Chapter 131 : Berkeliling Kota San Minerva

5 1 0
                                    

"Kenapa kamu terkejut begitu ? penginapan ini tidak mempunyai cukup kamar apabila kita menempatkan 1 murid per 1 kamar penginapan. Makanya aku menempatkanmu dengan Irene di 1 kamar," ucap tuan Alan.
"Aku tau kalau penginapan ini tidak mempunyai cukup kamar apabila 1 murid di tempatkan di 1 kamar penginapan, tapi bukan berarti aku harus bersama Irene kan ?," tanyaku.
"Apa salahnya lagipula kamu dan Irene itu pacaran kan ? jadi harusnya kamu tidak keberatan. Kecuali kamu aku pasangankan dengan perempuan lain di kamar ini yang bukan pacarmu," ucap tuan Alan.
"Jumlah murid di kelas kita itu seimbang kan ? 20 murid laki-laki dan 20 murid perempuan. Bukannya jika murid laki-laki dipasangkan dengan murid laki-laki dah murid perempuan dipasangkan dengan murid perempuan akan pas dan menciptakan 10 ruangan yang tiap ruangannya diisi 2 murid laki-laki dan 10 ruangan yang tiap ruangannya diisi 2 murid perempuan,"
"Jika aku dipasangkan dengan Irene, sisa murid laki-laki dan perempuannya akan menjadi ganjil yaitu menjadi 19 laki-laki dan 19 perempuan. Jadi setidaknya harus ada 1 murid laki-laki dan 1 murid perempuan yang dipasangkan seperti aku dan Irene juga. Sejauh yang kutahu, tidak ada pasangan kekasih di kelas kami selain aku dah Irene. Bagaimana anda akan menentukan pasangan laki-laki dan perempuan itu ?," tanyaku.
"Yah kamu benar juga. Memang tidak ada pasangan kekasih lagi selain kamu dan Irene di kelas kita, tapi ada pasangan laki-laki dan perempuan yang tidak akan jadi masalah apabila dipasangkan di 1 ruangan," ucap tuan Alan.
"Siapa itu ?," tanyaku.
"Padahal kamu akrab dengan mereka berdua masa kamu tidak tau. Pasangan yang aku maksud adalah Charles dan Chloe, aku juga menempatkan mereka di satu ruangan," ucap tuan Alan.
"Benar juga, karena mereka kakak dan adik, harusnya tidak apa-apa menempatkan mereka di satu ruangan," ucapku.
"Benar kan, jadi dengan kamu dan Irene serta Charles dan Chloe dipasangkan di 1 ruangan, sisa murid laki-laki dan perempuan akan menjadi masing-masing 18. Itu sudah pas untuk dipasangkan menjadi laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan kembali," ucap tuan Alan.
"Sepertinya tidak ada gunanya berdebat dengan orang tua ini, hasilnya aku akan tetap dipasangkan dengan Irene," pikirku.
Karena lelah berdebat akupun menerima keputusannya itu.
-
Aku dan yang lainnya pun pergi ke dalam penginapan itu. Di dalam penginapan ternyata lumayan luas dengan lantai pertama terdapat tempat untuk reservasi, tempat untuk bersantai, tempat untuk makan bersama dan yang lainnya. Sedangkan kamar-kamar di penginapan ini berada di lantai 2 dan di atasnya. Kami pun segera menuju kamar kami masing-masing. Aku mendapatkan kunci bernomor 501 yang sepertinya kamarku berada di lantai 5 penginapan ini. Charles dan Chloe mendapatkan kunci bernomor 502 sedangkan Noa dan Enzo yang berpasangan kali ini mendapatkan kunci bernomor 503. Kami pun segera bergegas menuju lantai 5 untuk pergi ke kamar kami masing-masing dan menaruh barang-barang yang kami bawa.
"Kamu enak sekali ya Rid, bisa satu kamar dengan pacarmu itu. Andai aku dan Lillian berada di kelas yang sama, mungkin aku bisa mendapatkan kamar yang sama dengannya," ucap Noa.
"Aku tidak merasa enak akan hal ini, justru aku merasa tidak nyaman," ucapku.
Lalu kami pun sampai di depan kamar kami masing-masing dan mulai membuka kunci kamar milik kami. Setelah itu, kami semua pun masuk ke kamar kami masing-masing. Ketika membuka pintu, kami langsung terhubung dengan ruang tengah di ruangan itu. Kamar kami ada di sebelah kanan ruangan tengah sedangkan kamar mandi dan toilet ada di sebelah kiri ruang tengah. Untuk ukuran penginapan, kamar ini lumayan besar.
Aku pun masuk ke dalam kamar untuk menaruh barang-barangku, setelah itu Irene juga masuk ke dalam kamar untuk menaruh barang-barangnya.
"Maaf ya Irene, tadi aku sudah berdebat dengan tuan Alan agar aku dan kamu tidak jadi dipasangkan di kamar ini, tapi sepertinya beliau tetap keras kepala agar kita berada di 1 ruangan," ucapku.
"Tidak apa-apa, aku tidak mempermasalahkan itu," ucap Irene.
"Yah baiklah kalau kamu tidak mempermasalahkannya. Ngomong-ngomong, aku dan yang lainnya mau berkeliling ke kota San Minerva, apa kamu mau ikut ?," tanyaku.
"Aku, Lily dan Leandra juga mau berkeliling di kota San Minerva tapi aku memiliki tempat tersendiri yang harus aku kunjungi. Sepertinya aku tidak bisa berkeliling bareng bersama kamu dan yang lainnya," ucap Irene.
"Begitu ya, kalau begitulah aku pergi duluan ya,"
"Ah benar juga, ~Duplicate~," ucapku sambil membuat 1 kunci lainnya dengan sihirku.
"Aku hanya diberikan 1 kunci kamar ini oleh tuan Alan tapi lebih baik kita sama-sama memegang kunci kamar ini agar kita bisa langsung masuk ke kamar ini tanpa harus menunggu pemegang kuncinya. Untuk itu aku membuat kunci duplikasi untukmu Irene, ini ambillah," ucapku sambil memberi kunci duplikasi itu ke Irene.
"Terima kasih, Rid," ucap Irene.
"Kalau begitu, aku pergi duluan ya, Irene," ucapku.
"Iya," ucap Irene.
Lalu aku pergi meninggalkan Irene dan keluar dari kamarku. Di lobi depan kamar, sudah ada Charles, Chloe, Noa dan yang lainnya yang nampaknya sedang menungguku.
"Maaf menunggu, ayo kita berangkat sekarang," ucapku.
"Irene tidak ikut, Rid ?," tanya Chloe.
"Irene bilang dia ada tempat sendiri yang mau dia kunjungi, jadi dia mau pergi kesana bersama Lily dan Leandra," ucapku.
"Begitu ya, ya sudah kalau begitu. Nanti kita juga akan bertemu dengannya jika beruntung," ucap Chloe.
"Iya, ayo kita berangkat sekarang," ucapku.
Karena Irene, Lily san Leandra tidak ikut, yang berarti yang ikut jalan-jalan bersama adalah aku, Charles, Chloe, Noa, Lillian, Kotaro, Julie dan Enzo yang kebetulan kali ini memutuskan untuk ikut. Lalu kami pun berjalan keluar dari penginapan untuk berjalan-jalan di sekitar kota San Minerva.
-
Saat di kota San Minerva, kami mengunjungi banyak tempat seperti kolam air mancur yang berada di tengah kota. Kami pun juga berjalan-jalan di jalanan kota yang di pinggir jalannya terdapat banyak sekali pohon. Namun kadang aktifitas jalan-jalan kami tergganggu dengan adanya warga kota yang melihat dan menyapa Charles dan Chloe. Sebagai pangeran dan putri di kerajaan ini, tentu saja Charles dan Chloe banyak dikenal oleh orang. Para warga yang melihat mereka berdua pun memutuskan untuk menyapa mereka berdua. Charles dan Chloe berkali-kali meminta maaf kepada kami karna jalan-jalannya terganggu, kami pun tidak keberatan akan hal itu dan memakluminya.
-
"Ayo kita kembali, hari sudah mulai gelap. Tuan Alan bilang kalau saat malam hari, selalu ada tindak kriminal yang terjadi di kota ini. Meskipun selalu ada patroli, tindak kriminal selalu saja terjadi," ucap Charles.
"Kita tidak membeli makanan dulu ?," tanya Noa.
"Sepertinya itu ide bagus, tapi jangan membeli makanan yang terlalu berat. Soalnya kita nanti akan mendapatkan makan malam juga di penginapan. Apa kalian juga mau membeli makanan dulu ?," tanya Charles.
Kami semua pun mengangguk pertanda ingin membeli makanan juga.
"Kalau begitu, ayo kita segera beli makanan dan kembali ke penginapan," ucap Charles.
Kami pun bergegas membeli makanan yang kami mau lalu kembali lagi ke penginapan.
-
Sesampainya di penginapan, sudah banyak murid tahun pertama lainnya yang berkumpul di lantai pertama. Sepertinya mereka sedang bersantai karena baru selesai jalan-jalan juga. Irene, Lily dan Leandra pun juga ada di kerumunan itu.
"Sedang apa kalian semua disini ? ayo kita ke ruang makan untuk makan malam," ucap tuan Alan yang datang dari ruangan lain.
Kami semua pun pergi ke ruang makan dan menghabiskan makan malam disana.
-
Setelah menghabiskan makan malam dan bersantai serta mengobrol di lantai 1, kebanyakan dari kami memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing salah satunya adalah aku. Saat aku masuk ke dalam kamar penginapanku, tidak ada Irene disana yang berarti Irene belum kembali dari lantai satu. Aku masuk ke kamarku untuk mengambil pakaian baru dan memutuskan untuk mandi.
Setelah mandi, aku memutuskan untuk kembali ke kamar. Disana aku melihat Irene yang sedang duduk di tempat tidur.
"Kamu sudah kembali ya, Irene," ucapku.
"Iya, apa kamu sudah selesai mandinya, Rid ?," tanya Irene.
"Sudah," ucapku.
"Kalau begitu, sekarang giliranku untuk mandi," ucap Irene.
Irene pun mengambil pakaian barunya dan langsung pergi ke kamar mandi.
-
Malam pun semakin larut, kami berdua memutuskan untuk pergi tidur.
"Kamu kenapa tidur disana, Rid ?," tanya Irene yang melihatku memutuskan untuk tidur di sofa yang ada di kamar.
Saat ini Irene sedang memakai piyama tidurnya, sebelumnya aku tidak pernah melihatnya memakai piyama karena memang sebelumnya kami tidak pernah tidur bersama.
"Karena tempat tidurnya hanya satu, itu untukmu tidur saja, Irene. Aku tidak keberatan tidur disini," ucapku.
"Aku tidak keberatan kamu tidur disini juga," ucap Irene.
"Apa kamu tidak takut kalau aku akan melakukan hal aneh kepadamu saat kamu tidur jika aku tidur di sampingmu ?," tanyaku.
"Tidak, lagipula aku tau kalau kamu bukan orang yang seperti itu," ucap Irene.
"Percaya diri sekali ya kamu, Irene," ucapku.
"Kalau kamu melakukan hal aneh, aku tinggal membekukanmu saja saat itu juga," ucap Irene.
"Mengerikan sekali, baiklah aku akan tidur disana juga," ucapku.
"Itu bagus," ucap Irene.
Aku pun berdiri dari sofa dan berjalan ke tempat tidur. Aku tidur di sisi kiri tempat tidur yang mengarah ke pintu kamar, sedangkan Irene tidur di sisi kanan yang dekat dengan tembok.
"Selamat tidur, Rid," ucap Irene.
"Iya, selamat tidur juga, Irene," ucapku.
Setelah itu, kami berdua pun tidur sebagai persiapan diri untuk ujian keempat besok.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang