Chapter 148 : Turnamen Akademi

5 2 0
                                    

Setelah turun dari kereta kuda, Duke Remy langsung berjalan menuju gerbang akademi.
"Hmmm, ada apa ramai-ramai di depan itu ? apa kalian tahu sesuatu ?," tanya Duke Remy kepada para prajurit yang mengawalnya.
"Kami tidak tahu, tuan Duke," ucap salah satu prajurit yang mengawalnya.
"Kalau begitu biar aku yang mengeceknya sendiri saja, kalian tunggu disini dan jaga kereta kudanya saja," ucap Duke Remy.
"Ta-tapi tuan Duke, kami harus mengawal anda, anda itu kan seorang Duke," ucap salah satu prajurit itu.
"Kalian tidak perlu mengawalku, lagipula tempat ini adalah San Fulgen Akademiya dan bukan tempat asing yang belum pernah dijelajahi sebelumnya. Jika kalian khawatir kalau komandan kalian bakal marah, bilang saja kepadanya kalau aku sendiri yang tidak mau dikawal," ucap Duke Remy.
"Ta-tapi tuan...," ucap salah satu prajurit itu.
"Tidak ada tapi-tapi, lagipula aku tidak selemah itu sampai harus dikawal oleh kalian. Kalau begitu sampai jumpa," ucap Duke Remy.
Duke Remy pun pergi meninggalkan para prajurit yang mengawalnya. Beliau pergi menuju gerbang akademi dan melihat sendiri ada apa ramai-ramai disana.
-
"Salam hormat, Yang Mulia Ratu,"
"Salam hormat juga, Yang Mulia Ratu," ucap orang-orang yang mendekati Ratu Kayana.
Mereka semua mendekati Ratu Kayana untuk menyapanya dan memberi hormat secara langsung.
"Terima kasih, kalian semua," ucap Ratu Kayana.
"Saya kira ada apa ramai-ramai begini, ternyata karena ada Yang Mulia Ratu ya. Bahkan ada Komandan Oliver juga disini," ucap Duke Remy.
"Tuan Duke Remy," ucap Ratu Kayana.
Komandan Oliver pun membungkuk melihat Duke Remy sebagai bentuk hormat
"Tuan Duke ?!?!,"
"Tuan Duke Remy dari San Quentine ?!?!," ucap orang-orang di sekitar yang terkejut.
"Salam hormat, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.
"Terima kasih, tuan Duke. Aku tidak mengira kalau anda akan datang ke turnamen akademi ini. Kalau dilihat, sepertinya Duke yang hadir di turnamen ini hanya anda saja," ucap Yang Mulia Ratu.
"Sepertinya mereka punya kesibukan masing-masing tapi saya rela menunda pekerjaan saya hanya untuk melihat putri dan keponakan saya yang akan bertanding," ucap Duke Remy.
"Begitu ya, apa anda hanya datang kesini sendiri ? Dimana para prajurit anda ?," tanya Ratu Kayana.
"Aku menyuruh mereka untuk menunggu di luar. Aku tidak nyaman kalau kemana-mana harus dikawal," ucap Duke Remy.
"Anda selalu menjadi orang yang bebas seperti biasa. Duchess Arnett juga tidak ikut menemani anda ?," tanya Ratu Kayana.
"Ah dia tidak mau ikut, dia juga punya kesibukan sendiri. Yang Mulia Ratu sendiri kelihatannya juga tidak ditemani oleh Yang Mulia Raja," ucap Duke Remy.
"Sama seperti Duchess Arnett, suamiku juga punya kesibukannya sendiri jadi tidak mau ikut menonton turnamen ini," ucap Ratu Kayana.
"Pasangan kita masing-masing sangat sibuk ya," ucap Duke Remy.
Sementara itu, orang-orang di sekitar yang awalnya mendekati Ratu Kayana, mulai mendekati Duke Remy.
"Ha-halo, sa-salam hormat, tuan Duke,"
"Sa-salam hormat juga, tuan Duke," ucap orang-orang itu.
Duke Remy yang awalnya menatap Ratu Kayana, mulai menatap orang-orang itu.
"Apa kalian tidak melihat kalau aku sedang berbicara dengan Yang Mulia Ratu ? Beraninya kalian mengganggu pembicaraanku dengan Yang Mulia Ratu hanya demi salam hormat," ucap Duke Remy sambil memasang ekspresi marah.
Melihat itu, orang-orang yang menyapa Duke Remy pun mulai terlihat ketakutan.
"Sudah, sudah, tuan Duke. Mereka hanya mau menyapa anda saja kok. Tidak perlu sampai memarahi mereka," ucap Ratu Kayana.
"Baiklah kalau Yang Mulia Ratu berkata seperti itu," ucap Duke Remy.
"Ngomong-ngomong, kami mau masuk ke dalam, apa anda mau ikut bersama kami ?," tanya Ratu Kayana.
"Saya tidak akan menolaknya kalau anda sendiri yang mengajak saya. Tapi anda duluan saja, Yang Mulia Ratu, saya mau berbicara dengan mereka dulu, sepertinya mereka semua ingin menyapa dan berbicara dengan saya," ucap Duke Remy.
"Baiklah, kalau begitu kami duluan," ucap Ratu Kayana.
"Silahkan, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.
Yang Mulia Ratu, Komandan Oliver dan para prajurit yang mengawal mereka pun melangkah masuk ke dalam wilayah akademi.
"Beruntung tadi ada Yang Mulia Ratu, jika tidak kalian sudah aku habisi disini. Aku tidak mengenali kalian semua yang ada disini yang berarti kalian hanyalah bangsawan kelas rendah ya ? Kalau kalian ingin memberi salam hormat, cepat lakukan sekarang. Jarang-jarang aku menerima salam hormat rendahan dari bangsawan rendahan seperti kalian," ucap Duke Remy.
-
Yang Mulia Ratu dan yang lainnya akhirnya sampai di gedung lobi akademi. Di depan pintu lobi itu, sudah ada yang menyambut mereka.
"Selamat datang di San Fulgen Akademiya, Yang Mulia Ratu, komandan Oliver dan para prajurit. Mari saya antar menuju area turnamen," ucap senior Vyn.
Senior Vyn menyambut kedatangan mereka sambil membungkuk dan memberi hormat. Lalu Yang Mulia Ratu dan yang lainnya pun masuk ke dalam lobi akademi untuk menuju area turnamen di gedung tengah sambil diantar oleh senior Vyn. Sepanjang jalan, orang-orang yang melihat Yang Mulia Ratu langsung membungkuk dan memberi hormat kepada beliau, entah itu dari para murid atau bangsawan lainnya yang sudah datang ke akademi. Sampai akhirnya mereka pun sampai di lantai 8 yang menjadi area turnamen. Di sana, nona Karina sudah menunggu mereka.
"Selamat datang di akademi ini, Yang Mulia Ratu. Mohon maaf karena saya baru bisa menyambut anda di tempat ini," ucap Nona Karina.
"Terima kasih atas sambutannya, kepala akademi. Tidak masalah anda mau menyambutku dimana, yang penting anda masih bersedia menyambutku," ucap Ratu Kayana.
"Kalau begitu, biarkan saya mengantar anda ke ruangan khusus anda terlebih dahulu lalu mengantar anda menuju bangku penonton khusus anda," ucap nona Karina.
-
Waktu pun menunjukkan hampir pukul 10 pagi, yang mana sebentar lagi turnamen akademi akan segera dimulai. Bangku penonton di area turnamen pun juga sudah dipenuhi oleh penonton seperti murid akademi, bangsawan dan orang penting lainnya. Ratu Kayana dan Duke Remy pun juga sudah duduk di bangku khusus mereka yang berada di lantai 10.
Saat waktu sudah menunjukkan pukul 10, tiba-tiba tuan Alan berjalan menuju arena turnamen. Saat sudah berada di arena turnamen, tuan Alan pun mulai berbicara.
"Selamat pagi, semuanya. Perkenalkan nama saya adalah Alan Hugo. Saya yang akan menjadi pembawa acara di turnamen akademi tahun 1218,"
"Terima kasih kepada semua yang hadir untuk menonton turnamen antar murid ini. Terima kasih untuk Yang Mulia Ratu yang selalu mendukung acara ini, kebetulan Yang Mulia Ratu juga hadir untuk menonton turnamen ini jadi aku mewakili akademi ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih juga untuk para bangsawan lain yang turut membantu dan mendukung turnamen ini seperti para Duke dan yang lainnya. Kebetulan juga tuan Duke Remy hadir saat ini jadi aku mewakili akademi ini juga ingin mengucapkan terima kasih,"
"Seperti yang kalian tahu, setiap tahun akademi ini selalu mengadakan turnamen akademi untuk menentukan murid-murid terbaik di akademi ini. 4 tahun angkatan akan bertanding untuk memperebutkan julukan murid terbaik. Tentu bukan hanya memperebutkan julukan terbaik saja, mereka bertanding untuk memperebutkan hadiah lainnya. Aku akan memberitahu hadiah apa yang akan mereka terima jika menjuarai turnamen ini. Untuk juara 1, mereka akan mendapatkan 10.000 poin dan 500.000 Larx, juara 2 akan mendapatkan 5000 poin dan 250.000 Larx dan juara 3 akan mendapatkan 2500 poin dan 150.000 Larx. Bagi kalian yang belum tahu, poin di akademi ini digunakan para murid untuk naik kelas atau sebagai syarat kelulusan. Selain itu, para murid juga akan mendapatkan poin sesuai poin di pertandingan harian jika mereka menang di setiap ronde di turnamen ini dan mereka tidak akan mengalami pengurangan poin apabila kalah di turnamen ini,"
"Turnamen tahun ini dibagi menjadi 2 yaitu turnamen untuk murid khusus laki-laki dan turnamen khusus murid perempuan. Total peserta tiap turnamennya adalah 32 peserta yang dibagi menjadi 4 tahun angkatan, yang berarti 1 tahun angkatan mempunyai 8 perwakilan. Sistem turnamen ini memakai sistem gugur yang berarti jika peserta di turnamen ini langsung kalah di pertandingan awal, mereka akan langsung gugur,"
"Turnamen akademi tahun ini akan berlangsung selama 5 hari. Hari pertama yaitu hari ini untuk memperebutkan 16 besar, hari kedua di hari selasa untuk memperebutkan 8 besar, hari ketiga di hari rabu untuk memperebutkan 4 besar, hari keempat di hari kamis untuk memperebutkan tempat di final dan hari terakhir di hari jum'at adalah hari berlangsungnya final turnamen akademi ini. Bagi para tamu dari luar akademi, kami sudah menyiapkan ruangan untuk kalian yang mau menginap di akademi ini,"
"Sampai disini saja penjalasan yang dapat aku sampaikan, aku minta maaf atas penjelasanku yang panjang, kalau begitu mari kita langsung mulai saja turnamennya," ucap tuan Alan.
Lalu tiba-tiba sebuah sihir proyeksi pun muncul di sekeliling area turnamen ini. Sihir itu berasal dari artifact yang dimiliki oleh akademi. Sihir proyeksi itu menampilkan bagan pertandingan turnamen akademi ini. Bagan itu masih kosong, belum ada nama para peserta di bagan itu.
"Seperti yang kalian lihat, bagan pertandingan sudah terbentuk tapi belum ada nama peserta di bagan itu. Tapi tenang saja, sebenarnya nama pesertanya sudah ada tapi masih disembunyikan. Kalau begitu mari kita langsung mulai turnamennya dari turnamen laki-laki terlebih dahulu. Siapakah yang akan bertanding di pertandingan pertama ?," tanya tuan Alan.
Para penonton melihat bagan di sihir proyeksi itu dengan seksama. Bagan itu pun perlahan berubah. Nama peserta yang akan bertanding di pertandingan pertama pada bagan itu pun perlahan mulai muncul sampai akhirnya nama peserta itu muncul sepenuhnya. Peserta yang akan bertanding di pertandingan pertama turnamen akademi khusus murid laki-laki adalah Vyn Laterza melawan Noa Sigisbert.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang