Chapter 191 : Great Fire Roar

5 1 0
                                    

Di depan gedung lobi akademi.
Feline terus-terusan menyerangku dengan serangan pukulan tangannya. Namun aku berhasil menahan serangan itu menggunakan pedangku.
"Aku akui kalau kamu cukup hebat karena bisa menahan seranganku terus-menerus tapi apakah kamu hanya akan bertahan saja sejauh ini ? Ayo cobalah untuk menyerangku," ucap Feline sambil terus berusaha menyerangku.
Sejak tadi aku terus berusaha mencari celah untuk menyerangnya tapi aku tidak dapat menemukannya. Apalagi aku harus fokus bertahan dari serangannya yang sangat cepat itu. Tidak hanya cepat, tapi setiap pukulannya itu memiliki kekuatan yang besar. Aku merasakannya saat setiap pukulan itu mengenai pedangku. Jika aku tidak memperkuat pedangku dengan sihir, pedangku sudah hancur sejak tadi saat menahan serangannya.
Sementara itu, tidak jauh dari pertarunganku dengan Feline, nona Karina juga sedang bertarung melawan Ariu. Kali ini mereka saling menyerang dengan serangan jarak jauh. Nona Karina terus menyerang Ariu dengan teknik pedang ombak dari keluarga San Fulgen, sedangkan Ariu terus melemparkan panah yang terbuat dari besi ke arah nona Karina. Tapi panah besi yang dilemparkan oleh Ariu itu terlihat berbeda kali ini karena panah besi itu kali ini diselimuti oleh api.
Tidak hanya panah api, Ariu juga menggunakan semburan apinya untuk menyerang nona Karina.
"Mau berapa lama lagi kamu mau membakar tempat ini ?," tanya nona Karina.
"Setidaknya sampai aku bisa membakarmu sampai hangus," ucap Ariu.
Lalu Ariu pun menarik nafasnya dalam-dalam, lalu setelah itu pun dia menahan nafasnya itu cukup lama. Wujud beruang yang menyelimutinya pun mulai membuka mulutnya.
"Sebelumnya aku melihat dia juga melakukan hal yang sama, tapi aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan," pikir nona Karina yang nampak bingung.
Sementara itu, aku yang sedang bertarung melawan Feline sesekali memperhatikan pertarungan antara nona Karina melawan Ariu. Lalu aku pun melihat Ariu yang sedang menahan nafasnya disertai wujud beruang yang sedang membuka mulutnya.
"Teknik itu, jangan-jangan....," pikirku.
Setelah melihat itu, aku pun langsung berteriak ke nona Karina.
"Nona Karina, jangan biarkan dia melakukan serangan itu. Serangan itu sangat berbahaya!!," teriakku.
Nona Karina yang mendengar teriakanku langsung bergegas menyerang Ariu dengan tebasan ombak jarak jauh.
"Sepertinya kamu tahu tentang serangan itu ya, apa kamu merasakannya sendiri ? Tapi apapun itu, melihatmu mengalihkan perhatian ketika sedang melawanku benar-benar membuatku kesal," ucap Feline.
~Cat Paw Shockwave Punch~
Feline langsung memukulku dengan pukulan telapak tangannya yang sangat kuat. Tapi aku dengan cepat langsung menahan pukulan itu dengan pedangku. Tetapi saat pukulan itu mengenai pedangku, aku pun langsung terhempas jauh ke belakang. Tidak hanya itu, aku pun langsung memuntahkan cukup banyak darah dari mulutku. Hidungku pun juga mengeluarkan darah meskipun aku tidak terkena serangan itu secara langsung. Aku pun terhempas menabrak dinding gedung akademi dan menembus dinding itu hingga masuk ke dalam gedung akademi.
"Yah meskipun hanya sebentar, aku cukup bersenang-senang ketika melawanmu. Sekarang saatnya menuntaskan tugas untuk membunuh target," ucap Feline sambil berjalan ke pohon yang melindungi Chloe.
Sementara itu, saat tebasan ombak jarak jauh sedang mengarah ke Ariu, Ariu langsung menghembuskan nafasnya dari mulutnya setelah dia menahannya cukup lama. Lalu dari wujud beruang yang menyelimutinya itu terlihat sedang mengeluarkan sesuatu.
~Fire Magic : Bear's Great Fire Roar~
Dari dalam mulut wujud beruang itu, muncul serangan api yang sangat dahsyat yang mengarah ke depannya. Serangan itu langsung menghancurkan serangan jarak jauh yang nona Karina arahkan kepadanya. Lalu serangan itu pun mengarah ke nona Karina dan menghancurkan apapun yang ada di sekitarnya. Serangan itu pun terus mengarah ke dinding pembatas akademi dan membuat dinding itu juga ikut hancur.
"Ya ampun, dia terlalu berlebihan. Apa dia tidak bisa mengalahkan kepala akademi itu tanpa menggunakan teknik ~Armadura Elemental Animal~ ? Yah apapun itu, yang penting kelihatannya dia sudah mengalahkan kepala akademi itu," ucap Feline yang sudah berada di dekat Chloe.
Lalu dia pun bersiap membunuhnya dengan cakarnya yang tajam. Tetapi....
~Freezing Air Slash~
Aku menebas Feline dengan teknik keluarga San Lucia. Feline pun menyadari itu dan dengan cepat dia langsung menghindari seranganku. Meskipun dia berhasil menghindari seranganku, tetapi tidak sepenuhnya dia berhasil menghindari serangan itu. Karena di tubuhnya saat ini terdapat bongkahan es yang menempel pada tubuhnya meskipun bongkahan es itu tidaklah tebal.
"Aku tidak percaya kalau kamu masih selamat dari seranganku tadi. Dan lihat kondisimu sekarang, bahkan kamu sudah pulih total. Sepertinya kamu juga bisa menggunakan sihir penyembuhan ya," ucap Feline sambil memperhatikanku yang telah pulih total dari luka-luka yang kuterima sebelumnya.
Kemudian, Feline membalut tubuhnya dengan sihir api dan membuat bongkahan es yang menempel pada tubuhnya langsung mencair.
"Ini kedua kalinya aku terkena seranganmu. Padahal aku sudah yakin kalau aku sudah menghindari seranganmu sepenuhnya. Untuk ukuran seorang manusia yang belum matang, kamu menarik juga. Haruskah aku mulai sedikit serius ?," tanya Feline.
-
Di sekitar gedung tempat menginap para guru, staf dan tamu akademi, beberapa saat setelah Airu menggunakan serangan semburan api yang dahsyat.
"Hmmm Airu menggunakan serangan itu ya. Yah itu wajar apabila dia memutuskan menggunakan serangan itu mengingat yang di lawannya saat ini merupakan kepala akademi ini," ucap Fee.
Terlihat di dekat Fee berdiri ada tuan Alan dan nona Nora yang sudah tergeletak di tanah dengan kondisi bersimbah darah. Sementara itu dari dalam area gedung tempat menginap, banyak tamu, staf, pedagang dan para murid yang mengungsi di tempat itu terkejut melihat tuan Alan dan nona Nora yang sudah tergeletak.
"I-ini mustahil kan ? T-tuan Alan dikalahkan begitu saja,"
"Bahkan nona Nora juga,"
"Perempuan Demi-Human itu sangat berbahaya, sepertinya kita harus melarikan diri sebelum perempuan itu menyerang tempat ini," ucap orang-orang yang berada di area gedung itu.
"Jika kalian ingin lari, silahkan lari. Aku akan menghadapinya untuk mengulur waktu," ucap Noa.
Noa langsung berlari menghampiri Fee. Sementara itu, Kotaro, Julie, Lillian, Lily dan Leandra yang melihat aksi Noa itu pun terkejut. Sepertinya mereka semua berlindung di gedung itu saat penyerangan sedang berlangsung.
"Hei, Demi-Human," ucap Noa sambil berlari menghampiri Fee.
"Seorang murid akademi ?," tanya Fee.
Sambil berlari, Noa memegang tombaknya yang sudah dialiri sihir angin dan langsung melemparkannya ke arah Fee.
~Wind Ballista~
Tombak angin itu pun melesat ke arah Fee dengan cepat. Tapi Fee terlihat santai melihat tombak yang mengarah kepadanya itu. Dia pun mengarahkan 2 jari tangan kanannya ke tombak itu. Kemudian, Fee menembakkan sebuah sihir ke arah tombak milik Noa. Tombak itu pun langsung hancur setelah terkena tembakan sihir milik Fee.
"Apa ?!?!," ucap Noa yang terkejut.
Kemudian Fee menembakkan sihirnya lagi ke arah Noa. Noa pun terkena tembakan itu tepat di kakinya dan membuat kakinya itu berlubang setelah terkena tembakan milik Fee. Noa pun langsung terjatuh dan memegangi kakinya yang terluka itu. Lalu Fee berjalan menghampiri Noa.
"Seharusnya orang yang lemah itu berpikir untuk melarikan diri ketika berhadapan dengan orang yang kuat. Kenapa kamu malah nekat melawan orang yang lebih kuat darimu ?," tanya Fee.
Noa tidak menjawab dan terus memegangi kakinya yang terluka.
"Dan juga, apa yang bisa kamu lakukan hanya dengan satu buah tombak saja ? Setidaknya jika ingin mengalahkan lawanmu, kamu harus menggunakan tombak sebanyak ini," ucap Fee.
Tiba-tiba di atas kepala Fee, muncul 5 buah tombak yang terbuat dari kelima elemen dasar yang berbeda. Kelima tombak itu diarahkan ke Noa dan bersiap untuk menghujamnya. Sementara itu, orang-orang yang berada di area gedung tempat menginap nampak panik melihat hal itu termasuk dengan Kotaro, Lillian dan lainnya. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelematkan Noa.
Saat Fee bersiap untuk menyerang Noa, tiba-tiba dia terdiam. Dia terdiam cukup lama.
"Sepertinya waktu yang kita miliki sudah habis. Para prajurit yang berada di kota ini sudah hampir sampai ke akademi ini,"
"Kalau begitu, sudah waktunya bagi kami untuk pergi. Kamu sungguh beruntung, nak, nyawamu masih aku ampuni. Lain kali berhati-hatilah dalam bertindak ketika bertemu dengan lawan yang lebih kuat darimu. Dan juga, segera bawa pria dan wanita yang tergeletak disana. Mereka hanya terluka saja, aku tidak membunuh mereka karena tujuanku kesini hanya untuk membawa kembali anak buah kami yang sudah tumbang," ucap Fee.
Tiba-tiba kabut yang tebal muncul di sekitar tempat itu.
"Kalau begitu, selamat tinggal," ucap Fee.
Fee pun tiba-tiba menghilang di tengah kabut yang tebal itu bersamaan dengan para Demi-Human dan manusia yang sudah tergeletak yang termasuk dalam kelompok penyerang itu.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang