Octagon 3 - 384 : Garis Besar Pt. 4

238 30 66
                                    

Sembari membereskan pakaiannya ke dalam koper, Serim menyadari bahwa Yeosang telah masuk kembali ke dalam kamar yang merupakan kamar aslinya. Di mana Serim juga sudah beberapa hari ini tidur di tempat tersebut, dengan embel-embel kekasihnya, padahal saat waktunya tidur tiba, mereka tak satu ranjang. Ya, beruntung kamar Yeosang memiliki sofa sehingga Serim bisa menggunakannya tanpa harus membuat kecurigaan dari kedua orang tua lelaki tersebut.

Namun Yeosang yang memang menjadi sangat diam--bahkan seringkali Byungchul atau Seah bertanya apa Yeosang tak bahagia--merasa tertekan akan banyak hal. Dan Yeosang juga tak ingin akhirnya seperti demikian.

Yeosang hanya...

"Serim."

"Hm?" Serim langsung menyahut. Sudah kebiasaannya juga untuk segera menoleh dari apapun yang dikerjakannya. "Kenapa?"

Di posisinya Yeosang berdiri diam, memperhatikan Serim yang duduk di lantai dan harus sedikit memutar tubuh untuk melihatnya.

Karena tak mendapatkan jawabannya, Serim bertanya lagi. "Ada apa?"

"Aku ingin minta maaf ke kamu..."

"Oh..." Serim bergumam, lalu kembali untuk melipat pakaiannya. "Minta maaf aja ke orang tua kamu. Dari semua cerita mereka, kamu kurang lebih sama kayak penilaianku waktu awal. Tapi ternyata, kami salah, 'kan?"

Yeosang menunduk, menahan napasnya sesaat, untuk mempersiapkan dirinya. "Ini mungkin terdengar basi, tapi sungguh itu pertama dan terakhir kalinya. Bukan tentang... Kak Junhong, tapi tentang empat lainnya. Itu benar-benar... pertama dan terakhir."

"Pertama, terakhir, ke-seribu kali pun gak akan ngerubah fakta kalau kamu disetubuhi banyak orang sekaligus, Yeosang." Serim membalas lagi. "Saranku, di titik nanti kamu dan laki-laki itu berhubungan--"

"Aku gak akan berhubungan dengan Kak Junhong." Yeosang refleks memotong, ingin sedikit membela dirinya sendiri. "Gak. Sama sekali gak ada di pikiranku."

Serim sedikit--hanya benar-benar tipis--terkekeh, "Ayah kalian berdua pun teman, bukan tentang kamu berteman dengan Yunho. Semua bakal lebih mudah toh? Direstui."

Dengan hati-hati Yeosang mendekat untuk berdiri di sampingnya. "Serim, aku benci akui ini, tapi yang aku lakuin dengan Kak Junhong semata-mata nafsu sesaat. Aku gak punya perasaan apapun dan--"

"Dan kamu juga gak punya perasaan apapun untukku." Serim berhenti, untuk mengangkat wajah agar bisa bertatapan dengannya. "Kalau kamu punya, perselingkuhan ini gak akan pernah ada. Oke, kalau satu kali. Tapi terus berlanjut bahkan butuh lebih saat diberikan waktu untuk memilih? Oh, Yeosang, sekiranya masih demikian, jangan buat hubungan dengan siapapun."

"Tapi aku gak seburuk itu..." Yeosang merasa tertekan sendiri untuk memperbaiki citranya.

Serim langsung terkekeh.

Sedangkan Yeosang sadar pemilihan kalimatnya salah. "Maaf... m-maksudku yang aku lakuin memang sangat buruk, tapi itu hanya sekali. Pertama dan terakhir."

"Kamu mau apa sih?" Serim ikut bertanya dengan erangan pelan. "Kamu mau apa? Kita gak akan bisa balik lagi--aku gak mau."

Sejujurnya Yeosang tak benar-benar tahu, selain, "cuma... maafmu."

"Ya." Serim menarik napas cukup panjang dan tersenyum sekilas. "Coba lagi Agustus nanti. Sekarang tetap pura-pura. Besok kita pulang bareng orang tua kamu."

.

.

.

"Serius lo gak tidur satu kasur?"

Di halaman belakang tersebut, Juyeon yang menyodorkan botol bir yang baru dibuka pada Hongjoong bertanya diantara percakapan mereka. Selagi Yunho dan Younghoon sibuk memanggang sementara Mingi sibuk berenang sendiri, menikmati suasana yang lebih privat lagi--walau sangat terbuka--dari sebuah rumah, setelah sebulan ini tinggal di kost bersama.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang