Chapter 176 : Reflek Yang Luar Biasa

6 2 0
                                    


"Aku hanya ingin sedikit bermain-main saja sebelum aku memutuskan untuk melawanmu dengan serius," ucap senior Vyn.
"Sedikit bermain-main ya ? entah kenapa perkataanmu itu seolah kamu sedang meremehkanmu," ucapku.
"Tidak, tidak, bukan begitu. Memang aku bilang kalau aku ingin sedikit bermain-main tapi itu lebih ke pemanasan saja. Mungkin kamu tidak tahu kalau aku sebenarnya menantikan pertandingan ini. Aku ingin menikmati pertandingan ini lebih lama makanya aku tidak mau buru-buru langsung serius dan menyelesaikan pertandingan ini. Kamu sendiri juga belum serius kan ?," tanya senior Vyn.
"Iya, bisa dibilang begitu," ucapku.
"Kalau begitu kita berdua sama. Mana mungkin aku meremehkanmu yang berhasil lolos ke babak final ini. Meski Begitu, pemenang turnamen ini tetaplah aku," ucap senior Vyn.
Senior Vyn mengarahkan tangan kanannya ke permukaan es yang berada di bawahnya.
~Wahai api, ubahlah arena ini menjadi tempat yang panas membara~
~Fire Magic : Burning Area~
Setelah senior Vyn menyentuh permukaan es yang berada di bawahnya, es itu pun mencair dan berubah menjadi air yang membanjiri arena kembali. Namun air yang membanjiri arena itu lama-kelamaan menjadi menyusut sampai akhirnya semua air yang membanjiri arena itu langsung menghilang karena menguap. Setelah air yang berada di arena menguap, kobaran api pun muncul di arena. Tapi kobaran api itu hanya muncul di beberapa titik di arena itu saja, tidak di keseluruhan arena. Selain kobaran api yang muncul di arena, hawa dan udara yang ada di arena pun menjadi panas.
"Sebuah mantra ya, jadi sihir area ini merupakan sihir tingkat tinggi. Berarti sihir area ini memiliki tingkat yang berbeda dengan sihir area biasa," pikirku.
~Enhanced Weapon : All Element Resistance~
Aku memutuskan meningkatkan ketahanan pedangku dengan semua elemen karena aku tahu kalau senior Vyn bisa menggunakan kelima elemen dasar. Hal ini kulakukan agar pedangku tidak rusak atau terkena efek dari sihir elemen yang digunakan lawan. Jika aku hanya memakai 1 resistance terhadap suatu elemen tertentu, akan repot jadinya jika senior Vyn malah memakai elemen lain yang tidak bisa aku tahan dengan pedangku. Setelah itu, aku langsung melesat ke arah senior Vyn dan langsung melancarkan serangan ke arahnya.
~Water Sword Art : Great Sword Art~
Aku melancarkan tebasan air ke arah senior Vyn.
~Fire Creation Magic : Fire Wall~
Namun senior Vyn dengan cepat langsung membuat sebuah dinding api untuk menahan seranganku. Seranganku pun berhasil ditahan oleh dinding api itu tetapi dinding itu juga hancur akibat terkena seranganku. Benturan antara tebasan airku dengan dinding api yang dibuat oleh senior Vyn menghasilkan sejumlah uap air yang menghalangi pandangan. Meski begitu, aku tetap bergerak ke depan untuk mendekati senior Vyn.
Tetapi, tiba-tiba dari arah depan muncul sebuah serangan api yang sangat besar. Aku pun langsung menghindari serangan itu dengan bergerak ke samping. Serangan api itu membuat uap air yang sebelumnya muncul menjadi menghilang. Setelah uap air menghilang dari arena, penglihatan di arena pun kembali menjadi jelas. Aku bisa melihat di depan ku saat ini ada Naga api yang dibuat oleh senior Vyn. Tidak hanya 1 Naga api saja, tetapi ada 3 Naga api yang dibuat oleh senior Vyn. Senior Vyn terlihat tengah berdiri di atas kepala Naga api yang ada di tengah dari ketiga Naga tersebut.
"Jadi serangan api itu berasal dari Naga api itu ya. Beruntung aku dengan cepat bisa menghindari serangan itu, jika tidak pasti aku sudah terluka parah," pikirku.
Naga apa itu mulai menyemburkan api kembali melalui mulutnya.
~Fire Dragon Burst~
Semburan api itu pun diarahkan kepadaku tetapi aku berhasil menghindari semburan itu lagi. Namun semburan itu tidak berhenti begitu saja karena ketiga Naga api itu saling bergantian menyemburkan api dari mulutnya. Aku menghindari serangan itu secara terus-menerus.
"Kamu hebat juga, Rid. Padahal hawa dan udara di arena ini sudah berubah menjadi lebih panas. Namun kamu masih bisa bergerak dengan lincah seperti udara panas ini tidak ada apa-apanya untukmu," ucap senior Vyn.
"Jika kamu ingin membatasi pergerakanku dengan udara panas ini, setidaknya gunakan sihir api yang lebih panas, senior," ucapku.
"Ahahaha, kamu sombong sekali, Rid," ucap senior Vyn.
Sembari terus menghindari serangan ketiga Naga api itu, aku juga sedikit sedikit memotong jarak antara aku dengan ketiga Naga api itu. Setelah jarak antara aku dan ketiga Naga api itu sudah pas, aku bersiap untuk menyerang Naga api itu.
~San Fulgen Art Water Technique : Waves Sword~
Aku mengaliri pedangku dengan sihir air yang bergejolak hebat.
~Great Waves Slash~
Aku langsung melancarkan tebasan ke arah ketiga Naga api itu. Ketiga Naga api itu pun terkena tebasanku dan membuat ketiga Naga api terhempas dan mulai terjatuh ke belakang. Tebasan yang kulancarkan juga membuat api yang berkobar di sekitar ketiga Naga api itu menjadi padam. Sementara itu, senior Vyn yang mengetahui kalau Naga yang dinaikinya akan terjatuh, langsung melompat ke udara.
"Sebelumnya kamu menggunakan teknik keluarga kerajaan saat melawan Darryl dan sekarang kamu menggunakan teknik itu lagi. Darimana kamu bisa menggunakan teknik itu padahal kamu bukanlah anggota keluarga kerajaan ?," tanya senior Vyn.
Melihat senior Vyn yang melompat ke udara, aku juga ikut melompat dengan tinggi dari lantai arena dan mendekatinya.
"Aku minta maaf karena aku tidak bisa memberitahunya padamu. Selaib itu, aku akan segera mengakhiri pertandingan ini, senior," ucapku.
Aku sudah mengubah pedangku menjadi pedang es yang membeku dan berniat untuk langsung mengalahkan senior Vyn dengan ~Freezing Air Slash~, namun tiba-tiba senior Vyn berkata kepadaku dengan santainya.
"Kebetulan aku juga berpikir seperti itu," ucap senior Vyn.
Merasa ada yang aneh dengan senior Vyn yang masih bisa berbicara dengan santainya meskipun aku sudah bersiap menyerangnya dari dekat, aku langsung melihat ke sekitarku. Saat aku melihat ke bawah, tepatnya di lantai arena, ketiga Naga api yang masih terbaring itu terlihat sedang bersiap untuk menyemburkan apinya lagi ke arahku. Senior Vyn menyadari kalau aku sedang fokus untuk melihat ke arah ketiga Naga api itu. Senior Vyn secara diam-diam melancarkan tendangan yang keras ke arahku. Tapi aku mengetahui itu dan menahan tendangan itu dengan tangan kiriku.
"Reflekmu cepat sekali, padahal aku ingin membantumu agar lebih cepat terkena semburan api itu," ucap senior Vyn.
"Terima kasih, senior Vyn. Tapi aku tidak membutuhkan bantuanmu," ucapku.
Ketiga Naga api itu pun menyemburkan api dari mulutnya ke arahku. Aku pun menggunakan tangan kananku untuk memegang pedang dan menebas semburan api itu.
~Secret Sword Art : Flame Slayer Slash~
Semburan api itu pun terbelah dan semburan api yang terbelah itu langsung jatuh ke lantai arena. Setelah itu, aku melempar senior Vyn dengan cepat menggunakan tangan kiriku yang sebelumnya digunakan untuk menahan tendangannya. Aku melempar senior Vyn ke Naga api yang berada di sebelah kiri dalam penglihatanku. Lemparan yang kulakukan ke senior Vyn membuatnya menembus tubuh Naga api itu dan langsung menghantam lantai arena. Asap pun bermunculan di tempat senior Vyn menghantam lantai arena. Sementara itu, Naga api yang tubuhnya ditembus oleh senior Vyn pun perlahan mulai hancur dan berubah kembali menjadi kobaran api biasa.
"Sepertinya karena ketiga Naga api itu sebelumnya terkena tebasan ombakku, kekuatan dan ketahanan mereka jadi berkurang drastis dan membuat mereka jadi lebih mudah dikalahkan. Kalau begitu...," pikirku.
Aku langsung melesat turun ke bawah ke arah kedua Naga api yang masih tersisa itu. Saat aku sudah mendekati mereka, salah satu dari kedua Naga api itu berusaha untuk melahapku tapi aku berhasil menghindar dengan bergerak ke samping kepalanya. Setelah itu, aku bersiap untuk melancarkan serangan.
~Mana Strike~
Aku menendang kepala Naga api itu dari samping dengan kakiku yang sudah diselimuti Mana. Naga api itu pun terhempas dan langsung berubah menjadi kobaran api biasa. Sementara itu, Naga api yang satunya berusaha untuk melancarkan semburan apinya lagi. Semburan api itu pun dilesatkan ke arahku namun aku berhasil menghindari semburan api itu. Setelah itu, aku langsung mengarahkan seranganku ke arahnya.
~Great Water Slash~
Aku melancarkan sebuah tebasan air yang terbuat dari tendangan yang kulesatkan dari jarak yang cukup jauh. Tebasan itu pun mengenai Naga api itu dan membuatnya terbelah menjadi 2 bagian. Setelah terbelah, Naga api itu pun berubah kembali menjadi kobaran api biasa. Para penonton nampak terkejut dan kagum saat melihat apa yang aku lakukan.
"Ternyata benar, karena Naga api sudah kehilangan kekuatan dan ketahanannya setelah terkena ~Great Waves Slash~, mengalahkannya pun bisa dilakukan dengan mudah tanpa menggunakan ~Flame Slayer Slash~," pikirku.
Setelah aku berhasil mengalahkan kedua Naga api yang tersisa itu, tiba-tiba senior Vyn melesat dari balik debu asap yang menyelimuti tempatnya menghantam lantai arena sebelumnya. Senior Vyn melesat dengan sangat cepat ke arahku. Tangannya berhasil mencengkeram kepalaku dan selanjutnya dia berniat untuk membanting kepalaku ke lantai arena. Namun sebelum dia berhasil melakukan itu, aku menendang perutnya dan membuatnya terhempas.
"Lagi-lagi reflekmu benar-benar luar biasa, Rid. Dalam kondisi itu saat aku sudah hampir membenturkan kepalamu ke lantai arena, kamu masih sempat untuk menendangku dan membuatku gagal dalam membanting kepalamu," ucap senior Vyn.
"Apa kali ini kamu sudah mulai serius, senior ?," tanyaku.
"Iya, sepertinya ini kesalahanku karena mencoba sedikit bermain-main. Gara-gara itu aku jadi mengalami beberapa luka," ucap senior Vyn.
Terlihat senior Vyn sudah mendapatkan beberapa luka di tubuhnya meskipun luka itu hanyalah luka ringan.
"Ngomong-ngomong, kenapa kamu tidak mengubah arena ini dengan sihir air areamu ?," tanya senior Vyn.
"Aku tidak terlalu kesusahan berada di sihir api area ini meskipun udaranya menjadi lebih panas. Tetapi api yang berkobar di arena ini tidaklah berada di seluruh arena, jadinya masih bisa untuk ditangani. Jika aku mengubah arena ini dengan sihir air area, sepertinya itu menjadi keuntungan bagimu karena kamu bisa menggunakan air yang membanjiri arena ini sebagai bahan pembuatan objekmu. Mungkin aku bisa mengatasinya dengan sihir es area lagi, tapi nanti kamu akan mengubahnya lagi dengan sihir api areamu itu. Situasi seperti ini tidak akan selesai-selesai. Tapi jika memang aku kesusahan dengan sihir area yang kamu buat, tanpa kamu tanya pun aku akan mengubahnya menjadi sihir area milikku," ucapku.
"Sepertinya kamu percaya diri sekali bisa mengubah sihir area ini dengan sihir area milikmu. Kamu seharusnya tahu untuk mengubah sihir area yang digunakan lawan menjadi sihir area milikmu, maka sihir areamu harus lebih kuat dari sihir area milik lawan. Meskipun sihir area yang kamu mau buat adalah kelemahan bagi sihir area untuk lawan, jika sihir area buatanmu tidak lebih kuat dari sihir area milik lawan, maka sihir areamu tidak akan terbuat dan sihir area milik lawan akan tetap ada. Contohnya, saat ini aku menggunakan sihir api area di arena ini, lalu kamu memutuskan untuk mengubah area ini dengan sihir air area. Jika sihir area yang mau kamu buat itu lebih kuat, maka arena ini akan berubah sesuai dengan sihir air areamu itu. Tetapi jika sihir api areaku yang lebih kuat, sihir api areaku akan tetap ada di arena ini dan sihir air areamu akan menguap. Tapi ini hanya berlaku untuk sihir area yang memiliki jenis yang sama yaitu sihir area yang mengubah medan arena. Sihir area yang memiliki jenis yang berbeda masih bisa diaktifkan tanpa harus 'mengalahkan' sihir area yang sudah ada. Contohnya bisa dilihat dari pertandingan Gretta dengan Alisha, mereka berdua bisa menggunakan kedua sihir area disaat yang bersamaan tanpa harus mengalahkan salah satu dari sihir area tersebut,"
"Tentu kamu tahu akan hal ini kan, Rid ?," tanya senior Vyn.
"Tentu saja aku tahu, dan karena itu aku yakin kalau aku bisa mengubah sihir areamu ini kapan saja," ucapku.
"Yah melihat sihir air yang kamu gunakan tadi tidak menguap di sihir area buatanku ini, aku yakin kalau sihir airmu memiliki tingkat yang lebih kuat dari sihir airku," ucap senior Vyn.
"Meski begitu, aku sudah bilang kalau aku tidak akan menggunakan sihir area lagi jika aku tidak merasa kesusahan saat berada di sihir area milikmu," ucapku.
"Hmmmm, baiklah sudah cukup untuk bermain-mainnya, mulai sekarang aku akan serius dalam melawanmu," ucap senior Vyn.
Senior Vyn mengubah api yang berada di sekitarnya menjadi seekor Naga api kembali. Kemudian sebuah energi sihir angin mengalir di tangan kiri dan energi sihir air mengalir di tangan kanannya. Dari kedua tangannya itu, dia menciptakan seekor Naga angin dan seekor Naga air dalam waktu kurang dari 30 detik. Kemudian lagi, senior Vyn mengubah aliran sihir di kedua tangannya menjadi sihir tanah di tangan kirinya dan sihir listrik di tangan kanannya. Dari kedua tangannya itu pun tercipta seekor Naga tanah dan seekor Naga listrik. Di belakang senior Vyn, berdiri 5 Naga yang terbuat dari kelima elemen dasar.
Karena senior Vyn memutuskan untuk serius, kalau begitu aku juga memutuskan untuk sedikit serius.
~San Lucia Art : Snow Blade Dance Technique~
Aku pun menciptakan 6 buah pedang yang terbuat dari es dan membuat 6 buah pedang itu bergerak mengelilingiku. Aku bersiap untuk menyerang senior Vyn dan kelima Naga buatannya itu.
"Sepertinya aku harus menggunakan sihir elemen lanjutanku di pertandingan kali ini," ucap senior Vyn.
Senior Vyn terlihat sedang fokus untuk menggabungkan beberapa elemen dasar untuk menjadi sihir elemen lanjutannya. Aliran sihir pun mengalir di tangan kanannya dan setelah itu, senior Vyn langsung mengarahkan tangan kanannya itu untuk menyentuh lantai arena.
~Iron Magic : Iron Floors~
Lantai arena yang awalnya terbuat dari batu dan keramik, tiba-tiba berubah menjadi besi seluruhnya. Ditambah dengan sihir api area yang masih aktif di arena ini, sihir api area ini membuat lantai arena yang sudah berubah menjadi besi menjadi sangat panas untuk dipijaki. Sementara itu, senior Vyn masih menaruh tangannya di lantai arena.
~Iron Creation Magic : Iron Dragon~
Tiba-tiba, muncul seekor Naga yang terbuat dari besi dari bawah senior Vyn. Senior Vyn pun berdiri di atas kepala Naga besi itu. Ditambah Naga besi itu, kali ini ada 6 ekor Naga yang dibuat oleh senior Vyn. Keenam Naga itu pun juga bersiap untuk menyerangku.
"Ayo kita selesaikan pertandingan ini untuk menentukan siapa yang akan memenangkan turnamen ini, Rid," ucap senior Vyn.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang