Beberapa menit kemudian.
Ketika aku sedang duduk di tangga yang berada di depan gedung lobi akademi, aku melihat banyak prajurit yang mulai datang kesini. Para prajurit itu dipimpin oleh seorang pria paruh baya yang berjalan di depan mereka. Pria paruh baya itu merupakan Komandan Tertinggi kerajaan ini yaitu Komandan Oliver. Aku pernah bertemu dengannya saat beliau menemani Yang Mulia Ratu ketika menemui Charles dan Chloe di ruang perawatan.
Ketika para prajurit itu berjalan menuju ke gedung lobi akademi, para prajurit itu terkejut dengan keadaan akademi. Tempat-tempat di sekitar mereka sudah rusak parah, apalagi ketika mereka melihat gedung lobi akademi yang juga sudah rusak parah karena diserang oleh para penyerang itu.
Ketika komandan Oliver dan para prajurit itu sudah mau mendekatiku, aku langsung berdiri untuk menghampiri mereka.
"Kamu kan murid yang memenangkan turnamen akademi ini sebelumnya, Rid Archie. Perkenalkan namaku adalah Oliver Stabile, aku adalah komandan tertinggi kerajaan San Fulgen," ucap komandan Oliver.
"Senang bertemu dengan anda, komandan dan salam kenal juga. Saya tidak menyangka kalau nama saya akan diingat oleh komandan tertinggi di kerajaan ini,' ucapku.
"Aku selalu mengingat nama orang-orang yang menurutku hebat. Mengingat kamu adalah pemenang di turnamen akademi ini dan bahkan memenangkannya saat masih menjadi murid tahun pertama, sudah jelas kalau kamu itu adalah orang yang hebat. Ngomong-ngomong, kenapa kamu ada disini ?," tanya komandan Oliver.
"Saya sebelumnya diberi tugas oleh kepala akademi yaitu nona Karina untuk menunggu disini karena kami mendengar kalau anda dan para prajurit akan segera datang kesini. Nona Karina saat ini sedang mengecek situasi di sekeliling akademi ini karena seperti yang anda tahu kalau seluruh akademi ini baru saja diserang oleh kelompok yang tidak dikenal. Saya diminta untuk menunggu kedatangan anda disini, lalu apabila anda sudah datang, saya diminta untuk mengantarkan anda ke nona Karina. Selain menunggu kedatangan anda, saya juga diberi tugas untuk menjaga mereka berempat yang masih tidak sadarkan diri," ucapku sambil melihat ke arah 4 pohon yang berada tidak jauh di sampingku.
Awalnya cuma satu pohon saja yang sudah terbuka yaitu pohon yang melindungi tubuh Chloe karena pohon itu dibuka paksa oleh Feline tapi saat ini ketiga pohon yang lainnya sudah dibuka oleh nona Karina. Terlihat jelas di dalam pohon itu ada Caroline, Chloe, Irene dan senior Gretta. Mereka berempat masih dalam kondisi tidak sadarkan diri namun luka-luka pada tubuh mereka sudah pulih sepenuhnya.
"Putri Caroline dan putri Chloe ?!?! Tidak hanya itu, ada putri Irene dan juga Gretta yang memenangkan turnamen akademi khusus murid perempuan sebelumnya," ucap komandan Oliver.
Komandan Oliver dan para prajurit itu pun langsung menghampiri mereka berempat khususnya Caroline dan Chloe yang tidak sadarkan diri. Karena Caroline dan Chloe merupakan putri di kerajaan ini, tentu saja jika ada sesuatu yang terjadi dengan mereka, para prajurit ini tidak akan tinggal diam.
"Apa yang terjadi dengan mereka ?," tanya komandan Oliver.
Aku pun juga ikut menghampiri mereka berempat bersama dengan komandan Oliver lalu menjawab pertanyaan komandan Oliver.
"Menurut nona Karina, sebelumnya mereka terluka dan tidak sadarkan diri setelah melawan seorang Demi-Human. Nona Karina menganggap Demi-Human yang mereka lawan itu merupakan ketua dari kelompok penyerangan ini. Lalu setelah mereka berempat tumbang, nona Karina datang dan melawan Demi-Human tersebut. Mereka berempat pun ditaruh di dalam pohon oleh nona Karina. Luka-luka mereka kelihatannya sudah disembuhkan oleh nona Karina tapi mereka masih belum sadarkan diri," ucapku.
"Begitu ya. Beraninya mereka menyerang akademi ini dan bahkan melukai putri Caroline dan putri Chloe. Aku akan membunuh mereka semua apabila menemukan mereka. Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu pasti juga akan murka jika mereka tahu akan hal ini," ucap komandan Oliver.
"Sepertinya Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu akan lebih murka apabila mereka tahu tentang tujuan sebenarnya dari para penyerang itu ketika mereka menyerang akademi," ucapku.
"Kamu tahu apa tujuan mereka yang sebenarnya ?," tanya komandan Oliver.
"Iya, saya tahu. Tapi saya merasa tidak enak apabila saya membicarakannya sekarang. Lebih baik anda ikut saya terlebih dahulu untuk bertemu dengan nona Karina, komandan. Sepertinya nona Karina juga ingin membahas sesuatu dengan anda," ucapku.
"Hmm baiklah kalau begitu. Tolong antarkan aku untuk bertemu dengan kepala akademi," ucap komandan Oliver.
"Silahkan ikuti saya tapi karena saya sekarang bertugas mengantar anda, berarti tidak ada yang menjaga mereka berempat. Bolehkah saya meminta para prajurit anda untuk menjaga mereka berempat ?," tanyaku.
"Tanpa kamu bilang pun aku akan tetap menyuruh para prajuritku untuk menjaga mereka. Apalagi ada putri Chloe dan putri Caroline yang merupakan prioritas untuk dilindungi oleh kami,"
"Kalian semua, tolong jaga mereka berempat. Aku akan pergi dulu untuk bertemu dengan kepala akademi," ucap komandan Oliver.
"Baik, komandan," ucap para prajurit yang lainnya.
"Mereka sudah aku suruh untuk menjaga mereka berempat," ucap komandan Oliver.
"Sekarang saya menjadi tenang. Kalau begitu, silahkan ikuti saya, saya akan mengantar anda untuk bertemu dengan nona Karina," ucapku.
Lalu aku dan komandan Oliver pun berjalan meninggalkan gedung lobi akademi dan pergi menuju gedung tempat menginap para staf, guru dan tamu akademi. Aku dan komandan Oliver saling berbicara di sepanjang jalan.
"Ngomong-ngomong, Rid Archie, apa kamu benar-benar bukan seorang bangsawan ?," tanya komandan Oliver.
"Iya. Saya bukanlah bangsawan, saya hanyalah rakyat biasa. Saya berasal dari salah satu desa yang berada di wilayah San Minerva," ucapku.
"Meski begitu, kamu lumayan mahir juga untuk berbicara formal. Biasanya rakyat biasa kesulitan untuk berbicara formal dengan lawan bicara yang mempunyai status di atasnya. Sedangkan para bangsawan cukup mahir berbicara formal karena mereka sudah dilatih sejak kecil bagaimana untuk berbicara formal. Para bangsawan sejak kecil juga sering diajak ke acara-acara formal dan diajak bersosialisasi dengan bangsawan lainnya, makanya ketika sudah dewasa nanti mereka jadi mahir berbicara formal. Yah bukan berarti tidak ada sama sekali rakyat biasa yang bisa berbicara formal dengan lancar," ucap komandan Oliver.
"Begitu ya," ucapku.
"Tidak usah terlalu kamu pikirkan," ucap komandan Oliver.
Lalu beberapa saat kemudian, kami pun sampai di gedung tempat menginap para staf, guru dan tamu akademi. Terlihat nona Karina sedang menyembuhkan beberapa orang yang terluka dengan sihir tumbuhannya di depan gedung itu. Aku melihat ke sekeliling gedung itu. Gedung itu tidak mengalami kerusakan yang berat dan kerusakan hanya terjadi di halaman depan gedung tersebut. Lalu aku kembali melihat ke sekeliling dan aku terkejut melihat ada tuan Alan dan nona Nora yang sedang terbaring tidak sadarkan diri, tapi tidak ada satupun luka di tubuhnya. Sepertinya mereka berdua sebelumnya terluka dan kini sudah pulih karena sudah disembuhkan oleh nona Karina. Tidak hanya itu, aku juga melihat Noa dan yang lainnya sedang berada di depan gedung itu. Aku ingin menyapa mereka tapi aku harus menyelesaikan tugasku dulu. Aku pun menghampiri nona Karina.
"Nona Karina, aku datang untuk mengantar komandan Oliver," ucapku.
"Hmmm, Rid ya. Terima kasih karena telah mengantar beliau," ucap nona Karina.
"Sepertinya anda terlihat lumayan kelelahan, kepala akademi," ucap komandan Oliver.
"Kelelahan sih tidak tapi saat ini aku lumayan kerepotan. Di gedung ini terdapat lumayan banyak orang yang terluka karena penyerangan sebelumnya tetapi hanya aku saja yang bisa menggunakan sihir penyembuhan di gedung ini. Makanya aku harus mengobati mereka semua," ucap nona Karina.
"Jika anda tidak keberatan, aku bisa membantu anda, nona. Kebetulan aku juga bisa menggunakan sihir penyembuhan," ucapku.
Karena situasi ini lumayan mendesak, sepertinya aku tidak perlu menyembunyikan lagi tentang ini.
"Apa tidak apa-apa, Rid ?," tanya nona Karina.
"Tidak apa-apa, nona, lagipula aku belum kelelahan sedikitpun," ucapku.
"Kalau begitu tolong ya," ucap nona Karina.
Lalu aku pun pergi menghampiri orang-orang yang terluka dan mulai menyembuhkan mereka.
"Aku juga akan membantu. Aku memang tidak bisa menggunakan sihir penyembuhan tapi aku akan pergi untuk memanggil beberapa prajuritku yang bisa menggunakan sihir penyembuhan. Anda tunggu disini saja, kepala akademi," ucap komandan Oliver.
Lalu komandan Oliver langsung melesat menuju gedung lobi akademi dan gerbang akademi untuk memanggil beberapa prajuritnya yang bisa menggunakan sihir penyembuhan.
Tidak lama kemudian, komandan Oliver pun datang kembali bersama dengan beberapa prajuritnya.
"Anda tidak perlu menyembuhkan mereka lagi, kepala akademi. Biar para prajurit saya yang menggantikannya. Dan sebagai gantinya, mari kita mengobrol tentang penyerangan akademi ini," ucap komandan Oliver.
"Terima kasih atas bantuannya, komandan. Aku memang berniat untuk mengobrol dengan anda ketika anda sudah sampai disini tapi aku masih disibukkan untuk menyembuhkan mereka. Karena para prajurit anda sudah datang untuk membantu, sekarang aku jadi memiliki waktu luang untuk mengobrol. Kalau begitu, aku akan ceritakan semua yang aku tahu tentang penyerangan ini. Termasuk juga alasan mereka menyerang akademi ini," ucap nona Karina.
-
Sementara itu, di gerbang akademi.
Terlihat sebuah kereta kuda mewah dengan dikawal beberapa prajurit baru saja datang dan berhenti di jalan yang tidak jauh dari gerbang akademi. Pintu kereta kuda itu pun terbuka dan terlihat seorang pria paruh baya berjanggut dan berkumis turun dari kereta kuda itu. Warna rambutnya itu berwarna putih, bukan putih karena uban tapi benar-benar putih seperti salju. Terlihat dia juga membawa sebuah pedang berwarna kombinasi putih dan biru. Warna pedang itu seperti warna es.
Pria paruh baya itu bernama Louis Emerald San Lucia atau yang lebih dikenal dengan panggilan Duke Louis atau Duke San Lucia. Setelah keluar dari kereta kuda itu, Duke Louis pun melihat ke sekeliling tempat itu bersama dengan para prajuritnya. Beliau melihat ada beberapa bangunan yang rusak dan hancur, dan ada juga orang yang tergeletak dan terluka yang sedang ditangani oleh para prajurit yang dibawa oleh komandan Oliver sebelumnya.
"Benar-benar mengerikan, siapa yang tega melakukan penyerang ke akademi ini ?," ucap Duke Louis.
Ketika Duke Louis berkeliling, beberapa prajurit kerajaan yang mengenalnya pun langsung memberi hormat. Duke Louis memberi tanda untuk jangan melakukan itu dan fokus pada perawatan orang-orang yang terluka itu.
"Jika disini saja lumayan parah, bagaimana dengan keadaan di akademi itu. Ayo kita segera masuk ke akademi, aku khawatir dengan kondisi Irene," ucap Duke Louis.
Ketika Duke Louis dan para prajuritnya sedang berjalan menuju gerbang akademi, ada suara seseorang yang menghentikan langkah mereka.
"Aku kira siapa, ternyata tuan Louis ya. Sudah lama sekali ya kita tidak berjumpa," ucap seseorang.
Duke Louis pun melihat ke arah suara itu berasal.
"Tuan Remy," ucap Duke Louis.
Ternyata yang berbicara dengan Duke Louis adalah Duke Remy. Terlihat juga Duchess Arnett dan beberapa prajurit yang menemaninya.
"Ha-halo, tuan Louis," ucap Duchess Arnett.
"Halo juga, nona Arnett," ucap Duke Louis.
"Aku dengar akhir-akhir ini anda tidak pernah sekalipun meninggalkan wilayah San Lucia. Lalu kenapa sekarang anda memutuskan untuk meninggalkan wilayah itu dan datang kesini ?," tanya Duke Remy.
"Bukankah itu sudah jelas ? Tentu saja untuk melihat sendiri kondisi putriku. Mana mungkin aku akan diam saja ketika mendapat kabar kalau akademi ini baru saja diserang," ucap Duke Louis.
"Begitu ya, kalau begitu tujuan kita sama. Aku dan istriku juga datang untuk melihat kondisi Amelia. Karena tujuan kita sama, bagaimana kalau kita berjalan bersama, tuan Louis ?," tanya Duke Remy.
"Tidak, aku tidak tertarik untuk berjalan bersama dengan orang yang memiliki banyak rencana tersembunyi," ucap Duke Louis.
"Bukankah itu terdengar kejam ketika anda membicarakan hal seperti itu. Kesannya aku seperti seorang yang jahat padahal aku hanyalah seorang Duke biasa. Ya sudah jika anda tidak mau berjalan bersama, padahal niatku sudah baik. Aku mencoba akrab dengan anda. Mengingat apa yang anda lakukan sebelumnya membuat hubungan San Fulgen dengan Seleria hancur, banyak bangsawan yang membenci anda saat ini. Bukankah ini hal baik bagi anda mengingat masih ada aku yang mencoba akrab dengan anda ?," tanya Duke Remy.
"Aku tidak perlu akrab dengan anda, tuan Remy. Dan juga, sudah berapa kali aku bilang kalau bukan aku yang menyebabkan semua itu. Jika kata-kata tidak cukup untuk membungkam anda, haruskah aku menggunakan pedangku ?," tanya Duke Louis sambil memegang pedangnya yang diletakkan di pinggangnya.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasyPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...