Chapter 190 : Lawan Yang Menarik Untuk Dihadapi

5 1 0
                                    


"Bolehkah aku membantu anda untuk mengalahkannya ?," tanyaku kepada nona Karina.
"Membantuku ?," tanya nona Karina.
"Iya," ucapku.
"Aku hargai tawaranmu itu, tapi mendapatkan bantuan dari muridku itu sendiri agak gimana ya," ucap nona Karina.
"Begitu ya. Nona Karina sebagai kepala akademi tentu kewajibannya adalah untuk melindungi para muridnya dengan segenap kekuatannya. Jika dia mendapatkan bantuan dari seorang murid, justru itu akan melukai harga dirinya sebagai kepala akademi ini. Kalau begitu, aku akan melihatnya saja dan menolongnya jika beliau sedang dalam keadaan yang membahayakan," pikirku.
"Aku mengerti, aku minta maaf karena mengganggu pertarungan anda, nona. Kalau begitu aku akan melihat pertarungan anda saja," ucapku.
"Terima kasih karena telah mengerti dan juga kamu tidak perlu meminta maaf. Kamu tidak perlu khawatir, aku pasti akan mengalahkannya. Tidak, aku akan membunuhnya karena telah menyerang akademi ini," ucap nona Karina.
Setelah mengatakan itu, nona Karina mengeluarkan tekanan yang sangat kuat.
"Sepertinya nona Karina sedang marah besar. Untungnya aku sudah mengubah keputusanku sebelumnya dan memilih untuk tidak ikut campur dalam pertarungannya," pikir.
Setelah itu, aku melihat ke sekitar dan melihat ada 4 buah pohon yang sangat tebal yang masih bertahan di tempat itu. Padahal tanah, jalan dan pepohonan yang berada di sekitar tempat nona Karina bertarung sudah rusak parah. Aku pun penasaran dengan 4 buah pohon itu dan menanyakannya ke nona Karina.
"Maaf mengganggu anda saat sedang semangat-semangatnya, nona. Aku ingin bertanya tentang 4 pohon itu. Keberadaannya sangat aneh soalnya 4 pohon ini saja yang masih bertahan di tempat ini," ucapku.
"4 pohon itu adalah pohon yang kuciptakan dengan sihirku. Di dalam masing-masing pohon itu, aku menaruh Gretta, Chloe, Caroline dan Irene yang sedang tidak sadarkan diri setelah melawan Demi-Human itu. Pohon-pohon itu bertujuan untuk melindungi tubuh mereka dari efek pertarunganku melawan Demi-Human itu," ucap nona Karina.
"Begitu ya, pantas aku merasakan aura yang tidak asing dari dalam pohon itu. Jadi mereka berempat sempat melawan Demi-Human itu dan akhirnya mereka berempat dikalahkan olehnya. Beruntung nona Karina langsung datang untuk menyelamatkan mereka berempat dan tidak terjadi hal-hal yang mengerikan kepada mereka khususnya Chloe dan Caroline," pikirku.
"Kalau begitu izinkan aku untuk melindungi mereka berempat, nona. Memang keempat pohon itu kelihatannya kuat untuk melindungi mereka berempat tapi untuk jaga-jaga saja aku akan membantu melindunginya," ucapku.
"Terima kasih, Rid, aku merasa terbantu," ucap nona Karina.
"Oh iya, nona. Apa anda sudah tau alasan mereka menyerang akademi ini ?," tanyaku.
"Tidak, aku belum tahu apapun soal itu. Demi-Human itu keras kepala sekali karena tidak mau menjawab pertanyaanku," ucap nona Karina.
"Begitu ya. Aku akan memberitahu anda tentang alasan kenapa mereka menyerang akademi ini. Mereka menyerang akademi dengan tujuan untuk membunuh 3 orang yang berada di akademi ini. 2 di antaranya saat ini sedang anda lindungi dengan sihir anda," ucapku.
"Tujuan mereka kesini adalah untuk membunuh 3 orang yang berada di akademi ini dan 2 orang diantaranya sedang aku lindungi dengan sihirku ? Jangan bilang kalau ketiga orang itu adalah....," ucap nona Karina.
"Iya, mereka menyerang akademi ini untuk membunuh Charles, Chloe dan Caroline. Mereka bilang mereka dari kerajaan Sedona dan tujuan mereka membunuh Charles, Chloe dan Caroline yang merupakan anak-anak dari Yang Mulia Ratu adalah untuk mengumandangkan perang dengan kerajaan San Fulgen," ucapku.
Nona Karina tidak membalas perkataanku lagi tapi aku tahu kalau saat ini nona Karina sedang marah besar. Tekanan Mana yang kurasakan semakin kuat dan udaranya pun juga semakin berat.
"Hei, Demi-Human. Apa yang dikatakan dia itu benar ?," tanya nona Karina kepada Demi-Human itu.
Demi-Human beruang itu nampak terdiam sejenak.
"Bagaimana bisa murid itu tahu tentang tujuan kami ? Sepertinya Ludmila yang memberitahunya tentang itu. Beruntung Ludmila tidak bilang yang sebenarnya tentang darimana kami berasal dan berkata bahwa kami dari kerajaan Sedona," pikir Demi-Human beruang itu.
Setelah beberapa saat terdiam, Demi-Human beruang itu pun mulai berbicara.
"Itu benar. Sesuai perkataannya, tujuan kami memang untuk membunuh ketiga anak Ratu kerajaan ini dan mengumandangkan perang dengan San Fulgen," ucap Demi-Human beruang itu.
Setelah selesai mengatakan itu, tiba-tiba nona Karina langsung menyerang Demi-Human itu dengan serangan jarak jauh.
~Strom Wave Thrust~
Sebuah serangan air bergelombang berukuran besar pun menuju ke arah Demi-Human itu, namun Demi-Human itu dengan cepat langsung menghindari serangan itu. Serangan itu terus meluncur mengarah ke dinding pembatas akademi yang berada di dekat gerbang akademi. Dinding itu pun langsung hancur setelah terkena serangan itu dan serangan itu pun perlahan mulai menyebar menjadi genangan air. Nona Karina benar-benar sangat marah setelah mendengar pengakuan Demi-Human itu. Nona Karina pun bersiap untuk menuju Demi-Human itu namun sebelum beliau bergerak mendekatinya, aku memutuskan untuk menenangkannya.
"Aku tahu kalau anda sangat marah saat ini, nona, tapi setidaknya tolong jangan biarkan emosi mengambil alih diri anda. Bukankah akan merepotkan jika tanpa sadar anda malah membocorkan identitas asli anda ?," tanyaku.
Mendengar perkataanku, nona Karina pun langsung berhenti dari niat awalnya yang ingin mendekati Demi-Human itu.
"Haaaahhhh, kamu benar, Rid. Hampir saja emosi mengambil alih diriku setelah mendengar kalau mereka ingin membunuh Charles, Chloe dan Caroline,"
"Sekarang aku sudah cukup tenang, aku tidak akan membiarkan emosi mengambil alih diriku. Terima kasih, Rid, karena telah memperingatiku," ucap nona Karina.
"Sama-sama, nona," ucapku.
Nona Karina pun melesat kembali ke arah Demi-Human beruang itu dan mulai menyerangnya dengan serangan jarak dekat. Demi-Human itu pun juga menyerang nona Karina dengan serangan jarak dekat. Pertarungan jarak dekat antara mereka pun terjadi tapi nona Karina terlihat mendominasi pertarungan itu.
"Sepertinya aku memang tidak perlu membantu beliau. Yah lagipula beliau adalah kepala akademi disini, sudah pasti beliau sangat kuat," ucapku sambil melihat pertarungan mereka.
Setelah itu aku pun beralih memperhatikan 4 pohon ciptaan nona Karina yang dibuat untuk melindungi Chloe, Caroline, Irene dan senior Gretta. Aku pun menyentuh satu persatu pohon itu.
"Pohon ini terlihat berbeda dengan kebanyakan pohon pada umumnya. Batangnya sangat keras dibandingkan dengan pohon-pohon yang lain. Pantas saja nona Karina menggunakan pohon ini untuk melindungi mereka ber 4. Daripada itu, aku tidak menyangka kalau sihir nona Karina bisa menciptakan pohon-pohon seperti ini. Aku yakin kalau sihir ini merupakan sihir elemen lanjutan yaitu sihir tanaman. Sihir ini memiliki jenis yang sama dengan sihir milik putri Amelia," ucapku.
"Hmmm, jadi target kami yang bernama putri Chloe dan putri Caroline berada di antara keempat pohon itu ya," ucap seseorang.
Tanpa aku sadari, orang itu tiba-tiba muncul di sebelahku. Orang itu pun langsung menendangku tapi aku dengan cepat menggunakan pedangku untuk menahan tendangan itu. Tapi tendangan itu sangat kuat sampai membuatku terpental menghantam gedung lobi akademi dan menembus gedung itu. Aku terpental hingga hampir mendekati gedung tengah akademi.
Sementara itu, nona Karina yang sedang fokus bertarung melawan Demi-Human beruang tiba-tiba terkejut karena mendengar sebuah benturan yang sangat keras. Dia pun melihat ke arah gedung lobi akademi yang telah diselimuti asap akibat Rid yang menghantam gedung itu. Lalu dia melihat di dekat keempat pohon itu ada seorang Demi-Human yang bertelinga dan berekor seperti kucing namun berbeda pada kucing pada umumnya karena Demi-Human itu memiliki 2 ekor.
Saat perhatian nona Karina teralihkan, Demi-Human beruang itu langsung memukul nona Karina tepat di perutnya dan membuat nona Karina memuntahkan sejumlah darah. Nona Karina pun terhempas menjauh dari Demi-Human itu. Lalu Demi-Human beruang itu melihat ke arah Demi-Human kucing berekor dua itu.
"Nona Feline ? Kenapa anda berada disini ?," tanya Demi-Human beruang itu.
Nama Demi-Human kucing berekor dua itu adalah Feline.
"Ariu ya, kamu terlihat sedang terluka cukup parah. Alasanku datang kesini karena disuruh 'tuan' untuk mengecek situasi disini. Melihat keadaanmu yang seperti itu, sepertinya kamu belum membunuh 1 target pun dari 3 target yang ada. Bahkan Ludmila pun sudah dikalahkan," ucap Feline setelah melihat Ludmila yang tergeletak tidak sadarkan diri.
Nama Demi-Human beruang itu adalah Ariu.
"Maafkan ketidakbecusan saya, nona. Ngomong-ngomong, apakah anda datang kesini sendiri ?," tanya Ariu.
"Aku kemari bersama dengan Fee. Saat ini dia sedang melihat-lihat situasi di akademi ini," ucap Feline.
"Begitu ya," ucap Ariu.
"Sudah cukup bicaranya. Melihat ada dua orang target yang berada di hadapanku saat ini. Mana mungkin aku akan membiarkannya," ucap Feline.
Dia menghampiri salah satu dari keempat pohon itu. Dia pun menyentuh salah satu pohon itu dengan telapak tangannya. Tidak lama kemudian, batang pohon yang disentuhnya pun langsung hancur dan bagian dalam pohon itu terlihat. Di dalam pohon itu ada Chloe yang masih tidak sadarkan diri namun luka-luka yang dia dapatkan sebelumnya sudah pulih total.
"Rambut pirang keemasan, sepertinya benar kalau dia merupakan target kita. Kalau begitu, aku akan langsung membunuhnya," ucap Feline.
Dia bersiap untuk menyerang Chloe menggunakan cakar tangannya yang panjang. Namun aku langsung melesat ke arahnya setelah terhempas tadi dan langsung menebasnya menggunakan pedangku. Feline pun menyadari itu dan dengan lincah langsung menghindari seranganku. Dia bergerak menjauh dariku dan keempat pohon itu. Tiba-tiba darah mengalir keluar dari pipinya, Feline pun langsung menggunakan tangannya untuk menyentuh darah itu.
"Padahal aku sudah yakin telah menghindari seranganmu sepenuhnya, tapi tidak kusangka kalau seranganmu berhasil melukai pipiku," ucap Feline.
Setelah berkata seperti itu, luka pada pipi Feline pun langsung menutup dan pipinya pun tampak kembali seperti belum terluka sedikitpun.
"Sihir penyembuhan ya," pikirku.
"Aku tidak percaya saat aku menyerangmu tadi kamu dengan cepat langsung menggerakkan pedangmu untuk menahan seranganku agar dampaknya tidak terlalu fatal. Aku jadi mengerti kenapa kamu kesulitan untuk menyelesaikan tugasmu di akademi ini, Ariu. Sepertinya murid-murid akademi ini tidak boleh diremehkan. Kebetulan sekali aku sudah lama tidak melakukan banyak pergerakan karena aku akhir-akhir ini hanya tidur saja di markas. Sepertinya kamu lawan yang cukup menarik untuk dihadapi," ucap Feline.
Sementara itu, perhatian Ariu teralihkan dengan keberadaan Feline yang membuatnya tampak lengah. Menyadari itu, nona Karina dengan cepat langsung mendekati Ariu dan menyerangnya kembali. Ariu pun terkena tebasan pedang milik nona Karina dan membuat tubuhnya saat ini mendapatkan 3 luka tebasan.
"Arrgggghhh," teriak Ariu yang kesakitan.
"Kamu tampak ceroboh karena 3 kali mendapatkan luka tebasan dengan cara yang hampir sama," ucap nona Karina.
"Keparat," ucap Ariu.
Lalu setelah itu dia pun langsung menyemburkan semburan apinya ke arah nona Karina.
-
Sementara itu, di dekat gedung tempat menginap para guru, staff dan tamu akademi.
Terlihat tuan Alan sedang memegangi perutnya yang terluka dan berlubang karena diserang oleh seseorang. Nona Nora pun langsung menyembuhkan tuan Alan dan luka-luka pada tuan Alan pun pulih setelah disembutkah selama sekitar satu menit.
"Ketua, aku akan membantumu dalam menyerangnya," ucap nona Nora.
"Tidak perlu. Biar aku saja yang menyerangnya, kamu fokus saja untuk menyembuhkanku apabila aku terluka. Dia lawan yang cukup berbahaya," ucap tuan Alan.
Di hadapan mereka berdua saat ini, berdiri seorang Demi-Human perempuan berekor dan bertelinga seperti kucing pada umumnya. Nama Demi-Human itu adalah Fee. Di sekeliling Fee, terdapat banyak bola-bola sihir berukuran lumayan besar yang terbuat dari kelima elemen dasar.
"Aku tidak ada niat untuk melawan kalian. Aku kesini hanya untuk membawa para anak buah kami yang sudah tumbang. Tapi jika kalian berniat untuk menghalangiku, aku tidak akan segan-segan untuk menghabisi kalian," ucap Fee.
-Bersambung

Peace HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang