Chapter 100 : Tekanan Aura

8 1 0
                                    

Di depan pintu suatu ruangan.
Terlihat nona Karina, senior Vyn dan senior Gretta sedang berbincang.
"Terima kasih, nona Karina. Bahkan sampai anda sendiri yang mengantarkan dokumen-dokumen ini ke ruangan Elevrad. Harusnya anda panggil saja kami untuk mengambil dokumen ini di ruangan anda," ucap senior Vyn.
"Tidak apa-apa, aku mengantar ini juga karena aku sekalian mau berkeliling," ucap nona Karina.
Tiba-tiba, mereka bertiga merasakan aura dan mana yang sangat kuat dari suatu tempat.
"Aura ini kan ?," pikir nona Karina.
"Gretta, apa kamu merasakannya ?," tanya senior Vyn.
"Iya, aura ini sangat kuat. Bahkan orang yang tidak punya kepekaan terhadap aura pasti bisa merasakan aura ini," ucap senior Gretta.
"Aku akan pergi memeriksanya, kalian lanjutkan tugas kalian saja," ucap nona Karina.
"Baiklah, nona," ucap mereka berdua.
Mereka berdua pun kembali ke dalam ruangan dan nona Karina pergi berjalan dari ruangan itu.
-
"Jika aku menyuruhmu untuk putus dengan Irene, apa kamu mau menurutinya ?," tanya Ratu Kayana.
"Kenapa anda menanyakan hal seperti itu, Yang Mulia Ratu ? dan ada apa dengan tekanan aura dan mana ini ?," tanyaku kembali.
"Sudah jawab saja," ucap Ratu Kayana.
Semakin lama, tekanan mana di ruangan ini semakin berat. Rasanya aku seperti sedang menahan beban berat di seluruh tubuhku.
"Aku tidak tau kenapa Yang Mulia Ratu bertanya seperti itu. Apa beliau juga salah satu orang yang ingin ~Matchmaking Battle~ dilanjutkan makanya beliau bertanya seperti itu ? Selama bukan Irene sendiri yang memutuskan hubungan palsu ini, aku tidak akan memutuskan hubungan ini. Aku merasa malu untuk mengatakan ini tapi tidak ada pilihan lain," pikirku.
Aku terdiam lalu mengambil nafas perlahan-lahan, lalu aku pun mulai berbicara.
"Aku tidak akan putus dengan Irene karena aku mencintainya. Aku tidak peduli meskipun anda sendiri yang menyuruhku, Yang Mulia Ratu," ucapku.
"Kamu berani juga ya," ucap Ratu Kayana.
Tekanan aura dan mana di ruangan ini pun bertambah berat. Kaca-kaca jendela di ruangan ini pun mulai retak dan pecah.
-
Sementara itu, nona Karina terlihat buru-buru pergi dari ruangan Elevrad dan akhirnya sampai di lantai 1 gedung tengah. Saat tengah berjalan dengan terburu-buru, nona Karina bertemu dengan tuan Frederick di pintu masuk gedung tengah.
"Loh, nona Karina ?," tanya tuan Frederick.
"Tuan Frederick ? kenapa anda seperti terkejut begitu saat bertemu denganku," ucap nona Karina.
"Bukannya anda ada di ruangan anda ? soalnya barusan anda memanggil Rid Archie ke ruangan anda," ucap tuan Frederick.
"Aku memanggil Rid Archie ? Aku tid-," ucap nona Karina.
Belum sempat nona Karina menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba mereka merasakan tekanan aura yang semakin kuat.
"Darimana datangnya tekanan aura yang sangat kuat ini ? apakah ada penyusup yang masuk ke akademi ini ?," ucap tuan Frederick yang terkejut.
"Aura ini berasal dari kakak. Jangan-jangan dia menyamar menjadi diriku lalu bertemu dengan Rid ?," pikir nona Karina.
"Tuan Frederick, aku akan memeriksa siapa pemilik aura ini. Jika anda melihat para penjaga yang masuk ke akademi ini, bilang saja kepada mereka kalau 'masalah ini sedang diatasi oleh kepala akademi'," ucap nona Karina.
"Baiklah, tapi apakah tidak apa-apa jika anda sendiri yang memeriksanya nona ? bagaimana jika nanti ada apa-apa dengan anda ?," tanya tuan Frederick.
"Anda tidak perlu khawatir, tuan. Lagipula alasan aku menjadi kepala akademi adalah karena akulah yang terkuat di wilayah akademi ini," ucap nona Karina.
Nona Karina langsung melesat dengan cepat keluar dari gedung tengah lalu menuju ke gedung staf dan pengajar.
-
Tekanan aura yang dilancarkan oleh Ratu Kayana dirasakan oleh semua orang yang ada di akademi ini.
Sementara itu, di arena pertandingan tahun pertama.
"Perasaan tidak mengenakkan apa ini ? aku merasa merinding," ucap Noa.
"Kak, aura tidak mengenakkan ini mirip seperti aura milik Ibunda," ucap Chloe.
"Kamu benar, Chloe. Tapi tidak mungkin kan kalau Ibunda datang kesini tanpa ada pemberitahuan," ucap Charles.
"Kamu benar juga, kak. Lalu siapa pemilik aura ini ?," tanya Chloe.
-
Nona Karina lalu masuk ke gedung staf dan pengajar. Mereka yang melihat nona Karina pun terkejut.
"Loh nona Karina ? bukannya anda ada di ruangan anda ?," tanya seorang staf.
"Maaf aku tidak ada waktu untuk menjawab pertanyaan itu, aku sedang buru-buru," ucap nona Karina.
Nona Karina terus berlari menaiki tangga dan sampai akhirnya beliau pun sampai di lantai 5. Di sepanjang lorong itu, terlihat banyak staf yang memperhatikan pintu ruangan milik nona Karina namun mereka tidak berani untuk memeriksa ke dalam pintu itu. Mereka merasakan aura yang sangat kuat dari pintu ruangan itu. Nona Karina tampak santai berjalan melewati banyaknya staf yang sejak tadi fokus untuk melihat pintu ruangan milik nona Karina.
"Loh nona Karina ? bukannya anda ada di dalam ruangan ? Jika bukan anda yang di dalam, lalu siapa ?," tanya seorang staf lagi.
"Entahlah, aku akan masuk ke dalam ruanganku. Kalian lebih baik turun ke bawah dan jangan menguping ataupun membuka pintu ini setelah aku masuk," ucap nona Karina.
"Ba-baiklah," ucap semua staf itu.
Mereka pun bergegas turun ke lantai bawah. Sementara itu, nona Karina langsung membuka pintu ruangannya dan melihat Ratu Kayana yang sedang duduk sambil menyebarkan auranya yang sangat kuat dan di depannya ada Rid Archie yang sedang duduk juga namun tampak biasa saja menghadapi tekanan aura dari Ratu Kayana.
"Apa yang kamu lakukan, kak. Berhenti menyebarkan auramu yang mengerikan itu. Lihatlah kaca jendela di ruanganku jadi pecah karenamu. Semua orang di akademi ini juga panik karena auramu itu," ucap nona Karina.
"Oh Karina, kamu sudah kembali ya," ucap Ratu Kayana.
"Cepat hentikan auramu itu!," ucap nona Karina.
"Iya, iya. Ahaha sepertinya aku terlalu berlebihan," ucap Ratu Kayana.
Beliau pun berhenti menyebarkan auranya itu. Lalu situasipun kembali menjadi normal.
"Bagaimana aku harus menjelaskan kepada yang lainnya tentang ini ? dan lagi kenapa kamu malah menyebarkan aura mengerikanmu itu ketika berbicara dengan salah satu muridku. Memangnya apa yang kamu bicarakan ?," tanya nona Karina.
"Yah, aku menyebarkan auraku ketika ingin menanyakan suatu hal kepada Rid," ucap Ratu Kayana.
"Pertanyaan tentang apa itu ?," tanya nona Karina.
"Aku bertanya kepadanya apakah dia mau putus dengan Irene apabila aku yang memerintahkannya. Namun dia menjawab kalau dia tidak akan putus dengan Irene walaupun aku yang memerintahkannya. Entah kenapa aku sedikit kesal jadinya aku menguatkan auraku lagi," ucap Ratu Kayana.
"Memangnya kamu anak kecil yang sedikit-sedikit gampang kesal. Ngomong-ngomong, kamu tidak apa-apa Rid ?," tanya nona Karina.
"Tidak apa-apa, nona," ucapku.
"Coba kamu berdiri," ucap nona Karina.
Aku pun menuruti perkataannya.
"Lalu berjalan-jalan di ruangan ini," ucap nona Karina.
Aku pun menurutinya lagi.
"Aku tidak menyangka kalau kamu masih baik-baik saja setelah menghadapi tekanan aura milik kakak dalam jarak yang begitu dekat," ucap nona Karina.
"Dia memang murid yang menarik seperti perkataanmu, Karina," ucap Ratu Kayana.
"Bukan berarti kamu boleh sembarangan mengeluarkan auramu itu di akademi ini. Setidaknya perbaiki kaca ruanganku yang rusak," ucap nona Karina.
"Iya, iya," ucap Ratu Kayana.
Lalu Ratu Kayana menjentikkan jarinya dan kaca jendela yang pecah kembali seperti semula.
"Ya sudah kamu duduk lagi saja, Rid," ucap nona Karina.
"Bagaimana dengan nona Karina ?," tanyaku.
"Aku bisa duduk disana," ucap nona Karina sambil menunjuk bangku yang ada di sisi lain ruangan.
Lalu aku pun duduk kembali dan nona Karina juga duduk di kursi lain.
"Kenapa kamu ikut campur dengan hubungan asmara mereka, kak ? apa kamu tidak senang karena Irene tidak jadi calon menantumu lagi ?," tanya nona Karina.
"Tidak, bukan itu. Aku memang tau kalau Irene sudah berpasangan dengan Rid dari laporanmu. Tapi aku tidak tahu kenapa suamiku juga tau tentang itu padahal aku tidak pernah membicarakan tentang itu dengannya. Lalu dia bercerita tentang itu kepadaku meskipun aku sudah tau. Dan dia bilang dia tidak akan membatalkan ~Matchmaking Battle~ walaupun Irene sudah memiliki pasangan. Aku tidak tau kenapa dia bersikeras mau mengadakan acara itu. Ah maaf, kamu bingung tentang ini ya Rid. Sepertinya Irene belum menjelaskan soal ini kepadamu," ucap Ratu Kayana.
Lalu Ratu Kayana mulai menjelaskan tentang ~Matchmaking Battle~ kepadaku, meskipun aku aslinya sudah tau.
"Jadi begitu ya, aku baru tau soal ini," ucapku berbohong.
"Ya, suamiku bilang dia tidak akan membatalkan acara itu meskipun tau Irene sudah memiliki pasangan. Dia bilang belum tentu hubunganmu dengan Irene akan bertahan sampai acara itu digelar. Katakan padaku, Rid, apakah hubungan kalian saat ini sedang ada pertengkaran atau sesuatu yang membuat kalian ingin mengakhiri hubungan kalian ?," tanya Ratu Kayana.
"Sejauh ini tidak ada. Bisa dibilang saat ini kami sedang lagi masa mesra-mesranya," ucapku.
"Begitu ya, kalau begitu aku bisa menganggap kalau hubungan kalian bisa bertahan lama setidaknya sampai lulus nanti. Tapi kata-kata suamiku yang bilang kalau hubunganmu belum tentu bertahan sampai acara digelar itu membuatku kepikiran. Jika hubunganmu dengan Irene saat ini sedang mesra-mesranya, maka aku berpikir kalau ada yang mau mengakhiri hubungan kalian secara paksa untuk membuat Irene berpartisipasi lagi di ~matchmaking battle~. Contohnya seperti aku yang mengintimidasimu tadi, tapi sepertinya intimidasi tidak mempan terhadapmu. Jadi mungkin menggunakan cara lain yang lebih ekstrim untuk mengakhiri hubungan kalian," ucap Ratu Kayana.
"Maksudmu kak ?," tanya nona Karina.
"Agar Irene kehilangan pasangannya dan kembali mengikuti ~Matchmaking Battle~, maka cara terakhir yang mungkin dilakukan adalah dengan memb*nuh Rid, pasangannya saat ini," ucap Ratu Kayana.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang