Octagon 3 - 410 : Kado

243 29 47
                                    

San hanya menatap tak percaya, dari bagaimana Hajoon tiba-tiba datang ke Lotus dan memberikannya sebuah kunci mobil baru, beserta dengan mobil besar pengantarnya dari tempat di mana sosok itu membelinya. Bahkan datang di waktu pagi sekali, pukul 7, dengan alasan bahwa dia akan berangkat bekerja sekalian.

Bukan San tak tahu caranya menghargai, tapi mobil? Benar-benar mobil untuk kado ulang tahunnya?

"Mungkin malam nanti, kamu masih ada acara, atau kita bisa makan malam?"

San berdiri diam, dalam keadaan baru bangun secara terpaksa karena panggilan, mengingat semalam pun mereka semua baru berpisah pukul 3 pagi. San bahkan dengan berat hari melepaskan pelukannya pada Wooyoung, untuk turun ke bawah, dan mendapatkan satu kado ini.

Di posisinya berdiri, San masih menatap tak percaya.

Sedangkan Hajoon menatapnya dengan santai, sebelum kemudian berucap pelan. "Papa sampai sekarang tak akan mau membelikan kamu motor."

"Mobil San jadi 2 sekarang?" San sudah menerima kuncinya, hanya belum bisa menerima realitanya. "Dan mobil ini tampak mahal sekali...?"

"Karena kamu sampai sekarang sulit menerima uang cash."

San meringis pelan. "Uang cash terdengar bagus untuk sekarang."

"Mau?" Hajoon menyentuh kepala San.

Di mana San bergegas menggelengkan kepalanya. "No. Mobil sudah cukup."

"Oke." Hajoon menerimanya. "Jadi? Nanti malam bisa? Tapi kalau tidak--"

"Bisa, bisa." San langsung menjawab cepat, sedikit memotong. "Semalam sudah dengan kejutan dari anak-anak. Hari ini jadwal San cuma ke kampus, untuk urus kepanitiaan penerimaan mahasiswa baru. Jadi malam nanti bisa."

"Ada uang jajan?"

San langsung menatap datar ke arah Hajoon.

Jelas Hajoon langsung mengedikkan bahunya. "Kalau tidak menafkahi, bisa-bisa surat adopsimu dicabut Negara, sebelum benar-benar bisa diamankan."

"Oke, tapi ada uang untuk hari ini." San kebingungan, dan kemudian mengangkat kunci di tangannya. "San nanti siang berangkat ke kampus pakai mobil baru ini. Thanks, Pa."

Hal itu membuat Hajoon tersenyum senang mendengarnya. "Oke, kalau begitu, Papa pergi bekerja dulu. Kita bertemu pukul 7 atau 8 malam, bagaimana?"

"Aman." San menjawab.

Hajoon mengangguk dan memberikan San tepukan kembali di kepalanya. Begitu tampak bahwa keduanya tengah menyamankan diri, dari keputusan buru-buru untuk berkeluarga, walau tak ada satu pun yang menyesali keputusan tersebut.

Segera San melambai, disaat Hajoon pamit, setelah berterima kasih pada pihak dari perusahaan mobil tersebut yang membantu. Hajoon pun langsung mencapai mobilnya, kemudian menaiki dan mengendarainya pergi.

San menarik napasnya panjang, dan menunggu sampai orang-orang dari perusahaan itu pamit pergi, setelah menempatkan mobil barunya di parkiran. Sampai setelahnya, ketika San hendak kembali ke atas--untuk melanjutkan tidurnya sedikit selagi masih ada waktu--seseorang baru sampai menggunakan taksi dan langsung memanggil namanya.

Sehingga San menoleh, untuk mendapati Gahyeon, tampak baru tiba, karena tak tinggal di sini. Selagi teman-temannya, memang tinggal di tempat ini.

San diam sampai Gahyeon menghampiri, yang nyatanya membawa sesuatu di tangannya. Sebuah paper bag, dengan sesuatu terbungkus di dalamnya. San hanya memperhatikan, hingga Gahyeon sampai di hadapannya, dan memberikannya paper bag berwarna putih tersebut.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang