Chapter 177 : Teknik Pembunuh Naga

5 2 0
                                    


Pertandinganku dengan senior Vyn dan keenam Naganya itu pun masih berlangsung.
Ketika aku sedang berada di udara, Naga air yang berada di sebelah kiri dalam penglihatanku dan Naga api yang berada di sebelah kanan dalam penglihatanku mulai bersiap untuk melesatkan semburan elemen dari mulut mereka. Semburan elemen dari kedua Naga itu pun dilesatkan ke arahku dalam waktu yang bersamaan. Aku pun bersiap untuk menahan serangan itu.
~Secret Sword Art : Elemental Flow~
Meskipun kedua semburan itu dilesatkan secara bersamaan, namun yang mau mengenaiku duluan adalah semburan api yang dilesatkan oleh Naga api itu. Aku pun mengarahkan pedangku ke arah semburan api itu.
Setelah pedangku mengenai semburan api itu, aku langsung menggerakkan pedangku ke arah semburan air yang mau mengenaiku dari arah lain.
~Deflection~
Semburan api itu pun berbelok ke arah semburan air. Kedua semburan itu pun saling berbenturan sampai menimbulkan ledakan besar.
"Dia bisa membelokkannya ?," ucap senior Vyn yang terkejut.
Uap air pun bermunculan karena efek reaksi yang terjadi dari benturan kedua serangan yang berbeda elemen tersebut. Uap air yang muncul di arena itu menghalangi pandangan senior Vyn dan juga Naga-Naga tersebut. Saat mereka sedang lengah karena uap air tersebut, aku pun langsung mendekat ke arah mereka. Aku mendekat ke arah Naga besi yang dinaiki oleh senior Vyn, sedangkan pedang-pedang es yang sebelumnya mengelilingiku bergerak mendekat ke Naga yang lainnya. Setelah mendekat, aku pun melancarkan serangan ke mereka.
~Sextuplets Advanced Glacier Strike~
Aku menebas Naga besi yang dinaiki senior Vyn dengan pedangku, sedangkan Naga-Naga yang lain aku tebas menggunakan pedang-pedang es yang sebelumnya mengelilingiku. Karena seranganku itu, Naga-Naga itu pun terdorong ke belakang. Untuk Naga air, selain terdorong, Naga itu juga mendapatkan bekas tebasan yang membeku karena seranganku tadi. Meski begitu, Naga air dan Naga yang lainnya masih bertahan dari seranganku.
"Padahal aku sudah menggunakan ~Glacier Strike~ yang lebih kuat dari yang biasanya Irene pakai, tapi serangan itu hanya membuat Naga-Naga itu terdorong saja. Aku pikir serangan itu sudah cukup untuk mengalahkan semua Naga itu tapi sepertinya aku salah. Sepertinya aku memang harus menggunakan tebasan pembunuh elemen agar Naga-Naga itu musnah seutuhnya," pikirku.
Setelah melakukan serangan itu, aku pun mendarat kembali ke lantai arena. Duri-duri yang sebelumnya muncul di arena sudah hilang. Kemudian aku memanggil kembali pedang-pedang es yang terpisah saat menyerang Naga-Naga itu untuk kembali mengelilingiku. Setelah itu, aku pun langsung melesat kembali ke arah senior Vyn.
Saat aku berusaha mendekati senior Vyn, tiba-tiba ada sebuah tebasan yang mengarah kepadaku. Aku pun menghindari tebasan itu. Tebasan itu mengenai lantai arena dan membuat lantai arena yang terbuat dari besi itu tergores dengan lumayan dalam. Aku pun mencari tahu darimana tebasan itu berasal. Ternyata senior Vyn lah yang melancarkan tebasan itu. Dia sedang memegang pedang miliknya yang sejak tadi hanya ditaruh di pinggangnya. Bukan hanya sejak tadi, namun sejak awal turnamen ini dimulai, senior Vyn nampak tidak pernah menggunakan pedangnya itu.
"Ini pertama kalinya aku melihatmu memakai pedangmu, senior," ucapku.
"Iya, biasanya aku dapat mengalahkan lawan-lawanku dengan mudah hanya dengan mengandalkan objek yang aku buat. Tapi aku tau kalau aku tidak bisa mengalahkanmu hanya dengan mengandalkan itu, makanya aku memilih menggunakan pedang,"
"Sekarang, rasakan ini, Rid," ucap senior Vyn.
Senior Vyn melancarkan tebasan jarak jauh ke arahku, namun aku berhasil menghindari tebasan itu. Tapi tebasan itu tidak berhenti sampai disitu saja karena senior Vyn terus melancarkan tebasan jarak jauhnya itu secara bertubi-tubi. Tebasan itu membuat banyak goresan di lantai arena yang sudah berubah menjadi besi.
"Tebasan ini sangat tajam sampai bisa menggores besi. Pastikan untuk jangan sampai terkena tebasan ini, Rid, karena aku tidak tahu apa yang akan terjadi apabila tebasan ini mengenaimu," ucap senior Vyn.
Aku terus menghindari tebasan yang dilancarkan senior Vyn itu. Ketika aku sedang fokus menghindari tebasan itu, Naga-Naga yang lainnya mulai menyerangku lagi dengan semburan elemennya. Keenam Naga tersebut melancarkan semburan elemen secara bersamaan tepat ke arahku. Aku tidak sempat untuk menghindari semburan elemen itu karena sedang terfokus untuk menghindari tebasan yang senior Vyn lancarkan. Dan sampai akhirnya ........
*DUARRRRRRRR
Semburan elemen itu pun mengenai tempatku berpijak. Gabungan dari keenam semburan elemen tersebut menghasilkan ledakan yang sangat besar ketika mengenai arena tempatku berpijak. Asap yang pekat pun muncul di arena dan menghalangi pandangan.
"Setelah terkena serangan seperti itu, tidak mungkin kamu masih bisa bertahan, Rid. Ini adalah kemenanganku," ucap senior Vyn.
"Dan ini juga menunaikan janjiku kepada, paman. Setelah terkena serangan itu, dia pasti sudah terluka parah," pikir senior Vyn.
Ketika senior Vyn sedang terlena karena menganggap dia sudah menang, aku langsung melesat ke arah senior Vyn dari balik asap itu.
~San Lucia Art : Freezing Air Slash~
Aku langsung menebas Naga besi yang dinaiki senior Vyn. Naga besi itu pun terhempas dengan bekas goresan es yang besar menempel pada tubuhnya.
"Apa, apa yang terjadi ?," ucap senior Vyn yang terkejut.
Senior Vyn langsung melihat ke sekeliling untuk melihat apa penyebab dari Naga besinya yang terkena serangan.
"Rid ?!?! Bagaimana bisa kamu bertahan dari serangan tadi ? Bukankah kamu tadi tidak sempat untuk menghindari seranganku ?," ucap senior Vyn yang terkejut melihatku masih bisa bertahan dari serangannya bahkan tanpa terluka sedikitpun.
"Padahal dengan kacamatamu itu, aku yakin kalau kamu bisa melihat apa yang terjadi. Baiklah akan aku beri tahu, jika aku tidak sempat untuk menghindari seranganmu, aku tinggal menahan serangan itu entah dengan senjataku atau dengan sihirku. Sesimpel itu,"
"Sepertinya kamu sudah yakin akan menang ya, senior, sampai tidak mengecek kembali apa yang terjadi setelah serangan semburan Nagamu itu mengenai arena," ucapku.
Aku pun berusaha mendekati senior Vyn dan Naga besinya itu. Meskipun Naga besi itu berhasil kutebas dan membuat tubuhnya itu terkena goresan es, tetapi Naga besi itu belum hancur sepenuhnya. Namun mendekati senior Vyn dan Naga besinya itu tidaklah mudah karena Naga yang lain mulai menyerangku. Mereka menyerangku dengan cakar, ekor dan semburan elemennya. Namun aku berhasil menghindari mereka semua.
"Sepertinya aku harus mengalahkan mereka semua terlebih dahulu, baru mengalahkan Naga besi yang dinaiki senior Vyn," pikirku.
Aku pun memutuskan untuk mengalahkan Naga-Naga ini terlebih dahulu. Setelah aku berpikir seperti itu, Naga air mulai menyemburkan semburan elemennya kepadaku. Aku pun menghindari serangan itu dan langsung menuju kepadanya. Setelah berhasil mendekat, aku pun melompat dengan tinggi menuju ke kepalanya.
~Secret Sword Art : Aqua Slayer Slash~
Namun ketika aku mau menebas Naga air itu, seekor Naga api muncul di antaraku dan Naga air itu. Tebasanku pun mengenai Naga api itu dan tidak mengenai Naga air yang seharusnya aku tebas. Tebasanku pun tidak memiliki dampak apa-apa terhadap Naga api itu.
"Sepertinya benar dugaanku, tebasanmu itu yang bisa menebas elemen, hanya bisa digunakan untuk satu elemen tertentu. Jika tebasan itu digunakan ke elemen yang bukan kamu incar, maka tebasan itu tidak ada efeknya," ucap senior Vyn.
Tanpa aku sadari, senior Vyn dan Naga besinya sudah mendekatiku. Naga besi itu pun berusaha menyerangku dengan cakarnya, namun pedang-pedang es yang mengelilingi ku langsung bergerak menahan cakar Naga besi tersebut. Tapi cakar Naga besi tersebut sangat kuat sampai menghancurkan semua pedang-pedang es buatanku. Setelah menghancurkan pedang es milikku, cakar Naga besi itu pun mengarah kepadaku. Tapi aku berhasil menghindari serangan itu. Kemudian aku bergerak ke Naga angin dan menggunakan tebasan pembelah angin ke Naga itu, tetapi Naga air tiba-tiba muncul menghalangi tebasanku. Tebasanku pun tidak berefek kepada Naga air tersebut. Aku terus bergerak ke Naga yang lain dan menyerang dengan tebasan yang sama, tapi lagi-lagi berhasil dihalangi oleh Naga yang lainnya.
"Percuma saja, Rid. Kamu tidak akan bisa mengalahkan Naga-Naga buatanku karena teknikmu sudah terbaca," ucap senior Vyn.
Saat ini keenam Naga tersebut sedang berdiri mengelilingi yang berada di tengah mereka. Keenam Naga tersebut tengah bersiap untuk melancarkan semburan elemennya lagi.
"Sepertinya aku harus menggunakan teknik 'itu' ya. Yah tidak ada salahnya lagipula aku juga sudah mempelajarinya, akan sia-sia jika aku tidak menggunakannya," ucapku.
Aku pun melompat dengan tinggi ke atas. Aku melompat sampai setara dengan kepala keenam Naga tersebut. Keenam Naga yang sebelumnya hendak mengarahkan semburan elemennya ke bawah, mulai mengikuti pergerakanku dan saat ini mereka mengarahkan semburannya ke arahku yang sedang berada di udara. Sebelum mereka hendak melesatkan semburannya itu, aku pun langsung melancarkan sebuah tebasan ke arah mereka.
~Secret Sword Art : Dragon Slayer Technique : Full Moon Slash - Dragon Neck Slasher~
Aku langsung menebas leher keenam Naga yang mengelilingiku. Leher keenam Naga tersebut secara perlahan terpotong dan kepala mereka mulai terjatuh dari badan mereka.
"Bagaimana bisa kamu melakukan ini ?!?!," ucap senior Vyn yang terkejut.
Saking terkejutnya, dia tidak menyadari kalau kepala Naga besi yang dia naiki mulai jatuh ke lantai arena. Senior Vyn pun juga ikut terjatuh. Saat senior Vyn mau terjatuh ke lantai arena, aku pun melesatkan seranganku ke arahnya.
~Secret Sword Art : Dragon Slayer Technique : Dragon Skin Piercer Thrust~
Aku melesatkan sebuah tusukan dari jarak yang cukup jauh ke arah senior Vyn. Senior Vyn pun terkena serangan itu dengan telak tepat di perutnya. Senior Vyn pun terhempas dan menghantam dinding arena dengan keras.
-Bersambung 

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang