*DUAR *DUAR *DUAR *DUAR
Ledakan masih terjadi di arena tempat pertarungan antara Rid melawan Javier.
”Rasakan itu, rakyat jelata,” ucap Javier.
”Rid!!!!,” teriak Chloe dari bangku penonton.
Mungkin itu adalah teriakan Chloe yang pertama kali, tapi teriakan itu tenggelam di tengah suara ledakan-ledakan yang terjadi.
”Bagaimana mungkin pertandingan ini masih berlangsung. Hei pengawas, kenapa pertandingan ini tidak dihentikan ? Serangan yang dia lancarkan itu sudah keterlaluan, cepat hentikan pertarungannya,” ucap Charles yang menuju ke arah pengawas Alan.
”Jika sensor alarm tidak berbunyi, berarti pertandingan ini masih aman,” ucap pengawas Alan.
”Pers*t*n dengan sensor itu, apakah kamu tidak menyadari sendiri kalau serangan yang dia lancarkan sudah sangat berbahaya ?,” ucap Charles yang sedikit kesal.
”Maaf, ketentuannya sudah begitu. Kalau sensor peringatan bahaya tidak berbunyi, kami tidak bisa menghentikan pertandingannya meskipun anda yang memintanya sendiri, Pangeran Charles,” ucap pengawas Alan.
”Sial, Rid,” ucap Charles yang tampak kecewa.
”Maaf pangeran, sebenarnya aku ingin memberhentikan pertandingan ini tapi sepertinya kepala akademi menikmati pertandingan ini sampai sensor bahaya pun beliau nonaktifkan, mana mungkin aku mengganggu kesenangan beliau, bisa-bisa aku kena marah olehnya,” pikir pengawas Alan.
Beberapa saat setelah ledakan bola-bola kecil itu, ledakan pun akhirnya berhenti, tapi di arena tercipta banyak asap hitam yang diakibatkan ledakan tersebut.
”Pasti dia sudah kalah dibalik asap itu atau mungkin dia sudah tewas dengan mengenaskan, itulah akibatnya jika kau macam-macam denganku, Hahahahaha,” ucap Javier sambil tertawa.
”Sepertinya kamu menganggap kalau aku sudah tewas oleh ledakan-ledakan itu ya ?,” ucapku dari balik asap.
”Huh ?,” ucap Javier terkejut.
Aku pun dengan cepat melesat menembus asap hitam itu dan pergi ke arah Javier, lalu mencoba menyerangnya dengan pedangku.
”Apa?!?!,” ucap Javier yang terkejut dengan kemunculanku.
Tapi Javier dengan sigap menggerakkan pedangnya dengan formasi bertahan. Pedang yang ku gunakan untuk menyerang Javier pun tertahan oleh pedangnya.
”Bagaimana bisa kau masih bertahan ? Dan kau juga bahkan tidak terluka saat dihujani oleh bola-bola kecil itu, kenapa bisa ?!?!,” ucap Javier.
”Entahlah, anggap saja kalau aku selamat karena keajaiban,” ucapku.
Aku berusaha untuk menekan Javier dalam adu pedang ini. Sampai akhirnya Javier terdorong beberapa langkah kebelakang.
”S*alan,” ucap Javier.
~Flame Sword~
Javier maju ke arahku dengan pedang apinya dan berusaha menebasku. Aku juga menggerakan pedangku untuk menebas Javier.
*CLANGGGG
Pedang kami pun beradu, efek beradunya pedang kami membuat asap yang berada di arena langsung menyebar menjauh dari tempat beradunya pedang kami lalu menghilang. Udara di arena pun sudah tidak terhalang asap lagi dan penglihatan pun semakin jelas.
”Hei lihat, dia masih selamat dari serangan bangsawan tadi,”
”Bagaimana dia bisa selamat dari gempuran ledakan-ledakan itu,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasiaPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...