Chapter 158 : Babak Semifinal Turnamen Akademi

4 2 0
                                    


Satu jam sebelum babak semifinal turnamen akademi dimulai.
Di ruang tunggu peserta turnamen.
"Jadi untuk hari ini dan besok, semua peserta turnamen akan digabung di ruang tunggu peserta ini ya," ucapku.
"Iya, lagipula peserta yang tersisa tinggal 8 orang saja. Bukankah lebih baik digabung daripada dipisah-pisah ? Kasian peserta seperti Darryl dan Nadine yang hanya tinggal mereka sendiri dari tahun angkatan mereka. Jika ruang tunggu peserta masih dipisah-pisah, mereka tidak punya teman untuk mengobrol di ruang tunggu," ucap senior Gretta.
Semua peserta yang akan bertanding di babak semifinal disatukan di satu ruang tunggu yang berada di utara. Ruang tunggu ini sebelumnya adalah ruang tunggu peserta tahun keempat. Di ruang tunggu ini sudah berkumpul semua peserta yang akan bertanding di babak semifinal. Untuk turnamen murid perempuan sudah ada senior Alisha, senior Gretta, senior Nadine dan Irene. Untuk turnamen laki-laki sudah ada aku, senior Darryl, senior Vyn dan seorang murid tahun keempat yang akan menjadi lawan senior Vyn di babak semifinal ini. Aku tidak tau siapa dia karena dia bukanlah anggota Elevrad.
"Begitu ya," ucapku.
"Iya, kita mungkin akan saling bertanding nanti tapi tolong tidak usah canggung ya saat berada disini. Kamu juga ya, Irene, jangan canggung terhadapku," ucap senior Gretta.
"Tidak, aku tidak canggung dengan siapapun cuma aku hanya malas untuk banyak bicara," ucap Irene.
"Ahahaha begitu ya," ucap senior Gretta.
-
Beberapa saat sebelum babak semifinal turnamen akademi dimulai, di bangku penonton khusus tempat Yang Mulia Ratu berada.
Terlihat Yang Mulia Ratu baru sampai di tempat duduknya. Beliau tetap ditemani oleh komandan Oliver dan beberapa pengawal hari ini.
"Selamat pagi, tuan Duke," ucap Ratu Kayana.
"Selamat pagi, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy sambil membungkuk sebentar dan memberi hormat.
Duke Remy juga menyapa komandan Oliver dan komandan Oliver membalas dengan membungkuk sambil memberi hormat.
"Aku tidak menyangka kalau anda akan datang lagi, tuan Duke. Padahal putri anda tidak berhasil lolos ke babak semifinal tapi anda masih menyempatkan diri untuk datang lagi dan menonton babak semifinal turnamen ini," ucap Ratu Kayana.
"Putri saya memang tidak lolos ke babak semifinal tapi bukan berarti saya akan berhenti untuk menonton turnamen ini. Lagipula keponakan saya juga masih bertahan di turnamen ini," ucap Duke Remy.
"Benar juga, masih ada Vyn yang masih bertahan di turnamen ini. Bagaimana dengan ayahnya Vyn ? Apa dia tidak datang untuk menonton juga ?," tanya Ratu Kayana.
"Dia itu orangnya sangat sibuk, tapi saya akan mencoba mengajaknya untuk menonton pertandingan final besok jika Vyn lolos ke babak final," ucap Duke Remy
"Begitu ya. Tapi, ngomong-ngomong, apa para Duke lainnya tidak ada rencana untuk menonton turnamen ini ? Sejak pertandingan 32 besar sampai babak semifinal ini, hanya anda saja seorang Duke yang menonton turnamen ini," ucap Ratu Kayana.
"Untuk babak semifinal ini cuma saya saja yang menontonnya tapi semalam saya menghubungi Duke San Angela dan Duke San Minerva dan bertanya apakah mereka mau menonton turnamen akademi, dan mereka menjawab kalau mereka 'mungkin' akan datang menonton final turnamennya. Jadi bisa dibilang kalau mereka belum pasti akan hadir di final turnamen besok," ucap Duke Remy.
"Begitu ya, jika Duke San Angela dan Duke San Minerva hadir besok, berarti ada 3 Duke yang akan hadir di final turnamen akademi," ucap Ratu Kayana.
"Serta mereka berdua bilang kalau mereka juga akan mengajak istri mereka untuk menonton final turnamen jika mereka jadi hadir. Mungkin saya juga akan mengajak Arnett besok untuk menghadiri final turnamen," ucap Duke Remy.
"Para Duchess juga akan hadir ? Sepertinya akan banyak orang penting yang akan menonton pertandingan final besok," ucap Ratu Kayana.
"Tapi anda sendiri merupakan orang yang paling penting, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.
"Benar juga. Andai Duke San Lucia juga hadir besok, pasti akan lebih meriah," ucap Ratu Kayana.
"Hmmm beliau pasti akan hadir jika putri Irene lolos ke babak final tapi karena kemungkinan kami bertiga juga akan hadir di babak final, sepertinya beliau tetap tidak akan mau untuk hadir mengingat hubungan kita yang memburuk," ucap Duke Remy.
"Begitu ya, aku harap hubungan kalian cepat membaik demi kelangsungan kerajaan ini. Hmmm karena 3 Duke dan Duchess kemungkinan akan hadir besok, sepertinya aku juga akan mengajak suamiku untuk menonton pertandingan final besok," ucap Ratu Kayana.
-
Jam 10.00, pertandingan semifinal pun dimulai.
"Selamat pagi, semuanya. Hari ini adalah hari dimulainya babak semifinal turnamen akademi San Fulgen. Tidak perlu berlama-lama langsung kita mulai saja pertandingannya," ucap tuan Alan.
Bagan pertandingan pun langsung di perlihatkan. Pertandingan pertama adalah pertandingan antara senior Vyn melawan seorang murid tahun keempat. Mereka berdua pun mulai memasuki arena turnamen dan memulai pertandingan.
-
Sekitar 15 menit kemudian, pertandingan antara mereka pun selesai. Senior Vyn berhasil mengalahkan murid tahun keempat itu dan lolos ke babak final. Senior Vyn terlihat tidak mengalami satu lukapun di pertandingan itu.
"Vyn benar-benar luar biasa, meskipun lawannya adalah sama-sama dari murid tahun keempat tapi dia masih bisa mengalahkannya dengan mudah,"
"Kamu benar, bahkan dia tidak mengalami luka sama sekali,"
"Sepertinya tahun ini Vyn lagi yang akan memenangkan turnamen ini," ucap para penonton.
Beberapa staf mulai memasuki arena untuk menandu murid tahun keempat yang dilawan senior Vyn menuju ruang perawatan. Sedangkan senior Vyn kembali menuju ruang tunggu peserta karena dia tidak mengalami luka sama sekali dan tidak perlu untuk menuju ruang perawatan.
-
Di bangku penonton khusus tempat Yang Mulia Ratu berada.
"Vyn lolos ke babak final lagi ya, yah tidak mengherankan sih karena dia itu kuat dan favorit juara turnamen ini," ucap Ratu Kayana.
"Sepertinya kemenangan Vyn di turnamen ini sudah dapat dipastikan, lawannya di final nanti adalah pemenang di pertandingan semifinal antara murid tahun ketiga melawan murid tahun pertama. Melawan sesama murid tahun keempat saja mudah bagi Vyn, apalagi melawan juniornya," ucap Duke Remy.
"Sebaiknya anda jangan terlalu percaya diri, tuan Duke. Apa anda sudah lupa saat anda terlalu percaya diri kalau Amelia akan menang tapi nyatanya malah kalah melawan Irene ?," tanya Ratu Kayana.
-
Di ruang tunggu peserta.
"Ketua, selamat karena berhasil lolos ke babak final," ucap senior Gretta.
"Selamat, ketua," ucap senior Alisha.
Kami semua mengucapkan selamat kepada senior Vyn yang baru saja kembali dari arena.
"Terima kasih, kalian semua. Kalian juga berusahalah agar bisa lolos ke babak final dan menjadi juara," ucap senior Vyn.
"Siap, ketua," ucap senior Gretta.
Yang lainnya pun mengangguk.
"Kamu juga, Rid, aku menunggumu di babak final," ucap senior Vyn.
"Kalau ketua menunggu Rid di babak final, bukankah itu berarti ketua lebih menjagokan Rid menang ketika melawanku ? Aku terasa sedih karena tidak ada yang mendukungku," ucap senior Darryl.
"Tidak kok, aku juga menunggumu di babak final nanti, Darryl," ucap senior Vyn.
Lalu di proyeksi yang ada di ruang tunggu peserta, terlihat tuan Alan sudah berada di arena turnamen.
"Mari kita langsung lanjutkan ke pertandingan selanjutnya yaitu pertandingan babak semifinal untuk turnamen murid perempuan," ucap tuan Alan.
Lalu bagan pertandingan pun ditunjukkan di proyeksi.
"Sepertinya kali ini adalah giliranku dan Nadine untuk bertanding. Mari kita pergi ke arena, Nadine," ucap senior Alisha.
"Baik, nona," ucap senior Nadine.
Senior Alisha dan senior Nadine mulai berjalan menuju arena turnamen.
"Semangat, Alisha, Nadine," ucap senior Gretta.
"Semangat kalian berdua," ucap senior Vyn.
-
Di arena turnamen.
"Seperti yang kalian lihat di bagan pada proyeksi yang ditampilkan, peserta yang akan bertanding di pertandingan kali ini adalah Alisha Lesher dari tahun keempat melawan Nadine Emerald dari tahun kedua. Mari kita sambut kedua peserta ini," ucap tuan Alan.
Para penonton pun mulai bertepuk tangan dan bersorak menyambut senior Alisha dan senior Nadine.
Lalu mereka berdua pun memasuki arena turnamen dan mulai berdiri saling berhadapan.
"Aku tahu kalau kamu adalah murid perempuan terkuat di akademi saat ini, nona Alisha. Tapi aku akan mengalahkanmu meskipun aku harus mati-matian," ucap senior Nadine.
"Aku juga tidak akan kalah darimu, Nadine," ucap senior Alisha.
Lalu nona Nora datang menghampiri mereka berdua.
"Apa kalian berdua sudah siap ?," tanya nona Nora.
"Siap," ucap senior Alisha dan senior Nadine.
"Kalau begitu, pertandingan dimulai!," ucap nona Nora.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang