Serangan ombak air tersebut terus mendorongku disaat aku berusaha menahan serangan tersebut.
"Sepertinya serangan ini tidak akan berhenti sampai aku menghantam dinding. Akan lebih baik untukku menghentikan serangan ini sebelum serangan ini menghantamku ke dinding. Tapi, aku tidak bisa menggunakan ~Counter Slash~ untuk membalikkan serangan ini karena aku belum mengetahui tentang teknik ini. Jika aku menahannya dengan sebuah tebasan seperti ~Water Destroying Slash~ itu sudah telat karena sekarang aku dalam posisi bertahan menggunakan pedang. Jika aku mengganti ke menyerang, aku pasti langsung kena hantam serangan ini. Lagipula jika aku bisa menggunakan tebasan, ~Water Destroying Slash~ bukanlah opsi yang bagus untuk menahan serangan ini karena membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk menghancurkan seluruh serangan ini, jadi aku lebih baik menggunakan teknik lain," pikirku.
Aku pun terdiam dan mencoba berpikir solusi yang bagus untuk menghentikan serangan ini. Lalu akhirnya aku menemukan solusinya.
"Sepertinya aku harus menggunakan teknik itu. Teknik itu mungkin akan membuat heboh yang menontonnya, tapi sepertinya tidak ada pilihan lain. Lagipula sejak awal aku memang tidak berniat untuk menyembunyikan kekuatanku, ya kecuali soal sihir cahaya dan kegelapan," pikirku.
Aku yang semula bertahan dengan memegang gagang pedangku dengan 1 tangan, kini aku memegang gagang pedangku dengan 2 tangan. Lalu aku pun diam berkonsentrasi. Setelah itu, aku menggunakan teknikku ini ke serangan itu.
~Secred Sword Art, Elemental Flow~
Aku masih bertahan dengan pedangku dari serangan itu. Namun aku menggerakkan pedangku dan mengarahkan pedangku ke arah kiri dengan cepat.
~Deflection~
Serangan itu pun berbelok ke arah kiri mengikuti arah yang pedangku tuju. Dan serangan itu pun menghantam dinding arena di sebelah kiriku dan menimbulkan dentuman dan getaran yang lumayan kuat. Karena serangan itu pun dinding arena yang dihantamnya mengalami rusak yang lumayan parah. Dan serangan air itu juga ikut terpecah saat menghantam dinding dan membuat arena dipenuhi dengan genangan air akibat dari terpecahnya serangan tersebut.
"Hampir saja. Jika aku telat sedikit saja, aku pasti sudah menghantam dinding oleh serangan itu," pikirku.
Memang, jarakku dengan dinding arena sudah sangat dekat..
"Serangan itu bisa saja ku tahan dengan mudah jika menggunakan sihir. Tapi jika aku bisa mengatasinya hanya dengan sebuah teknik pedang, sepertinya aku tidak begitu memerlukan sihir," pikirku.
Murid-murid nampak terkejut setelah melihatnya membelokkan serangan itu.
"Serangan yang dilakukan pangeran itu sangat kuat dan dahsyat tapi Rid bisa membelokkan serangan itu hanya dengan pedangnya,"
"Kamu benar, tapi situasi itu juga sangat berbahaya. Jika Rid telat membelokkan serangan itu. Dia pasti sudah menghantam dinding bersama serangan itu,"
"Sebelum membelokkan serangan itu, bisa menahannya sejauh itu saja merupakan sebuah hal yang hebat. Aku ragu bisa menahan serangan pangeran sejauh itu tanpa menggunakan sihir," ucap para murid.
"Haaaah.....Haahhhh...Haaaaah..Bahkan dengan serangan itu saja belum bisa untuk melukaimu ya, Rid. Dan lagi seranganku barusan juga dapat kamu belokkan dengan mudah," ucap Charles yang nampaknya sudah mulai kelelahan.
"Aku hanya beruntung bisa membelokkan seranganmu tepat waktu, Charles. Jika aku telat, aku pasti sudah menghantam dinding dan terluka. Seranganmu barusan sangat kuat. Suatu kecerobohan buatku untuk mencoba menahan serangan itu. Kedepannya sepertinya aku tidak akan mencoba menahan serangan itu lagi," ucapku sambil melihat pedangku.
Terdapat retak di pedangku setelah menahan ~Great Waves Thrust~ milik Charles.
"Pedangku mulai rusak, apakah aku seharusnya memakai ~Water Ressistance~ saat mulai melawan Charles ? Sepertinya nanti aku akan meminta pedang yang baru," pikirku.
Lalu aku melihat ke arah Charles.
"Sepertinya kamu sudah mulai kelelahan ya Charles," ucapku.
"Yah seperti yang kamu lihat," ucap Charles.
"Kalau begitu, aku akan segera mengakhiri pertandingan ini," ucapku sambil tersenyum.
"Majulah, Rid," ucap Charles yang juga tersenyum.
Setelah itu, aku maju menuju Charles untuk menyerangnya. Lantai yang tergenang air akibat sihir air yang digunakan Charles membuat sulit untuk berjalan tapi itu tidak berlaku untukku. Aku tetap bisa bergerak dengan cepat menuju Charles.
~Waves Slash~
Namun Charles tidak diam saja menunggu diriku untuk datang kepadanya. Dia terus berusaha menyerangku dengan tebasan jarak jauhnya. Serangan-serangan yang dilancarkan Charles membuat debit air yang menggenangi arena perlahan mulai meninggi.
-
"Pengawas, apakah tidak seharusnya air yang menggenangi arena itu dihilangkan terlebih dahulu ?," ucap salah satu murid yang bertanya ke pengawas Elgin.
"Untuk apa ? Saat pertandingan harian berlangsung, kalau ada sesuatu di arena seperti ada api atau air yang menggenang, pengawas tidak akan menghilangkan hal tersebut. Pengawas akan menghilangkannya ketika pertandingan sudah selesai. Justru hal-hal tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengalahkan lawanmu," ucap pengawas Elgin.
-
"Sepertinya Charles belum bisa untuk memanipulasi elemen. Padahal air yang menggenangi arena ini bisa dimanfaatkan sebagai seranganmu jika kamu bisa memanipulasi elemen. Kalau begitu, lebih baik aku saja yang memanfaatkan air ini," pikirku.
Aku mencelupkan pedangku ke genangan air yang ada dibawahku. Charles nampak bingung dengan apa yang kulakukan tapi dia terus melancarkan serangannya kepadaku.
~Waves Slash~
Serangan itu mengarah kepadaku.
~Secred Sword Art, Elemental Flow~
Sambil tercelup, aku menebaskan pedangnya ke arah ~Waves Slash~ milik Charles.
~Water Slash~
Tebasan air tercipta dari tebasan pedangku dan menghantam tebasan milik Charles. Kedua tebasan itu pun hancur.
"Sebuah tebasan air ? apa Rid sudah menggunakan sihir ?,"
"Tidak,itu bukan sihir, dia hanya menggunakan sebuah teknik pedang,"
"Bagaimana dia bisa membuat tebasan air hanya dengan sebuah teknik pedang," ucap para murid yang nampaknya terkejut.
Lalu aku bergerak kembali ke arah Charles sambil membawa pedangku yang ku pegang kebawah. Aku terus membiarkan pedangku tercelup genangan sembari bergerak. Ketika Charles menyerang dengan ~Waves Slash~ nya, aku menebaskan pedangku ke arah tebasannya dan dari tebasan itu tercipta tebasan air untuk menghancurkan tebasan air. Situasi ini terjadi terus menerus.
Sampai akhirnya aku hampir mendekati Charles dan bersiap menyerangnya.
~Sword Art, Half Moon Slash~
Aku menyerang Charles dengan teknik pedangku.
~Great Waves Slash~
Charles juga menyerangku dengan teknik pedangnya.
Serangan kami pun beradu dan mengakibatkan benturan serangan yang dahsyat. Gedung tahun pertama pun berguncsng. Benturan serangan antara kami berdua terjadi cukup lama sampai akhirnya kami berdua masing-masing terhempas ke belakang karena benturan itu.
Setelah terhempas ke belakang, kami berdua bersiap untuk melakukan serangan lanjutan. Namun Charles nampak sudah sangat kelelahan. Tapi Charles sepertinya tidak mau menyerah.
~Magic Boost 3x~
~Power Boost 3x~
~Defense Boost 3x~
~Speed Boost 3x~
Charles meningkatkan kekuatannya kembali. Lalu gerakan air yang ada pada pedangnya juga lebih cepat dan lebih tidak beraturan dari yang biasanya. Charles pun memasang kuda-kuda untuk menyerang.
~Strom Waves Thrust~
Charles menggunakan serangan tusukan dari jarak jauh dan mengeluarkan serangan ombak yang besar dari tusukan itu. Serangan itu lebih besar dan lebih dahsyat dari serangan yang kutahan sebelumnya.
"Aku tidak mau mencoba untuk menahan serangan itu. Kalau begitu sepertinya aku harus menggunakan teknik itu," pikirku.
Lalu aku melihat kembali pedangku yang sudah mulai rusak.
"Sepertinya aku tidak perlu menggunakan ~Water Resistance~ untuk teknik itu, toh sebentar lagi pedang ini pun akan hancur," pikirku lagi.
Lalu aku pun bersiap untuk menghadapi serangan itu. Aku membentuk kuda-kuda seperti akan menebas.
~Secred Sword Art, Aqua Slayer Slash~
Aku menebas serangan gelombang tersebut hingga menjadi dua. Setelah terbelah, gelombang tersebut pun berubah menjadi genangan air yang membanjiri lantai dibawahnya. Akibat genangan air tambahan dari serangan gelombang tersebut, debit air di arena pun lagi-lagi meningkat.
"Setelah sebelumnya api, kali ini adalah air ?,"
"Apa semua serangan elemen bisa ditebas olehnya ?,"
"Dia itu apa sebenarnya ?," ucap para murid yang terkejut.
Aku melesat dengan cepat ke arah Charles. Meskipun debit air di arena itu meningkat, namun aku bisa bergerak seperti biasa saat arena itu tidak digenangi air. Lalu aku pun tiba di hadapan Charles.
"Sepertinya ini adalah akhirnya, Charles," ucapku.
"Kamu benar, Rid. Namun aku tidak akan menyesal," ucap Charles.
Kami berdua pun bersiap dengan serangan kami.
~Strom Waves Destroyer~
Charles mengeluarkan serangannya.
~Secred Sword Art, Roaring Dragon Slash~
Aku juga mengeluarkan seranganku.
Serangan kami pun beradu kembali dan kali ini dampak dan benturannya lebih besar dari sebelumnya. Guncangan yang terjadi di gedung tahun pertama pun lebih besar dari sebelumnya. Hampir semua murid yang menonton mulai panik. Benturan serangan kami berdua juga membuat genangan air yang berada di bawah kami berdua menyebar menjauhi kami berdua.
Kami beradu serangan cukup lama sampai akhirnya kekuatan serangan Charles tiba-tiba melemah dan aku bisa mengunggulinya dalam adu serangan ini. Melemah dan semakin melemah sampai akhirnya aku berhasil menghempaskan Charles ke dinding arena untuk kedua kalinya.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasyPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...