Chapter 181 : Penutupan Turnamen Akademi

4 1 0
                                    


Di ruang perawatan tahun pertama.
Obrolan kami dengan komandan Asier dan tuan Irwin pun telah berakhir dan kini mereka berdua pun meninggalkan ruang perawatan.
"Membunuh Naga ya," ucapku.
"Sebaiknya kamu jangan terlalu memikirkan tentang apa yang kakakku tadi katakan Rid. Meskipun kakakku ingin mengundangmu untuk memburu Naga itu ketika kamu sudah lulus dan menjadi prajurit Duke, kamu tidak harus menerima ajakannya itu. Masalah ini tidak ada kaitannya denganmu,"
"Kakakku mungkin benar soal aku yang tidak mampu untuk mengalahkan Naga itu, tapi itu untuk saat ini. Aku akan terus bertambah kuat selama di akademi ini dan membuktikan padanya kalau aku sudah mampu untuk mengalahkan Naga itu. Jika kakakku terus merasa kalau dirinya tidak mampu untuk mengalahkan Naga itu, maka biar aku saja yang pergi untuk mencari dan mengalahkan Naga itu setelah lulus nanti," ucap Irene.
"Tidak, justru masalah ini juga ada kaitannya denganku," ucapku.
"Apa maksudmu ?," tanya Irene.
"Kamu sudah berjanji padaku kalau aku bisa menjadi prajurit Duke San Lucia begitu lulus nanti tanpa seleksi terlebih dahulu kan ?," tanyaku.
"Iya, aku memang berjanji begitu," ucap Irene.
"Jika aku menjadi prajurit Duke San Lucia, tentu aku akan diajak untuk ikut ekspedisi ke pegunungan itu karena pegunungan itu kan berada di wilayah San Lucia," ucapku.
"Memang benar, tapi kamu masih bisa menolak apabila diajak untuk ikut ekspedisi itu. Tidak ada paksaan untuk mengikuti ekspedisi itu," ucap Irene.
"Yah dengan kakakmu yang selalu bersikeras untuk mengajakku, sepertinya akan sulit untuk menolak ajakan itu. Lagipula ini kesempatan bagus untukku. Jika aku berpartisipasi dalam ekspedisi itu, lalu menemukan dan berhasil mengalahkan Naga es itu, reputasi dan kinerjaku sebagai prajurit akan meningkat. Bukankah dengan begitu aku jadi bisa mendapatkan kenaikan jabatan ? Siapa tau dengan melakukan itu aku bisa langsung menjadi komandan seperti kakakmu," ucapku.
"Kamu ada benarnya. Dengan begitu, salah satu dari tujuanmu akan tercapai," ucap Irene.
"Tapi sepertinya jika aku ikut ekspedisi itu, kamu akan merasa terganggu karena mungkin kamu merasa kalau aku yang akan merebut mangsamu itu," ucapku.
"Justru aku sebenarnya akan merasa terbantu apabila kamu ikut ekspedisi itu, Rid. Kekuatanmu bisa membantuku untuk mengalahkan Naga itu," ucap Irene.
"Bukankah kamu bilang kalau kamu sendiri yang akan mengalahkannya ?," tanyaku.
"Memang. Aku bilang tadi kalau kekuatanmu bisa membantuku untuk mengalahkan Naga itu, tetapi tetap aku yang akan menghabisinya," ucap Irene.
"Kamu percaya diri sekali ya. Meskipun dengan bantuanku sekalipun, aku ragu kalau kita dapat mengalahkannya. Yang kita bicarakan ini Naga loh, kulitnya saja lebih kuat dari baja," ucapku.
"Kita tidak perlu memikirkan tentang itu terlebih dahulu, yang penting sekarang kita memikirkan untuk menjadi lebih kuat," ucap Irene.
"Yah, kamu ada benarnya. Lagipula masih lama untuk kita bisa mengikuti ekspedisi itu. Kita harus lulus dari akademi ini terlebih dahulu," ucapku.
Saat kami sedang mengobrol, tiba-tiba pintu ruang perawatan terbuka.
"Ternyata kamu masih ada disini, nona. Aku kira kamu sudah pergi makan siang" ucap Leandra.
Ternyata yang membuka pintu itu adalah Leandra dan Lily.
"Sebentar lagi aku juga mau makan siang," ucap Irene.
"Owh iya, tadi aku melihat tuan Asier dan juga tuan Irwin. Apa mereka baru saja bertemu denganmu ?," tanya Lily.
"Iya, mereka juga sekalian ingin bertemu dengan Rid juga," ucap Irene.
"Ada perlu apa tuan Asier dan tuan Irwin datang untuk bertemu denganmu, Rid ?," tanya Leandra.
"Hanya ingin berkenalan saja. Seperti yang kalian tahu, aku kan saat ini adalah pacarnya Irene. Yah meskipun hanya pura-pura saja," ucapku.
"Benar juga," ucap Leandra.
"Apa kalian berdua sudah makan siang ? kalau belum, ayo ikut bersama kami untuk makan siang bersama," ucap Irene.
"Belum, nona. Justru kami mencarimu untuk mengajakmu makan siang. Kebetulan sekali ya," ucap Leandra.
"Baiklah, kalau begitu ayo kita pergi makan siang," ucap Irene.
"Apa aku diajak juga ?," tanyaku.
"Tentu saja, lagipula kamu juga belum makan siang kan ?," tanya Irene.
"Iya sih," ucapku.
"Ya sudah, ayo kita pergi untuk makan siang. Kita pergi ke area pertokoan saja karena aku yakin di kantin saat ini sedang ramai," ucap Irene.
"Dimanapun itu aku tidak masalah," ucapku.
Lalu kami pun pergi menuju area pertokoan. Di sepanjang jalan, banyak orang yang memperhatikanku.
"Kelihatannya ada idola baru di akademi ini," ucap Lily.
"Sepertinya kamu menjadi pusat perhatian karena berhasil memenangkan turnamen ini, Rid," ucap Leandra.
"Sepertinya begitu," ucapku.
Namun aku tidak terlalu memperdulikannya dan tetap menuju area pertokoan lalu makan siang disana.
-
Di kantin akademi yang berada di lantai 1 gedung tengah.
Terlihat Noa, Julie, Kotaro dan Lillian tengah menikmati makan siang mereka. Namun Noa terlihat sedang melamun.
"Ada apa, Noa ?," tanya Kotaro.
"Aku baru ingat tentang hal yang kulupakan tadi," ucap Noa.
"Hal apa itu ?," tanya Kotaro.
"Bukankah kita seharusnya menjenguk Rid dan putri Irene terlebih dahulu dan mengajak mereka makan siang bersama ? Kenapa malah kita yang makan siang duluan ?," tanya Noa.
-
Di ruangan khusus tempat Yang Mulia Ratu dan Raja Albert berada.
Terlihat Raja Albert, Ratu Kayana, Charles dan Chloe sedang makan bersama di ruangan itu. Di sekitar mereka ada komandan Oliver dan beberapa prajurit yang ikut makan di meja yang lain.
"Aku tidak menyangka kalau ayahanda akan ikut bersama ibunda untuk menonton pertandingan ini," ucap Charles.
"Sebenarnya tujuanku kesini bukan untuk menonton pertandingan, tapi untuk bertemu dengan kalian berdua. Sudah lama kan kita tidak bertemu," ucap Raja Albert.
"Iya sudah lama tidak bertemu. Apa ayahanda sehat ?," tanya Charles.
"Sehat. Bagaimana dengan kalian ?," tanya Raja Albert.
"Kami berdua juga sehat," ucap Charles.
"Iya, ayahanda," ucap Chloe.
"Baguslah kalau begitu. Kelihatannya kalian sudah terbiasa ya dengan lingkungan akademi," ucap Raja Albert.
"Ya begitulah," ucap Charles.
"Aku dengar pencapaian kalian berdua di turnamen ini hanya sampai 8 besar saja," ucap Charles.
"Iya, ayahanda. Kami minta maaf karena telah mengecewakan ayahanda," ucap Charles.
"Tidak apa-apa, tidak perlu minta maaf. 8 besar itu sudah pencapaian yang bagus bagi murid tahun pertama seperti kalian berdua. Jadikanlah kekalahan kalian di 8 besar itu sebagai pembangkit semangat agar kalian bisa memenangkan turnamen ini di tahun berikutnya," ucap Raja Charles.
"Baik, ayahanda. Selain itu, melihat Rid bisa memenangkan turnamen ini meski dia baru tahun pertama juga membuatku bersemangat agar bisa mengalahkannya," ucap Charles.
"Kalian berteman dengannya ya, dia memang anak yang luar biasa. Meski baru tahun pertama namun dia bisa menjuarai turnamen akademi," ucap Raja Albert.
"Iya, dia itu memang selalu membuat kejutan yang tidak terduga," ucap Charles.
"Berbicara tentang Rid Archie, apa kalian setuju untuk mengundangnya agar mau bekerja sebagai ksatria kerajaan ?," tanya Ratu Kayana.
"Mengundangnya untuk menjadi prajurit kerajaan ? tapi bukankah Rid masih berada di tahun pertama ?," tanya Charles.
"Yah aku akan mengundangnya nanti saat menjelang akhir kelulusannya di tahun keempat tapi sekarang aku meminta pendapat kalian dulu," ucap Ratu Kayana.
"Aku tidak masalah. Lagipula seperti yang dilihat di pertandingan tadi, dia itu sangat kuat. Dia bahkan bisa menggunakan teknik keluarga kita dan juga teknik keluarga San Lucia. Entah teknik apalagi yang dia punya. Orang sekuat dirinya tentu saja harus kita rekrut," ucap Raja Albert.
"Aku setuju," ucap Chloe.
"Aku juga setuju sih tapi menurutku meskipun Ibunda mengundang Rid agar bergabung dengan prajurit kerajaan, sepertinya dia lebih memilih untuk bergabung dengan Duke San Lucia, entah sebagai prajuritnya atau sebagai pegawainya. Seperti yang Ibunda tau, saat ini Rid dan Irene itu berpacaran. Jika hubungan Rid dan Irene tetap bertahan sampai mereka lulus nanti, Irene pasti akan mengudang Rid untuk bekerja di wilayah ayahnya yang merupakan seorang Duke. Rid yang merupakan pacar Irene tentu saja tidak akan menolak akan hal itu," ucap Charles.
"Hmmmm kamu ada benarnya. Tapi jika dia bekerja di wilayah San Lucia sebagai prajurit Duke, maka masih ada kesempatan untuk membuatnya menjadi prajurit kerajaan kita. Komandan Asier sebelumnya dia menjabat sebagai salah satu komandan prajurit kita, dia dulunya adalah prajurit Duke San Lucia. Kita bisa melakukan hal yang sama kepada Rid apabila dia menjadi prajurit Duke San Lucia," ucap Ratu Kayana.
"Apa yang Ibunda maksud itu adalah dengan menjadikannya sebagai salah satu komandan juga ?," tanya Charles.
"Iya. Rid Archie sudah menunjukkan kekuatan dan kehebatannya meskipun masih tahun pertama. Entah sudah sekuat apa dia nanti saat dia sudah lulus dari akademi ini. Jika nantinya dia menunjukkan kekuatan dan kehebatan yang lebih dari ini, maka menunjuknya sebagai salah satu komandan adalah bukanlah hal yang tidak mungkin," ucap Ratu Kayana.
-
Di ruangan khusus tempat para Duke dan Duchess berada.
Terlihat ketiga Duke sedang makan bersama di satu meja, sementara ketiga Duchess makan bersama di meja yang lainnya.
"Jadi bagaimana caranya untuk menghadapi situasi ini ? apa anda ada saran, tuan Remy ?," tanya Duke James.
"Ada, tapi lebih baik kita membicarakan ini saat kita sudah sampai di kediaman kita masing-masing saja," ucap Duke Remy sambil melihat ke pintu keluar ruangan khusus itu.
-
Waktu pun terus berlalu dan saat ini, waktu telah menunjukkan pukul 2 siang. Sesi pemberian hadiah bagi para juara 1-3 turnamen akademi pun telah dimulai.
Aku, senior Darryl, senior Vyn, Irene, senior Gretta dan senior Alisha kini telah berada di tengah arena.
"Kamu menang kali ini, Rid, tapi selanjutnya aku yang akan menang," ucap senior Vyn.
"Tidak peduli berapapun kita akan bertanding, aku yang akan tetap menang, senior," ucapku.
"Aku tidak akan mengejek kepercayaan dirimu itu karena aku tau kalau kamu itu sangat kuat," ucap senior Vyn.
"Tunggu sebentar, apa yang kamu maksud dengan 'selanjutnya', ketua ? ini adalah turnamen terakhir kita di akademi ini dan juga pertandingan harian di tahun ajaran ini sudah berakhir sebelum turnamen dimulai. Jadi apa yang kamu maksud dengan 'selanjutnya' ? apakah kamu mau tidak lulus dan terus bertanding dengan Rid ?," tanya senior Gretta.
"Benar juga, aku lupa kalau ini adalah pertandingan terakhir," ucap senior Vyn.
Lalu Yang Mulia Ratu dan Raja Albert pun memasuki arena turnamen dengan ditemani nona Karina dan juga beberapa staff yang membawa medali dan juga sejumlah kantung uang. Lalu Yang Mulia Ratu dan Raja Albert mulai memberikan medali yang merupakan medali perunggu kepada Irene dan senior Darryl yang mendapatkan juara ketiga di turnamen akademi. Yang Mulia Ratu dan Raja Albert menyalami Irene dan senior Darryl dan mengucapkan selamat kepada mereka. Tidak hanya medali, Irene dan senior Darryl mendapatkan kantung uang yang di dalamnya terdapat uang senilai 150.000 Larx. Selain itu, Irene dan senior Darryl juga berhak mendapatkan 2500 poin.
Setelah itu, Yang Mulia Ratu dan Raja Albert memberikan medali perak kepada senior Vyn dan senior Alisha yang mendapatkan juara kedua di turnamen akademi. Yang Mulia Ratu dan Raja Albert juga menyalami dan mengucapkan selamat kepada senior Vyn dan senior Alisha. Selain itu, senior Vyn dan senior Alisha juga mendapatkan kantung uang yang di dalamnya terdapat uang senilai 250.000 Larx dan juga mendapatkan poin sebanyak 5000 poin.
Setelah itu, Yang Mulia Ratu dan Raja Albert memberikan medali emas kepadaku dan senior Gretta yang mendapatkan juara pertama di turnamen akademi ini. Yang Mulia Ratu dan Raja Albert pun juga menyalami dah mengucapkan selamat kepadaku dan senior Gretta. Selain itu, aku dan senior Gretta juga mendapatkan kantung uang yang di dalamnya terdapat uang senilai 500.000 Larx dan juga mendapatkan poin sebanyak 10.000 poin.
Setelah semua hadiah telah diberikan kepada para pemenang, Yang Mulia Ratu, Raja Albert, nona Karina dan para penonton pun bertepuk tangan. Setelah itu, kami semua pun pergi meninggalkan arena termasuk Yang Mulia Ratu dan juga Raja Albert. Sementara itu, nona Karina terlihat masih berada di arena. Setelah semua orang yang sebelumnya berada di arena telah pergi, nona Karina mulai berbicara.
"Selamat siang, semuanya. Perkenalkan nama saya adalah Karina Stella. Saya adalah kepala San Fulgen Akademiya saat ini,"
"Saya ingin meminta maaf karena tidak menyapa kalian saat pembukaan turnamen akademi dan baru menyapa kalian saat ini. Saya berterima kasih kepada kalian para penonton dan tamu-tamu yang telah hadir untuk menonton pertandingan ini dari hari pertama sampai hari terakhir ini. Tanpa kehadiran dan dukungan kalian semua, turnamen akademi tahun ini tidak akan semeriah ini,"
"Selain itu, saya juga ingin berterima kasih secara khusus kepada Yang Mulia Ratu, Yang Mulia Raja dan Para Duke yang telah membantu untuk mensukseskan turnamen ini,"
"Tidak disangka, turnamen akademi tahun ini yang sudah berjalan selama 5 hari, harus berakhir hari ini. Meski begitu, turnamen akademi ini akan kembali lagi tahun depan dengan format pertandingan yang selalu berbeda setiap tahunnya. Dan lagi, setelah turnamen akademi ini dilaksanakan, akademi ini akan mengadakan festival yang akan berlangsung mulai Senin besok. Kami berharap kalian semua yang sedang menonton saat ini juga ikut untuk meramaikan festival yang dibuat oleh akademi,"
"Itu saja yang bisa saya sampaikan sebagai kepala akademi. Dan sebagai penutup, dengan ini saya nyatakan Turnamen Akademi San Fulgen Akademiya Tahun 1218 telah resmi berakhir," ucap nona Karina.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang