Chapter 156 : 8 Besar Turnamen Akademi, Irene vs Amelia

9 1 0
                                    


"Apa kalian berdua sudah siap ?," tanya nona Nora.
"Siap," ucap Irene dan putri Amelia.
"Kalau begitu, pertandingan dimulai!," ucap nona Nora.
Nona Nora pun langsung menepi ke pinggir arena.
Irene dan putri Amelia bersiap untuk melakukan serangan.
~Rose Stem Rapier~
Putri Amelia mengubah rapiernya menjadi sebuah cambuk yang menyerupai batang mawar dengan banyak duri pada cambuk tersebut. Lalu putri Amelia pun mulai menyerang Irene dengan cambuknya itu. Tapi Irene berhasil menghindari serangan itu dan membuat cambuk itu hanya menghantam lantai arena. Ayunan cambuk itu berhasil membuat hancur lantai arena yang dikenainya. Tapi putri Amelia tidak berhenti sampai disitu saja, dia tetap mengayunkan cambuknya itu ke arah Irene terus menerus. Tapi Irene berhasil menghindari semua serangan cambuk itu.
~Raging Thorny Rose Whip~
Semakin lama, serangan cambuk putri Amelia yang diarahkan ke Irene semakin cepat. Awalnya Irene berhasil menghindari beberapa serangan cambuk yang semakin cepat itu, namun lama kelamaan serangan cambuk itu berhasil menggoresnya ketika dia sedang menghindar. Irene pun terkejut karena dia mengira dia sudah menghindari serangan cambuk itu sepenuhnya. Serangan cambuk selanjutnya pun datang dan Irene memilih melompat untuk menghindari serangan cambuk itu. Ketika dia sedang melompat, tiba-tiba serangan cambuk itu datang lagi menghampirinya. Karena Irene sedang berada di udara, dia pun tidak bisa menghindari serangan cambuk itu dan akhirnya terkena telak. Serangan cambuk itu membuat Irene menghantam lantai di bawahnya dengan keras. Debu asap pun bermunculan setelah Irene menghantam lantai.
"Hmph tidak ada perubahan dengan pertandingan sebelumnya, sepertinya aku akan menang lagi," ucap putri Amelia.
Namun tiba-tiba, dari balik kepulan asap itu muncul sebuah tebasan es yang mengarah ke putri Amelia dengan cepat. Putri Amelia sedikit terkejut namun dia langsung bersiap menggunakan rapiernya untuk menahan tebasan es itu. Tebasan es itu pun berhasil ditahan tetapi tebasan es itu sangat kuat dan membuat putri Amelia terhempas beberapa meter kebelakang.
"Apa-apaan tebasannya itu ?," pikir putri Amelia yang terkejut.
Kepulan asap itu pun menghilang. Terlihat Irene yang sedang berdiri dengan adanya beberapa luka pada tubuhnya.
"Aku kira kamu sudah tumbang, putri Irene. Tapi nyatanya kamu masih bertahan," ucap putri Amelia.
"Aku tidak akan tumbang kalau hanya dari serangan itu saja. Lagipula kali ini aku sudah berkeyakinan untuk mengalahkanmu," ucap Irene.
"Sekarang kamu jadi banyak bicara juga, putri Irene," ucap putri Amelia.
Irene langsung melesat ke arah putri Amelia dan bersiap untuk menyerangnya.
~Ice Sword Art : Ice Great Slash~
Putri Amelia pun juga bersiap untuk menyerang balik.
~Blooming Rose Slash~
Kedua serangan mereka pun beradu dan mengakibatkan benturan yang cukup dahsyat.
"Seni Pedang Es ? Apa-apaan itu ? Bukankah kamu pengguna rapier ?," tanya putri Amelia.
"Memang, tapi ini adalah teknik yang kupelajari dari Rid," ucap Irene.
Irene pun menghempaskan putri Amelia beberapa meter ke belakang dalam adu serangan itu.
"Apa-apaan kekuatannya itu ? Apa dia sekarang sudah menjadi lebih kuat ?," pikir putri Amelia yang terkejut.
Irene langsung bergerak kembali menuju putri Amelia tapi putri Amelia tidak membiarkannya melakukan hal itu. Putri Amelia kembali mengubah rapiernya menjadi sebuah cambuk dan mengayunkannya ke Irene agar Irene tidak bisa mendekatinya. Tapi Irene kali ini berhasil menghindari serangan cambuk itu dengan mudah sampai akhirnya dia berhasil mendekati putri Amelia.
~Glacier Strike~
Putri Amelia terkena serangan itu dengan telak dan membuatnya terhempas menghantam dinding arena yang ada di belakangnya.
*BUMMMMM
Suara benturan pun terdengar dan asap pun bermunculan di tempat putri Amelia berada. Para penonton yang menyaksikan itu pun terkejut. Mereka bertanya-tanya apakah pertandingan ini sudah selesai.
Namun secara tiba-tiba seluruh arena pertandingan berubah menjadi kebun mawar.
"Teknik ini, ~Garden of Roses~ ya," ucap Irene.
Tiba-tiba dari kepulan asap di tempat putri Amelia berada, muncul serangan cambuk yang mengarah ke Irene. Irene berniat menghindari serangan itu namun kakinya ditahan oleh batang mawar yang muncul di arena. Irene pun terkena serangan cambuk itu dengan telak dan membuatnya terhempas jauh sampai menghantam dinding yang berada di belakangnya.
*BUMMMM
Suara benturan yang terjadi akibat Irene yang menghantam dinding arena pun terdengar sangat keras. Debu asap pun bermunculan di tempat itu. Sementara debu asap di tempat putri Amelia menghantam dinding sebelumnya sudah menghilang. Terlihat kondisi putri Amelia yang juga sudah mendapatkan beberapa luka di tubuhnya sama seperti Irene.
Tiba-tiba, Irene dengan cepat keluar dari kepulan asap itu dan pergi menuju putri Amelia. Tetapi pergerakan Irene sedikit terhambat karena batang-batang mawar yang ada di arena ini mulai menghalangi pergerakannya dengan mencoba menangkap tangan dan kakinya. Irene pun menebas batang-batang mawar yang menghalangi pergerakannya, batang-batang mawar itu pun terpotong setelah ditebas oleh Irene.
Disaat Irene sedang fokus untuk menebas batang-batang mawar yang muncul di sekitarnya, tiba-tiba putri Amelia langsung mendekati Irene dan menyerang menggunakan rapiernya.
~Dance of Torment of Roses~
Putri Amelia menyerang menggunakan rapiernya dan disaat yang sama, batang-batang mawar yang ada disekitar Irene juga ikut menyerangnya. Karena hal ini, fokus Irene menjadi terbagi. Ketika Irene fokus mengurus putri Amelia, batang-batang mawar yang ada disekitarnya dengan mudah dapat menyerangnya. Sementara ketika Irene fokus mengurus batang-batang mawar yang ada di sekitarnya, putri Amelia dengan mudah dapat menyerangnya menggunakan rapiernya. Tapi Irene tau apa yang harus dilakukannya di situasi seperti ini.
~San Lucia Art : Snow Blade Dance Technique~
Irene memunculkan 6 buah rapier es yang bergerak mengelilinginya. Dia pun langsung menggunakan 6 rapier es itu untuk mengatasi batang-batang mawar yang berusaha menyerangnya, sementara putri Amelia dia hadapi secara langsung. Adu serangan jarak dekat antar pengguna rapier pun terjadi antara mereka berdua. Irene dan putri Amelia saling menyerang dan bertahan tanpa ada hal lain yang mengganggu mereka berdua. Adu serangan antar mereka menyebabkan kebun mawar yang berada di sekeliling mereka perlahan mulai rusak dan hancur. Hal ini membuat putri Amelia menjadi tidak senang.
Ketika Irene dan putri Amelia masih beradu senjata mereka, tiba-tiba putri Amelia melancarkan serangan yang kuat ke Irene.
~Thorny Rose Slash~
Irene dengan cepat langsung menggunakan rapiernya untuk bertahan tapi serangan itu cukup kuat sampai membuatnya terhempas beberapa meter ke belakang.
Setelah itu, putri Amelia mengarahkan kedua tangannya ke lantai arena.
~Rose Magic : Hell of Roses~
Mawar-mawar yang sebelumnya telah rusak mulai tumbuh lagi di arena. Dan mawar-mawar yang belum rusak mulai berganti ke mawar yang baru. Semua mawar yang ada di arena pun berubah warna menjadi merah darah.
"Selamat datang di 'neraka' buatanku ini. Nah ayo kita bersenang-senang, putri Irene," ucap putri Amelia.
Irene dengan 6 rapiernya yang masih mengelilinginya terlihat diam saja ketika putri Amelia mengatakan itu. Kemudian Irene tiba-tiba mengarahkan satu tangannya ke lantai arena.
~Ice Magic : Full Frost~
Tiba-tiba lantai arena membeku secara keseluruhan. Semua mawar yang ada di arena pun juga ikutan membeku. Putri Amelia terkejut melihat aksi yang dilakukan Irene, begitupun juga para penonton.
"Aku sudah tau kalau teknikmu yang ini sangat berbahaya, makanya aku memutuskan untuk menghentikannya. Aku bisa saja menggunakan sihir ini sebelum kamu menggunakan teknik ini, tetapi jika keadaannya masih bisa aku tangani tanpa memerlukan sihir ini, maka aku tidak perlu menggunakannya," ucap Irene.
"Sihir es area sama seperti Rid ?!?!,"
"Meskipun begitu, kekuatan sihir esmu ini pasti berbeda dengan dia," ucap putri Amelia.
Putri Amelia berusaha untuk menggerakkan mawar-mawarnya yang membeku itu tetapi tidak bisa.
"Kenapa tidak bisa bergerak ? Harusnya mawar-mawar ini bisa bergerak dan membebaskan diri. Jangan bilang kalau kekuatan sihir esnya sama seperti milik Rid waktu itu ?," ucap putri Amelia yang terkejut.
"Saatnya mengakhiri pertandingan ini," ucap Irene.
~Frozen Rapier~
Irene mengubah rapiernya menjadi sebuah rapier yang membeku. Setelah itu dia langsung bergerak dengan cepat menuju putri Amelia sambil meluncur di arena yang sudah berubah menjadi es.
"Jangan sombong dulu kau, putri Irene," ucap putri Amelia yang nampak marah.
Karena mawar-mawar yang ada di arena sudah tidak berguna lagi, putri Amelia memilih untuk menyerang menggunakan rapiernya yang sudah dia ubah kembali menjadi cambuk.
~Raging Thorny Rose Whip~
Putri Amelia mengarahkan cambuknya ke arah Irene secara terus menerus tapi Irene dengan mudah dapat menahannya dengan bantuan 6 rapier yang mengelilinginya. Putri Amelia terus menerus menyerang Irene dengan cambuknya meskipun berhasil ditahan. Karena dirasa tidak berguna, dia pun berhenti melakukan serangan itu dan mengarahkan cambuk yang panjang. Setelah itu, tiba-tiba putri Amelia menurunkan cambuknya itu ke bawah dengan cepat.
~Rose Whip Impact~
Cambuk itu menurun ke bawah tepat menuju Irene. Namun Irene nampak tenang. Saat cambuk itu hampir mengenainya, tiba-tiba 6 rapier es yang mengelilinginya bergerak bersamaan dan memotong cambuk itu. Cambuk itu pun berhasil dipotong dan membuat putri Amelia terkejut. Lalu Irene pun sudah berada di dekat putri Amelia dan bersiap untuk melancarkan serangan. Sebelum Irene melancarkan serangannya, putri Amelia berkata sesuatu ke Irene.
"Kau dan Rid, kalian berdua adalah pasangan yang menyebalkan," ucap putri Amelia yang tampak pasrah karena sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
~San Lucia Art : Freezing Air Slash~
Putri Amelia terkena serangan itu dengan telak dan membuatnya terhempas kembali menghantam dinding arena yang berada di belakangnya.
*BUMMMM
Asap pun kembali bermunculan di tempat putri Amelia menghantam dinding. Setelah melancarkan serangan itu, Irene pun menatap ke tempat dimana putri Amelia menghantam dinding.
"Jika menurutmu kami berdua adalah pasangan yang menyebalkan, bukankah itu berarti kami berdua adalah pasangan yang cocok ? Karena kami berdua sama-sama menyebalkan bagimu, putri Amelia," ucap Irene.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang