Octagon 3 - 501 : Pandangan

217 25 36
                                    

Dengan kedua mata terpejam itu, Seonghwa meremas seprai dari kasurnya sendiri di tengah persetubuhannya dengan Yunho, yang entah mengapa terjadi begitu saja. Padahal semalam, mereka masih bertengkar lagi—Seonghwa yang berteriak marah biasanya. Masih saja dengan topik yang sama; Yunho tak suka akan kenyataan bahwa Seonghwa begitu dekat dengan laki-laki lain sampai tidur di tempatnya.

Bagi Yunho berlebihan.

Bagi Seonghwa tak ada yang salah, karena dia tak merasa punya kewajiban untuk menjaga perasaan Yunho—bahkan memangnya ada perasaan?

Pagi tadi, Yunho yang memang tak pernah mendiamkannya semarah apapun, mengetuk untuk mengajak pergi ke kampus bersama. Yunho tak masalah kelasnya masih siang nanti dan dia harus menunggu di kampus. Toh seorang Yunho, takkan pernah sendirian, bukan?

Kebetulan Seonghwa baru selesai berpakaian, siap, dan memang bisa berangkat—setelah akan sarapan, niatnya.

Namun keduanya malah sarapan hal lain.

Sarapan satu sama lain.

Sambil berusaha menarik wajahnya, untuk menatap ke arahnya, Yunho di atas tubuh Seonghwa masih sibuk menekan-nekan pinggulnya. Dalam keadaan berpakaian lengkap, hanya menurunkan sedikit celananya, dirinya terus memastikan kejantanannya tetap terbungkus hangat nan ketat oleh lubang sempit tersebut.

Karena Seonghwa sendiri tahu caranya memainkan diri--menggoda dari dalam. Seonghwa membiarkan lehernya menengadah, tak ada keinginan sedikit pun untuk menatap Yunho, dan hanya semakin menenggelamkan diri terhadap kasurnya sendiri. Kedua kakinya ditekuk--telanjang. Seonghwa hanya dengan pakaian teratasnya saja, berwarna hitam, tipis, yang senang dikenakannya.

"Seonghwa, hhh..." Yunho benar-benar ingin persetubuhan yang lain--bisakah mereka saling menatap?

Seonghwa tampaknya benar-benar tak membutuhkannya. "Angghh, ssh... fuck, Yunh--harder... ahh~"

Permintaan dari Seonghwa terdengar seperti perintah untuk Yunho, yang nyaris tenggelam. Padahal di sana, Yunho ingin sedikit lebih menunjukkan pada Seonghwa, bahwa dia juga memiliki sesuatu untuk ditekankan. "Seonghwa, liat gue, hh..."

Punggung Seonghwa melengkung mendadak, seiringan dengan lubangnya mengisap batang penis Yunho lebih kuat, seiringan juga remasannya pada seprainya sendiri menjadi lebih kuat sampai membuatnya terlepas pada bagian sudutnya. Seonghwa malah mendesah lebih keras, tak ingin apapun dari Yunho selain penisnya. "Aahh! Angghh~ Yun--ahh! Harder, sayang.. mnn~ lo enak banget..."

Kalimatnya merangsang, hanya saja Yunho ingin berpendirian. Jadi Yunho agak menampar pipi Seonghwa, untuk mendapatkan perhatiannya. "Liat gue, Seonghwa--"

Seonghwa sontak meluruskan punggungnya lagi untuk menghadap--membuka kedua matanya, dan memberikan Yunho yang diinginkannya sejak tadi. Sudut bibirnya terangkat, tapi kesal, sekaligus tak percaya bahwa dia mendapatkannya. "Anjing, lo kalau mau ngewe, ngewe aja--"

Dengan kekesalan yang sebenarnya sudah reda, tapi bisa naik kembali kapan saja, Yunho langsung mengubah posisi mereka dengan terduduk. Yunho tetap menjaga Seonghwa tak lepas darinya, untuk berada di atas pangkuannya, dan kemudian menahannya di pinggang. "Mulai detik ini, gak ada cerita lo nginap-nginap lagi--"

"Apa sih, anjing?" Seonghwa mengerang marah, namun napasnya tercekat mendadak.

Yunho langsung menumbuk tubuhnya--menghentakkan pinggulnya dengan cepat, sambil menaik-turunkan tubuh Seonghwa.

Selagi Seonghwa langsung menjerit dengan napas terengah, kedua tangannya turun, berusaha menghentikannya. "Yun--Yun, ahh! Yun--s-sakit, kena ikat pinggang lo--akkh!"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang