"Melawan Prajurit Duke satu lawan satu ?!?!," ucap murid lainnya yang terkejut.
"Lebih tepatnya bukan pertarungan satu lawan satu sungguhan. Tapi di ujian pertama ini, kalian harus bisa memberikan 1 serangan yang mengakibatkan luka kepada prajurit yang menjadi lawan kalian. Tentu ada batas waktunya, kalian harus memberikan 1 serangan yang memberikan luka kepada prajurit itu dalam waktu 1 menit. Jika kalian gagal memberikan 1 luka prajurit yang kalian lawan dalam waktu 1 menit, kalian akan dinyatakan gagal dalam ujian ini,"
"Kalau begitu, mari kita mulai ujiannya. Karena tempat latihan ini lumayan luas, 5 kelas sekaligus akan melakukan ujian secara berbarengan. Kalian para murid yang akan menyerang para prajurit ini bebas menggunakan senjata yang kalian bawa ataupun sihir yang kalian gunakan, bahkan bebas menggunakan sihir terkuat kalian, benarkah begitu, komandan ?," tanya tuan Alan ke komandan Marshall.
"Betul, kalian tidak perlu khawatir apabila kalian akan menggunakan sihir terkuat kalian. Justru kalian tidak boleh setengah-setengah jika ingin berhasil menyelesaikan ujian ini," ucap komandan Marshall.
"Nah kalau begitu, peringkat 1 di setiap kelas silahkan maju," ucap tuan Alan.
Aku pun maju ke tengah tempat latihan, karena yang dipanggil adalah peringkat 1 setiap kelas. Jika diurut dari total peringkat di ujian masuk, yang maju adalah aku yang berada di peringkat 1, lalu peringkat 41 yang berada di kelas B, peringkat 81 yang berada di kelas C, peringkat 121 yang berada di kelas D dan peringkat 161 yang berada di kelas E.
Kami berlima pun sudah maju ke tengah lapangan.
"Para murid dari tiap kelas sudah maju, silahkan para prajurit sekalian untuk maju melawan mereka," ucap tuan Alan.
5 orang prajurit pun maju untuk menjadi lawan kami. 5 orang prajurit itu memilih lawannya sesuai gender mereka. Prajurit pria memilih murid pria dan prajurit wanita memilih murid wanita. Para prajurit itu juga membawa senjata mereka masing-masing. Kami pun sudah saling berhadapan dengan prajurit yang menjadi lawan kami. Aku menghadapi seorang prajurit yang mempunyai badan lumayan kekar, dia menggunakan pedang sebagai senjatanya.
"Apa dari pihak murid sudah siap ?," tanya tuan Alan.
"Siap," ucap kami para murid.
"Apa dari pihak prajurit sudah siap ?," tanya tuan Alan.
"Siap!," ucap para prajurit.
"Kalau begitu, ujian keempat dimulai," ucap tuan Alan.
-
"Para prajurit ini adalah orang-orang yang berpengalaman. Apalagi pasti mereka dulunya adalah murid San Fulgen Akademiya juga yang berarti mereka adalah senior kami. Aku harus serius untuk mengalahkan mereka," pikirku.
Aku pun melesat maju menuju prajurit yang akan ku lawan.
"Cepatnya," pikir prajurit yang menjadi lawanku.
~Secret Sword Art : Roaring Dragon Slash~
Aku langsung melancarkan seranganku ke arah prajurit itu, namun prajurit itu dengan sigap langsung menahan seranganku dengan pedangnya. Senjata kami pun sempat beradu sebentar namun pertahanan prajurit itu lama kelamaan mulai melemah.
"Apa-apaan anak ini, apa dia benar-benar seorang murid ?," pikir prajurit itu.
Saat pertahanan prajurit itu mulai melemah, aku pun langsung meningkatkan kekuatanku. Prajurit itu mulai tidak kuat untuk menahan seranganku dan akhirnya terhempas menabrak dinding tempat latihan yang ada di belakangnya.
*DUMMMMMMM
Suara benturan pun terdengar menggema di seluruh tempat latihan ini. Banyak murid dan prajurit yang terkejut melihat itu. Bahkan para murid yang mendapat giliran untuk melawan para prajurit bersamaku malah terdiam dan bukannya melanjutkan serangan mereka.
Prajurit yang kuhempaskan sampai menabrak dinding pun mulai bangkit kembali, tapi dia mengalami luka akibat menabrak dinding tersebut walaupun tidak terlalu parah.
"Tidak bisa kupercaya kalau aku akan mendapatkan luka ketika menerima serangan dari murid akademi, sepertinya ini adalah kekalahanku," ucap prajurit itu.
"Karena Rid berhasil memberikan luka kepada prajurit yang dilawannya, maka Rid berhasil menyelesaikan ujian hari pertama ini," ucap tuan Alan.
Banyak murid yang heboh ketika mendengar perkataan tuan Alan, ada yang senang ada juga yang terkejut.
"Dia berhasil menyelesaikan ujian ini hanya dengan satu serangan saja ?,"
"Dia itu benar-benar berada di level yang berbeda," ucap murid-murid itu.
"Kenapa kalian malah diam ? waktu terus berjalan, cepat kalian lanjutkan untuk menyerang prajurit yang kalian lawan," ucap tuan Alan kepada murid-murid yang terdiam saat sedang melangsungkan ujian.
Murid-murid yang mendengar perkataan tuan Alan tersebut pun langsung melanjutkan serangan mereka.
"Sepertinya dia itu murid yang sangat menarik, Alan," ucap komandan Marshall.
"Lagipula dia itu murid peringkat satu dari keseluruhan murid tahun pertama," ucap tuan Alan.
"Tidak mengherankan kalau dia kuat," ucap komandan Marshall.
Sementara itu, Duke Darwin terlihat sangat serius ketika melihat Rid.
"Jika kekuatan dia seperti ini, sepertinya akan sulit untuk mengatasinya menggunakan cara biasa," pikir Duke Darwin.
Walaupun aku sudah menyelesaikan ujianku, Irene yang seharusnya melakukan ujian setelahku tidak langsung maju untuk melakukan ujian karena harus menunggu murid-murid yang maju bersamaku selesai melakukan ujian terlebih dahulu. Setelah semua murid yang maju bersamaku sudah menyelesaikan ujian mereka, barulah Irene dan peringkat kedua dari masing-masing kelas maju bersama.
-
Sekitar 1 jam kemudian, ujian tahun keempat untuk hari pertama pun telah selesai. Semua teman-temanku yang lain berhasil menyelesaikan ujian pertama ini. Mereka semua langsung menggunakan teknik terkuat mereka untuk menyerang prajurit yang menjadi lawan mereka. Meskipun para prajurit menghadapi teknik terkuat milik kami, luka yang diderita oleh mereka tidak terlalu parah. Mungkin karena mereka sudah melatih bentuk tubuh mereka menjadi lebih kuat agar tidak mudah terluka apalagi terluka parah atau karena pengaruh dari senjata yang kami pakai karena kami hanya memakai senjata akademi dan bukan senjata asli. Atau bisa juga karena sihir boost dan pertahanan yang mereka gunakan. Tentu saja level sihir yang mereka gunakan lebih kuat dari para murid akademi.
Murid-murid dari kelas lain pun juga berhasil menyelesaikan ujian ini meskipun jika dilihat dari total peringkat saat ujian masuk, murid-murid dari kelas lain mempunyai peringkat lebih rendah dari para murid kelas A. Tentu saja seperti yang kubilang sebelumnya kalau peringkat tidak menentukan apakah murid itu kuat atau lemah.
Selain mereka yang berhasil, ada juga beberapa dari mereka yang gagal karena tidak dapat memberikan luka satupun kepada prajurit yang mereka lawan.
Ketika aku tadi telah selesai melaksanakan ujian, aku hanya di tempat latihan saja untuk melihat murid lainnya melaksanakan ujian. Aku tidak tertarik berkeliling di kediaman Duke karena aku merasakan ada orang yang mengawasiku di kediaman ini.
-
Setelah kami semua telah selesai melaksanakan ujian di hari pertama ini, kami pun pamit kepada para prajurit, komandan Marshall dan Duke Darwin untuk kembali ke penginapan.
"Komandan, tuan Duke, kami izin pamit dulu untuk kembali ke penginapan. Besok kami meminta izin kembali untuk menggunakan tempat latihan ini untuk ujian hari kedua," ucap tuan Alan.
"Silahkan, Alan, hati-hatilah di jalan," ucap Duke Darwin.
"Aku juga mengizinkan untuk meminjam para prajurit, Alan, aku pastikan mereka semua siap besoknya untuk ujian hari kedua," ucap Komandan Marshall.
"Terima kasih, kalau begitu kami pergi dulu," ucap tuan Alan.
Kami pun keluar dari kediaman Duke dan bersiap untuk kembali di penginapan. Sesampainya di penginapan, kami tidak langsung masuk ke penginapan dan memilih untuk berkumpul di depan penginapan.
"Karena hari masih siang bagaimana kalau kita berkeliling kota kembali ?," tanya Noa.
"Itu ide bagus, bagaimana dengan yang lainnya ?," tanya Charles.
"Aku ikut," ucapku.
"Apa kamu mau ikut, Irene ?," tanya Chloe.
"Baiklah," ucap Irene.
Yang lainnya pun memutuskan untuk ikut juga. Karena itulah, kami semua memutuskan untuk berkeliling di Kota San Minerva lagi sampai menjelang malam, lalu kembali ke penginapan.
-
Sementara itu, Di malam hari di pinggiran Ibukota San Estella.
Perempuan Demi-Human Jaguar yang sebelumnya menyerang prajurit yang menjaga akademi terlihat sedang berjalan di jalanan pinggiran Ibukota sambil melihat-lihat sekitar. Tiba-tiba muncul cahaya terang dari balik jubahnya, perempuan itu pun langsung mengambil sesuatu yang bercahaya itu yang ternyata sebuah kristal komunikasi.
"Halo," ucap perempuan itu.
"Kamu dimana ?," tanya orang dari balik kristal tersebut.
"Aku sedang mencari kereta kuda yang bisa kucuri untuk perjalananku ke San Minerva," ucap perempuan itu.
"Begitu, kamu harus cepat karena aku baru mendapatkan informasi kalau murid tahun pertama akan meninggalkan kota San Minerva pada hari Jum'at. Ini kesempatanmu karena kepala akademi tetap tinggal di Akademi dan tidak menemani mereka," ucap orang di balik kristal tersebut.
"Tenang saja, lagipula ini masihlah Senin malam. Aku akan segera mencari kereta kuda lalu segera berangkat malam ini," ucap perempuan itu.
"Satu lagi, ketika kamu sampai di kota San Minerva, kamu harus berhati-hati saat bergerak disana. Saat ini, di kota San Minerva selalu ada insiden kejahatan yang terjadi di malam hari. Banyak anggota 'Silver Peacock' yang berpatroli disana. Mereka selalu berpatroli 24 jam meskipun kejadian kriminal selalu terjadi di malam hari," ucap orang dibalik kristal tersebut.
"Baiklah, aku akan berhati-hati saat bergerak disana," ucap perempuan itu.
"Kapan kira-kira kamu dapat menghabisi 'target' ?," tanya orang dibalik kristal tersebut.
"Katakan saja dimana dia menginap. Jika kondisi disana sedang memihakku, besok malam juga akan aku pastikan untuk menghabisi 'target' tersebut," ucap perempuan itu.
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace Hunter
FantasíaPerhatian kepada semua pembaca : Sebelum membaca novel saya ini, saya ingin menginformasikan kalau novel saya ini alurnya agak lambat, jadi mungkin ada beberapa pembaca yang kurang suka dengan novel saya ini. Meski begitu, saya berterima kasih kepad...