karena berhasil mendapatkan semua kemenangan. Dan akhirnya, pertandingan terakhir untuk ujian kedua ini pun dimulai.
"Silahkan maju, Noa, Irene, Rid dan Julie," ucap tuan Alan.
Kami berempat pun maju menuju tengah tempat latihan.
"Aku tidak menyangka kalau kita akan bertanding di ujian kali ini, Irene," ucapku.
"Ya, kamu benar. Kali ini aku akan bertanding dengan sungguh-sungguh," ucap Irene.
"Baguslah, aku harap kamu tidak menyerah di pertandingan seperti yang biasa kamu lakukan saat kita latihan tanding," ucapku.
"Jangan lupakan aku, Rid. Kali ini aku- tidak, kami akan mengalahkanmu," ucap Noa.
"Aku menantikannya," ucapku.
"Apa kalian berempat sudah siap ?," tanya tuan Alan.
"Siap," ucap kami berempat.
"Kalau begitu, pertandingan dimulai!," ucap tuan Alan.
"Julie, kamu tetap dibelakangku. Aku akan melawan mereka berdua sekaligus dan melindungimu. Kamu serang saja mereka dari belakangku," ucapku.
"Baiklah," ucap Julie.
Noa dan Irene pun langsung maju ke arahku, namun yang mereka incar bukanlah aku melainkan Julie.
~Wind Thrust~
~Glacier Thrust~
Mereka berdua melancarkan serangan tusukan dari jarak jauh yang mengarah ke Julie. Namun aku berhasil menahan kedua serangan itu dengan menempatkan diriku di jalur kedua serangan itu bertemu. Aku menebas kedua serangan itu dengan pedangku dan kedua serangan itu pun langsung hancur.
"Aku kira mereka akan menyerangku terlebih dahulu tapi sepertinya mereka ingin mengalahkan Julie terlebih dahulu lalu bisa fokus kepadaku" pikirku.
Setelah serangan jarak jauh mereka gagal, mereka berdua pun memutuskan untuk menyerang dari jarak dekat. Noa terlebih dahulu mendekatiku dan menyerangku dengan tombak anginnya, aku berhasil menahan serangan tombak angin itu. Sementara aku sedang menahan tombak angin itu, Irene bergerak melewatiku dan berniat menyerang Julie. Namun aku dengan cepat segera menghempaskan Noa dan mendekati Julie untuk melindunginya.
~San Lucia Art, Freezing Air Slash~
Irene berniat langsung mengalahkan Julie dengan teknik pamungkasnya namun aku dengan cepat berdiri di antara Julie dan Irene, dan bersiap untuk menahan teknik pamungkasnya.
~Flame Sword Art, Great Flame Slash~
Kedua serangan kami pun berbenturan dan menimbulkan efek benturan yang dahsyat. Akibat benturan serangan kami, pedang api milikku mulai membeku dan rapier es milik Irene mulai meleleh. Ketika aku dan Irene sedang beradu serangan, Noa dengan cepat menghampiri Julie dan berniat menyerangnya. Namun Julie dengan cepat langsung menembakkan panah listriknya ke arah Noa.
"Bagaimana bisa dia menembakkan panahnya dengan begitu cepat ?," pikir Noa yang terkejut.
~Electric Shock Arrows~
Panah itu mengenai Noa dengan telak karena dia tidak sempat untuk menghindar dan menahan panah itu. Serangan panah itu membuatnya tersetrum dan tidak bisa bergerak dalam beberapa saat.
"Aku memang tidak bisa mengalahkanmu, tapi setidaknya aku bisa memberikan bantuan bagi Rid untuk mengalahkanmu. Kalian pasti menganggapku beban karena aku selalu dilindungi oleh Rid. Tapi itu adalah bagian dari rencana Rid. Jika kalian menganggapku beban maka kalian akan lengah ketika menyerangku," ucap Julie.
Noa hanya terdiam dan tidak bisa berbicara setelah terkena panah tersebut.
"Jadi semua ini adalah rencanamu ya, Rid," ucap Irene ketika kami masih saling beradu serangan.
"Entahlah," ucapku.
Aku langsung menguatkan seranganku dan membuat Irene terhempas ke belakang dalam adu serangan ini. Setelah itu aku langsung menuju ke arah Noa yang sedang tidak bisa bergerak untuk segera langsung mengalahkannya. Aku mengubah pedangku menjadi pedang air untuk meningkatkan seranganku karena saat ini di tubuh Noa sedang dialiri listrik akibat panah dari Julie. Aku hampir mendekati Noa dan bersiap untuk melancarkan serangan ke arahnya.
~Water Sword Art, Great Water Slash~
Tebasan ku hampir mengenai Noa, namun.....
Irene tiba-tiba muncul dihadapanku.
~Freezing Air Slash~
Kedua serangan kami pun beradu kembali namun kali ini pedang yang ku pegang membeku dengan cepat karena pedang itu terbuat dari air yang mudah membeku. Aku pun segera mundur dari adu serangan itu sebelum pedangku membeku sepenuhnya. Lalu mengubah pedangku kembali menjadi pedang api untuk melelehkan sebagian es yang membekukan pedangku. Sementara itu, Julie berniat menembakkan panahnya ke arah Irene namun Irene dapat menahan panah itu dengan mudah. Irene saat ini berada di dekat Noa yang sedang tidak bergerak dan Irene tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerang. Dia sepertinya ingin menjaga Noa sampai dia bisa bergerak kembali. Dan tak berselang lama, Noa pun bisa bergerak kembali.
"Akhirnya aku bisa bergerak kembali, panahnya itu benar-benar merepotkan. Sepertinya kita terlalu meremehkannya," ucap Noa.
"Kamu benar, aku tidak menyangka ini adalah rencananya Rid," ucap Irene.
"Jadi bagaimana, apa kita akan terus menyerang pasangannya itu ?," tanya Noa.
"Tidak, kita tidak akan memakai rencana itu lagi," ucap Irene.
"Lalu ? Ngomong-ngomong, kamu bisa memakai sihir area kan ? kenapa tidak menggunakannya saja untuk mengalahkan mereka berdua ?," tanya Noa.
"Sepertinya kamu tidak tau kalau yang mengajariku sihir area itu adalah Rid. Jika aku memakai sihir area, Rid bisa dengan mudah mengambil sihir area milikku dan menjadikannya miliknya. Makanya aku tidak mau menggunakan sihir itu. Saat ini kita juga harus bersyukur karena Rid tidak memilih menggunakan sihir itu padahal dia bisa kapan saja menggunakan sihir itu," ucap Irene.
"Lalu apa kamu punya rencana ?," tanya Noa.
"Aku akan melawan Rid 1 vs 1, kamu fokus saja melawan pasangannya itu dan jangan lengah," ucap Irene.
"Baiklah, karena aku sudah mengetahui serangannya, aku tidak akan lengah kali ini," ucap Noa.
Lalu mereka berdua pun bersiap menyerang.
~San Lucia Art, Snow Blade Dance Technique~
Irene memunculkan beberapa rapier es yang mengelilinginya dan bersiap menyerangku dengan bantuan rapier-rapier es itu.
Lalu mereka berdua pun maju menuju lawan mereka masing-masing. Irene pun menghampiriku dan menyerangku dengan Rapier es di tangannya namun aku menahannya dengan pedangku.
"Kamu memutuskan memakai teknik itu ya, Irene. Padahal kamu sudah sering memakai teknik itu saat kita latihan tanding," ucapku.
"Saat ini berbeda, Rid. Aku akan serius dalam pertandingan kali ini," ucap Irene.
"Kalau begitu, biarku tunjukkan sesuatu," ucapku.
Saat rapier-rapier disekeliling Irene berniat menyerangku, rapier-rapier es itu pun tertahan oleh rapier-rapier es yang lain. Irene terkejut melihat itu.
"Tidak mungkin, teknik itu kan ?," ucap Irene yang terkejut.
"Kamu benar, ini teknik yang sedang kamu pakai sekarang. Apa kamu berpikir hanya kamu saja yang bisa menggunakan teknik itu ?," tanyaku.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang