Chapter 159 : Semifinal Turnamen Akademi, Alisha vs Nadine

4 1 0
                                    


Setelah itu, nona Nora langsung menepi ke pinggir ruangan.
~Frozen Blunt Bullets~
Senior Nadine langsung menembak senior Alisha. Tapi senior Alisha dengan mudah menghindari peluru itu meskipun sudah dipercepat dengan sihir peningkatan.
Senior Nadine menembak lagi tapi senior Alisha berhasil menghindarinya lagi.
Setelah tembakan senior Nadine berhenti, Senior Alisha bersiap menembak senior Nadine dengan busur panahnya.
~Wind Magic : Wind Blown Arrow~
Senior Alisha menembakkan sebuah panah angin ke arah senior Nadine. Setelah senior Alisha melepaskan anak panahnya itu dari busur panahnya, senior Alisha langsung menggunakan sihir lainnya.
~Mirage Magic : Dozens of Illusory Arrows~
Panah yang awalnya cuma satu, tiba-tiba bertambah banyak, mungkin sekitar 30-40 panah. Melihat itu, senior Nadine dengan sigap langsung membuat 1 peluru dengan cepat.
~Great Frozen Explosion Bullet~
Senior Nadine menaruh peluru itu di senapannya dan mulai mengamati panah-panah yang menuju ke arahnya. Setelah itu, senior Nadine pun langsung menembakkan senapannya itu ke bagian tengah dari banyaknya panah yang mengarah kepadanya. Tembakan itu mengenai salah satu panah dan mengakibatkan ledakan es yang besar. Ledakan es itu membuat panah yang dikenainya dan panah-panah di sekitarnya pun membeku dan jatuh ke lantai arena lalu hancur. Ledakan itu membuat panah-panah itu menjadi berkurang banyak. Panah yang tersisa pun terus melaju ke senior Nadine dan mulai mengenainya. Tapi panah-panah itu hanya menembus tubuhnya saja tanpa mengenainya seperti sebuah ilusi karena objek yang terbuat dari ~Mirage Magic~ tidak bisa melukai. Panah-panah itu menembus tubuh senior Nadine satu persatu. Sampai akhirnya tersisa satu panah yang mulai mengenai perut senior Nadine. Tapi bukannya menembus, panah itu berhasil mengenai senior Nadine dan membuatnya terhempas sampai menabrak dinding arena yang berada di belakangnya.
Suara benturan pun terdengar dan debu asap mulai bermunculan. Tak lama kemudian, debu asap pun mulai menghilang. Terlihat senior Nadine yang sedang mencoba berdiri dengan satu tangannya memegangi dinding arena dan satu tangannya lagi memegangi perutnya. Di bibirnya terdapat sedikit darah yang sepertinya darah itu baru saja keluar dari mulutnya.
"Apa yang terjadi ? Aku sangat yakin kalau aku sudah menembakkan panah yang asli dengan senjataku, tapi kenapa panah aslinya berhasil menyerangku ? Apa aku salah menebak lokasi panah yang asli ? atau sebenarnya ada 2 panah yang asli ?,'' pikir senior Nadine.
"Kamu masih bertahan ya, Nadine ?," tanya senior Alisha.
Tiba-tiba, senior Alisha memegang busur panahnya kembali dan bersiap menembak.
~Earth Magic : Rain of Stones Arrow~
Senior Alisha menembakkan sebuah panah ke atas lalu panah itu mulai turun ke bawah dalam jumlah yang banyak.
"Kali ini bukan ~Mirage Magic~ ya ? jadi semua panah yang turun itu adalah panah asli. Kalau begitu.....," ucap senior Nadine.
Senior Nadine pun berjongkok dan meletakkan kedua tangannya di lantai arena.
~Wahai es yang dingin, penuhilah arena ini dengan bongkahan-bongkahan es yang dingin~
~Ice Magic : Field of Ice Floes~
Bongkahan-bongkahan es pun mulai muncul di arena turnamen. Sementara senior Nadine tengah berada di bongkahan es yang menyerupai sebuah kubah untuk berlindung dari panah-panah itu. Panah-panah itu pun mulai berjatuhan ke arena..
Lalu beberapa saat kemudian, hujan panah batu itu pun berakhir. Tapi panah-panah itu berhasil membuat retak bongkahan-bongkahan es yang ada di arena.
"Jika hujan panah tadi berlangsung lumayan lama, pasti kubah es yang kugunakan sebagai tempat berlindung ini sudah hancur," ucap senior Nadine sambil melihat ke atas.
Atap kubah es yang dia jadikan tempat bersembunyian mengalami retak yang cukup besar.
"Aku yakin kalau bongkahan es ini lumayan keras karena bisa menahan serangan putri Chloe, tapi sepertinya bongkahan es ini tidak bisa menahan serangan nona Alisha. Sepertinya aku tidak bisa terus bersembunyi dari serangan nona Alisha, aku harus menyerang balik," ucap senior Nadine sambil membuat peluru untuk senapannya.
Lalu senior Nadine pun keluar dari tempatnya bersembunyi. Senior Nadine langsung menembakkan senjatanya ketika melihat senior Alisha.
5 tembakkan dilesatkan senior Nadine ke senior Alisha. Tapi kelima tembakan itu berhasil dihindari dengan mudah oleh senior Alisha dan tembakan-tembakan itu pun mengenai bongkahan es yang berada di sekitarnya. Ketika mengenai bongkahan es, tembakan-tembakan itu pun mulai memantul menuju senior Alisha lagi. Senior Alisha tahu akan hal itu dan menghindari semua tembakan itu lagi. Tembakan itu terus memantul lagi ke arah senior Alisha tapi lagi-lagi senior Alisha bisa menghindari tembakan itu.
"Padahal peluru ~Ice Reflecting Bullet~ itu terus bertambah cepat setiap memantul tapi nona Alisha bisa terus menghindari peluru itu bahkan lima peluru sekaligus. Dia memang hebat," ucap senior Nadine.
Senior Nadine membuat beberapa peluru lagi dan menembakkannya lagi ke senior Alisha.
5 peluru kembali ditembakkan lagi oleh senior Nadine. Tapi senior Alisha lagi-lagi berhasil menghindari kelima peluru itu. Kelima peluru itu pun mengenai bongkahan es dan memantul kembali ke senior Alisha. Kali ini ada 10 peluru ~Ice Reflecting Bullets~ yang terus memantul dan berusaha mengenai senior Alisha.
Meskipun harus menghindari 10 peluru sekaligus tapi senior Alisha terlihat tetap tenang dan tidak panik. Namun tak lama kemudian, karena peluru-peluru yang memantul menjadi sangat cepat, senior Alisha pun kehilangan fokus dan salah satu peluru berhasil mengenai pahanya. Tapi, peluru itu tidak mengenai pahanya melainkan menembus paha senior Alisha. Senior Nadine terkejut melihat itu. Peluru-peluru yang lainnya satu persatu mulai mengenai senior Alisha dan berakhir menembus bagian tubuh yang dikenainya. Lalu, senior Alisha pun perlahan menghilang.
"Jangan bilang kalau nona Alisha yang tadi adalah ilusi yang terbuat dari ~Mirage Magic~, kalau begitu dimana nona Alisha yang asli ?," tanya senior Nadine.
"Tepat dibelakangmu," ucap senior Alisha.
Tiba-tiba senior Alisha sudah berada beberapa meter dari senior Nadine sambil memegang busur panahnya dan bersiap untuk menyerang senior Nadine. Senior Nadine pun terkejut ketika senior Alisha berkata ada di belakangnya, senior Nadine seketika menengok tapi senior Alisha langsung menembakkan anak panahnya itu.
~Wind Magic : Strong Wind Arrow~
Senior Nadine tidak sempat menghindar dan terkena serangan panah itu dengan telak. Senior Nadine pun terhempas menabrak bongkahan es yang retak dan membuat bongkahan es itu hancur. Setelah menabrak bongkahan es itu, senior Nadine pun tergeletak di lantai arena dan asap dari bongkahan es yang hancur itu menutupi senior Nadine dan sekitarnya.
Para penonton mengira kalau pertandingan ini sudah selesai karena mereka sempat melihat senior Nadine tergeletak sebelum asap menghalangi pandangan mereka untuk melihat senior Nadine. Namun tiba-tiba....
Tiga tembakan dilesatkan dari balik asap itu. Tembakan itu mengarah ke bongkahan es yang berada di sekitar nona Alisha. Bongkahan es itu pun langsung hancur menjadi pecahan-pecahan kecil setelah terkena peluru itu. Pecahan-pecahan es kecil itu menyebar ke segala arah termasuk ke senior Alisha. Tapi senior Alisha dengan cepat menghindari pecahan-pecahan es kecil itu. Ketika senior Alisha sedang fokus menghindari pecahan-pecahan es kecil itu, tiba-tiba senior Nadine melesat dari balik asap dan langsung mendekati senior Alisha. Senior Nadine bersiap untuk menembaki senior Alisha dari jarak dekat dengan senapan kecilnya.
5 tembakan dilesatkan ke senior Alisha dari jarak dekat. 5 tembakan itu pun mengenai senior Alisha. Bukannya mengenai, kelima tembakan itu malah menembus tubuh senior Alisha lagi.
"Apa ?!?!," ucap senior Nadine yang terkejut.
Setelah terkena tembakan itu, senior Alisha pun perlahan menghilang kembali.
"Nona Alisha yang ini juga merupakan ilusi yang dibuat oleh ~Mirage Magic~ ? Jika memang nona Alisha yang ini juga merupakan bagian dari ~Mirage Magic~ harusnya serangan yang sebelumnya tidak bisa mengenaiku karena harusnya tubuh dan serangannya itu adalah ilusi yang terbuat dari ~Mirage Magic~. Tapi kenapa serangan itu bisa mengenaiku ?," pikir senior Nadine.
Karena serangan yang barusan, luka pada tubuh senior Nadine menjadi bertambah. Bahkan noda darah kembali muncul di bibirnya lagi yang menandakan kalau serangan senior Alisha sebelumnya berhasil membuatnya memuntahkan sedikit darah dari mulut
"Sepertinya kamu terlihat kebingungan, Nadine," ucap senior Alisha.
Tiba-tiba senior Alisha muncul di atas sebuah bongkahan es.
"Nona Alisha," ucap senior Nadine yang menatap ke arah senior Alisha.
"Kamu pasti bertanya-tanya kenapa seranganku yang sebelumnya bisa mengenaimu padahal yang menyerangmu adalah sebuah ilusi yang tercipta dari ~Mirage Magic~. Normalnya memang ilusi yang kuciptakan tidak bisa dipakai untuk menyerang lawan, ilusi itu hanya bisa digunakan untuk mengecoh lawan. Tapi dengan ~Mirage World~ milikku, ilusi yang kuciptakan bisa dipakai untuk menyerang lawan," ucap senior Alisha.
"Mirage World ?," tanya senior Nadine.
"Itu adalah sihir area yang kubuat dari ~Mirage Magic~, memang ada kata 'World' nya tapi sihir area ku juga punya batasan jarak. Tentu aku tidak akan memberi tahu berapa batasan jaraknya. Selama lawan berada di area ~Mirage World~, sihir ilusi yang kuciptakan bisa menyerang lawan itu. Sihir area ini memang sedikit berbeda karena tidak mempengaruhi area secara fisik. Nah segitu saja penjelasannya, mari kita segera akhiri pertandingan ini, Nadine," ucap senior Alisha.
Tiba-tiba di sekeliling senior Nadine, muncul senior Alisha lainnya yang tercipta dari ~Mirage Magic~. Jumlah mereka semua sekitar belasan orang termasuk senior Alisha yang asli. Mereka semua bersiap untuk menyerang dengan menggunakan busur panah.
Menghadapi itu, senior Nadine nampak tenang. Dia pun memejamkan matanya sesaat dan membuka kembali matanya.
~San Lucia Art : Magic Martial Art Technique~
Senior Nadine melapisi kedua tangannya dengan sihir es yang membuat kedua tangannya mengeluarkan semacam kabut berwarna putih. Tidak hanya itu saja, sihir es itu lama-lama menjadi menyebar dan akhirnya melapisi seluruh tubuh senior Nadine. Seluruh tubuh senior Nadine kini mengeluarkan kabut berwarna putih.
"Kamu benar, nona Alisha. Mari kita segera akhiri pertandingan ini," ucap senior Nadine
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang