Chapter 192 : Tugas Dari Tuan

5 1 0
                                    


Disaat yang sama, di pertigaan jalan yang menghubungkan taman akademi, asrama akademi dan area pertokoan.
Terlihat Fee juga berada di tempat itu. Dia sedang memegangi tangan kirinya yang sudah terputus karena ditebas oleh seseorang. Dan di depan Fee saat ini ada senior Vyn yang sedang duduk sambil memegangi perutnya yang terluka dan di sampingnya ada senior Marco yang sedang memegang pedang miliknya. Tidak hanya itu, di sekitar mereka pun juga ada senior Alisha, senior Sophie, senior Nadine, putri Amelia, senior Florian dan senior Darryl. Sementara itu, terlihat Charles sedang memperhatikan mereka dari area pertokoan.
"Kamu tidak apa-apa, Vyn ?," tanya senior Marco.
"Ya. Padahal aku kesusahan dalam melawannya tapi kamu dengan mudah dapat menebas tangan kiri orang itu dengan mudahnya," ucap senior Vyn.
"Meski begitu, yang kutebas itu hanyalah sebuah clone. Aku tidak tahu dimana tubuh aslinya berada," ucap senior Marco.
"Jadi maksudmu, aku bahkan kesusahan dalam melawan sebuah clone ?," tanya senior Vyn.
Senior Marco menyadari kalau Fee yang ada dihadapannya adalah sebuah Clone setelah melihat cairan yang keluar dari lengannya yang terputus itu. Cairan tersebut bukanlah darah tapi air.
"Sepertinya kamu sudah menyadari ya kalau aku adalah clone. Daripada itu, aku tidak menyangka kalau aku akan dikepung seperti ini. Padahal tujuanku kesini hanyalah untuk membawa pulang anak buah kami yang sudah kalian kalahkan. Sejak awal aku tidak berniat untuk melawan kalian," ucap Fee.
"Kamu bilang begitu setelah melukaiku seperti ini ?," tanya senior Vyn.
"Yah itu karena kamu duluan yang menyerangku. Bukankah wajar buatku untuk membela diri ?," tanya Fee.
"Yah itu memang benar. Tapi kamu bilang kamu akan membawa pulang para manusia dan Demi-Human yang sudah kami kalahkan ini ? Apa menurutmu kami akan memperbolehkannya ?," tanya senior Vyn.
"Aku tidak memerlukan izin kalian untuk membawa mereka pulang," ucap Fee.
Kemudian, Fee pun terdiam cukup lama.
"Sepertinya waktu kita di akademi ini sudah habis. Kalau begitu, aku pamit dulu," ucap Fee.
Tiba-tiba, muncul sebuah kabut tebal di sekitar tempat itu. Kabut tebal itu pun membuat para manusia dan Demi-Human yang tergabung dalam kelompok penyerangan itu menghilang satu persatu.
"Apa yang terjadi ? Mereka semua menghilang," ucap putri Amelia.
"Bahkan Demi-Human buaya dan Demi-Human macan kumbang yang kita tumpuk juga menghilang," ucap senior Sophie.
Mereka semua pun terkejut melihat itu.
"Selamat tinggal kalian semua," ucap Fee yang masih berada di tengah kabut itu.
Tapi setelah mengucapkan kalimat perpisahan itu, senior Marco langsung memotong kepala Fee. Badan dan kepala Fee pun terpisah. Meski badan dan kepalanya sudah terpisah, Fee pun masih bisa berbicara dengan mereka yang ada disana
"Kamu sudah 2 kali menebas tubuhku ini. Aku akan memberimu hadiah. Anggap saja sebagai hadiah perpisahan dariku," ucap Fee.
Lalu dari badan dan kepala Fee yang sudah terpisah itu muncul cahaya terang. Dan tidak lama kemudian, badan dan kepala itu pun meledak dengan ledakan yang sangat besar.
-
Kembali ke depan gedung lobi akademi.
Feline terus menyerangku dengan serangan tusukan dari cakar di kedua tangannya itu. Dia berusaha menusukku dengan 2 cakar di jari telunjuk dan jari tengahnya namun aku berhasil menahan serangan itu dengan pedangku. Tapi serangan yang dia lancarkan itu sangat cepat sampai membuat beberapa tubuhku terluka karena terkena serangan cakarnya itu.
"Ayolah, apa kamu tidak mau untuk menyerang balik ? Sejak tadi kamu hanya bertahan saja dari seranganku ini," ucap Feline.
Lama-kelamaan, serangan cakarnya pun semakin cepat.
Sementara itu, Airu sedang memperhatikan kami berdua yang sedang bertarung.
"Nona Feline, apakah anda butuh bantuan ?," tanya Airu.
"Tidak, apa menurutmu aku terlihat seperti sedang membutuhkan bantuan ?," tanya Feline.
"Maafkan saya, soalnya saya tidak tahu harus melakukan apa setelah menyingkirkan kepala akademi itu," ucap Airu.
"Daripada kamu bingung mau melakukan apa, lebih baik kamu segera bunuh kedua target itu disaat aku sedang menyibukkan murid ini," ucap Feline.
"Baiklah kalau begitu," ucap Airu.
Airu pun bergegas menuju keempat pohon yang melindungi Irene, Chloe, Caroline dan senior Gretta.
Melihat itu, aku langsung berbalik dan bergegas menuju Airu tapi Feline dengan cepat mengejarku dan menendangku.
~Cat Paw Shockwave Kick~
Aku pun menahan tendangan itu dengan pedangku namun lagi-lagi aku langsung terhempas setelah tendangan itu mengenai pedangku. Aku pun mengeluarkan sejumlah darah lagi dari mulut dan hidungku.
"Lawanmu itu adalah aku, nak. Berani sekali kamu berpaling ke musuh yang lain," ucap Feline.
Airu pun sampai di lokasi keempat pohon itu. Lalu dia melihat ada pohon yang sudah terbuka dimana pohon itu merupakan tempat Chloe berada. Dia melihat Chloe yang masih tidak sadarkan diri di dalam pohon itu. Lalu dia pun bersiap untuk membunuh Chloe.
Namun tiba-tiba, nona Karina keluar dari salah satu diantara ketiga pohon yang lainnya dan langsung menyerang Airu.
~Strom Wave Thrust~
Airu yang terkejut melihat kemunculan nona Karina yang tiba-tiba itu tidak sempat bereaksi. Dia pun terkena serangan itu dengan telak. Dia pun terhempas bersamaan dengan serangan ombak itu yang terus membawanya. Lalu serangan ombak itu pun menabrak dinding pembatas akademi yang berada di dekat gerbang akademi. Serangan ombak itu pun langsung menyebar setelah menghancurkan dinding itu. Lalu setelah itu, terlihat Airu yang sudah tidak sadarkan diri di atas puing-puing dinding pembatas akademi itu.
"Airu sudah kalah ya. Yah lagipula dia itu adalah yang terlemah di antara kami dan juga lawannya pun adalah kamu," ucap Feline sambil menatap ke arah nona Karina.
"Melihat kamu yang bisa menggunakan sihir tumbuhan. Sepertinya kamu memindahkan tubuhmu ke pohon itu sesaat sebelum terkena semburan api milik Airu. Airu mengira dia sudah menghanguskanmu tanpa sisa karena tidak melihat adanya tubuhmu setelah terkena serangan tadi. Makanya Airu nampak terkejut setelah melihatmu tiba-tiba muncul dari pohon itu," ucap Feline.
"Ini bukan waktunya bagimu untuk berbicara seperti itu kan ? Lebih baik kamu memperhatikan lawanmu ketika sedang bertarung," ucap nona Karina.
Mendengar perkataan itu, Feline langsung menoleh ke arah tempatku terhempas. Saat dia menoleh, dia terkejut melihatku yang sudah ada di dekatnya. Aku pun bersiap untuk menyerang Feline.
"Aku sudah 2 kali merasakan serangan mematikanmu tadi. Kira-kira serangannya itu seperti ini kan ?," tanyaku.
~Palm Shockwave Punch~
Aku memukul Feline dengan pukulan telapak tangan kananku. Feline dengan cepat menggunakan kedua tangannya untuk menahan pukulanku. Pukulanku pun mengenai kedua tangannya itu dan Feline pun langsung terhempas setelah terkena seranganku itu. Dia pun juga mengeluarkan sejumlah darah dari mulut dan hidungnya. Tidak hanya itu, kedua tangannya yang digunakan untuk menahan pukulanku nampak mengalami patah tulang. Feline pun terhempas cukup jauh ke belakang dari tempat awal dia terkena pukulanku. Lalu setelah terhempas, Feline pun langsung bangkit kembali.
"Luar biasa, aku tidak menyangka kalau kamu bisa menggunakan teknik yang sama denganku," ucap Feline.
Tubuh Feline pun perlahan mulai pulih. Darah yang keluar dari mulut dan hidungnya pun perlahan mulai menghilang. Lalu kedua tangannya yang nampak mengalami patah tulang itu pun juga telah pulih sepenuhnya.
"Kamu menarik sekali, nak. Bahkan tubuhmu juga sudah pulih setelah terkena tendanganku tadi. Mengingat kita sama-sama bisa menggunakan sihir penyembuhan. Sepertinya pertarungan kita ini akan berlangsung lama karena setiap kita terluka, kita akan menyembuhkan diri kita masing-masing,"
"Aku tidak menyukai pertarungan yang memakan waktu lama. Ditambah lagi, sepertinya aku juga harus melawan kepala akademi itu. Jadi aku akan segera mengakhiri pertarungan kita secepatnya. Sepertinya aku terpaksa harus menggunakan teknik itu," ucap Feline
~Armadura Elemental Animal~
Tiba-tiba, sebuah sihir menyelimuti tubuh Feline. Sihir tersebut memiliki aliran listrik, jadi sepertinya sihir yang menyelimuti tubuh Feline merupakan sihir listrik. Tidak hanya itu, sihir yang menyelimutinya pun membentuk seekor kucing berukuran besar berekor dua.
Feline pun bersiap untuk menyerang. Namun tiba-tiba Fee muncul di belakang Feline.
"Hentikan, Feline," ucap Fee.
Aku dan nona Karina pun terkejut melihat kemunculan Demi-Human kucing itu yang muncul secara tiba-tiba.
"Kenapa kamu menghalangiku, Fee ? Padahal aku saat ini sedang bersenang-senang," ucap Feline.
"Kita sudah tidak mempunyai banyak waktu di akademi ini. Para prajurit di seluruh kota ini sedang dalam perjalanan dan beberapa menit lagi mereka akan sampai di akademi ini. Aku mengetahui tentang itu setelah menempatkan para cloneku di titik-titik kota," ucap Fee.
"Lalu bagaimana dengan para target ? Kita bahkan belum membunuh satu pun target dari ketiga target yang ada," ucap Feline.
"Bukankah tugas dari 'Tuan' yang diberikan kepada kita hanyalah untuk menjemput mereka saja ? Tidak peduli mereka masih hidup atau sudah mati, kita harus menjemput mereka semua. Untuk tugas membunuh target, itu adalah tugas yang diberikan kepada Airu. Kalaupun kita berdua nekat untuk membunuh para target saat ini, kita tidak memiliki cukup waktu. Kita akan dikepung oleh para prajurit yang akan datang ke akademi ini sebelum kita membunuh para target itu. Tidak hanya itu, di antara para prajurit itu, aku juga melihat ada Komandan Tertinggi kerajaan ini," ucap Fee.
"Komandan Tertinggi kerajaan ini ? Maksudmu si 'Raja Pedang' ? Sial, dia itu orang yang harus kita hindari saat berada di kerajaan ini. Baiklah, kalau begitu lebih baik kita mundur. Lalu bagaimana dengan mereka semua ? apa mereka sudah kamu bawa semua ?," tanya Feline.
"Iya, mereka sudah aku bawa semua," ucap Fee.
"Kalau begitu, bawa juga Airu dan Ludmila yang tergeletak itu," ucap Feline.
"Kenapa mereka tergeletak seperti itu ? Apa mereka sudah kalah ?," tanya Fee yang melihat ke arah Ludmila dan Airu.
"Iya, dan mereka berdualah yang mengalahkannya," ucap Feline sambil melihat ke arahku dan nona Karina.
"Hmm orang itu, dia adalah kepala akademi disini. Itu wajar jika Airu atau Ludmila kalah saat melawannya. Tapi orang yang satu itu, dia itu murid akademi kan ?," tanya Fee.
"Iya. Meski begitu, kekuatannya tidak kelihatan seperti murid pada umumnya. Dia orang yang menarik," ucap Feline.
"Jarang-jarang mendengarmu berbicara seperti itu. Yah daripada itu, ayo kita segera kembali ke markas. Tapi sebelum itu, setidaknya aku ingin memberikan salam perpisahan dulu sebelum kita meninggalkan tempat ini," ucap Fee.
Fee mengarahkan 2 jari tangan kanannya ke arah nona Karina. Setelah itu, dia langsung menembakkan sihir dari kedua jarinya itu. Sihir itu dengan cepat mengarah ke nona Karina namun aku langsung melesat ke depan nona Karina dan menahan tembakan sihir itu dengan pedangku.
"Rid ?!?!," ucap nona Karina yang terkejut melihatku sudah berada di depannya.
"Apa anda baik-baik saja, nona ?," tanyaku.
"Iya, aku baik-baik saja. Terima kasih karena telah melindungiku dari serangan tadi. Aku sama sekali tidak bisa bereaksi terhadap serangan itu," ucap nona Karina.
"Sama-sama, nona," ucapku.
Sementara itu, Fee nampak terkejut setelah melihat aksiku.
"Dia bahkan bisa menahan tembakan sihir yang sangat cepat itu. Selain itu, reaksinya juga sangat cepat. Aku jadi paham kenapa kamu bilang kalau dia adalah orang yang menarik meskipun kelihatannya dia hanyalah seorang murid," ucap Fee.
"Benarkan ?," ucap Feline.
"Padahal aku ingin memberikan hadiah perpisahan dengan melukai kepala akademi itu, tapi kelihatannya tidak berhasil karena murid itu melindunginya. Ya sudahlah, sekarang sudah waktunya bagi kita untuk pergi," ucap Fee.
Tiba-tiba, sebuah kabut yang tebal muncul di sekitar tempat ini.
"Kalau begitu, selamat tinggal," ucap Fee.
"Sampai jumpa lagi, nak. Mungkin kita akan bertemu kembali suatu saat nanti," ucap Feline.
Setelah mereka mengatakan itu, aku dan nona Karina bergegas melesat ke arah mereka berdua.
"Mana mungkin aku akan membiarkan kalian pergi. Kalian harus bertanggung jawab setelah menyerang akademi ini," ucap nona Karina.
Ketika aku dan nona Karina sedang melesat menuju mereka berdua. Tiba-tiba terjadi perubahan pada tubuh Fee. Meskipun pandangan kami terhalang oleh kabut, tetapi kami masih bisa melihat kalau ekor dan telinga kucing yang terdapat di tubuh Fee mulai menghilang. Setelah itu, tiba-tiba muncul sebuah sayap berukuran cukup besar dan berwarna hijau terang dari punggung Fee. Bentuk sayap itu seperti sayap seekor kupu-kupu tapi berukuran cukup besar. Lalu telinga Fee pun berubah dari yang awalnya adalah telinga kucing menjadi telinga yang panjang layaknya seorang Elf.
Aku dan nona Karina pun terkejut melihat itu namun kami tetap melesat dan mempersiapkan serangan kami yang ditujukan kepada mereka. Melihat kami berdua sedang menuju ke arah mereka, Fee pun tersenyum. Lalu ketika kami berdua sudah mendekati mereka, kami berdua pun langsung menebas mereka. Tapi yang kami tebas hanyalah sebuah udara. Mereka berdua tiba-tiba menghilang dari kabut asap itu. Kami berdua pun terkejut melihat mereka yang menghilang secara tiba-tiba, tapi kami lebih terkejut akan hal yang lain.
"Sayap itu, aku pernah membaca buku tentang ras yang memiliki ciri-ciri yang mempunyai sayap seperti itu," ucapku.
"Iya, aku juga pernah membaca buku tentang itu. Aku memang belum pernah melihatnya secara langsung karena ras mereka dikenal sebagai ras yang tertutup dengan ras yang lainnya. Mereka dikatakan tinggal di hutan yang bernama Himnaskogur yang berada jauh di selatan kerajaan San Fulgen,"
"Setelah melihat langsung warna sayap dan bentuk sayapnya itu, aku jadi yakin kalau dia berasal dari ras itu..........ras Peri," ucap nona Karina.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang