Chapter 178 : Orang Kedua

8 2 0
                                    


*DUMMMMM
Suara dentuman pun terdengar hebat akibat dari senior Vyn yang menghantam dinding dengan keras. Debu asap pun bermunculan di sekitar tempat senior Vyn menghantam dinding. Sementara itu, keenam Naga yang kepalanya sudah terpisah dari tubuh mereka secara perlahan berubah kembali menjadi wujud elemen mereka masing-masing. Kepala keenam Naga yang terjatuh ke arena pun juga berubah kembali menjadi wujud elemen mereka. Para penonton terkejut melihat apa yang terjadi barusan.
"Ini tidak masuk akal kan ? Vyn kewalahan melawan murid tahun pertama ? Apalagi murid itu juga bukan merupakan bangsawan,"
"Teknik yang murid tahun pertama lancarkan itu benar-benar gila, dia bisa menebas leher semua Naga itu hanya dengan 1 serangan,"
"Aku yakin kalau Vyn sudah kalah karena terkena serangan yang dilesatkan murid tahun pertama," ucap para penonton.
Sementara itu, di bangku penonton tempat para bangsawan tingkat atas berada. Hanya ada keheningan di tempat itu. Yang Mulia Ratu, Raja Albert, para Duke dan Duchess juga terkejut melihat apa yang terjadi barusan. Mereka tidak bisa berkata-kata setelah melihat apa yang terjadi. Sama halnya dengan komandan Asier dan tuan Irwin yang menonton di bangku penonton yang berada di sisi lain arena turnamen.
-
Kembali ke arena.
"Meskipun aku berhasil menebas leher keenam Naga tersebut, aku ragu kalo teknik ini akan berhasil apabila yang kulawan adalah Naga yang asli. Kulit mereka itu lebih kuat dari baja, mungkin malah pedangku yang akan patah dan hancur apabila menyerang mereka," ucapku sambil memegang pedangku dan memperhatikannya.
Tidak ada kerusakan pada pedangku sejauh ini. Karena pedang ini merupakan pedang yang diberikan oleh akademi, kualitas pedang ini lebih rendah dari pedang asli. Jadi pedang ini lebih mudah hancur apabila aku tidak berhati-hati dalam menggunakannya.
Kemudian, aku melihat ke arah tempat senior Vyn menghantam dinding arena. Asap masih berkumpul menyelimuti tempat itu. Saat aku tengah fokus melihat tempat itu, tiba-tiba senior Vyn dengan cepat keluar dari asap itu dan langsung berusaha menebasku. Aku langsung bereaksi dengan cepat dan menggunakan pedangku untuk menahannya. Tetapi serangan itu sangat kuat, bahkan berhasil memberi luka tebasan di pundak kananku. Serangan itu juga memberikan bekas tebasan di dinding arena yang berada di belakangku, seolah tebasan itu menembus tubuhku dan menghantam dinding itu sehingga bisa memberikan bekas tebasan. Para penonton yang awalnya terdiam setelah melihat senior Vyn menghantam dinding, mulai bersorak kembali.
"Ayo kalahkan dia, Vyn,"
"Jangan biarkan rakyat jelata itu menang, buktikan kalau bangsawanlah yang pantas memenangkan turnamen ini," ucap para penonton.
Sementara itu, aku dan senior Vyn saling beradu dengan senjata kami.
"Sepertinya kamu menganggap kalau pertandingan ini sudah selesai ya, Rid ? Tapi sayang sekali, pertandingan ini belum selesai karena aku masih bisa melanjutkannya," ucap senior Vyn.
Terlihat senior Vyn sudah mendapatkan cukup banyak luka di tubuhnya. Di mulut dan bibirnya pun terdapat bekas darah yang sepertinya darah itu keluar dari mulutny setelah terkena serangan tusukanku sebelumnya. Tidak hanya itu, kacamata yang dipakai senior Vyn nampak sudah retak dan pecah karena benturan tadi.
"Aku tidak percaya kalau senior Vyn masih bisa bertahan dari serangan itu. Serangan itu sedikit lebih kuat dari serangan yang kupakai ketika melawan Javier di ujian masuk. Itu berarti fisik senior Vyn jauh melebihi Javier karena masih bisa bertahan dari serangan itu," pikirku.
Lalu tekanan yang dilakukan senior Vyn saat kami sedang beradu senjata lama kelamaan menjadi semakin kuat. Tekanan itu membuatku terdorong beberapa meter ke belakang.
"Enyahlah, Rid," ucap senior Vyn.
Tiba-tiba kekuatannya bertambah besar dan berhasil membuatku terhempas dalam adu senjata itu. Aku pun terhempas ke arah dinding arena namun aku berhasil mengatur posisiku agar tidak menabrak dinding itu. Aku menginjakkan kakiku ke dinding itu, setelah itu aku melesat kembali ke arah senior Vyn. Aku pun bersiap untuk menyerang senior Vyn dengan pedangku.
~Secret Sword Art : Dragon's Roar Slash~
Senior Vyn tidak diam saja melihat ku mempersiapkan serangan, dia pun juga tengah bersiap untuk menyerang.
~Iron Dragon Claw Slash~
Kedua serangan kami pun saling beradu dan mengakibatkan benturan kekuatan yang dahsyat. Aku dan senior Vyn saling mendominasi dalam adu serangan ini. Tapi pada akhirnya kami berdua pun seimbang dan masing-masing dari kami berdua pun terhempas beberapa meter ke belakang.
"Aku akui kalau kamu adalah lawan yang sangat kuat, Rid. Kamu merupakan orang kedua di akademi saat ini yang bisa membuatku hingga seperti ini," ucap senior Vyn.
"Orang kedua ? lalu siapa yang pertama ?," pikirku.
"Meski begitu, aku menolak untuk kalah darimu," ucap senior Vyn.
Senior Vyn menancapkan pedangnya ke lantai arena yang sudah berubah menjadi besi.
~Hundreds of Iron Swords~
Tiba-tiba dari lantai di bawahku muncul banyak pedang yang terbuat dari besi. Pedang-pedang itu berniat menusukku dari bawah namun aku berhasil menghindari pedang-pedang itu. Tapi kemanapun aku bergerak, pedang-pedang itu terus bermunculan di bawah lantai yang aku pijak.
"Pedang-pedang ini bermunculan setelah pedang yang dipegang senior Vyn ditancapkan ke lantai arena. Sepertinya aku harus membuat senior Vyn mencabut pedangnya itu," pikirku.
Aku pun bersiap melancarkan serangan jarak jauh ke arah senior Vyn.
~Advanced Glacier Thrust~
Aku melancarkan serangan tusukan dari jarak jauh ke arah senior Vyn. Senior Vyn menyadari itu dan bersiap untuk menahan seranganku.
~Iron Creation Magic : Iron Dragon Skin Shield~
Senior Vyn membuat sebuah perisai besi menggunakan sihirnya. Dia menggunakan perisai itu di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya masih memegang pedangnya yang tertancap di lantai arena. Serangan yang ku lesatkan ke arahnya pun berhasil ditahan oleh perisai besi itu.
"Tidak peduli apa yang kamu lakukan, Rid. Kamu tidak akan bisa menebasku. Sekarang rasakanlah pedang-pedang yang muncul dari bawahmu itu," ucap senior Vyn.
Pedang-pedang itu pun mulai muncul kembali dari bawah kakiku. Namun sebelum pedang-pedang itu mengenaiku, aku langsung menghentakkan kaki kananku ke lantai arena.
~Ice Magic : Full Frost~
Dengan sekejap, lantai arena pun berubah menjadi es. Pedang-pedang besi yang sebelumnya muncul dari bawah lantai pun langsung membeku. Pedang yang senior Vyn tancapkan ke lantai arena pun juga ikut membeku.
"Bagaimana bisa ? Padahal aku sudah mengubah arena ini menjadi area yang panas dan aku juga mengubah lantai arena ini menjadi besi agar lantai arena ini juga ikut menjadi panas, tapi kenapa kamu bisa membekukannya menggunakan sihir areamu ?," tanya senior Vyn.
"Bukankah tadi kamu sudah menjelaskan kalau sihir area yang lebih kuat dapat mengganti sihir area yang sudah digunakan sebelumnya. Jika sihir areamu terganti oleh sihir areaku, itu berarti sihir areaku lebih kuat dari milikmu meskipun sihir area yang kamu gunakan tadi merupakan sihir area tingkat tinggi,"
"Sekarang mari kita akhiri pertandingan ini, senior," ucapku.
Aku pun langsung melesat ke arah senior Vyn. Sementara itu, senior Vyn terlihat membuat sebuah pedang baru dari sihir besinya. Dia pun melancarkan tebasan jarak jauh dari pedangnya itu. Tapi aku berhasil menghindari semua tebasan yang senior Vyn lancarkan.
"Kamu mungkin bisa menghindari seranganku, Rid. Tapi kamu tidak akan bisa menyerangku selama aku menggunakan perisai ini," ucap senior Vyn sambil bersiap dengan perisainya itu.
Jarak antara aku dan senior Vyn pun semakin dekat. Aku pun bersiap untuk menyerang senior Vyn.
"Biar aku beri tahu satu sesuatu, senior. Jika perisai yang kamu buat itu memiliki ketahanan yang sama dengan Naga besi yang kamu buat sebelumnya, maka seharusnya kamu khawatir. Karena sebelumnya, aku berhasil menebas kepala Naga besi yang kamu ciptakan itu," ucapku.
~Secret Sword Art : Dragon Slayer Technique : Dragon Conqueror Slash~
Aku melayangkan pedangku ke arah perisai yang digunakan senior Vyn untuk menahan seranganku. Ketika pedangku mulai bersentuhan dengan perisai besi itu, perisai besi itu langsung terpotong oleh pedangku. Pedangku menembus dan memotong perisai itu, kemudian pedangku pun mengenai tubuh senior Vyn. Senior Vyn pun langsung terhempas setelah terkena seranganku itu. Perisai besi yang dia pegang sebelumnya pun terjatuh dengan kondisi sudah terbelah menjadi dua. Senior Vyn pun terhempas sampai menghantam dinding arena.
*DUMMMMMMM
Suara dentuman yang sangat besar terdengar kembali. Debu asap pun kembali bermunculan. Para penonton yang melihat pun terkejut untuk yang kedua kalinya di pertandingan ini.
Beberapa menit kemudian, senior Vyn tidak kunjung keluar dari kepulan asap itu. Kepulan asap itu pun semakin lama semakin menipis sampai akhirnya kepulan asap itu sepenuhnya menghilang. Terlihat senior Vyn yang sedang 'menempel' di dinding arena dengan luka yang sangat parah. Terdapat luka tebasan yang sangat besar di badannya. Darah pun juga mengalir ke luar dari mulut senior Vyn. Melihat senior Vyn dalam kondisi seperti itu, tuan Elgin pun langsung mengumumkan hasil pertandingannya.
"Pertandingan final turnamen akademi khusus murid laki-laki antara Vyn Laterza melawan Rid Archie, dimenangkan oleh Rid Archie," ucap tuan Elgin.
Para penonton yang mulanya terdiam karena terkejut, secara perlahan mulai bersorak. Sebagian dari penonton itu pun bersorak atas kemenanganku.
-
Sementara itu, di salah satu bangku penonton.
"Aku sudah jauh-jauh datang kesini dan menyempatkan diri untuk menonton pertandinganmu. Tapi pada akhirnya kamu malah kalah, Vyn. Sebagai ayahmu, aku sangat kecewa," ucap seorang pria paruh baya.
Kemudian, pria itu pun bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan area turnamen.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang