Octagon 3 - 385 : Garis Besar Pt. 5

232 28 34
                                    

30 Juni 2023.

Hari ini Hongjoong kabur di tengah-tengah kegiatannya di Checkmate--yang sebenarnya tak terlalu menekan atau mengikatnya sehingga ia bisa melakukannya. Hongjoong, dengan penyamaran sempurna dari publik, melarikan diri menuju tempat persidangan, untuk melihat hasil dari apa yang mereka perjuangkan.

Bisa masuk? Tentu.

Hongjoong juga kebetulan tak sendirian, tetapi mengajak San, yang datang tepat waktu sehingga bisa masuk--dari bagaimana Hongjoong bisa melakukannya atas bantuan dari pihak Ayahnya.

Dan di sanalah mereka berada.

Sidang Tuntutan.

Duduk berdua di paling belakang, untuk mengikuti langkah demi langkah dalam persidangan tersebut guna kemenangan kasus tersebut. Dari Seonghwa melawan Dohyun. Untuk Seonghwa melawan lima lainnya belum bisa dilakukan lantaran berbeda kasus, walau ada sangkut pautnya. Tetapi sekarang, yang terpenting adalah Seonghwa bisa menjebloskannya dahulu ke dalam penjara.

Di sampingnya, San sedikit berbisik pada Hongjoong, memberitahunya informasi.

"Anak-anak Titik Koma datang hari ini." San mengatakannya dalam pelan. "Memang sudah rencana mereka akan datang. Di sisi lain, anak-anak juga yang harus turun berurusan dengan pihak keuangan untuk refund."

Hongjoong mengangguk. "Yang pasti gue gak boleh kelihatan. Gue cuma di sini untuk Seonghwa."

"Ya, makanya beres ini, mungkin gue nyatu sama Seonghwa dan lo, mau gak mau harus balik, dan tunggu nanti." San menambahkan pada sosok yang mengenakan kacamata hitam tersebut. "Udah yakin menang untuk ini, gak ada masalah."

"Ya, I know." Hongjoong hanya menarik napasnya pasrah.

"Dohyun Arkana dinyatakan bersalah dalam dakwaan pemerkosaan, pemerasan dan ancaman berbahaya terhadap Seonghwa Nial Angkasa, dituntut 11 tahun penjara tanpa pembebasan bersyarat."

Belum siap dengan apapun, San langsung teralih ke arah depan.

Selagi Hongjoong menarik napasnya cukup panjang untuk kali ini, seolah sudah tahu kelanjutannya. "Oke, Seonghwa bebas, gue yang punya masalah sama ketua di atas gue setelah ini."

Suara ketukan palu seolah menjadi suara latar belakang, pun rasa syukur sekaligus rasa tak terima dari dua pihak berbeda.

San melihat bagaimana Hongjoong berdiri dari duduknya.

Sedangkan Hongjoong memperhatikan bagaimana Seonghwa segera dipeluk oleh kedua orang tuanya, disaat keluarga besarnya sangat marah. 

"Keluarga besar dari pihak pelaku dilarang untuk mendekati keluarga korban dalam radius 20 meter. Permintaan langsung dari korban yang mencakup segala jenis keadaan, telah disetujui oleh Yang Mulia Hakim."

"Jadi Titik Koma gimana?" Hongjoong melirik San yang mempersiapkan diri untuk berdiri juga.

"Ketua sebelumnya turun sementara katanya." San menjawab. "Gue nanti mau ajuin keluar dari Titik Koma bareng Seonghwa. Sekarang mau nikmatin Dohyun Arkana yang prestasinya banyak masuk koran dihina publik dulu."

Hongjoong tersenyum, lalu mulai mengenakan maskernya. "Bilang ke Seonghwa, cek ha-pe dia kalau udah bisa. Gue datangi dia pakai nomor baru."

Seolah lupa masalah antara mereka, San hanya mengangguk pada Hongjoong.

Di saat lelaki itu keluar dari ruang persidangan lebih dahulu, sebelum dipenuhi oleh para wartawan yang sangat kelaparan untuk berita. Mengingat ketua dari salah satu teater tertua di Khatulistiwa, terbukti sebagai seorang pemerkosa. Parahnya, jikalau publik bisa tahu, bahwa yang diperkosa bukan hanya anggotanya, tetapi juga sepupunya sendiri.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang