Chapter 109 : Kotaro & Lily vs Ray & Leandra

5 1 0
                                    

Sebelum pertandingan keenam dimulai.
Mauro pun akhirnya sadar setelah sebelumnya pingsan akibat terkena seranganku. Ketika sadar, dia melihat Chloe yang berdiri tidak jauh darinya.
"Sepertinya kamu sudah sadar ya," ucap Chloe.
"Putri Chloe ? Apa yang terjadi denganku ? Kenapa aku bisa ada disini ?," tanya Mauro.
"Kamu pingsan tadi setelah terkena serangan Rid. Jadinya kamu dibawa ke pinggir tempat latihan ini," ucap Chloe.
"Begitu ya. Benar juga, aku baru ingat kalau aku sempat menabrak dinding setelah menahan serangannya Rid. Lalu bagaimana dengan pertandingannya, putri Chloe ?," tanya Mauro.
"Kita kalah lagi hari ini. Ini sudah kekalahan kedua kita," ucap Chloe.
"Begitu ya. Maafkan aku, putri Chloe, karena tidak terlalu berguna saat menjadi pasanganmu," ucap Mauro.
"Tidak perlu minta maaf, aku sendiri juga lemah jadi tidak bisa melindungi pasanganku. Yah jangan terlalu dipikirkan. Kita mungkin kalah di 2 pertandingan ini, tapi ujian masih berlangsung selama 2 hari kedepan. Kita bisa mengincar kemenangan di 2 hari itu," ucap Chloe.
"Kamu benar, putri Chloe. Menyesal pun tidak ada gunanya," ucap Mauro.
-
Lalu pertandingan keenam pun dimulai.
"Silahkan maju Lily, Kotaro, Ray dan Leandra," ucap tuan Alan.
Mereka berempat pun maju.
"Kali ini lawanku adalah seorang Demi-Human ya. Seorang Demi-Human dan seorang Elf, aku sudah muak bertemu dengan non-manusia, bisakah kalian pulang saja ke negara asal kalian ?," tanya Ray.
Meskipun tidak menggunakan kata-kata seperti "menjijikan" dan sebagainya tapi nada bicara Ray seperti mengejek mereka yang bukan berasal dari ras manusia.
Lily dan Leandra hanya diam saja mendengar omongannya.
"Apa kalian berempat sudah siap ?," tanya tuan Alan
"Siap," ucap mereka berempat
"Kalau begitu, pertandingan dimulai!," ucap tuan Alan.
"Hei Elf, sesuai pertandingan sebelumnya. Aku bisa menyelesaikan pertandingan ini sendiri dan tidak butuh bantuanmu," ucap Ray.
Leandra hanya diam mendengar perkataan Ray.
Sementara itu, Lily dan Kotaro nampak bersiap untuk menyerang.
"Kotaro, sesuai rencana ya," ucap Lily.
"Baiklah," ucap Kotaro.
Mereka berdua pun bergerak menuju Ray dan langsung menyerangnya.
"Menyingkirlah, ~Flame Slash~," ucap Ray.
Ray melancarkan tebasan api ke arah Kotaro dan Lily namun mereka bisa menghindarinya. Setelah menghindar, Kotaro langsung mendekat ke arah Ray.
~Masahiko Art, Maple Tree Wind Slash~
Kotaro melancarkan tebasannya ke arah Ray, namun Ray dengan sigap menggunakan pedang apinya untuk menahannya. Tapi tebasan yang dilancarkan Kotaro sangat kuat dan membuat Ray terpental ketika menahannya. Beruntungnya, Ray tidak terpental jauh sampai menabrak dinding dan hanya terpental beberapa meter saja. Ray langsung bangkit setelah terpental oleh tebasan Kotaro namun tiba-tiba Lily dengan cepat melesat ke arahnya.
~Electric Fox Palm~
Lily menyerang perut Ray dengan telapak tangannya yang dialiri listrik. Ray nampak kesakitan setelah terkena serangan itu namun tidak berhenti sampai disitu saja. Lily lalu mendorong perut Ray dengan telapak tangannya sampai akhirnya dia terpental menabrak dinding tempat latihan. Tapi serangan itu tidak cukup untuk menumbangkan Ray. Dia langsung bangkit kembali dan dengan cepat bergerak menuju Lily untuk menyerangnya. Saat mau menyerang Lily, tiba-tiba Kotaro muncul dan menahan serangannya.
"Si*lan kau, jangan mengganggu," ucap Ray.
"Mana mungkin aku membiarkanmu menyerang pasanganku," ucap Kotaro.
Melihat Kotaro dan Ray yang sedang beradu senjata, Lily langsung bergerak ke belakang Ray dan menyerangnya dari belakang.
~Electric Fox Claw~
Lily menggunakan cakarnya untuk menyerang Ray dan itu berefek padanya. Tubuh bagian belakangnya terluka akibat cakarnya Lily dan mengakibatkan pertahanannya terbuka. Melihat celah itu, Kotaro langsung menyerangnya.
~Masahiko Art, Thousand of Maple Leaf Slash~
Serangan itu mengenai tubuh Ray dengan telak dan membuatnya terluka dan terlempar beberapa meter ke belakang. Tetapi Ray masih belum tumbang akibat serangan itu.
"Mereka berdua sejak tadi hanya menyerangku saja. Hei Elf, serang mereka berdua ketika mereka sedang menyerangku," ucap Ray.
Leandra hanya diam saja tanpa mengiyakan ataupun menolaknya.
Sementara itu, Kotaro dan Lily melesat menuju ke arah Ray dan berniat untuk menyerangnya lagi. Ray tidak bisa bertahan dari serangan mereka berdua dan terus terkena serangan dari Kotaro dan Lily. Ray tampak geram karena Leandra tidak mengikuti perintahnya padahal dia sudah mati-matian melawan Kotaro dan Lily.
"Apa yang kau lakukan, Elf s*alan. Cepat bantu aku dan serang mereka berdua," ucap Ray.
Namun lagi-lagi Leandra hanya diam saja melihat Ray. Dia tidak peduli meskipun Ray sedang diserang habis-habisan oleh Kotaro dan Lily dan sampai akhirnya Ray pun tumbang dengan banyak luka di tubuhnya.
"Ke-kenapa ka-kau tidak me-membantuku ?," tanya Ray sambil terbaring di lantai.
"Untuk apa aku membantumu ? Kamu sendiri yang bilang tidak butuh bantuanku kan ? Jadi aku hanya bertarung sendiri saja dan hanya menyerang musuh yang menyerangku saja. Aku tidak peduli pada musuh yang menyerangmu," ucap Leandra.
Ray tidak dapat membalas ucapan Leandra dan hanya terdiam sampai akhirnya dia pingsan.
"Hmmm sepertinya bangsawan sombong itu sudah tidur lelap ya ? Baguslah," ucap Lily.
"Terima kasih Lily, Kotaro, karena telah menghajarnya lebih dulu," ucap Leandra.
"Tidak apa-apa, lagipula aku juga kesal dengan ucapannya tadi saat sebelum bertanding," ucap Lily.
"Aku juga merasa kesal, meskipun aku bukanlah ras yang bukan manusia seperti kalian. Tapi dia menang benar-benar sudah keterlaluan," ucap Kotaro.
"Pokoknya aku berterima kasih kepada kalian karena kalian berhasil membuatnya seperti itu dan membuatku bisa mengatakan kalimat yang tadi. Tapi sudahi dulu obrolan ini, bukankah kita harus menyelesaikan pertandingan ini ?," tanya Leandra.
"Ya, kamu benar. Tapi apa kamu tidak apa-apa ? Meskipun kamu sendiri saat ini, kami tidak akan segan-segan loh," ucap Lily yang bersiap untuk menyerang.
Kotaro pun juga bersiap untuk menyerang sambil memegang pedangnya.
"Kamu tidak perlu khawatir. Kita mungkin sudah lama kenal tapi kamu sepertinya belum melihat sisi seriusku ini ya. Aku sangat yakin bisa mengalahkan kalian berdua meskipun aku hanya sendiri," ucap Leandra sambil menghentakkan tongkat sihirnya ke lantai.
Di sekeliling tubuh Leandra, muncul bola-bola sihir yang terbuat dari sihir angin, air dan api dalam jumlah yang sangat banyak.
Murid-murid yang menonton begitu terkejut melihat Leandra bisa menggunakan 3 elemen sekaligus.
"Ayo maju, Lily, Kotaro," ucap Leandra.
Lily dan Kotaro pun maju ke arah Leandra dan berusaha menyerangnya. Sementara itu, Leandra membalas dengan bola-bola sihir yang ada disekelilingnya. Pertandingan mereka cukup sengit dan berlangsung lumayan lama. Meskipun Leandra hanya sendiri, dia bisa mengimbangi Lily dan Kotaro.
Dan beberapa lama kemudian, pertandingan mereka pun berakhir. Pemenang pertandingan ini membuat terkejut mereka yang menontonnya. Karena seperti yang Leandra bilang tadi, dia berhasil mengalahkan Lily dan Kotaro meskipun dia hanya sendirian. Namun Leandra juga mengalami luka yang cukup banyak akibat melawan mereka.
"Bukankah Leandra sangat hebat ? dia bahkan berhasil mengalahkan Lily dan Kotaro sendirian. Apa ini semua berkat diajari olehmu, Rid ?," tanya Julie.
"Aku rasa tidak, ini berkat kemampuan dan tekadnya yang luar biasa," ucapku.
"Padahal kamu tinggal mengakui saja kalau ini berkat latihan darimu. Tapi sayang sekali pasangannya itu tidak bisa melihat ketika Leandra menang melawan Lily dan Kotaro. Jika dia melihatnya langsung, mungkin dia akan merasa malu karena dia sendiri saja tidak mampu melawan Lily dan Kotaro sekaligus," ucap Julie.
"Tidak perlu melihatnya langsung juga dia pasti akan malu nantinya. Yang jelas hasil dari pertandingan ini akan mengubah suasana tim Leandra dan pasangannya itu," ucapku.
Sementara itu, Leandra terlihat sedang membopong Lily ke pinggir tempat latihan. Sedangkan Kotaro sedang dibopong oleh Noa karena diminta Leandra untuk membantunya.
"Tunggu Leandra, bagaimana dengan pasanganmu ini ? Apa kamu tidak akan membopongnya ?," tanya tuan Alan.
"Pasangan ? Ya dia memang pasanganku di ujian ini, tapi dia tidak menganggapku sebagai pasangannya di ujian ini. Dengan begitu, apa aku salah jika aku tidak menganggapnya sebagai pasanganku juga ? Biarkan saja dia tergeletak disitu," ucap Leandra.
Lalu dia pun terus membopong Lily ke pinggir tempat latihan.
-
Keesokan harinya.
"Mari kita mulai mengundi untuk pertandingan hari ini. Untuk perwakilan tim, silahkan maju," ucap tuan Alan.
Seperti biasa, aku menyuruh Julie untuk maju mengambil undian. Sementara itu di tim Leandra. dan Ray.
"Ada apa ? Maju sana, biasanya juga kamu yang maju mengambil undian," ucap Leandra.
Ray hanya terdiam namun akhirnya dia maju lagi untuk mengambil undian.
"Elf breng*ek, dia menjadi sombong hanya karena berhasil memenangkan pertandingan seorang diri kemarin," pikir Ray.
Lalu semua perwakilan tim sudah berkumpul dan mengambil kertas undian mereka masing-masing. Aku melihat kertas yang di dapat Julie dan kertas itu menunjukkan nomor 4. Aku mencari kertas dengan nomor yang sama dengan Julie dan menemukannya ada pada seorang murid perempuan. Kalau tidak salah dia bernama Lucy Fay, dia adalah pasangan Enzo di ujian kali ini.
"Jadi di ujian hari ketiga ini, aku akan melawan Enzo ya. Ini pertama kalinya aku melawannya di sebuah pertandingan," pikirku.
Lalu aku mengamati nomor-nomor yang lain juga siapa tau ada pertandingan yang menarik perhatianku. Ray, Lily dan Chloe sudah menemukan lawannya masing-masing tapi menurutku lawan yang akan dihadapi mereka terlihat biasa saja. Sampai akhirnya beberapa murid heboh karena mereka menyadari ada pertandingan yang seru di ujian hari ketiga ini. Mereka melihat Irene dan Lotta sama-sama mendapatkan nomor 10 yang berarti Noa & Irene akan melawan Charles & Lotta di pertandingan terakhir.
"Sepertinya kita akan bertanding lagi, Noa," ucap Charles yang berada di pinggir tempat latihan.
Dia terlihat sedang berbicara dengan Noa yang berada di sebelahnya.
"Kamu benar, Charles. Sebelumnya mungkin aku selalu kalah melawanmu tapi kali ini akan kupastikan kalau aku akan mengalahkanmu," ucap Noa.
"Aku menantikannya," ucap Charles.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang