Chapter 106 : Ujian Kedua Tahun Pertama

5 1 0
                                    


Hari ini, kami pun berkumpul di tempat latihan tahun pertama untuk kelas kami. Kami berkumpul bersama masing-masing pasangan kami sambil menunggu tuan Alan datang. Beberapa saat kami menunggu beliau, beliau pun akhirnya datang tapi kali ini beliau hanya datang sendiri dan tidak ditemani staff lainnya seperti di ujian pertama.
"Selamat pagi, semuanya. Dilihat dari raut wajah kalian, sepertinya kalian sudah siap untuk mengikuti ujian kedua ini. Pertama-tama biar ku jelaskan tentang ujian ini dulu. Sama seperti ujian pertama, ujian ini akan dilakukan dalam 4 hari. Dan saat hari jum'atnya kalian akan diliburkan lagi dan masuk kembali Senin depannya. Setelah melaksanakan ujian di hari ini pun kalian boleh langsung pulang untuk mempersiapkan diri di ujian hari berikutnya. Perlu diingat kembali karena minggu ini adalah minggu ujian, jadi kalian tidak bisa melaksanakan pertandingan harian dan baru bisa melaksanakannya kembali di Senin depan,"
"Kembali ke penjelasan ujian. Sebelumnya aku pernah menjelaskan kalau di ujian kedua ini akan mendapatkan poin sebanyak 3000. Tapi 3000 poin adalah total poin yang bisa kalian dapatkan jika memenangkan seluruh pertandingan di ujian ini selama 4 kali dalam 4 hari. Di ujian pertandingan pasangan ini, kalian akan bertanding sebanyak 1 kali setiap harinya dan lawan yang kalian hadapi akan ditentukan secara acak. Total perhitungan poinnya yaitu seperti ini, di hari pertama jika kamu dan pasanganmu menang maka kamu akan mendapatkan 250 poin, jika di hari kedua menang lagi maka kamu akan mendapatkan 500 poin, jika di hari ketiga menang lagi maka kamu akan mendapatkan 750 poin, dan jika di hari keempat juga menang maka kamu akan mendapatkan 1500. Jika di total, kamu akan mendapatkan 3000 poin dari 4 kemenangan beruntun. Jika kamu kalah, maka kamu dan pasanganmu akan mendapatkan 0 poin. Perlu diingat kalau poin yang didapatkan jika kalian menang ini bersifat akumulasi, jika kalian menang di 2 hari pertama, maka kalian akan mendapatkan 250 dan 500 poin dan menjadi 750 poin. Jika kalian kalah di hari ketiga, tentu kalian tidak akan mendapatkan poin. Namun jika kalian menang kembali di hari keempat, kalian tidak akan mendapatkan 750 poin ataupun 1500 poin tapi kalian hanya mendapatkan 250 poin sebagai hadiah kemenangan di hari pertama. Perolehan poin kalian kembali seperti di hari pertama karena kemenangan kalian terputus di hari ketiga, jadi perolehan poin kalian dimulai dari awal lagi. Sama seperti jika kalian kalah di hari pertama, lalu menang di hari kedua maka kalian akan mendapatkan 250 poin, terus kalah kembali di hari ketiga lalu kembali menang di hari keempat maka kalian kembali hanya mendapatkan 250 poin," ucap tuan Alan.
"Jadi intinya syarat untuk mendapatkan banyak poin di ujian ini adalah hanya dengan menang terus kan ?," tanya Noa.
"Benar, simpelnya seperti itu," ucapku.
"Poin kemenangan yang kalian dapatkan tidak akan dikurangi oleh faktor apapun seperti kelelahan, terluka atau sebagainya. Meskipun pasangan kalian terluka atau pingsan dan tidak bisa melanjutkan pertandingan, kalian dan pasangan kalian akan tetap mendapatkan poin kemenangan apabila kalian menang,"
"Apa ada yang mau kalian tanyakan lagi tentang ujian ini ?," tanya tuan Alan.
"Tidak ada lagi, tuan," ucap kami semua.
"Baiklah, kalau begitu mari kita mulai mengundi untuk siapa yang akan kalian lawan di ujian ini," ucap tuan Alan.
Tuan Alan menyiapkan sebuah wadah yang cukup besar yang berisi kertas-kertas.
"Pengundiannya sama seperti saat aku menentukan pasangan kalian, yaitu dengan sebuah kertas. Di wadah ini, terdapat 2 nomor yang sama dari nomor 1 sampai 10. Perwakilan dari tim kalian harus mengambil kertas ini dalam waktu yang bersamaan. Jika kalian mendapatkan nomor yang sama dengan tim pasangan yang lain, maka kalian akan melawan tim pasangan itu. Dan nomor pada kertas itu akan menentukan di pertandingan berapa kalian akan melawannya, jika kalian mendapatkan nomor 1 maka kalian akan bertanding di pertandingan yang pertama," ucap tuan Alan.
"Kalau begitu, mari mulai mengundinya. Perwakilan dari tim pasangan kalian silahkan maju semuanya," ucap tuan Alan.
"Kamu saja yang maju, Julie," ucapku.
"Eh apa tidak apa-apa aku yang mengambil undian itu ? Tapi aku takut sedang tidak beruntung dan mendapatkan lawan yang sulit," ucap Julie.
"Tidak apa-apa, aku tidak peduli siapa lawan yang akan kita hadapi," ucapku.
"Baiklah kalau begitu," ucap Julie.
Lalu Julie pun maju sebagai perwakilan tim kami untuk mengambil undian. Perwakilan yang lainnya pun juga maju dan mulai mengambil kertas itu secara bersama-sama. Julie mendapatkan nomor 1 dan itu merupakan nomor yang sama dengan yang didapatkan Kotaro, yang artinya aku akan melawan Kotaro dan Lily di pertandingan pertama.
"Baru hari pertama sudah mendapatkan lawan yang cukup merepotkan tapi tentu saja semua lawan yang akan ku hadapi di ujian ini juga merepotkan," pikirku.
Sementara itu, Irene mendapatkan nomor 7, sama seperti nomor yang didapat oleh Chloe.
"Baru hari pertama tapi kita sudah mendapatkan pertandingan yang menarik,"
"Putri Chloe dan putri es akan bertanding," ucap murid-murid lainnya.
"Kenapa kalian malah fokus dengan pertandingan yang lain dan bukan fokus dengan pertandingan kalian sendiri ? yah terserahlah, karena kalian sudah mendapatkan lawan kalian masing-masing. Mari kita segera mulai ujiannya. Oh dan juga aku lupa untuk memberitahu kalian, setelah melawan tim yang akan kalian hadapi hari ini, kalian tidak akan bisa melawan tim yang sama di hari selanjutnya. Jadi jika di undian hari selanjutnya ada yang melawan tim yang sama maka undiannya akan diulang," ucap tuan Alan.
Kami semua pun mengangguk tanda mengerti.
"Leganya, jika aku sedang tidak beruntung dan bertemu lawan yang kuat, aku tidak akan menghadapi mereka lagi di hari selanjutnya,"
"Siapa lawan kuat yang kamu maksud ? lawan kuat di ujian ini sangat banyak. Walaupun kamu tidak mendapatkan lawan yang sama, masih ada lawan kuat lainnya,"
"Ka-kamu benar juga," ucap murid-murid yang saling mengobrol.
"Baiklah, silahkan maju Rid, Julie, Kotaro dan Lily. Kita akan segera mulai ujiannya," ucap tuan Alan.
Kami berempat pun maju ke tengah tempat latihan yang dijadikan sebagai arena.
"Aku tidak menyangka kalau aku akan mendapatkan lawan yang kuat di hari pertama ini," ucap Kotaro.
"Kamu benar, sepertinya hari ini kita tidak beruntung. Tolong jangan keras-keras pada kami, guru," ucap Lily.
"Kenapa kamu bilang begitu ? belum tentu juga kan aku akan menang melawan kalian ?," tanyaku.
"Seperti biasa kamu selalu merendah, tapi kami akan tetap melawanmu sekuat tenaga," ucap Kotaro.
"Apa kalian semua sudah siap ?," tanya tuan Alan.
"Siap," ucap kami berempat.
"Kalau begitu, pertandingan pertama di ujian kedua ini, dimulai!!," ucap tuan Alan.
-
Pertandingan antaraku dan Julie melawan Kotaro dan Lily pun terus berlangsung. Sejak awal pertandingan, mereka berdua bermaksud untuk menyerang Julie terlebih dahulu dan setelah Julie tumbang, barulah mereka berdua menyerangku. Tapi aku mengetahui rencana mereka dan selalu berada di dekat Julie untuk melindunginya.
~Great Wind Slash~
Kotaro melancarkan tebasan anginnya ke arah Julie, namun aku segera menyerang tebasan itu dengan tebasan jarak jauhku dan tebasan itupun hancur setelah terkena tebasanku. Sementara itu, Lily yang sedang dalam mode ~Magic Martial Arts~ nya berusaha mendekat ke arah Julie untuk menyerangnya, namun aku berhasil menghalanginya. Lily dan Kotaro menjaga jarak dengan ku dan Julie.
"Rid itu, selain jago bertarung sendiri, dia juga jago melindungi pasangannya itu," ucap Lily.
"Kamu benar, melawan Rid sebelum dia memakai sihir saja sudah sangat sulit. Dan sekarang dia memakai sihirnya terus-terusan. Tidak ada pilihan lagi, kita serang saja terus pasangannya itu, baru kita mulai menyerang Rid bersama-sama," ucap Kotaro.
"Baiklah," ucap Lily.
Lalu mereka berdua pun maju kembali ke arah kami berdua.
"Julie, begitu aku beri tanda, segera tembakkan panah listrikmu itu. Mereka mungkin berusaha menyerangmu dulu, tapi aku akan melindungimu," ucapku.
"Baiklah," ucap Julie.
Kotaro bersiap melancarkan tebasan jarak jauhnya ke arahku.
~Masahiko Art, Thousand of Maple Leaf Slash~
Tebasan itu pun mengarah kepadaku, namun aku tidak bisa menghindar karena ada Julie di belakangku.
~Water Sword Art : Great Water Slash~
Aku pun melancarkan tebasan juga ke arah tebasan itu. Dan tebasan itu pun hancur, namun tebasan airku tetap mengarah ke Kotaro walaupun dia berhasil menghindarinya. Sementara itu, Lily dengan cepat bergerak ke arah Julie ketika aku menahan tebasan itu. Dia berusaha meninju Julie dengan tinju listriknya, namun aku segera menangkap tangannya itu sebelum mengarahkan tinjunya kepada Julie. Lalu aku melempar Lily ke arah Kotaro. Mereka pun bertabrakan.
"Sekarang, Julie," ucapku.
~Electric Flow Arrow~
Julie menembakkan panahnya ke mereka berdua, lalu mereka berdua pun tersengat oleh listrik dari panah tersebut. Mereka pun berteriak kesakitan.
"Padahal aku pengguna sihir listrik juga tapi aku merasa kesakitan dengan sihir listrik lawan. Tapi serangan seperti ini tidak cukup untuk membuat kami berdua tumbang," ucap Lily.
Mereka berdua pun bangkit kembali dan bersiap untuk menyerang lagi.
"Kamu benar, serangan seperti itu tidak akan cukup untuk menumbangkan kalian. Oleh karena itu, ~Water Gun~," ucapku.
Aku menembakan peluru air dari jariku. Aku menembak Kotaro dengan peluru airku dan dia pun terkena peluru air yang kutembakkan. Aliran listrik yang ada pada tubuhnya semakin kuat setelah terkena peluru airku dan membuatnya berteriak kesakitan. Setelah itu, dia pun tumbang. Disaat yang sama, karena efek panah dari Julie, aliran listrik yang ada pada Kotaro dan Lily tetap berhubungan meskipun mereka tidak bersentuhan. Karena peluru air yang kutembakkan ke Kotaro membuat aliran listrik itu semakin kuat, Lily pun juga merasakan aliran listrik itu dan juga langsung membuatnya tumbang seketika.
"....Sepertinya aku terlalu berlebihan," ucapku.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang