Chapter 82 : Kekasih Putri Es

8 2 0
                                    


Ketika aku sedang berjalan menuju kelasku, di sepanjang jalan aku diperhatikan dan dibicarakan dengan banyak orang. Aku bisa menebak apa yang mereka bicarakan ketika melihatku.
"Jadi orang itu yang merupakan kekasih putri es ?," begitulah yang ku pikirkan.
Selain itu, ada juga pembicaraan dari mereka yang tidak percaya tentang rumor tersebut dan bilang kalau si penyebar rumor mungkin salah lihat, karena tidak mungkin seorang putri dari Duke berkencan dengan rakyat biasa. Apapun itu, sepertinya strategi yang kami rencanakan semalam sukses besar
-
Sehari yang lalu.
Pada malam harinya, aku pergi ke asrama Irene untuk merencanakan tentang bagaimana cara untuk menyebarkan rumor tentang hubungan kami. Di asrama itu juga ada Leandra dan Lily.
"Aku punya saran, tapi aku tidak tahu apakah ini saran yang bagus atau tidak," ucapku.
"Saran apa itu ?," tanya Irene.
"Bagaimana kalau kita berdua berkeliling malam ini dengan berdua saja tapi sambil bergandengan tangan layaknya kekasih. Jika ada orang yang melihat kita, pasti mereka akan terkejut dan tak menyangka. Mereka pasti akan menyebarkan tentang yang mereka lihat ini ke teman-teman dan kenalan mereka sampai akhirnya rumor tentang aku yang kelihatan seperti kekasih Irene akan menyebar di akademi. Terus saat aku dan kamu ditanya tentang kebenaran soal itu, kita tinggal mengiyakan saja," ucapku.
"Saranmu sangat berani sekali ya, Rid. Tapi aku setuju soal itu," ucap Leandra.
"Aku juga," ucap Lily.
"Begitu ya, aku juga tidak masalah tentang itu," ucap Irene.
"Baiklah, kalau begitu setuju ya," ucapku.
Lalu kami pun pergi berkeliling berdua sambil bergandengan tangan. Aku berkeliling selama sejam dengan Irene dan berhasil menarik perhatian beberapa murid yang kebetulan juga sedang keluar malam itu. Beberapa murid yang melihat kami melakukan itu pun terkejut dan tak menyangka, karena sebelumnya mereka hampir tidak melihat aku melakukan kontak dengan Irene. Karena popuralitas Irene sebagai putri es dan putri dari Duke San Lucia, semua murid tentu mengenali dia dan mereka tidak menyangka karena seorang putri es mempunyai kekasih.
Dan kembali ke hari ini.
Setelah semalam merencanakan hal tersebut, sekolah pun mendadak dihebohkan dengan rumor tentang putri es yang berkencan dengan Rid Archie.
Saat aku sampai di kelas, teman-teman sekelasku yang sudah datang duluan pun juga melihat ke arahku. Mereka hanya memperhatikanku tanpa menanyakan langsung tentang rumor tersebut. Sampai akhirnya Noa dan yang lainnya datang.
"Hei, Rid, apa kamu sudah dengar ? mendadak murid-murid di akademi ini membicarakan rumor tentang kamu yang berkencan dengan putri es. Mana mungkin kan itu benar ?," tanya Noa.
Charles dan Chloe hanya terdiam menantikan jawabanku. Sementara itu Kotaro dan Enzo yang kebetulan hari ini juga ikut mereka hanya mengamati.
"Sayang sekali Noa, rumor tersebut benar. Aku memang berkencan dengan Irene," ucapku.
Mendengar jawabanku, mereka semua sangat terkejut terutama Charles, Chloe dan Enzo.
"Bahkan kamu memanggilnya dengan hanya "Irene" saja, kamu sedang tidak bercanda kan Rid ? Hal seperti ini tidak lucu jika dijadikan sebagai candaan," ucap Noa.
"Aku tidak bercanda Noa, aku serius," ucapku.
"Bagaimana bisa kamu tiba-tiba berkencan dengan putri es ? padahal sebelumnya saja aku tidak pernah melihat kalian saling mengobrol satu sama lain," ucap Noa.
"Sejak awal masuk akademi, aku suka mengobrol dengan Irene tapi secara diam-diam bahkan aku juga sering latihan tanding dengannya saat pagi. Karena itulah lama kelamaan kami memendam rasa saling suka dan akhirnya memutuskan untuk berkencan. Awalnya kami ingin hubungan ini rahasia, tapi kemarin kami memutuskan untuk mempublikasikan hubungan ini," ucapku.
"Begitu ya, aku baru tau tentang itu. Wajar kalau kamu tidak memberitahu kita selama ini karena hubungan kalian sifatnya rahasia," ucap Noa.
"Iya, maafkan aku karena menyembunyikan tentang ini dari kalian," ucapku.
"Lalu siapa yang menembak duluan diantara kalian ?," tanya Noa.
Aku terdiam sesaat.
"Aku lupa membicarakan tentang ini dengan Irene, pertanyaan seperti ini pasti muncul jika menanyakan hubungan kekasih seseorang. Aku harus menjawab siapa ya ?," pikirku.
"....Yang menembak adalah a-," ucapku.
"Itu aku," ucap Irene yang tiba-tiba datang dan memotong perkataanku.
"Itu aku yang menembak duluan," ucap Irene seolah mempertegas jawabannya atas pertanyaan Noa.
Mereka terkejut dengan kedatangan Irene yang ditemani Leandra dan Lily.
"O-oh begitu ya," ucap Noa.
"Ngomong-ngomong, selamat pagi, Rid," ucap Irene.
"Selamat pagi juga, Irene," ucapku.
"Kalau begitu, aku pergi ke tempat dudukku terlebih dahulu," ucap Irene.
"Iya, silahkan Irene," ucapku.
Mereka yang ada di dalam kelas nampak terkejut dengan interaksi antara aku dan Irene.
"Ternyata kamu beneran berkencan dengan putri es, Rid," ucap Noa.
"Sudah aku bilang kalau aku tidak bercanda soal itu," ucapku.
Charles dan Chloe hanya diam saja sejak tadi dan tidak berbicara apapun.
Lalu tuan Alan pun masuk ke kelas. Murid-murid yang awalnya berdiri pun segera duduk di tempat duduknya masing-masing.
"Sepertinya di akademi sedang dihebohkan oleh suatu rumor. Tapi apapun itu, aku harap rumor tersebut tidak mengganggu pembelajaran di akademi ini. Kalau begitu kita mulai kelasnya," ucap tuan Alan.
-
Ketika jam istirahat tiba.
"Rid, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu dengan hanya berdua saja, apakah bisa ?," ucap Charles yang tiba-tiba menghampiriku.
"Hmmm baiklah," ucapku.
"Oke, kalau begitu ikuti aku," ucap Charles.
"Ada apa itu ? tiba-tiba Charles ingin membicarakan sesuatu dengan Rid hanya berdua saja," ucap Noa.
Sementara itu, Irene datang menghampiri Chloe.
"Putri Chloe," ucap Irene.
"Ada apa, Irene ?," tanya Chloe.
"Ada yang ingin aku bicarakan dengan hanya berdua saja, apakah boleh ?," tanya Irene.
"Begitu ya, baiklah," ucap Chloe.
Lalu Irene pun pergi dan disusul oleh Chloe yang mengikutinya.
"Lah Chloe juga pergi bersama putri es, terus bagaimana dengan istirahatnya ? Oy Kotaro, mau ke kantin sekarang atau tidak ? Ngomong-ngomong, kemana Enzo ?," tanya Noa.
"Dia tadi juga pergi tapi tidak tau kemana," ucap Kotaro.
"Mendadak semuanya pada pergi, kalau begitu kita ke kantin duluan saja, Kotaro. Nanti mereka juga akan menyusul. Aku sudah lapar soalnya," ucap Noa.
"Baiklah," ucap Kotaro.
-
Irene dan Chloe pergi ke bagian samping gedung tahun pertama lalu mereka mulai membicarakan sesuatu di tempat itu.
"Tiba-tiba sekali kamu mengajakku untuk berbicara, Irene. Ada masalah apa ?," tanya Chloe.
"Aku ingin minta maaf," ucap Irene.
"Minta maaf soal apa ?," tanya Chloe.
"Aku ingin minta maaf karena membatalkan keikutsertaan ku di ~Matchmaking Battle~, padahal itu acara yang dibuat oleh Raja Albert tapi aku membatalkan keikutsertaanku dengan tiba-tiba berkencan dengan seseorang. Aku juga ingin minta maaf ke pangeran Charles karena tidak bisa menjadi calon pasangannya. Tolong sampaikan permintaan maafku ke pangeran," ucap Irene.
"Kamu tidak perlu meminta maaf, Irene. Dari yang aku dengar acara itu dibuat untuk memperbaiki hubungan antara para Duke, harusnya anak-anak mereka tidak diperlibatkan dalam hal ini. Lagipula kamu berhak untuk memilih pasanganmu sendiri dan bukan terikat dalam pernikahan politik. Kakakku juga pasti mengerti tentang ini jadi kamu tidak perlu minta maaf," ucap Chloe.
"Begitu ya, tapi ada hal lain yang membuatku ingin minta maaf," ucap Irene.
"Apa itu ?," tanya Chloe.
"Tentang aku yang berkencan dengan Rid, maafkan aku soal ini," ucap Irene.
"Ke-kenapa kamu minta maaf soal ini ?," tanya Chloe.
"Aku juga tidak tahu tapi aku merasa aku harus minta maaf padamu soal ini," ucap Irene.
"Be-begitu ya, tidak apa-apa kok Irene, tidak perlu minta maaf padaku soal itu," ucap Chloe.
"Baiklah kalau begitu, cuma itu saja yang ingin aku sampaikan. Kalau begitu aku permisi dulu putri Chloe," ucap Irene.
"Baiklah," ucap Chloe.
Irene pun pergi dan sepertinya mengarah ke gedung tengah. Lalu Chloe pun terdiam sebentar setelah Irene pergi. Setelah itu, Noa datang menemuinya.
"Ternyata benar kamu ada disini, Chloe," ucap Noa.
"Noa ? bagaimana kamu tau aku ada disini," tanya Chloe.
"Tadi aku melihat putri es pergi dari arah sini. Tadi kamu kan diajak ngobrol oleh putri es jadi aku memutuskan mengecek kesini dan ternyata benar ada kamu disini. Apa pembicaraanmu sudah selesai dengannya ?," tanya Noa.
"Sudah, kok," ucap Chloe.
"Rid dan Charles belum selesai mengobrol tapi aku sudah lapar duluan dan ingin ke kantin sekarang, apa kamu mau ikut ? Nanti kita tunggu mereka disana saja," ucap Noa.
"Baiklah," ucap Chloe.
-
Putri Irene terus berjalan menuju gedung tengah. Ketika hampir memasuki gedung tengah, tiba-tiba dia dipanggil oleh seseorang.
"Putri Irene," ucap seseorang itu.
"Putri Amelia," ucap Irene.
Ternyata orang yang memanggil Irene adalah putri Amelia.
"Kelihatannya kamu tidak ditemani oleh kedua asistenmu itu," ucap putri Amelia.
"Kamu juga tidak ditemani oleh bawahanmu itu. Ada perlu apa memanggilku ?," tanya Irene.
"Apa benar kalau kamu berkencan dengan murid yang bernama Rid Archie ?," tanya putri Amelia.
"Itu benar," ucap Irene.
"Apa kamu tau kalau kamu melakukan itu berarti kamu tidak jadi mengikuti ~Matchmaking Battle~ ? Padahal acara itu dibuat oleh Raja Albert dengan tujuan agar hubungan para Duke akur kembali," ucap putri Amelia.
"Tentu aku tau tentang itu, tapi ayahku tidak mempermasalahkan apabila aku mempunyai pasangan dan batal untuk mengikuti acara tersebut," ucap Irene.
"Apa itu berarti sejak awal Duke San Lucia tidak mau akur kembali dengan para Duke lainnya ?," tanya putri Amelia.
"Entahlah," ucap Irene.
"Aku tidak bisa membiarkan ini,," pikir putri Amelia.
"Putri Irene, apa kamu mau melakukan taruhan denganku ?," tanya putri Amelia.
"Taruhan ?," tanya putri Irene.
"Benar, yang kalah akan mengikuti kemauan yang menang. Dan kita akan melakukan taruhan dengan berduel di pertandingan harian," ucap putri Amelia.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang