Chapter 40 : Penunjukan Wali Kelas

7 2 0
                                    

Beberapa saat kemudian.
"Jadi begitu ya, saya paham alasan kenapa nona mematikan sensor bahaya pada pertandingan Rid melawan Javier," ucap pengawas Alan.
"Yah kira-kira begitu alasannya," ucap nona Karina.
"Memang insiden itu menyebabkan retaknya hubungan San Fulgen dengan negeri Elf, tapi saya tidak menyangka kalau si Javier itu adalah subjek dari penelitian tersebut. Tapi jika dilihat dari apa yang dia lakukan di pertandingan tadi, sepertinya itu memang benar," ucap pengawas Alan.
"Iya, aku bersyukur karena dia juga kalah dan tidak jadi lolos ke akademi," ucap nona Karina.
"Benar, akan merepotkan jika dia mengamuk nanti saat dia sudah menjadi murid akademi. Terlebih lagi saya juga tidak menyangka kalau nona kenal dengan Yang Mulia Ratu, bahkan sampai dihubungi secara pribadi," ucap pengawas Alan.
"Yah aku kan kepala akademi disini, jadi sudah pasti kalau bisa berhubungan dengan Yang Mulia Ratu. Akademi ini kan satu-satunya yang kerajaan kita punya," ucap nona Karina.
"Memang benar, tapi saya tidak menyangka saja kalau Yang Mulia Ratu sendiri yang menghubungi nona. Bukan asisten atau anak buahnya yang menghubungi Nona," ucap pengawas Alan.
"Yah mungkin Yang Mulia Ratu sedang senggang makanya dia sendiri yang menghubungiku," ucap nona Karina.
"Begitu ya," ucap pengawas Alan.
"Alan tidak boleh tahu kalau sebenarnya aku dan kak Kayana adalah kakak beradik," pikir nona Karina.
"Ngomong-ngomong soal Javier, aku dengar dia membuat ulah lagi barusan ?," tanya nona Karina.
"Ah iya, dia hendak menyerang Rid saat di kantin. Tapi berhasil dihentikan oleh Rid sendiri," ucap pengawas Alan.
"Sepertinya dia belum terima karena kalah dari Rid, dan dia berniat untuk menyerangnya lagi," ucap nona Karina.
"Dia bilang alasan dia menyerang Rid karena Rid memprovokasi dia sebelumnya. Tapi setelah saya tanya apa yang terjadi sebelum Rid memprovokasinya, dia tidak bisa menjawab dengan jelas," ucap pengawas Alan.
"Ya sudah, yang terpenting dia tidak mengamuk dan membuat kerusakan dengan sihirnya. Lagipula setelah ini dia akan mendapatkan pengawasan ketat dari Yang Mulia Ratu meskipun secara diam-diam," ucap nona Karina.
"Baiklah, karena saya sudah mendapatkan yang saya mau. Maka saya izin permisi dulu," ucap pengawas Alan.
"Tunggu sebentar, masih ada yang perlu kubahas lagi denganmu," ucap nona Karina.
"Apa itu nona ?," tanya pengawas Javier.
"Karena kamu sudah menjalani peran mu sebagai ketua pengawas ujian masuk ini seharian. Aku ingin minta pendapatmu, bagaimana pendapatmu tentang Rid Archie ?," ucap nona Karina.
"Tentang Rid Archie ya ? Dia mendapatkan poin sempurna di semua ujian yang dijalani, apalagi setahuku ini pertama kali seorang calon murid mendapatkan nilai sempurna di semua ujian. Sudah pasti dia itu murid yang cerdas dan kuat. Apalagi setelah dia berhasil mengalahkan Javier meski dalam kondisi tidak terduga seperti itu. Sudah jelas kalau Rid Archie itu murid yang sangat kuat. Tapi itu juga yang membuatnya menjadi misterius," ucap pengawas Alan.
"Misterius ya," ucap nona Karina.
"Benar, darimana dia mendapatkan kekuatan seperti itu dan berapa banyak keterampilan yang dia punya. Saat di ujian kedua, dia memakai sihir dan menggunakan teknik manipulasi sihir dan mana. Dan di ujian ketiga, dia menggunakan skill pedangnya tanpa menggunakan sihir. Mungkin itu hanya sedikit keterampilan yang dia punya, pasti masih banyak keterampilan lain yang dia miliki. Makanya saya bilang kalau dia itu misterius," ucap pengawas Alan.
"Begitu ya, ngomong-ngomong Yang Mulia Ratu juga memberikan tugas baru kepadaku. Beliau berkata kalau mungkin saja masih ada subjek penelitian itu yang berhasil lolos masuk ke akademi. Subjek ini ahli dalam menyembunyikan kekuatan sihirnya yang sebenarnya, beda dengan Javier yang mudah emosi dan meluapkan sihirnya. Bukan hanya murid baru saja, beliau juga mewaspadai adanya subjek pada tahun ajaran sebelumnya. Dan untuk murid baru, aku sementara mewaspadai Rid Archie sebagai subjek juga," ucap nona Karina.
"Begitu ya, Yang Mulia Ratu ingin mewaspadai adanya subjek yang lain yang bisa muncul di akademi. Saya paham kenapa nona mewaspadai Rid Archie sebagai subjek juga," ucap pengawas Alan.
"Ngomong-ngomong Alan, kamu mengajar di salah satu kelas di tahun angkatan ke 4 sebelumnya kan ? ," tanya nona Karina.
"Iya itu benar, dan saat ini mereka sudah lulus semua," ucap pengawas Alan.
"Jadi sekarang kamu sedang tidak mengajar ya ?," tanya nona Karina.
"Benar," ucap pengawas Alan.
"Kebetulan sekali. Kalau begitu, aku akan menunjukmu sebagai wali kelas untuk kelas Rid Archie," ucap nona Karina.
"Menjadi wali kelas untuk kelasnya Rid Archie ? bukankah itu berarti saya juga akan menjadi wali kelas untuk Putri Irene, Putri Chloe dan Pangeran Charles ?," ucap pengawas Alan.
"Itu benar, peringkat 1 dan peringkat 40 akan menjadi murid dalam 1 kelas karena 1 kelas terdapat 40 murid berarti akan ada 5 kelas untuk angkatan yang baru. Kamu aku beri tugas untuk menjadi wali kelas pertama. Aku ingin kamu mengawasi Rid Archie secara langsung sebagai wali kelasnya," ucap nona Karina.
"Begitu ya, sepertinya aku ditugaskan di kelas yang berisi dengan murid yang hebat. Baiklah, kalau begitu aku akan terima. Aku juga akan mengawasi Rid Archie di kelasku lalu melaporkannya ke nona," ucap pengawas Alan.
"Terima kasih karena telah menerima tawarannya. Aku juga akan mengawasi dia juga, bahkan aku berencana untuk bertemu dia secara langsung jika ada kesempatan. Aku penasaran, sikap apa yang akan dia tunjukkan ketika bertemu denganku," ucap nona Karina.
-
Kembali ke asrama Murid.
Kami menaiki tangga yang berada di tengah asrama itu untuk pergi ke lantai 5. Tangga di asrama berada di tengah bangunan, tangga itu memisahkan 8 kamar menjadi 4 kamar yang masing-masing berada di kanan dan kiri tangga. Setelah sampai di lantai 5, aku pun belok ke arah kiri karena kamarku berada di paling kanan jika dilihat.
"Sepertinya kamar kita berjauhan, Rid. Tapi tenang saja, aku akan mampir nanti," ucap Noa.
"Aku akan berterima kasih kalau kamu tidak mampir ke kamar ku sekarang. Aku berencana untuk langsung istirahat malam ini," ucapku.
"Hahaha tenang saja, aku juga ingin langsung cepat istirahat," ucap Noa.
Kami pun bergegas pergi ke kamar kami masing-masing. Aku langsung memegang kunci untuk masuk ke kamarku. Aku membuka kunci pada pintu.
"Baiklah kalau begitu, selamat istirahat Chloe, Rid," ucap Charles.
Kamar ku, Charles dan Chloe berada di sebelah kanan dari tangga, jadi kami tinggal berdekatan.
"Selamat istirahat juga kak. Rid juga, selamat istirahat," ucap Chloe.
"Iya, selamat istirahat kalian berdua," ucapku.
Sejenak aku melihat ke kamar di sebelahku yang merupakan kamar dari putri Irene. Tapi sepertinya putri Irene belum ada di kamarnya. Setelah membuka pintu, aku pun langsung masuk ke kamarku. Lampu sudah dinyalakan sebelum aku masuk. Aku mengunci pintu dari dalam dan aku langsung mengecek seluruh ruangan itu. Daripada dibilang sebagai kamar, ini lebih disebut sebagai rumah di rumah susun. Setelah dari pintu ada terdapat lorong sekitar 20 meter untuk menuju ke dapur dan ruang makan. Posisi kamar ada di pintu sebelah kiri dari ruang makan dan posisi kamar mandi ada di pintu sebelah kanan dari ruang makan. Aku pun memutuskan untuk mengecek kamar mandi terlebih dahulu. Kamar mandinya sangat bersih dan tidak kotor sedikitpun. Setelah itu, aku mengecek dan masuk ke kamar. Terdapat sebuah tempat tidur yang lumayan besar dan juga ada lemari dan rak-rak kosong untuk menyimpan sesuatu.
"Tempat ini bagus juga, aku kira setelah membuka pintu hanya ada ruangan 1 petak sebagai kamar dan lainnya," pikirku.
Aku pun duduk di tempat tidur. Karena sudah sangat lelah, aku memutuskan untuk langsung pergi tidur.
"Sejak berangkat jam 5 pagi tadi, aku belum istirahat lagi. Aku beres-beresnya besok saja. Aku ingin langsung tidur," ucapku.
Dan aku pun langsung tertidur.
-
Keesokan harinya.
Aku bangun dan melihat jam menunjukkan pukul 5 pagi. Aku pun segera beres-beres dan menaruh barang-barang yang ku bawa pada tempat yang disediakan. Aku menaruh pakaian yang ku bawa di lemari dan barang untuk keperluan mandi aku taruh di kamar mandi. Setelah beres-beres, aku pun langsung segera mandi. Setelah mandi, aku melihat jam kembali dan sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Karena aku sudah beres-beres dan sudah mandi juga, aku bingung mau melakukan apa. Aku memutuskan untuk keluar dari ruanganku untuk jalan-jalan pagi. Aku memegang kunci dan membuka kuncinya. Setelah aku membuka pintu dan keluar, aku melihat putri Irene sedang melihat pemandangan dari lantai 5 di teras depan ruangannya. Aku pun memutuskan untuk menyapanya.
"Selamat pagi, putri Irene," ucapku.
Putri Irene yang sedang fokus melihat pemandangan, langsung menoleh ke arahku ketika ku menyapanya.
".....Pagi," ucap putri Irene.
Seperti biasa, putri Irene hanya menjawab dingin. Aku pun memutuskan untuk berjalan melewatinya dan melanjutkan niatku untuk jalan-jalan pagi. Setelah aku berjalan melewatinya, putri Irene tiba-tiba berbicara.
"Tunggu sebentar," ucap putri Irene.
Mendengar itu, aku pun langsung berhenti.
"Ada apa, putri Irene ?," ucapku.
"Rid Archie,..... ada yang ingin kubicarakan denganmu," ucap putri Irene.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang