Beberapa hari pun telah berlalu, hari ini adalah tanggal 31 Desember 1217, yang berarti hari ini adalah akhir tahun. Meskipun hari ini adalah hari libur, kami tetap melakukan latihan di pagi harinya. Kami mendapatkan libur selama 1 hari sebelum pergantian tahun dan 1 libur setelah pergantian tahun, yaitu di tanggal 31 Desember dan 1 Januari. Tapi hari libur itu hanya berlaku jika tanggal 31 Desember dan 1 Januarinya jatuh di hari Senin-Jum'at. Jika jatuh di hari Sabtu dan Minggu, hari libur itu tidak berlaku karena memang akademi selalu libur di Sabtu dan Minggu.
~Heal~
Irene mulai menyembuhkan luka pada tangannya dengan sihir penyembuhan miliknya. Sedikit demi sedikit, luka itu pun mulai hilang dan tangannya pun sembuh dari luka.
"Setelah beberapa hari berlatih, aku akhirnya bisa menggunakan sihir ini. Tapi ini hanyalah dasar dari sekian banyak sihir penyembuhan. Sepertinya memang sulit untuk mempelajari sihir ini,"
"Lebih baik aku terus berlatih untuk menguasai sihir ini agar lebih terbiasa atau aku harus berlatih sihir lainnya, Rid ?," tanya Irene kepadaku yang berada di sampingnya.
"Jika kamu menanyakan pendapatku, lebih baik kamu terus berlatih menguasai sihir ~Heal~ yang sudah bisa kamu gunakan saja. Dari yang kulihat, penyembuhan dari sihir ~Heal~ yang kamu pakai itu masih terlalu lama. Jika kamu sudah bisa menguasainya, kamu bisa menyembuhkan dengan lebih cepat jika menggunakan sihir itu. Dan lagi jika kamu sudah menguasai sihir ~Heal~ yang merupakan sihir dasar penyembuhan, kamu nantinya dapat lebih mudah mempelajari sihir penyembuhan lainnya," ucapku.
"Hmmm baiklah kalau begitu," ucap Irene.
Irene pun melanjutkan latihannya sendiri untuk menguasai sihir penyembuhan itu.
Setelah itu, aku menghampiri Julie yang sedang berlatih memakai panahnya. Dia sedang menembakkan panah-panah itu ke boneka kayu yang ada di depannya. Dia menembakkan panah listrik biasa namun saat panah itu menyentuh boneka kayu itu, panah itu langsung meledak. Dia menggunakan teknik Manipulasi Sihir & Mananya saat ini. Sebelumnya Julie sudah mempelajari sihir itu dari penjelasan tuan Alan beberapa waktu lalu. Namun dia tidak terlalu mengerti dengan penjelasan tuan Alan, jadinya dia memintaku untuk mengajarinya teknik itu kembali. Karena dia sedang fokus untuk berlatih sendiri, aku lalu pergi menghampiri yang lainnya.
Kemudian aku menghampiri Leandra. Dia sedang mencoba untuk menggabungkan ketiga bola-bola sihir yang dia buat. Sebelumnya dia berhasil menggabung kan bola-bola sihir berelemen air-api, air-angin dan api-angin. Kali ini dia bermaksud untuk menggabungkan ketiga sihir tersebut. Saat Leandra memamerkan ketiga elemennya itu di ujian kedua, jujur saja aku lumayan terkejut. Karena sebelum itu, dia hanya bisa menggunakan sihir angin. Beberapa hari lalu, aku menanyakan tentang ini kepadanya.
"Lea, kenapa kamu bisa menggunakan 3 sihir elemen sekaligus dengan begitu handal ? Aku memang pernah melihat ada orang yang bisa menggunakan banyak sihir elemen, tapi mengendalikan 3 sihir elemen sekaligus itu lumayan sulit kan ?," tanyaku.
"Hmmm bukannya ini semua berkat latihan yang kamu berikan kepadaku ?," tanya Leandra.
"Aku memang mengajarimu tentang sihir, mana dan konsentrasi untuk menggunakan mereka berdua tapi aku tidak menyangka kalau hanya dari itu saja kamu bisa menggunakan 3 elemen sekaligus. Apa ini ada hubungannya dengan rasmu ?," tanyaku.
"Iya, kamu benar. Elf itu sangat ahli menguasai sihir dan mana, jadi kamu jangan heran kalau aku bisa dengan mudahnya menggunakan teknik ini," ucap Leandra.
"Begitu ya," ucapku.
"Tapi teknik yang kugunakan itu tidak ada apa-apanya. Lagipula aku hanya menggunakan sihir dasar dari ketiga elemen yang berbeda yaitu ~Wind Ball~, ~Fire Ball~ dan ~Water Ball~ dan membuat bola-bola sihir ini mengelilingiku. Akan lebih mengejutkan lagi apabila aku bisa membuat 3 macam senjata dari 3 elemen sihir yang berbeda sekaligus," ucap Leandra.
"Tapi yang kamu lakukan itu sudah cukup luar biasa meskipun hanya membuat 3 jenis bola sihir yang berbeda," ucapku.
Begitulah hal yang aku obrolkan dengannya beberapa hari yang lalu. Karena Leandra sedang konsentrasi untuk mencoba menggabungkan ketiga bola sihir itu, maka aku memilih untuk tidak mengganggunya.
Selanjutnya aku menghampiri Lily yang sedang menghancurkan beberapa boneka kayu dengan ~Martial Arts~nya. Setelah berhasil menghancurkan semua boneka kayu yang menjadi incarannya, dia pun memutuskan untuk berhenti sejenak. Saat itulah, aku datang menghampirinya.
"Sepertinya kamu sudah terbiasa menggunakan teknik itu ya Lily ? Bagaimana rasanya ketika menyerang sambil melapisi mana ?," tanyaku.
"Teknik ini benar-benar membuat seranganku menjadi lebih kuat, Rid. Walaupun aku hanya memakai ~Martial Arts~ biasa dan bukan ~Magic Martial Arts~, tapi seranganku bisa sekuat ini. Apalagi jika aku memakai ~Magic Martial Arts~ sekaligus dilapisi dengan mana ya," ucap Lily.
"Baguslah kalau teknik yang ku ajarkan padamu itu cocok untukmu. Kamu berlatihlah lagi menggunakan teknik itu, kamu bisa meningkatkan kekuatan seranganmu jika mana yang melapisi seranganmu semakin tebal," ucapku.
"Begitu ya, Terima kasih atas teknik yang kamu ajarkan ini, Rid," ucap Lily.
"Santai saja, lagipula kan memang dulu kamu yang minta untuk diajari olehku. Ya sudah kalau begitu kamu fokus latihan sendiri saja," ucapku.
"Iya," ucap Lily.
Lalu Lily pun lanjut latihan sendiri. Mereka berempat saat ini tengah fokus berlatih sendiri.
"Sudah sekian lama aku merasa senggang seperti ini. Biasanya aku selalu melatih mereka di pagi hari ini dan tidak ada waktu untuk latihan sendiri. Karena sekarang aku sudah senggang, lebih baik aku juga latihan saja," ucapku.
-
Malam harinya yang mana merupakan malam pergantian tahun. Kebanyakan murid memilih keluar untuk melihat festival kembang api. Memang bukan akademi ini yang mengadakan festival kembang api, melainkan kerajaan San Fulgen sendiri yang berniat mengadakan festival kembang api di ibukota San Estella. Karena akademi kami berada di Ibukota, meskipun kami tidak keluar dari wilayah akademi, kami tetap dapat menyaksikan festival kembang api tersebut yang akan menghiasi langit Ibukota San Estella.
Sementara itu, aku dan yang lainnya sedang berada di danau akademi sambil duduk di pinggir danau untuk menikmati malam pergantian tahun ini.
"Apa kamu sering melihat seperti ini saat malam pergantian tahun, Noa ?," tanyaku.
"Iya, tapi di desaku dulu tidak pernah ada festival kembang api. Aku hanya melihat kembang api yang dinyalakan di kota San Lucia, berhubung desaku dan kota San Lucia memiliki jarak yang lumayan dekat jadinya aku bisa melihat kembang api itu. Kamu sendiri bagaimana, Rid ?," tanya Noa.
"Tidak, aku tidak pernah melihat festival kembang api sebelumnya. Di desaku juga tidak pernah ada festival kembang api, dan juga jarak desaku dengan kota San Minerva juga lumayan jauh jadi kembang api di kota itu pun juga tidak terlihat dari desaku. Tapi saat malam pergantian tahun, di desa kami selalu ada makan-makan besar," ucapku.
"Di desaku juga selalu seperti itu tapi untuk festival kembang api ini sepertinya adalah pengalaman pertamamu ya, Rid ?," ucap Noa.
"Iya," ucapku.
"Kalau untuk Charles sepertinya tidak perlu ditanyakan lagi karena dia tinggal di Ibukota San Estella. Setiap tahun pasti dia melihat ini," ucap Noa.
"Hahaha ya begitulah," ucap Charles.
Sementara itu, Chloe tengah berbicara dengan Irene dan perempuan lainnya.
"Ini pertama kalinya aku melihat kembang api bersama teman-temanku. Biasanya aku hanya melihat bersama keluargaku saja di Istana," ucap Chloe.
"Ini juga pertama kalinya bagiku," ucap Irene.
"Ya itu karena kamu sebelumnya bahkan tidak pernah menghadiri festival, nona," ucap Leandra.
"Itu benar," ucap Lily.
Irene hanya terdiam mendengar itu.
"Fufufu, sudahlah, yang lalu biarlah berlalu," ucap Chloe.
Lalu kami semua pun terus melanjutkan obrolan kami dan juga makan bersama dengan makanan yang kami beli sebelumnya di area pertokoan.
Beberapa saat kemudian, waktupun menujukkan pukul 00.00, pertanda tahun sudah berganti. Kembang api pun mulai dinyalakan dan terbang ke atas langit ibukota San Estella. Langit ibukota San Estella saat ini tengah dihiasi oleh banyaknya kembang api yang meledak dan membentuk corak yang beraneka ragam. Kami semua yang melihat kembang api itu pun takjub. Festival kembang api ini seolah menandakan kehidupan yang indah dan damai. Tapi tentu saja kalau festival kembang api ini tidak bisa bertahan selamanya karena beberapa saat kemudian festival kembang api ini pun berakhir. Langit yang tadinya terang karena dihiasi oleh banyaknya kembang api, sekarang menjadi gelap kembali. Jika festival kembang api tidak bisa bertahan selamanya, apakah kedamaian juga tidak bisa bertahan selamanya ?
-
Lalu tahun pun berganti dan saat ini, semester baru di akademi pun dimulai.
Beberapa hari kemudian, di ruangan Elevrad.
"Wah-wah, aku tidak menyangka kalau kalian berdua akan datang kesini. Kira-kira ada urusan apa kalian berdua datang ke ruangan ini ?," tanya senior Vyn.
Dia terlihat sedang berbicara dengan dua orang.
"Hmmm tapi biar aku tebak, apa kalian datang kesini untuk bergabung dengan Elevrad ?," tanya senior Vyn.
"Itu benar," ucap mereka berdua.
"Aku tidak menyangka kalau tebakanku benar, aku kira kalian ada urusan yang lain. Tapi kalau memang benar begitu, aku senang karena kalian berdua akhirnya menerima undangan untuk bergabung dengan Elevrad. Kalian berdua adalah orang kedua dan ketiga yang bergabung dengan Elevrad dari murid tahun pertama,"
"Kalau begitu izinkan aku mengatakan ini kepada kalian berdua. Selamat bergabung dengan Elevrad, pangeran Charles dan putri Chloe," ucap senior Vyn.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasiPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...